Anda di halaman 1dari 19

ANGGARAN DASAR (AD)

FORUM KOMUNIKASI WARGA TIDUNG (FKWT)

PENDAHULUAN

Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang


perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Menyadari bahwa pluralitas atau
masyarakat majemuk merupakan rahmad Allah SWT dan merupakan sunnatullah
atau ketetapan Allah SWT.

Warga Tidung yang merupakan komunitas adat, budaya terbesar di Daratan


Kalimantan Borneo telah menjadi pelopor, pelaku dan saksi sejarah perjuangan
melawan kedzaliman kaum penjajah sehingga mencapai kemerdekaan sebagai
Negara Republik Indonesia guna melindungi segenap Warga Tidung, bangsa, dan
tumpah darah Indonesia. Mencapai kesejahteraan, mencerdaskan kehidupan
bangsa, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Warga Tidung melalui FKWT sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari bangsa
Indonesia, turut bertanggung jawab mewujudkan masyarakat adil makmur dalam
Negaa Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Tanggung jawab tersebut dilaksanakan melalui kerja
kemanusiaan sebagai manusia yang beradab, beradat, berbudaya lagi terdidik dan
terpelajar.

Dalam upaya mencapai tujuan dan melaksanakan tanggung jawab tersebut diatas.
Warga Tidung melalui Forum Komunikasi Warga Tidung berserikat, berkumpul,
berbaris dalam organisasi dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
sebagai berikut:

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
NAMA

Organisasi ini bernama FORUM KOMUNIKASI WARGA TIDUNG atau disingkat FKWT.

Pasal 2
WAKTU DIDIRIKAN

FKWT didirikan di Kota Administratif Tarakan pada tanggal Tiga bulan Februari tahun
Seribu Sembilan Ratus Sembilan Puluh Delapan (03 – 02 – 1998) untuk waktu yang tidak
ditentukan lamanya.
Pasal 3
TEMPAT KEDUDUKAN

1. Badan Pengurus Besar FKWT berkedudukan sementara di Tanjung Selor.


2. Badan Pengurus Daerah FKWT berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten/Kota di
Wilayah Republik Indonesia.
3. Badan Pengurus Cabang FKWT berkedudukan di wilayah kecamatan.
4. Badan Pengurus Ranting FKWT Berkedudukan di Kelurahan atau Desa.
5. Badan Pengurus Daerah/Cabang/Ranting dapat dibentuk dimana suku Tidung
berada.

Pasal 4
LAMBANG

Lambang FKWT diwujudkan dalam bentuk tergambar dibawah ini;

Lambang FKWT berlaku sebagai tanda resmi organisasi dalam berbagai media cetak,
bendera, pataka, almamater dan peralatan lain yang tidak akan merendahkan martabat
organisasi.

Pasal 5
MOTTO

Motto FKWT adalah ”Belimpung Taka Tagas, Insuai Taka Tapu”

BAB II
DASAR/LANDASAN, DAN FUNGSI

Pasal 6
DASAR/LANDASAN

FKWT berlandaskan:
1. Pancasila sebagai landasan idiil.
2. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional.
3. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga FKWT sebagai landasan organisasional.
4. Keputusan-keputusan Musyawarah FKWT dan Keputusan-Keputusan Organisasi
sebagai landasan operasional.

Pasal 7
FUNGSI

FKWT berfungsi sebagai berikut ;


1. Wadah pemersatu warga Tidung.
2. Pelopor dalam upaya pemberdayaan ekonomi anggota dan masyarakat.
3. Pelopor dalam meningkatkan kesejahtaraan dan profesionalisme warga.
4. Pelindung dan pengayom warga.
5. Penyalur kepentingan warga.
6. Pendorong dalam meningkatkan taraf hidup sosial ekonomi masyarakat dan
lingkungannya.
7. Pelopor dalam memberikan pelayanan umum dalam mensukseskan program
pembangunan nasional serta sebagai mitra kerja yang aktif dan dinamis dengan
instansi terkait termasuk lembaga sosial masyarakat lainnya.

BAB III
BENTUK DAN KEDAULATAN

Pasal 8
BENTUK

FKWT adalah organisasi kemasyarakatan, kerukunan, kekeluargaan atau kekerabatan


yang sebagai media komunikasi dan pemberdayaan masyarakat Tidung.

Pasal 9
KEDAULATAN

Kedaulatan organisasi berada ditangan warga dan dilaksanakan sepenuhnya melalui


Musyawarah Paguntaka (MUSPAT) di tingkat Pusat dan Musyawarah Pagun (MUSPA) di
tingkat Daerah/Cabang/Ranting.

BAB IV
TUJUAN DAN USAHA

Pasal 10
TUJUAN

Organisasi FKWT bertujuan :


1. Mendorong peran serta dalam mengembangkan semangat sosial budaya, pendidikan,
perekonomian dan jiwa kewiraswastaan dikalangan suku Tidung.
2. Membina, memajukan dan mengembangkan jiwa kebersamaan suku Tidung, sehingga
dapat berperan secara utuh bagi pembangunan bangsa dan negara.
3. Berperan serta dalam pelaksanaan program pemerintah dan turut mensukseskan
proses pembangunan nasional maupun daerah menuju kepada tercapainya
masyarakat yang adil dan makmur.
4. Berperan serta dalam usaha-usaha berdaya dan tepat guna, menggali nilai-nilai
budaya, memanfaatkan sumber daya alam dengan tetap mengupayakan pencegahan
timbulnya kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan hidup serta membina,
mengembangkan sumberdaya manusia dalam proses alih teknologi menuju kepada
profesionalisme dan daya cipta, guna menciptakan pertumbuhan ekonomi bangsa,
khususnya warga Tidung.
Pasal 11
USAHA

Dalam mencapai tujuan tersebut Organisasi FKWT akan melakukan usaha-usaha sebagai
berikut:
1. Mendata dan menyebarkan semua aspek yang berhubungan dengan kehidupan dalam
arti yang luas bagi warga.
2. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan para warga dan
mendorong percepatan proses ahli teknologi dalam sendi kehidupan.
3. Mewujudkan sistem usaha bersama atas dasar kekeluargaan dan memupuk rasa setia
kawan serta kerjasama dikalangan warga.
4. Berperan aktif dalam memecahkan masalah-masalah perekonomian, sosial bagi
kepentingan para warga suku Tidung.
5. Memupuk dan meningkatkan semangat serta kesadaran sosial bagi para warga untuk
berjiwa Pancasila.
6. Menjalin kerjasama dengan pemerintah, lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi
lainnya.
BAB V
KEANGGOTAAN

Pasal 12
Yang menjadi anggota FKWT adalah Anggota biasa, anggota luar biasa, dan anggota
kehormatan.

Pasal 13
Keanggotan organisasi FKWT terdiri atas:
a. Anggota Biasa (dari silsilah dan garis perkawinan)
b. Anggota Luar Biasa (warga suku se-etnis)
b. Anggota Kehormatan (orang-orang yang berjasa pada FKWT)

BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 14
Struktur Organisasi FKWT terdiri atas;
1. Lembaga Permusyawaratan:
a. Musyawarah Paguntaka (MUSPAT) di tingkat Pusat
b. Musyawarah Pagun (MUSPA) di tingkat Daerah/Cabang/Ranting
2. Lembaga Pimpinan:
a. Lembaga Pengurus Pusat, yang disebut Pengurus Besar
b. Lembaga Pengurus Daerah, yang disebut Badan Pengurus Daerah
c. Lembaga Pengurus Cabang, yang disebut Badan Pengurus Cabang
d. Lembaga Pengurus Ranting, yang disebut Badan Pengurus Ranting
3. Lembaga Kelengkapan Organisasi:
a. Dewan Tetua
b. Dewan Pleno
4. Lembaga Kesekretariatan:
a. Sekretariat Umum
b. Sekretariat Eksekutif
Pasal 15
Lembaga Permusyawaratan adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi
FKWT di masing-masing wilayah, yaitu ditingkat pusat, daerah, cabang dan ranting.

BAB VII
KEUANGAN

Pasal 16
FKWT memperoleh dana untuk kegiatan organisasi dari:
1. Uang Pangkal dan Iuran
2. Sumbangan-sumbangan dan hibah tanpa ikatan apapun
3. Ekonomi produktif dan atau usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
BAB VIII
PERUBAHAN DAN PEMBUBARAN

Pasal 17
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilaksanakan
melalui Musyawarah Paguntaka (MUSPAT) atau Musyawarah Paguntaka Khusus
(MUSPATSUS) yang diadakan untuk itu.

Pasal 18
Pembubaran organisasi hanya sah apabila merupakan keputusan Musyawarah Paguntaka
(MUSPAT) atau Musyawarah Paguntaka Khusus (MUSPATSUS) yang diadakan untuk itu.

BAB IX
PENUTUP

Pasal 19
Hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Anggaran Dasar (AD) ini, diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga (ART) yang tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar
(AD).

Pasal 20
Anggaran Dasar (AD) ini merupakan dasar pertama, sesuai dengan hasil kerja tim
perumus yang ditunjuk pada tanggal 05 Februari 1998 dan akan disempurnakan pada
Rapat Pleno yang akan ditentukan kemudian.

Ditetapkan di : Tideng Pale


Pada Tanggal : 05 November 2022

MUSYAWARAH PAGUNTAKA IV TAHUN 2022


PIMPINAN SIDANG
1. Idoelyansyah Ketua Merangkap Anggota TTD
2. Aryono Putra Wakil Ketua Merangkap Anggota TTD
3. Herison Sekretaris Merangkap Anggota TTD
4. Arman Anggota TTD
5. Ardansyah Anggota TTD
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
FORUM KOMUNIKASI WARGA TIDUNG (FKWT)

BAB 1
STATUS ORGANISASI

Pasal 1
Organisasi Forum Komunikasi Warga Tidung adalah organisasi kerukunan, kekeluargaan
atau kekerabatan sebagai media komunikasi dan pemberdayaan masyarakat Tidung
sekaligus sebagai organisasi kader bagi generasi muda Tidung yang direfresentasikan
kedalam istilah:

1. FORUM KOMUNIKASI : yaitu lembaga atau badan sebagai wadah berkumpul


sekelompok atau komunitas dalam rangka mempererat
kerukunan, kekeluargaan dan kekerabatan melalui intensitas
komunikasi sedemikian hingga kesamaan visi, misi dan
persepsi dalam pemberdayaan kelompok atau komunitas
tercapai
2. WARGA TIDUNG : yaitu semua Warga TIDUNG dari garis silsilah dan garis
perkawinan sebagai WARGA TIDUNG serta mempunyai hak
yang sama untuk diberdayakan dalam organisasi FKWT.

Pasal 2

FKWT sebagai organisasi kerukunan, kekeluargaan atau kekerabatan sebagai media


komunikasi dan pemberdayaan masyarakat Tidung sekaligus sebagai organisasi kader
bagi generasi muda Tidung berstatus badan hukum yang didirikan berdasarkan Akte
Notaris……………………………………….Nomor……. tanggal……….tahun…….dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga terdaftar di Pengadilan Negeri dan disahkan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia serta diumumkan didalam Berita Acara Negara Republik
Indonesia.

Pasal 3

FKWT merupakan wadah berhimpun warga Tidung yang merupakan bagian dari
masyarakat dan atau rakyat Indonesia.

BAB II
LAMBANG ORGANISASI

Pasal 4
1. Lambang FKWT harus mempunyai ketentuan-ketentuan:
a. Ukuran lambang dapat diambil dalam berbagai ukuran asal memenuhi
perbandingan ukuran sebagai berikut: Tinggi 2 : Lebar 2.
b. Lingkaran luar dan lingkaran dalam berwarna hitam
c. Antara lingkaran luar dan lingkaran dalam terdapat tulisan Pengurus FKWT
masing-masing tingkatan dengan warna hitam.
d. Segi Lima Rotan berwarna kuning gading.
e. Perahu Layar berwarna hitam.
f. Layar berwarna putih
g. Tameng/Talid berwarna merah dengan corak lingkaran berwana hitam
h. Laut berwarna biru
i. Rajok dan Mandau berwarna hitam
2. Arti Lambang FKWT:
a. Lingkaran : Tekad yang bulat
b. Segi Lima Rotan : Dasar Negara Pancasila
c. Rotan : Alat Komunikasi
d. Perahu Layar : Wadah dan tujuan bersama
e. Rajok Salong / Penjejak -
Damar & Mandau : Kesiapsiagaan dan alat pencaharian
f. Tameng/Talid : Alat Pelindung untuk mengayomi
g. Laut : Tempat Mencari nafkah & Jalur transportasi
3. Arti Warna Lambang FKWT:
a. Kuning Gading : Keadilan, Kesejahteraan & Kemakmuran
b. Hitam : Keteguhan & Ketegasan
c. Putih : Kesucian dan Ketulusan
d. Biru : Kedamaian dan Ke’arifan
e. Merah : Ksatria

BAB III
KEANGGOTAAN

Pasal 5
KETENTUAN KEANGGOTAAN

Anggota FKWT adalah masyarakat dari rumpun Tidung (baik dari garis silsilah maupun
dari garis perkawinan) yang merupakan masyarakat lokal asli yang mendiami suatu
wilayah tertentu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dan atau warga
negara lain dari unsur/rumpun suku Tidung yang mau dan harus tunduk dan patuh pada
DASAR/LANDASAN AD/ART ini.

Pasal 6
STATUS KEANGGOTAAN

1. Anggota Biasa yaitu anggota yang berasal dari garis silsilah maupun garis perkawinan.
2. Anggota Luar Biasa yaitu anggota yang berasal dari suku se-etnis Tidung.
3. Anggota Kehormatan yaitu orang-orang yang bersimpati terhadap tujuan FKWT dan
berjasa bagi pemberdayaan etnik Tidung.

Pasal 7
TATA CARA PENERIMAAN ANGGOTA

1. Setiap calon anggota FKWT harus mengajukan permohonan dengan formulir yang
disediakan untuk itu dan pernyataan tertulis dari pemohon bahwa pemohon tidak
sedang menjadi anggota organisasi yang terlarang.
2. Calon Anggota FKWT yang diterima sebagai anggota diberikan kartu anggota sebagai
tanda keanggotaan yang dikeluarkan oleh Pengurus Besar (PB) FKWT dan
ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar (PB) FKWT.
3. Pengunduran diri dari keanggotaan FKWT harus dinyatakan secara tertulis kepada
Pengurus FKWT.
Pasal 8
KODE ETIK KEANGGOTAAN

1. Anggota FKWT berprilaku sebagai pribadi yang bermoral pancasila dan wajib
menjunjung tinggi nama baik serta reputasi keanggotaan didalam masyarakat, baik
lokal, nasional dan global.
2. Anggota FKWT tidak akan secara sadar dan dengan itikad jahat merusak nama baik
atau reputasi sesama anggota.
3. Anggota FKWT selalu berusaha menjalankan kebijakan dan program organisasi secara
baik dan terpuji serta menghindari perbuatan yang dapat menyesatkan dan
merugikan masyarakat dengan mengatasnamakan organisasi.
4. Anggota FKWT selalu berusaha menerapkan solidaritas social sesame anggota.
5. Anggota FKWT harus selalu membantu sesame anggotanya, khususnya dalam sosial
budaya dan ekonomi.
6. Anggota FKWT memastikan diri telah mengetahui, mengerti dan turut menjunjung
tinggi kode etik keanggotaan FKWT.

Pasal 9
KEWAJIBAN KEANGGOTAAN

1. Setiap anggota wajib melaksanakan dan menaati Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga FKWT
2. Setiap anggota wajib menjunjung dan membela nama dan harkat organisasi
3. Setiap anggota wajib mentaati dan melaksanakan keputusan peraturan organisasi
sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART FKWT
4. Setiap anggota wajib menyokong keuangan organisasi serta membayar uang pangkal
dan iuran anggota untuk mendukung kelancaran kegiatan organisasi.
5. Setiap anggota wajib menghadiri dan mengikuti rapat, pertemuan serta kegiatan yang
dilaksanakan organisasi.

Pasal 10
HAK ANGGOTA

1. Setiap anggota mempunyai hak untuk memilih dan dipilih dalam kepengurusan
FKWT.
2. Setiap anggota berhak mengusulkan dan diusulkan untuk dipilih atau memilih
menjadi pengurus organisasi.
3. Setiap anggota mempunyai hak bicara, mengajukan pendapat dan saran serta
pertanyaan baik secara lisan maupun tertulis untuk kemajuan organisasi.
4. Setiap anggota mempunyai hak untuk aktif dalam melaksanakan keputusan
organisasi.
5. Setiap anggota mempunyai hak memperoleh pelayanan informasi tentang program,
kegiatan dan atau usaha-usaha organisasi.
6. Setiap warga berhak memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi.
7. Setiap warga berhak memperoleh perlindungan, pembelaan dan bimbingan dari
organisasi.
8. Setiap anggota berhak memperoleh bantuan dalam peningkatan, pengembangan
pengetahuan dan keterampilan
9. Setiap anggota berhak mewakili organisasi untuk mengikuti kegiatan diluar
organisasi sesuai dengan petunjuk dan keputusan organisasi.
10. Hak-hak keanggotaan tidak dapat diserahkan kepada siapapun juga dan dengan
jalan apapun juga.
11. Hak lain - lain akan ditentukan kemudian dalam peraturan organisasi.

Pasal 11
PENGHENTIAN KEANGGOTAAN

1. Penghentian keanggotaan dapat diakibatkan oleh:


a. Pelanggaran AD/ART organisasi FKWT
b. Pengenaan hukuman oleh pengadilan
c. Karena meninggal dunia
d. Karena berhenti dari keanggotaan
e. Karena diberhentikan
2. Penghentian keanggotaan adalah wewenang PB FKWT dan dapat dilaksanakan setelah
yang bersangkutan diberi peringatan 3 (tiga) kali, dimana pada peringatan yang
kedua PB FKWT dapat memberhentikannya untuk sementara waktu.
3. Setiap anggota yang terkena sanksi penghentian sementara atau tetap, kehilangan
haknya sebagai anggota.
4. Anggota yang terkena sanksi penghentian sementara, dapat mengajukan pembelaan
diri atau naik banding pada Dewan Pleno bagi anggota Daerah/Cabang/Ranting.

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 12
MUSYAWARAH PAGUNTAKA (MUSPAT)

1. Musyawarah Paguntaka (MUSPAT) sebagai badan kekuasaan tertinggi organisasi


tingkat pusat diselenggarakan sekali dalam 5 (lima) tahun oleh dan atas
tanggungjawab Pengurus Besar selambat-lambatnya pada akhir masa baktinya.
2. Apabila 3 (tiga) bulan sesudah berakhirnya masa bakti Pengurus Besar tidak
diselenggarakan Musyawarah Besar tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan,
maka Pengurus Besar tersebut kehilangan hak dan wewenangnya untuk mengurus
Organisasi dan harus segera diadakan Musyawarah Paguntaka Khusus (MUSPATSUS)
sesuai dengan ketentuan dalam AD/ART.
3. Tempat Penyelenggaraan Musyawarah Paguntaka (MUSPAT) ditetapkan dalam sidang
pleno Pengurus Besar, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum MUSTAKA.
4. Prosedur dan tatalaksana penyelenggaraan MUSPAT merupakan tugas dan
tanggungjawab Pengurus Besar. Kecuali apabila Pengurus Besar telah kehilangan hak
dan wewenang untuk mengurus organisasi sebagaimana disebut pada ayat 2 (dua)
diatas, maka Dewan Pleno akan mengambil alih tugas dan tanggungjawab tersebut.
5. Musyawarah Paguntaka (MUSPAT) diselenggarakan oleh Pengurus Besar dibantu
Pengurus Daerah/Cabang setempat dimana MUSPAT diadakan.
6. Anggaran Biaya penyelenggaraan MUSPAT disepakati antara Pengurus Besar dengan
Pengurus Daerah/Cabang ditempat penyelenggaraan MUSPAT diselenggarakan dan
ditanggung oleh Pengurus Besar.
7. Musyawarah Paguntaka (MUSPAT) berwenang dan berhak:
a. Mengubah dan menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
FKWT.
b. Menetapkan Program Umum Organisasi.
c. Menilai untuk menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban Pengurus
Besar selama masa baktinya.
d. Memilih dan menetapkan Pengurus Besar beserta Lembaga Kelengkapan
Organisasi tingkat Pusat.
e. Menyusun Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi untuk satu masa
bakti.
f. Menetapkan keputusan-keputusan lain yang diperlukan.
g. Mencabut/membatalkan keputusan yang tidak relevan lagi dan menetapkan
ketentuan baru yang diperlukan.
8. Peserta Musyawarah Paguntaka (MUSPAT) terdiri dari;
a. Utusan adalah Fungsionaris Pengurus harian dengan jumlah sebanyak-banyaknya
5 (lima) orang setiap Daerah/Cabang/Ranting, yang mendapat mandat dari
Pengurus Daerah/Cabang/Ranting yang bersangkutan berdasarkan keputusan
rapat.
b. Peninjau adalah adalah para tokoh tetua dan tokoh-tokoh adat.
c. Undangan adalah peserta lainnya diluar Utusan dan Peninjau yang diundang oleh
Pengurus Besar.
9. Hak Peserta Musyawarah Paguntaka (MUSPAT);
a. Utusan memiliki hak suara, hak bicara, hak memilih dan dipilih.
b. Peninjau memiliki hak bicara dan hak dipilih.
c. Undangan memiliki hak bicara.
10. Musyawarah Paguntaka (MUSPAT) adalah sah apabila memenuhi quorum sebanyak
¾ (tiga per empat) dari Peserta yang berhak hadir. Jika quorum ini tidak tercapai,
maka upacara pembukaan MUSPAT tetap dapat dilangsungkan menurut jadwal yang
tercantum dalam surat undangan, tetapi persidangan MUSPAT ditunda paling lama
24 (dua puluh empat) jam. Apabila setelah waktu penundaan, jumlah quorum belum
dan atau tidak tercapai, maka persidangan MUSPAT dapat berlangsung, dan adalah
sah tanpa perlu mengindahkan quorum.

Pasal 13
MUSYAWARAH PAGUN

1. Musyawarah Pagun (MUSPA) sebagai badan kekuasaan tertinggi organisasi tingkat


daerah/cabang/ranting diselenggarakan sekali dalam 5 (lima) tahun oleh dan atas
tanggungjawab Pengurus Daerah/Cabang/Ranting selambat-lambatnya pada akhir
masa baktinya.
2. Apabila 3 (tiga) bulan sesudah berakhirnya masa bakti Pengurus Cabang tidak
diselenggarakan Musyawarah Pagun tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan,
maka Pengurus Daearah/Cabang/Ranting tersebut kehilangan hak dan wewenangnya
untuk mengurus Organisasi dan harus segera diadakan Musyawarah Pagun Khusus
(MUSPASUS) sesuai dengan ketentuan dalan AD/ART.
3. Tempat Penyelenggaraan Musyawarah Pagun (MUSPA) ditetapkan dalam sidang pleno
Pengurus Daerah/Cabang/Ranting, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum
MUSPA.
4. Prosedur dan tatalaksana penyelenggaraan MUSPA merupakan tugas dan
tanggungjawab Pengurus Daerah/Cabang/Ranting. Kecuali apabila Pengurus
Daearah/Cabang/Ranting telah kehilangan hak dan wewenang untuk mengurus
organisasi sebagaimana disebut pada ayat 2 (dua) diatas, maka Dewan Pleno akan
mengambil alih tugas dan tanggungjawab tersebut.
5. Musyawarah Pagun (MUSPA) diselenggarakan oleh Pengurus Daerah/Cabang/Ranting.
6. Anggaran Biaya penyelenggaraan MUSPA ditanggung oleh Pengurus
Daerah/Cabang/Ranting.
7. Musyawarah Pagun (MUSPA) berwenang dan berhak:
a. Menetapkan Program Umum Daerah/Cabang/Ranting dengan mengacu pada
Program Umum Organisasi FKWT.
b. Menilai dan menetapkan laporan pertanggungjawaban Pengurus
Daerah/Cabang/Ranting selama masa baktinya.
c. Memilih dan menetapkan Pengurus Daerah/Cabang/Ranting beserta Lembaga
Kelengkapan Organisasi tingkat Cabang.
d. Menetapkan keputusan-keputusan lain yang diperlukan
e. Mencabut/membatalkan keputusan yang tidak relevan lagi dan menetapkan
ketentuan baru yang diperlukan.
8. Peserta Musyawarah Pagun (MUSPA) terdiri dari;
d. Utusan adalah anggota biasa Pengurus Daerah/Cabang/Ranting yang
bersangkutan dan telah terdaftar sebagai anggota minimal 6 (enam) bulan dan
telah menyelesaikan kewajibannya sebagaimana diatur dalam pasal 9 ayat 2 ART
ini.
e. Peninjau adalah Pengurus Daerah/Cabang/Ranting dan atau anggota Lembaga
Kelengkapan Organisasi tingkat Daerah/Cabang/Ranting, serta Anggota
Kehormatan di Daerah/Cabang/Ranting yang bersangkutan.
f. Undangan adalah peserta lainnya diluar Utusan dan Peninjau yang diundang oleh
Pengurus Daerah/Cabang/Ranting.
9. Hak Peserta Musyawarah Pagun (MUSPA);
d. Utusan memiliki hak suara, hak bicara, hak memilih dan dipilih.
e. Peninjau memiliki hak bicara dan hak dipilih.
f. Undangan memiliki hak bicara.
10. Musyawarah Pagun (MUSPA) adalah sah apabila memenuhi quorum sebanyak ¾
(tiga per empat) dari Pengurus Daerah/Cabang/Ranting yang berhak hadir. Jika
quorum ini tidak tercapai, amaka upacara pembukaan MUSPA tetap dapat
dilangsungkan menurut jadwal yang tercantum dalam surat undangan, tetapi
persidangan MUSPA ditunda paling lama 24 (dua puluh empat) jam. Apabila setelah
waktu penundaan, jumlah quorum belum dan atau tidak tercapai, maka persidangan
MUSPA dapat berlangsung, dan adalah sah tanpa perlu mengindahkan quorum.

Pasal 14
MUSYAWARAH PAGUN KHUSUS

1. Musyawarah Pagun Khusus (MUSPASUS) diselenggarakan bila ada kebutuhan hal-hal


lain yang tidak dapat ditunda sampai Musyawarah Besar diselenggarakan, antara lain
seperti:
a. Terjadi penyimpangan dan pelanggaran oleh Pengurus Daerah/Cabang/Ranting.
b. Jika Pengurus Daerah/Cabang/Ranting tidak menyelenggarakan Musyawarah
Pagun (MUSPA) setelah 3 (tiga) bulan berakhir masa bakti Pengurus
Daerah/Cabang/Ranting tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan ( pasal
12 ayat 2).
2. Musyawarah Pagun Khusus (MUSPASUS) dapat diadakan atas permintaan 2/3 (dua
per tiga) jumlah Pengurus Daerah/Cabang/Ranking.
3. Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan Musyawarah Pagun (MUSPA) dapat
diberlakukan untuk menyelenggarakan Musyawarah Pagun Khusus (MUSPASUS).
4. Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan kepada para Peserta bersama-
sama Undangan menghadiri Musyawarah Pagun Khusus (MUSPASUS) paling lambat
15 (lima belas) hari sebelum tanggal penyelenggaraan.
Pasal 15
PENGURUS BESAR (PB)
1. Pengurus Besar merupakan Pimpinan Tertinggi Organisasi di tingkat Pusat yang
mewakili organisasi keluar maupun kedalam serta bertanggungjawab atas
pengelolaan organisasi.
2. Pengurus Besar berkewajiban:
a. Menjalankan dan menegakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
b. Menjalankan dan menjabarkan Program Umum Organisasi kedalam Program Kerja
Pengurus Besar yang dibagi per tahun program
c. Melaksanakan keputusan-keputusan organisasi
d. Mewakili organisasi di dalam dan di luar pengadilan
3. Pengurus Besar berwenang untuk mensyahkan Pengurus Daerah/Cabang/Ranting
(PD/PC/PR) yang merupakan hasil dari MUSPA
4. Pengurus Besar berwenang untuk ikut mempersiapkan penyelenggaraan MUSPASUS
di Daerah/Cabang/Ranting yang Pengurus Daerah/Cabang/Rantingnya telah
melampaui 3 (tiga) bulan sesudah masa baktinya berakhir tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan oleh karenanya telah kehilangan hak dan wewenang
menjalankan organisasi.
5. Pengurus Besar berhak menetapkan tata-laksana program serta meneliti
pelaksanaannya, menetapkan peraturan-peraturan yang diperlukan guna kelancaran
pengelolaan organisasi.
6. Pengurus Besar berhak menetapkan dan membayar biaya operasional berdasarkan
program kerja yang ditetapkan maupun biaya-biaya lainnya yang diperlukan unyuk
melaksanakan tujuan dan usaha organisasi.
7. Pengurus Besar mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Eksekutif beserta staf
Sekretariat Eksekutif dan menetapkan gaji serta syarat-syarat kerja.
8. Pengurus Besar bertanggungjawab kepada para anggota melalui forum Musyawarah
Paguntaka.

Pasal 16
PENGURUS DAERAH/CABANG/RANTING (PD/PC/PR)

1. Pengurus Daerah/Cabang/Ranting dapat dibentuk pada setiap


Kota/Kabupaten/Kecamatan/Desa, dengan jumlah anggota sekurang-kurangnya 51
(lima puluh satu) orang.
2. Pengurus Daerah/Cabang/Ranting merupakan Pimpinan Tertinggi Organisasi
dimasing-masing tingkatan yang mewakili organisasi ke luar maupun ke dalam serta
bertanggungjawab atas pengelolaan organisasi di Daerah/Cabang/Ranting
bersangkutan.
3. Pengurus Daerah/Cabang/Ranting berkewajiban:
a. Menjalankan dan menegakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b. Melaksanakan Program Umum Daerah/Cabang/Ranting serta Keputusan-
keputusan Musyawarah Pagun.
c. Menjalankan dan menjabarkan program Umum Daerah/Cabang/Ranting ke dalam
Program Kerja Pengurus Daerah/Cabang/Ranting yang dibagi per tahun program.
d. Melaksanakan keputusan-keputusan organisasi.
e. Mewakili organisasi di dalam dan di luar pengadilan.
4. Pengurus Daerah/Cabang/Ranting berhak menetapkan tata-laksana program serta
meneliti pelaksanaannya, menetapkan peraturan-peraturan yang diperlukan guna
kelancaran pengelolaan organisasi.
5. Pengurus Daerah/Cabang/Ranting berhak menetapkan dan membayar biaya
operasional berdasarkan program kerja yang ditetapkan maupun biaya-biaya lainnya
yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan dan usaha organisasi.
6. Pengurus Daerah/Cabang/Ranting mengangkat dan memberhentikan Sekretaris
Eksekutif beserta staf Sekretariat Eksekutif dan menetapkan gaji serta syarat-syarat
kerja.
7. Pengurus Daerah/Cabang/Ranting bertanggungjawab kepada para anggota melalui
forum Musyawarah Pagun.

Pasal 17
PARA FUNGSIONARIS
PENGURUS BESAR FKWT

1. Para Fungsionaris Pengurus Besar terdiri atas:


a. Ketua Umum
b. Ketua-ketua yang jumlahnya sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang
c. Sekretaris Jendral
d. Wakil Sekretaris Jenderal 3
e. Bendahara Umum
f. Wakil Bendahara Umum 3
g. Departemen sesuai kebutuhan
2. Fungsionaris Pengurus Daerah/Cabang/Ranting sedapat mungkin struktur dan
jumlahnya sesuai/sama dengan Pengurus Besar, namun tetap memperhatikan
kebutuhan Daerah/Cabang/Ranting yang bersangkutan.
3. Para Fungsionaris Pengurus Daerah/Cabang/Ranting terdiri dari:
a. Seorang Ketua
b. Wakil-Wakil ketua yang jumlahnya sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang
c. Sekretaris untuk Pengurus Daerah/Cabang/Ranting
d. Wakil Sekretaris
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara
g. Departemen sesuai kebutuhan

Pasal 18
PERSAYARATAN PENGURUS FKWT

1. Persyaratan Umum bagi calon pengurus adalah:


a. Anggota biasa yang aktif;
b. Setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
c. Setia kepada cita-cita dan tujuan FKWT;
d. Berpandangan luas, bersikap/bermoral baik;
e. Tidak berada dalam keadaan terpidana;
f. Menyatakan kesediaan aktif dan bersedia mundur jika dinilai tidak aktif.
2. Persyaratan khusus bagi calon Ketua Umum adalah:
a. Memenuhi persyaratan umum bagi calon pengurus;
b. Untuk calon Ketua Umum Pusat pernah menjadi Fungsionaris Pengurus Besar
/Pengurus Daerah/Cabang/Ranting sekurang-kurangnya 1 (satu) masa bakti
penuh dan untuk calon Ketua Umum Daerah/Cabang/Ranting pernah menjadi
Fungsionaris Pengurus Daerah/Cabang/Ranting sekurang-kurangnya 1 (satu) masa
bakti penuh;
c. Bersedia bertempat tinggal dimana Pengurus Besar/Pengurus
Daerah/Cabang/Ranting berkedudukan;
d. Mencalonkan diri sebagai Ketua Umum secara tertulis sekurang-kurangnya 1 (satu)
bulan sebelum tanggal pelaksanaan MUSPAT, 14 (empat belas) hari sebelum
tanggal pelaksanaan MUSPA yang ditetapkan oleh masing-masing tingkatan
(PB/PD/PC/PR).

Pasal 19
TATA CARA PEMILIHAN KETUA UMUM
DAN PEMBENTUKAN PENGURUS BESAR FKWT

1. Pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar dilaksanakan dengan azas LUBER (Langsung,
Bebas dan Rahasia) dan JURDIL (Jujur dan Adil) yang berlangsung dalam 3 (tiga)
tahap:
a. Tahap Nominasi
b. Tahap Kampanye
c. Tahap Pemilihan
2. Tahap Nominasi:
a. Bakal calon Ketua Umum mencalonkan diri secara tertulis dengan mendaftarkan
pada Panitia Pemilihan/Pnitia Khusus yang dibentuk oleh Pengurus Besar
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tanggal pelaksanaan MUSPAT yang
telah ditetapkan dan ditembuskan kepada Daerah/Cabang/Ranting FKWT.
b. Calon Ketua Umum mempresentasikan pokok-pokok pikirannya kepada Komite
Pembekalan Calon Ketua Umum yang terdiri dari 2 (dua) mantan Ketua Umum
FKWT masa bakti sebelumnya dan 1 (satu) orang Panitia Pengarah (SC).

3. Tahap Kampanye:
a. Setelah melewati Tahap Nominasi, bakal calon diwajibkan mengikuti Tahap
Kampanye yang terdiri dari Kampanye Tertulis, Kampanye Lisan, Debat Antar
Calon dan Presentasi Pokok-Pokok Pikiran yang dinilai Tim Nominasi dalam forum
yang disediakan oleh Panitia Pemilihan/Panitia khusus.
b. Tahap Kampanye berlangsung hingga saat penyelenggaraan MUSPAT.

4. Tahap Pemilihan dengan prosedur:


a. Setiap utusan memilih 3 (tiga) calon formatur yang telah memenuhi persyaratan
sebagai Calon Ketua Umum sebagaimana ditetapkan pasal 19 ayat 2 Anggaran
Rumah Tangga, diatas kertas suara yang disediakan oleh Panitia Pengarah
MUSPAT.
b. Sebelum pemilihan formatur diadakan, setiap calon formatur diharuskan
memperkenalkan diri sekaligus menjabarkan Program Umum FKWT yang telah
diputuskan oleh MUSPAT.
c. Pemilihan dilakukan ditempat yang disediakan oleh Panitia Pelaksana MUSPAT.
d. Dari hasil penghitungan suara, ditentukan 3 (tiga) orang pengumpul suara
terbanyak dan berhak ikut dalam tahap pemilihan Ketua Umum.
e. Apabila hanya terdapat 3 (tiga) calon Ketua Umum, maka langsung diadakan
pemilihan Ketua Umum/Ketua Formatur.
f. Sebelum pemilihan Ketua Umum diadakan, setiap calon Ketua Umum diharuskan
kembali menyatakan kesediaannya dipilih menjadi Ketua Umum dan melakukan
Tanya jawab dengan peserta.
g. Pada saat pemilihan Ketua Umum, setiap utusan memilih 1 (satu) diantara 3 (tiga)
nama calon-calon Ketua Umum, diatas kertas suara yang disediakan oleh Panitia
Pengarah MUSPAT.
h. Setelah memilih, kertas suara dimasukan kedalam kotak suara yang disediakan
ditempat yang sama.
i. Penghitungan suara dilakukan secara terbuka dipimpin oleh Ketua Sidang dibantu
oleh 3 (tiga) orang utusan Daerah.
j. Calon yang memperoleh suara terbanyak menjadi Ketua Umum Pengurus Besar
FKWT terpilih dan sekaligus menjadi Ketua Formatur dan lainnya menjadi mede
formatur.
k. Ketua Umum terpilih yang sekaligus Ketua Formatur didampingi oleh 2 (dua)
orang mede formatur menyusun kepengurusan untuk masa bakti berikutnya.

Pasal 20
PEMILIHAN KETUA UMUM
DAN PEMBENTUKAN PENGURUS DAERAH/CABANG/RANTING

Tata cara dan prosedur pemilihan Ketua Umum dan pembentukan Pengurus
Daerah/Cabang/Ranting FKWT dilakukan sesuai dengan ketentuan Pasal 19 Anggaran
Rumah Tangga ini.

Pasal 21
MASA BAKTI PENGURUS FKWT

1. Masa Bhakti Pengurus FKWT adalah 5 (lima) tahun terhitung mulai disahkan oleh
MUSPAT/MUSPA.
2. Setelah menjalankan 1 (satu) masa bhakti, seorang Ketua Umum Pengurus
Besar/Daerah/Cabang/Ranting tidak dapat mencalonkan diri dan dipilih kembali.

Pasal 22
DEWAN TETUA

1. Dewan Tetua merupakan Lembaga Kelengkapan Organisasi ditingkat


Pusat/Daerah/Cabang/Ranting dan terutama terdiri dari para tetua/sesepuh/orang
yang dituakan.
2. Dewan Tetua diangkat melalui MUSPAT/MUSPA untuk masa jabatan 5 (lima) tahun
mulai saat diputuskan dalam Musyawarah dan berakhir pada Musyawarah berikutnya.
3. Dewan Tetua bertugas dan berwenang untuk memberi nasihat/saran dibidang budaya
dan adat istiadat dan mengawasi Pelaksanaan Kode Etik Keanggotaan dng tugas;
a. Mempelajari pengaduan tertulis dari pihak manapun tentang pelanggaran kode
etik oleh anggota FKWT serta mengadakan penelitian seperlunya.
b. Jika terbukti adanya pelanggaran kode etik oleh anggota FKWT, Dewan Tetua
melaporkan kepada Pengurus Besar/Pengurus Daerah/Pengurus Cabang/Pengurus
Ranting dengan menjelaskan pertimbangan apa, untuk menjalankan sanksi bagi
pelanggar.
c. Pengurus Besar/Pengurus Daerah/Pengurus Cabang/Pengurus Ranting berhak
mengambil keputusan sanksi bagi pelanggar berdasarkan pasal 11 Anggaran
Rumah Tangga

Pasal 23
DEWAN PLENO

1. Dewan Pleno merupakan Lembaga Kelengkapan Organisasi yang ada ditingkat Pusat.
2. Dewan Pleno bertugas dan berfungsi untuk membahas masalah-masalah yang
berkaitan dengan pelaksana dan pengembangan program kerja, saling tukar menukar
informasi antar pusat, daerah, cabang dan ranting.
3. Dewan Pleno berwenang untuk mempersiapkan penyelenggaraan Musyawarah
Paguntaka Khusus bilamana Pengurus Besar (PB) FKWT melampaui waktu 3 (tiga)
bulan sesudah masa baktinya berakhir tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan oleh karenanya telah kehilangan hak dan wewenang
untuk menjalankan organisasi.
4. Dewan Pleno beranggotakan:
a. Ketua Umum, Para Ketua, Sekretaris Jendral, Wakil Sekretaris Jendral, Bendahara
Umum, Wakil Bendahara Umum, Para Ketua Departemen Pengurus Besar (PB)
FKWT
b. Para Ketua Umum, Para Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Para Ketua
Departemen atau yang memegang mandat Pengurus Daerah/Cabang/Ranting
FKWT.
c. Ketua Dewan Tetua masing-masing tingkatan.
d. Rapat Dewan Pleno diselenggarakan oleh dan atas beban Pengurus Besar (PB)
FKWT.
e. Dewan Pleno bersidang sebanyak 2 (dua) kali dan dilakukan 6 (enam) bulan
sesudah MUSPAT dan 6 (enam) bulan sebelum MUSPA.

Pasal 24
SEKRETARIAT EKSEKUTIF

1. Sekretariat Eksekutif bertugas melaksanakan dan mengelola segala urusan


administrasi dan berbagai tugas lainnya.
2. Sekretariat Eksekutif dipimpin oleh Sekretaris Eksekutif dan dibantu oleh beberapa
Staf lainnya.
3. Sekretaris Eksekutif diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus Besar (PB) dan dalam
melaksanakan tugas sehari-hari, Sekretaris Eksekutif bertanggungjawab kepada
Pengurus Besar (PB) FKWT melalui Sekretaris Jendral.
4. Sekretaris Eksekutif beserta staf lainnya adalah tenaga profesional yang bekerja
secara penuh. Oleh sebab itu, mereka mendapat gaji sebagai karyawan yang diatur
dan ditetapkan oleh Pengurus Besar (PB) FKWT.
5. Rangkap Jabatan;
a. Jabatan Sekretaris Eksekutif tidak boleh dirangkap oleh salah seorang Pengurus
Besar (PB).
b. Sekretaris Eksekutif adalah seorang yang profesional dibidangnya.
6. Pengangkatan dan pemberhentian tenaga sataf Sekretariat Eksekutif dilaksanakan
sesuai dengan norma-norma peraturan atau perundang-undangan ketenagakerjaan
yang berlaku.

Pasal 25
SEKRETARIAT

1. Pengurus Daerah/Cabang/Ranting FKWT memiliki kantor sekretariat yang dikepalai


atau dipimpin oleh seorang Sekretaris Eksekutif yang bertanggungjawab kepada
Pengurus Daerah/Cabang/Ranting FKWT melalui Sekretaris Jenderal.
2. Uraian tugas, jabatan dan wewenang Sekretaris Eksekutif Pengurus
Daerah/Cabang/Ranting FKWT pada prinsipnya sama dengan Sekretaris Eksekutif
Pengurus Besar (PB) sebagaimana diatur pada pasal 27 Anggaran Rumah Tangga
BAB V
RAPAT DAN KEPUTUSAN

Pasal 26
RAPAT KERJA FKWT

1. Rapat Kerja FKWT terdiri dari:


a. Rapat Kerja Pusat (Rakerpus) ditingkat Pusat
b. Rapat Kerja Daerah (Rakerda) ditingkat Daerah
c. Rapat Kerja Cabang (Rakercab) ditingkat Cabang
d. Rapat Kerja Ranting (Rakerting) ditingkat Ranting
2. Rapat Kerja FKWT diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab Pengurus
Besar/Daerah/Cabang/Ranting pada waktu ½ (setengah) masa baktinya berlalu.
3. Rapat Kerja FKWT diselenggarakan dengan tujuan untuk mengevaluasi program
kerja menyusun, merencanakan dan mengevaluasi program kerja yang telah dan akan
dilaksanakan, menetapkan keputusan-keputusan yang menjunjung pelaksanaan
keputusan-keputusn MUSPAT/MUSPA.
4. Rapat Kerja FKWT dihadiri:
a. Ditingkat Pusat oleh Pengurus Besar, Dewan Tetua Adat dan para utusan
Pengurus Daerah/Cabang/Ranting sebagai peserta.
b. Ditingkat Daerah oleh Pengurus Daerah, Dewan Tetua Adat dan para Pengurus
Cabang/Ranting sebagai peserta.
c. Ditingkat Cabang oleh Pengurus Cabang, Dewan Tetua Adat dan para Pengurus
Ranting sebagai peserta
d. Ditingkat Ranting oleh Pengurus Ranting, Dewan Tetua Adat dan Anggota Ranting
sebagai peserta

Pasal 27
RAPAT PENGURUS FKWT

1. Rapat Pengurus Besar/Daerah/Cabang/Ranting diselenggarakan 1 (satu) bulan sekali


2. Rapat Pengurus Besar/Daerah/Cabang/Ranting adalah sah bila dihadiri 2/3 (dua per
tiga) jumlah anggota Pengurus Besar/Daerah/Cabang/Ranting.
3. Para Ketua dapat mengadakan rapat dengan Departemen-departemen yang ada
dibawah koordinasinya setiap kali diperlukan.
4. Para Ketua Departemen dapat mengadakan rapat didalam lingkungannya sendiri dan
atau antar departemen setiap kali diperlukan.

Pasal 28
KEPUTUSAN RAPAT

1. Keputusan rapat pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat


2. Apabila keputusan secara musyawarah untuk mufakat tidak berhasil, maka keputusan
diambil berdasarkan suara terbanyak (voting).
3. Pengambilan keputusan dengan suara terbanyak (voting) sebagaimana ayat 2 (dua)
diatas, mekanismenya akan diatur tersendiri dalam Peraturan Organisasi (PO).

BAB VI
KEUANGAN DAN KEKAYAAN

Pasal 29
KEUANGAN

1. Pengurus Besar/Daerah/Cabang/Ranting menetapkan besarnya uang pangkal, iuran


dan sumbangan.
2. Semua lalu lintas/mutasi keuangan harus dicatat disertai bukti-bukti sah menurut
kaidah peraturan yang lazim berlaku.
3. Tahun Buku FKWT adalah 1 Juli sampai dengan 30 Juli.
4. Pada setiap tanggal 1 Juli, oleh Bendahara dibuat Rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Organisasi (RAPBO) tahunan yang disahkan oleh Pengurus
5. Untuk memperkuat posisi keuangan organisasi, maka Pengurus
Besar/Daerah/Cabang/Ranting mengadakan usaha tersendiri yang sah, halal dan tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 30
KEKAYAAN

1. Pengurus Besar/Daerah/Cabang/Ranting bertanggungjawab atas harta kekayaan


organisasi baik yang bergerak maupun yang tetap dari segi pemeliharaan dan cara
penggunaannya.
2. Tata cara likuidasi atas kekayaan organisasi karena pembubaran ditetapkan oleh
MUSPAT/MUSPA.

BAB VII
PENUTUP

Pasal 31
1. Hal-hal yang belum atau tidak cukup diatus dalam Anggaran Rumah Tangga ini, diatur
oleh Pengurus Besar (PB) dalam peraturan-peraturan tersendiri yang tidak boleh
bertentangan dengan jiwa dan semangat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga FKWT dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari peraturan ini.
2. Anggaran rumah tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Pasal 32
Anggaran Rumah Tangga (ART) ini mendapat pengesahan dan ditetapkan dalam MUSPAT
IV FKWT pada tanggal 5 November tahun 2022 di Tideng Pale.

Ditetapkan di : Tideng Pale


Pada Tanggal : 05 November 2022

MUSYAWARAH PAGUNTAKA IV TAHUN 2022


PIMPINAN SIDANG
1. Idoelyansyah Ketua Merangkap Anggota TTD
2. Aryono Putra Wakil Ketua Merangkap Anggota TTD
3. Herison Sekretaris Merangkap Anggota TTD
4. Arman Anggota TTD
5. Ardansyah Anggota TTD

Anda mungkin juga menyukai