Makalah Hipertensi
Makalah Hipertensi
Disusun Oleh:
PUSKESMAS TAJI
KECAMATAN KARAS
TAHUN 2021
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul ” ASUHAN KEPERAWATAN KASUS HIPERTENSI ”
Semoga jasa baik tersebut mendapat imbalan yang sesuai dari Alloh SWT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, dan pastilah ada
kekurangannya, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata terkirim doa mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi perkembangan ilmu keperawatan pada umumnya. Amin.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................…………i
LEMBAR PERSETUJUAN ...............................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.2 Saran............................................................................................................15
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi hipertensi?
2. Apa jenis-jenis hipertensi?
3. Apa etiologi hipertensi?
4. Bagaimana patogenesis hipertensi?
5. Apa tanda dan gejala hipertensi?
6. Bagaimana pengobatan hipertensi?
7. Bagaimana diagnosa hipertensi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah untuk umur 18 tahun atau lebih
TEKANAN DARAH
KATEGORI
Sistolik (mm Hg) Diastolik (mm Hg)
3
Hipertensi derajat 2 160-179 100-109
4
2. Hipertensi Sistolik (isolated systolic hypertension).
Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) yaitu
peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan
diastolik. Umumnya ditemukan pada usia lanjut. Kriteria hipertensi
sistolik terisolasi adalah bila peninggian tekanan sistolik > dari 2 kali
tekanan doiastolik dikurang 15 mmHg, tanpa diikuti oleh peninggian
tekanan diastolic, atau tekanan sistolik lebih dari 2 kali tekanan
diastolik, bila tekanan diastolik tidak melebihi 90 mmHg.
1. Volume darah
2. Viskositas cairan darah
3. Diameter pembuluh darah
4. Kebutuhan
Penyebab lain terjadinya hipertensi adalah sebagai berikut:
1. Usia
Semakin tua usia seseorang, semakin tinggi pula peluang menjadi korban
tekanan darah tinggi. Orang yang lebih tua biasanya berisiko memiliki
tekanan sistolik tinggi. Penyebabnya adalah karena pengerasan pembuluh
darah yang semakin menjadi ketika usia semakin lanjut
2. Faktor keturunan
Jika dalam keluarga ada sejarah tekanan darah tinggi, Anda harus mulai
menmperhatikan kesehatan. Tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh
faktor keturunan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan meski
pada usia dini.
3. Jenis kelamin
Berhati-hatilah bagi para pria! Dr. Gowala mengungkap bahwa pria
memiliki kemungkinan lebih besar terkena tekanan darah tinggi daripada
wanita. Tapi bukan berarti para wanita tidak mungkin terkena darah tinggi.
Para wanita juga mempunyai risiko yang sama, hanya saja lebih kecil
persentasenya dibanding pria. Baik pria maupun wanita harus menjaga
pola hidup dan kebiasaan makan.
4. Berat badan ekstra
Berat badan ekstra atau obesitas adalah salah satu penyebab utama
tingginya tekanan darah, tetapi risikonya bervariasi antara satu orang
5
dengan orang lain. Orang yang memiliki lemak di sekitar perut, pinggul,
dan paha juga berisiko memiliki tekanan darah tinggi. Jadi, upayakan agar
berat badan berada dalam taraf normal agar tetap sehat dan menarik.
5. Sensitivitas terhadap garam
Beberapa orang memiliki darah yang sensitif terhadap asupan garam atau
sodium. Sedikit saja mengonsumsi garam atau sodium, tekanan darah
mereka akan meningkat dengan drastis.
Jika Anda salah satunya, satu-satunya solusi adalah dengan mengurangi
asupan garam. Waspadalah ketika menambahkan garam ke dalam
makanan dan baca label makanan kemasan terlebih dahulu sebelum
mengonsumsinya. Fast food memiliki kadar natrium tinggi sehingga Anda
harus bijaksana jika mengidam fast food.
6. Konsumsi alkohol
Mabuk padahal baru meminum dua gelas minuman keras? Itu adalah
peringatan dari tubuh bahwa Anda harus segera berhenti minum. Minum
terlalu banyak alkohol berdampak buruk bagi tubuh dan keseluruhan
kesehatan. Untuk menjaga agar tekanan darah tetap normal, hindarilah
alkohol sebisa mungkin.
7. Stres
Tambahan stres karena ketegangan di kantor juga merupakan salah satu
alasan mengapa seseorang memiliki tekanan darah yang tinggi. Keluarlah
dari situasi yang pemicu stres, tetap tenang, dan buatlah diri Anda rileks.
8. Penggunaan kontrasepsi
Sebuah studi mengungkap bahwa penggunaan pil pengontrol kehamilan
atau kontrasepsi oral menyebabkan tingginya risiko darah tinggi. Jika ingin
mengonsumsi pil kontrasepsi, Anda harus berkonsultasi pada ahli sembari
memikirkannya matang-matang.
9. Selalu bermalas-malasan
Bermalas-malasan tidak hanya membuat pinggang semakin lebar, tetapi
juga meninggikan tekanan darah. Orang yang selalu bermalas-malasan
berisiko terkena darah tinggi, dan karenanya harus lebih banyak
beraktivitas. Cobalah dengan melakukan olahraga favorit atau berjalan
kaki saat berangkat ke kantor.
Mengapa aktif secara fisik bisa menjauhkan diri dari darah tinggi? Aktif
beraktivitas membantu melegakan pembuluh darah sehingga tekanan di
pembuluh arteri dan vena tetap berada pada rentang normal.
6
10. Konsumsi obat secara terus-menerus
Beberapa obat yang digunakan untuk menyembuhkan flu dan alergi bisa
membuat tekanan darah jadi tinggi. Sebelum menerima resep obat dari
dokter, berkonsultasilah dan informasikan pada dokter mengenai riwayat
kesehatan Anda. Hal ini wajib dilakukan untuk menghindari terjadinya
komplikasi serius.
7
2.4 Patofisiologis Hipertensi
8
Menurut (Kowalak, Welsh, dan Mayer, 2011:180) tekanan darah arteri
merupakan produk total resistensi perifer dan curah jantung. Curah jantung
9
meningkat karena keadaan yang meningkatkan frekuensi jantung, volume
sekuncup atau keduanya. Resistensi perifer meningkat karena faktor-faktor yang
meningkatkan viskositas darah atau yang menurunkan ukuran lumen pembuluh
darah, khususnya pembuluh darah arteriol.
Hasil pengukuran tekanan darah yang menunjukkan kenaikan pada dua kali
pengukuran secara berturut-turut sesudah dilakukan pemeriksaan
pendahuluan
Nyeri kepala oksipital yang bisa semakin parah saat bangun di pagi hari,
Karena terjadi peningkatan tekanan intracranial
Epistaksis yang mungkin terjadi Karena kelainan vaskuler akibat hipertensi
Bruits (bising pembuluh darah yang dapat terdengar di daerah aorta
abdominalis atau areteri karotis, arteri renalis dan femoralis). Bising
pembuluh darah ini disebabkan oleh stenosis atau aneurisma
Perasaan penin, bingung, dan keletihan yang disebabkan oleh penurunan
perfusi darah akibat vasokontriksi pembuluh darah
Penglihatan yang kabur akibat kerusakan retina
Nokturia yang disebabkan oleh peningkatan aliran darah ke ginjal dan
peningkatan filtrasi oleh glomelurus
10
Edema yang disebabkan oleh peningkatan tekanan kapiler
Gejala-gejala tersebut yang akan terjadi jika mengalami tekanan darah
tinggi atau hipertensi terutama bagi kalangan lansia karena pembuluh darah yang
kaku atau kehilangan keelastisan dari pembuluh darah.
11
Sedangkan minuman beralkohol, jika diminum sekali tentu aka
meningkatkan risiko hipertensi dan stroke. Selain itu, konsumsi alkohol
berlebih dapat mengakibatkan kerusakan organ hati dan sistem saraf.
4. Membatasi Konsumsi Lemak
Kadar kolesterol dalam darah yang tinggi dapat menyebabkan
penebalan pembuluh darah. Jika endapan semakin banyak, dinding
pembuluh darah makun kaku atau berkurang kelenturannya. Sehingga
jantung akan bekerja semakin berat saat memompa darah. Jadi, penderita
hipertensi harus berupaya menjaga kadar kolesterol dalam darahnya.
5. Berolahraga Secara Teratur
Seorang penderita hipertensi bukan dilarang olahraga, tetapi justru
dianjurkan berolahraga secara teratur. Memang ada beberapa jenis
olahraga yang tidak dianjurkan, bahkan dilarang dilakukan oleh penderita
hipertensi, yaitu jenis olahraga keras seperti tinju, karate, gulat, dan
olahraga sejenisnya. Jenis olahraga tersebut justru akan memperparah
hipertensi yang dialaminya. Bagi penderita hipertensi cukuplah olahraga
ringan untuk sedkit meningkatnya denyut jantung dan keluarnya keringat.
Jenis olahraga yang dapat dipilih, yaitu gerak jalan, senam aerobik,
bersepeda, atau berenang.
6. Menghindari Stress
(Cornell medical college) menyatakan bahwa seseorang yang
mengalami tekanan jiwa (stress) selama bertahun tahun dapat
menyebabkan risiko hipertensi sebanyak 3 kali besar. Sebaliknya orang
orang yang berpikiran positif dan optimis mempunyai peluang lebih kecil
terkena hipertensi.
Beberapa cara dapat dilakukan untuk menghindari stress, diantaranya
dengan melakukan relaksasi atau meditasi serta berusaha dan membina
hidup yang positif. Relaksasi dapat dilakukan dengan cara
mengencangkan dan mengendurkan otot tubuh sambil membayangkan
sesuatu yang damai, indah, dan menyenangkan.
12
dengan efek samping sekecil mungkin. Penderita hipertensi dapat diberikan
obat antihipertensi yang dipercaya dapat menurunkan tekanan darah. Prinsip
pengobatan dengan menggunakan obat antihipertensi adalah sebagai berikut:
1. Mulai pengobatan dengan suatu obat dosis rendah (jika tekanan
darah tidak dikendalikan) hanya akan membaik dengan taraf biasa.
2. Mulai dengan satu obat juga bisa mengobati dan tidak
mengganggu suatu kondisi yang ada.
3. Tambahkan obat kedua dari kelas obat yang berbeda (pelengkap)
jika tekanan darah tidak terkontrol dengan dosis sedang untuk
agen pertama.
4. Mulai dengan obat yang mungkin paling mudah ditoleransi oleh
pasien. Kepatuhan jangka panjang berkaitan dengan toleransi dan
khasiat obat pertama yang digunakan.
5. Gunakan terapi diuretic jika ada dua obat yang digunakan, berlaku
untuk hampir semua kasus.
6. Gunakan diuretic tiazid hanya dengan dosis rendah 25 mg/hari
untuk hidriklorotiazida atau obat yang ekuvalen, kecuali ada
alasan yang mendesak.
7. Gunakan terapi kimbinasi dosis rendah, jika diperlukan, sebagai
terapi awal.
8. Satu atau dua obat akan mengendalikan tekanan darah pada 90%
pasien hipertensi. Untuk mendapatkan tekanan darah diastolic <90
mmHg sekitar 70% kasus memerlukan dua obat.
13
c. Bisoporol
d. Acebutolol
e. Pindolol
f. Propranolol
3. Penghambat saluran kalsium
Penghambat saluran kalsium bekerja dengan menghambat kerja
kalsium dalam otot halus pada dinding arteriol. Ada 2 jenis
penghambat saluran kalsium yaitu penghambat saluran kalsium
tanpa dehidropiridin dan dengan dihidropiridin.
4. Penghambat ACE
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat kerja enzim
angiotensin II. Dengan pemberian obat ini angiotensin II tidak
bekerja secara aktif sehingga pembuluh darah dapat melebar dan
menurunkan tekanan darah. Jenis obat ini adakah :
a. Benazepril
b. Captopril
c. Enalapril
d. Fasinopril
e. Lisinopril
f. Meoxipril
g. Perindropil
h. Quinapril
i. Ramipril
j. Randolapril
5. Alpa-blocker
Obat ini bekerja dengan cara menghambat kerja adrenalin pada
otot dinding pembuluh darah. Obat golongan ini adalah
dexazosin, prazosin, dan terazosin.
6. Obat yang bekerja terpusat
Jenis obat ini bekerja dengan mempengaruhi pusat saraf diotak
yang mengendalikan tekanan darah. Beberapa obat golongan ini
adalah clonidine, reserpine, methyldopa, dan guanfacine.
7. Antagonis reseptor angiotensin
Cara kerja obat ini mirip dengan ACE inhibitor. Jika ACE
inhibitor menghambat aktivitas angiotensin II, tetapi obat jenis ini
bekerja dengan cara menghambat angiotensin II. Golongan obat
ini adalah
a. Candersatan
14
b. Eprosartan
c. Irbesartan
d. Valsartan
e. Losartan
f. Olmesartan
g. Telmisartan
15
BAB III
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
2.2 SARAN
Bagi para pembaca yang belum terkena hipertensi sebaiknya menjaga
kesehatan sebaik mungkin. Jika merasakan tanda-tanda dari penyakit hipertensi
segera periksakan ke dokter. Dan bagi pembaca yang telah terkena penyakit
hipertensi sebaiknya menjaga kesehatan lebih baik lagi dan hindari hal-hal
yang membuat penyakit hipertensi lebih parah lagi.
Sedangkan bagi perawat sebaiknya memiliki pengetahuan menyeluruh
tentang penyakit hipertensi. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien secara tepat.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://noviaputiklegawati.blogspot.co.id/2013/06/diagnosa-kriteria-hasil-
intervensi.html
17