Amalan Pernikahan 2
Amalan Pernikahan 2
Yang kami tahu, tidak ada amalan dalam bentuk ibadah khusus yang disyariatkan menjelang
pernikahan. Istilah tirakat, mandi kembang, poso mutih, dst., hanyalah tradisi yang kemungkinan
besar merupakan warisan budaya yang tidak jelas asal-usulnya. Terlebih semua ritual ini biasanya
tidak lepas dari keyakinan dan mitos. Sudah selayaknya bagi anda seorang muslim yang beriman
kepada Allah, agar anda menghindarinya sejauh-jauhnya.
Hanya saja, di sana ada beberapa yang bisa kami sarankan sebagai persiapan bagi anda yang hendak
melangkah ke jenjang pernikahan,
Nilai amal seorang mukmin, salah satunya ditentukan dari kualitas niatnya. Semakin baik niatnya,
semakin sempurna nilai amalnya. Dari Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
Amal itu ada karena niat, dan pahala yang diperoleh seseorang sesuai apa yang dia niatkan. (HR.
Bukhari no. 1, Muslim 5036, dan yang lainnya)
Tanamkan dalam diri anda, anda menikah dalam rangka mengikuti sunah para rasul. Karena Allah
berfirman,
Sungguh Aku telah mengutus para rasul sebelum kamu, dan Aku jadikan untuk mereka istri dan
keturunan. (QS. ar-Ra’du: 38).
Tanamkan pula bahwa anda menikah untuk mengikuti ajakan dan motivasi Rasul Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang telah bersabda,
َاح ِم ْن ُسن َّ ِتى ف ََم ْن ل َْم يَ ْع َم ْل ب ُِسن َّ ِتى َفل َي ْ َس ِم ِن ّى َوتَ َز ّ َو ُجوا َفِإ ِن ّى ُمك َا ِث ٌر ِبك ُُم اُأل َم َم
ُ ال ِن ّك
“Nikah itu sunahku.. siapa yang tidak mengamalkan sunahku, bukan bagian dariku. Menikahlah,
karena saya merasa bangga dengan banyaknya jumlah kalian di hadapan seluruh umat.” (HR. Ibnu
Majah 1919 dan dihasankan al-Albani).
Juga jangan lupa untuk menanamkan dalam diri anda, bahwa anda menikah dalam rangka memilih
yang halal, menjaga kehormatan diri dan pasangan. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
memberi jaminan yang berharga untuknya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ada 3 orang yang berhak mendapatkan pertolongan dari Allah, (1) Orang yang berjihad di jalan Allah,
(2) Budak mukatab yang ingin menebus dirinya untuk merdeka, dan (3) Orang yang menikah, karena
ingin menjaga kehormatannya. (HR. Nasai 3133, Turmudzi 1756, dan dihasankan al-Albani).
Ilmu lebih baik dari pada harta, ilmu menjagamu dan harta, kamu yang jaga. (Adab ad-Dunya wad Din
hlm. 48 oleh al-Mawardi)
Alhamdulillah, saat ini telah banyak karya-karya para ulama tentang panduan pernikahan. Banyak
yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
Syarat sah dan rukun akad nikah. Sehingga anda yakin bahwa pernikahan anda sah
Kenali tanggung jawab masing-masing suami istri. Sehingga keluarga tidak menjadi sumber dosa bagi
anda
Kenali fiqh perceraian. Bukan untuk diamalkan, namun agar orang tahu batasan kata-kata cerai, apa
itu khulu’, dan bagaimana konsekuensi masing-masing. Betapa banyak mereka yang terjerumus pada
perpecahan keluarga, sementara mereka tidak menyadarinya.
Setelah menikah, status anda telah berubah. Berapapun usia anda ketika menikah, anda dituntut
untuk lebih cepat dewasa. Mulai pembelajaran diri itu sejak sebelum menikah. Tinggalkan kebiasaan
kekanak-kanakan. Mulai belajar bangun subuh, atau bahkan sebelum subuh.
Pahami bahwa setelah anda menikah, orang yang anda hormati bertambah. Disamping orang tua,
anda juga harus menghormati mertua. Posisikan masing-masing dengan benar, sehingga anda tidak
akan mengecewakan pasangan anda karena gara-gara menyakiti orang tuanya.
Anda juga harus siap dengan benturan kepentingan. Hampir tidak ada rumah tangga yang bebas dari
masalah. Menuntut anda untuk mulai belajar mengalah. Mengalah tidak sama dengan kalah.
Mengalah berarti memberi kesempatan orang lain untuk mengambil hak anda. Agar anda lebih siap
mengalah, yakini bahwa Allah akan membalas setiap kebaikan yang anda lakukan kepada keluarga
anda. Sehingga anda tidak merasa itu sia-sia.
Sekalipun ini bukan hal yang wajib, tapi ini bisa sangat ditekankan jika ini menjadi sebab keluarga
makin harmonis. Karena islam menganjurkan terbentuknya keluarga yang harmonis, bahagia.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Nikahilah wanita yang subur dan romantis (HR. Ahmad 12613, Abu Daud 2052 dan dishahihkan
Syuaib al-Arnauth)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menganjurkan agar lelaki menjadi suami yang penyayang bagi
istri dan keluarganya,
َخيْ ُرك ُْم َخيْ ُرك ُْم َأل ْهلِ ِه َوَأنَا َخي ْ ُرك ُْم َأل ْهلِى
“Manusia terbaik di tengah kalian adalah orang yang sikapnya paling baik kepada keluarganya. Saya
orang yangn sikapnya paling baik kepada keluargaku.” (HR. Turmudzi 4269, Ibnu Majah 2053, dan
dishahihkan al-Albani).
Sebagaimana wanita dituntut merawat fisiknya untuk membahagiakan suami, lelaki juga diajurkan
merawat dirinya dalam rangka membahagiakan istri.
Saya suka berhias di hadapan istri, sebagaimana saya suka istri saya berhias di depan saya. (HR. Ibnu
Abi Syaibah 19608).
Banyak orang yang merasa sangat resah menjelang pernikahan. Setumpuk kekahwatiran berjubel di
hatinya.
Kami hanya menasehatkan, tanamkan rasa tawakkal kepada Allah, agar anda tidak dihantui dengan
perasaan takut yang berlebihan. Kedepankan tawakkal ketika anda menghadapi kenyataan yang tidak
pasti. Pasrahkan kepada Allah, dalam setiap upaya untuk kebahagiaan anda.
Dan inilah yang diajarkan oleh para sahabat, terutama bagi orang yang tidak PD ketika menikah.
إذا دخل عليك أهلك فصل ركعتين ثم سل الله من خير ما دخل عليك وتعوذ به من شره ثم شأنك وشأن أهلك
Apabila kamu bertemu pertama dengan istrimu, lakukanlah shalat 2 rakaat, kemudian mintalah
kepada Allah kebaikan dari semua yang datang kepadamu, dan berlindunglah dari keburukannya.
Kemudian lanjutkan urusanmu dengan istrimu. (HR. Ibn Abi Syaibah 30352 dan dishahihkan al-Albani
dalam Adab az-Zifaf).
Jangan lupa, perbanyak memohon kepada Allah agar Dia memberikan kebaikan bagi pernikahan
anda. Kelancaran ketika akad nikah dan resepsi, dan ini yang paling menyita pikiran banyak orang.
Keberkahan setelah menikah, berkah di waktu senang maupun berkah di waktu susah.