Anda di halaman 1dari 22

EFEKTIVITAS BACILLUS SPP.

DALAM PENURUNAN
OFF-FLAVOURS PADA BUDIDAYA
IKAN PATIN (PANGASIUS SP.)

Moh. Zharfan Abd. Djamila,*, Heny Budi Utaria, b, Djumbuh Rukmonob


a
Politeknik Ahli Usaha Perikanan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Indonesia
b
Politeknik Ahli Usaha Perikanan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Indonesia

*Koresponden penulis (Alamat email) : mohzharfan@yahoo.com


Abstrak

Penggunaan probiotik merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh pembudidaya ikan patin
untuk meminimalisir permasalahan yang dialami pada setiap proses budidaya. Permasalahan tersebut erat
kaitannya dengan mutu dan kualitas daging ikan, sehingga para pelaku usaha budidaya membutuhkan solusi
terbaik untuk tetap menjaga mutu dan kualitas hasil produksi agar tetap dapat memenuhi kebutuhan ataupun
permintaan pasar. Penelitian ini fokus pada upaya menurunkan bau tanah atau off-flavours melalui
penggunaan probiotik Mina Pro (Bacillus spp.) yang didominasi oleh B. Licheniformis dan B. Subtilis.
Pengaplikasian probiotik melalui pakan ikan dengan dosis 10 ml/Kg pakan dan 20 ml/Kg pakan. Hasil
penelitian yang diperoleh kedua perlakuan lebih baik jika dibandingkan kontrol ditinjau dari beberapa
parameter meliputi: Proksimat terutama pada kenaikan protein diperlakuan 10 ml/Kg pakan (17,1%); 20
ml/Kg pakan (16,7%); jika dibandingkan kontrol yang lebih rendah (14%). Komposisi bakteri organ lambung
dan usus pada perlakuan 10 ml/Kg dan 20 ml/Kg pakan lebih banyak jika dibandingkan dengan kontrol. Hasil
histopatologi organ perlakun 10 ml/Kg dan 20 ml/Kg pakan lebih baik. Karena banyak terbentuk villi yang
mempermudah penyerapan nutrisi pakan. Organoleptik dari daging ikan patin (punngung, ekor dan perut yang
diduga muddy) pada perlakuan 20 ml/Kg pakan lebih renah. 10 ml/Kg dan 20 ml/Kg pakan memiliki nilai
lebih rendah (0,2 atau masih dalam kategori sedikit muddy/kurang muddy. jika dibandingkan dengan kontrol
(0,3 atau dalam kategori muddy sedang).
Kata kunci: Bacillus spp., Off-flavours, Patin

Abstract

The use of probiotics is an alternative that can be used by iridescent shark cultivators to minimize the problems
experienced in each cultivation process. These problems are closely related to the quality and quality of fish
meat, so that cultivators need the best solution to maintain the quality and production quality so that they can
meet market needs or demands. This study focused on the efforts to decrease odor or off-flavors through the
use of Mina Pro (Bacillus spp.) probiotic which is dominated by B. licheniformis and B. subtilis. The
application of probiotics through fish feed at a dose of 10 ml/Kg of feed and 20 ml/Kg of feed. The results of
the study obtained that both treatments were better than the control in terms of several parameters including:
Proximate especially in the increase of protein treated with 10 ml/Kg of feed (17.1%); 20 ml/Kg of feed
(16.7%); when compared to lower control (14%). The bacterial composition of the stomach and intestines in
the treatment of 10 ml/Kg and 20 ml/Kg of feed was higher than the control. The histopathological results of
the 10 ml/Kg and 20 ml/Kg treated organs were better. Because many villi were formed which facilitated the
absorption of feed nutrients. Organoleptic of iridescent shark meat (back, tail and belly allegedly muddy) in
the treatment of 20 ml/Kg of the feed was lower. 10 ml/Kg and 20 ml/Kg of feed had lower values (0.2 or still
in the slightly muddy/less muddy category when compared to the control (0.3 or in the medium muddy
category).
Keywords: Bacillus spp., Off-flavors, Iridescent Shark

PENDAHULUAN dibudidayakan secara komersial [45]. Off-


flavours pada perairaran dikaitkan dengan
Bau tanah yang dikenal dengan istilah off- keberadaan Geosmin (GSM) dan Dua
flavours merupakan salah satu masalah yang Methylisoborneol (2-MIB) yang diakibatkan
sangat serius terhadap ikan-ikan air tawar yang oleh akumulasi bahan organik yang berlimpah

Article history: ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id


Diterima / Received 24 April 2021
Disetujui / Accepted 30 July 2021
Diterbitkan / Published 31 2021
Djamal,et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498
Djamal,et al.) / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-495
yang dapat menstabilkan dan merangsang
[55] ; [41] yang menyebabkan terjadinya over pertumbuhan serta B. Subtilis, B. polymyxa, B.
populasi plankton atau Blooming algae [58]. Megaterium dan B. Laterosporus yang dapat
Blooming algae sering terjadi di musim menghambat pertumbuhan bakteri
kemarau karena faktor lingkungan perairan merugikan/patogen dan merombak organik
yang mengalami peningkatan suhu, nutrien menjadi anorganik.
karena sisa pemberian pakan, pemupukan, Bacillus spp. memiliki kemampuan yang
fases dan bahan organik lain dalam airakibat sangat baik, karena diduga mampu
kurangnya pergantian air [21]. berkompetensi secara efisisen dengan bakteri
GSM dan 2-MIB dalam air dapat merugikan dalam bioremediasi lingkungan
diproduksi sekitar 0,03 mg/104 sel oleh [39]. Bakteri jenis B. Licheniformis dapat
beberapa plankton dari golongan menghasilkan enzim yang dapat mengubah
Cyanobacteria [15] dan akan meningkat senyawa kompleks dari protein pakan menjadi
seiring dengan bertambahnya jumlah plankton asam amino yang lebih sederhana dan
penghasil senyawa kimia tersebut. Kandungan membuat daya cerna protein pada ikan lebih
GSM dan 2-MIB pada ikan air tawar lebih besar baik [33]; [6], serta meningkatkan kesehatan
tersimpan pada jaringan lemak yang dapat saluran pencernaan pada ikan danmenstimulasi
dirasakan melalui daging ikan [7], disebabkan sistem imun. B.Subtilisdapat menghasilkan
lebih mudah larut dalam lemak dibandingkan spora sehingga dapat resisten pada panas dan
air. Upaya pencegahan yang lebih aman dan bersifat anaerob. Sebagian besar digolongkan
tidak menyebabkan stress pada ikan adalah dalam kelas bakteri yang mampu mendegradasi
pengaplikasian probiotik selama pemeliharaan. senyawa organik, berperan dalam nitrifikasi
Cara ini membantu memperbaiki kualitas air dan dentrifikasi, serta dapat mengikat nitrogen
ataupun menurunkan rasa tidak enak/apak pada [20]; [10]. Bakteri ini juga mampu
daging ikan [41]; [54]. memproduksi senyawa bakteriosin dan
Penggunaan probiotik dapat dilakukan memiliki efek antagonis terhadap bakteri gram
langsung ke air ataupun melalui pakan. negatif dan positif [5].
Penggunaan pada media kulturdapat Penelitian Bacillus spp. terhadap
mempengaruhi kandungan nutrien Carbon, penurunan off-flavours pada budidaya ikan
Nitrogen, Phospat, Kalium, yang digunakan seperti ikan lele, nila dan salmon telah
mikroorganisme untuk pertumbuhannya. dilakukan. Tetapi belum memberikan hasil
Penggunaan probiotik melalui pakan menurut yang maksimal atau solusi terbaik untuk
Septiarini [49]; [42] dapat dikelompokkan menurunkan off-flavours. Dalam penelitian ini
menjadi tiga, yaitu dapat menekan populasi dilakukan percobaan pada pengaplikasian
mikroba patogen dengan memproduksi probiotik Bacillus spp. melalui pakan dengan
senyawa-senyawa antimikroba melalui dosis probiotik 10 ml/Kg pakan dan 20 ml/Kg
kompetisi nutrisi, merubah metabolisme pakan. Hasil yang diharapkan yaitu secara
mikrobial dengan meningkatkan atau tidak langsung dapat mengurangi senyawa
menurunkan aktifitas enzim pengurai (selulase, GSM dan 2-MIB dalam tubuh/saluran
protease, amilase dan lain sebagainya) dan pencernaan ikan dan dapat berkompetisi
menstimulasi imunitas. dengan produsen GSM dan 2-MIB dalam
Menurut Noviana [37] pencampuran perairan.
probiotik kedalam pakan akan lebih segar .
dibandingkan tanpa pencampuran, METODE PENELITIAN
karenaadanya bau atraktan dan cita rasa pada Waktu dan Tempat Penelitian
pakan yang terfermentasikan oleh probiotik
sehingga merangsang ikan. Beberapa probiotik Penelitian dilakukan selama 60 hari diCV.
yang telah diproduksi secara komersil sebagai Tirto Bumi Agung (TBA), Desa
alternatif untuk memperbaiki kualits air dan karangdagangan, Kecamatan Bandarkedung
meningkatkan pertumbuhan ikan telah banyak mulyo, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa
digunakan pada proses budidaya [2]; [25] dari Timur, milik Ilham Subekti yang bekerjasama
golongan Bacillus spp.seperti B. Licheniformis
482 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id
Djamal,et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498
Djamal,et al.) / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-495
a. Pengujian Proksimat;
dengan PT. Central Proteina Prima. Lahan b. Pengujjian Hematologi;
budidaya ± 4 hektar terdiri dari 197 c. Pengujian Bakteri Air;
petak/kolam ikan, terbagi antara kolam ikan d. Penguian Bakteri Organ;
patin dan lele. Pengujian sampel ikandilakukan e. Pengujian Patologi;
di laboratorium Animal Health Service PT. f. Pengujian Histopatologi; dan
Central Proteina Prima (CP. PrimaSidoardjo). g. Pengujian Organoleptik (Muddy taste)
Alat dan Bahan Penelitian Pengujian Proksimat
Alat yang digunakan meliputi 9 kolam Pengujian proksimat daging ikan yang
ikan dengan luasan 400 m2, pengujian diuji adalah protein, lemak, kadar abu dan
proksimat dan hematologi dilakukan di kadar air berdasarkan SNI [61] dan metode
Universitas Airlangga, pengujian patologi dan yang dikembangkan Sudarmadji [51].
histopatologi (Sakura Tissue-Tek® VIPTM 5 Jr.
“Japan”), pengujian bakteri organ dan bakteri Pengujian Hematologi
air dilakukan dilaboratorium Animal Health
Service PT. Central Proteina Prima, Sidoarjo. Pengujian darah ikan patin menggunkan
Bahan yang digunakan yaitu ikan patin dari alat hematologi Analyzer yang dikembangkan
CV. TBA, pakan ikan dari CP. Prima dan Bastian et al., (2001) meliputi: nilai
probiotik Mina Pro jenis Bacillus spp. dari PT. Hematokrit, Total Eritrosit/RBC, Trombosit,
Marindo Lab. Pratama, Cikande, Serang. Hemoglobin (Hb), Total Leukosit/WBC,
Granulosit, Limfosit dan Monosit di
Rancangan dan Tahapan Penelitian Laboratorium Patologi Klinik Universitas
Airlangga.
Metode penelitian menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 Pengujian Bakteri Air
perlakuan (dosis probiotik 10 ml/Kg pakan
ikan, 20 ml/Kg pakan ikan, kontrol) dan Pengujian Bakteri Air meliputi Total
masing-masing terdiri 3 ulangan. Jumlah Bacteria Count (TBC) dan Total Aeromonas
kolam yang digunakan terdiri 9 kolam. Luas Count (TAC) melalui beberapa tahap sesuai
kolam yang digunakan 400 m2, kedalaman air dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) di
± 2 meter, padat tebar 20 ekor/m2 dan ukuran laboratorium Animal Health Service PT.
ikan 400 g/ekor. Probiotik diaplikasikan 2 Central Proteina Prima seperti terdapat pada
kali/minggu, probiotik diencerkan terlebih Lampiran 1.
dahulu dengan 200 ml air tawar per kg pakan,
pencampuran probiotik dengan Pengujian Bakteri Organ
menyemprotkan probiotik secara merata pada
pakan, selanjutnya dilakukan pengadukan Pengambilan sampel organ melalui
pakan agar komponen probiotik terserap pembedahan ikan dengan mengeluarkan
kedalam pori-pori pakan dan didiamkan saluran pencernaan (lambung dan usus) dari
selama 60 menit di tempat yang teduh dengan ikan patin dewasa, selanjutnya lambung dan
tujuan agar pakan dapat terfermentasikan, usus digerus, sampel ditimbang 1 g,
selanjutnya dilakukan pemberian pakan. ditambahkan 9 ml cairan fisiologis (NaCl
0,85%) steril [28] lalu dihomogenkan dengan
Pengumpulan dan Pengolahan Data vortex. Proses inokulum diambil 1 ml dan
diencerkan dalam tabung pengenceran serial
Pengambilan sampel ikan secara acak berisi 9 ml larutan fisiologis, sebanyak 8
melalui sampling dengan interval waktu 21 tabung pengencer. Setelah dihomogenkan,
hari. Pengambilan sampel ikan selanjutnya setiap tabung pengencer diambil larutan
dilakukan pengujian meliputi: sebanyak 0,1 ml dan disebarkan dalam cawan

483 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id


Djamal,et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498
Djamal,et al.) / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-495
maka diteruskan dengan uji lanjut (duncan)
petri berisi TSA. Diinkubasi pada suhu untuk mengetahui adanya perbedaan perlakuan
30°Cselama 24 jam sampai koloni bakteri probiotik yang diaplikasikan terhadap
tumbuh [28]. Pengujian bakteri organ penurunan off-flavours pada budidaya ikan
dilakukan di Laboratorium Animal Health patin.
Service PT. Central Proteina Prima.

Pengujian Patologi HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian Patologi dilakukan pada organ Pengujian Proksimat


ikan yaitu (lambung dan usus ikan) organ ikan
difillet kemudian dilakukan pengamatan dan Hasil rata-rata pengujian proksimat
menghitung (%) komposisi pada organ ikan daging ikan patin selama penelitian setelah
yang dinyatakan muddy taste dan tidak muddy perlakuan ditampilkan pada Gambar 1. dan
taste. Kriteria pengujian patologi terdapat pada Tabel 1.
Lampiran 2.

Pengujian Histopatologi

Pengujian Histopatologi menggunakan


alat (Sakura Tissue-Tek® VIPTM 5 Jr. “Japan”),
dilakukan melalui beberapa tahap sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Laboratorium Animal Health Service PT.
Central Proteina Prima, meliputi: pengambilan
sampel organ ikan, fiksasi, preparasi,
prosesing, embedding, pemotongan irisan tipis,
pewarnaan, pemeriksaan dan analisa
mikroskopis.

Pengujian Organoleptik (Muddy taste)

Pengujian organoleptik dilakukan untuk


mengetahui bau/rasa daging ikan patin
menggunakan panelis sesuai SNI 01-2346-
2006 pada tingkat kepercayaan 95%.
Organoleptik (rasa) ditentukan oleh 3 bagian
ikan (punggung, perut dan ekor) yang sering
ditemukan adanya indikasi bau tanah pada
daging ikan patin. Pengujian dilakukan oleh 6
orang panelis menggunakan skoring terdapat
pada Lampiran 3.

Analisis Data

Hasil pengujian pada setiap parameter,


selanjutnya diuji statistik (normalitas dan
homogenitas data) sebagai syarat uji Anovadan
apabila hasil yang diperoleh signifikan

484 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id


Djamal,et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498
menghasilkan nilai rata-rata yang lebih tinggi
pada perlakuan 10 ml/Kg pakan dan 20 ml/Kg
Kontrol 10 ml/kg pakan 20 ml/kg pakan
pakan sebesar 2,8%, sedangkan pada kontrol
relatif lebih rendah sebesar 2,3%. Penjelasan
25 21.921.8

20 17.116.7
19.9 tentang kadar protein dan lemak pada ikan air
14.8
15 tawar yaitu ikan air tawar mengandung sekitar
%

10 19% protein atau lebih sesuai komposisiprotein


2.3 2.8 2.8
5 1.0 1.1 1.1 atau lemak pada pakan. Kandunganprotein ini
0
Protein (%) Lemak (%) Kadar Abu (%) Kadar Air (%) bervariasi hingga 20%, tergantung pada spesies
Proksimat Daging Ikan Patin dan musim dalam budidaya. Ikan juga
mengandung kandungan lemak yang jauhlebih
Gambar 1. Hasil rata-rata pengujian proksimat rendah jika dibandingkan dengan dagingmerah
pada daging ikan setelah perlakuan selama
[35]. Kualitas nutrisi daging ikan secara
penelitian.
organoleptik dapat dipengaruhi oleh degradasi
Tabel 1. Hasil rata-rata pengujian proksimat daging lingkungan dan pakan yang diberikan selama
ikan patin sebelum dan sesudah perlakuan. budidaya, terutama dalam sistem budidaya
Rata-rata Sesudah Perlakuan Diff. (%)*) semi intensif dan intensif [16]; [17].
Hasil
Proksi Rata-rata Penyebab tingginya kandungan protein
10 20 10 20
mat Sebelum
Kontrol ml/Kg ml/Kg ml/Kg ml/Kg pada perlakuan 10 ml/Kg pakan (17,1%) dan
Perlakuan
pakan pakan pakan pakan 20 ml/Kg pakan (16,7%) jika dibandingkan
Protein
(%)
14.8 14.8 17.1 16.7 16% 13% dengan kontrol yang relatif lebih rendah 14,8%
Lemak
2.3 2.3 2.8 2.8 22% 22%
karena beberapa peran dari Bacillus spp. yang
(%)
Kadar
dapat menghasilkan enzim untuk membantu
Abu 1.0 1.0 1.1 1.1 10% 10% proses pencernaan protein pakan menjadi asam
(%)
Kadar amino sehingga mempermudah ikan untuk
19.9 19.9 21.9 21.8 10% 10%
Air (%) penyerapan nutrisinya. Bacillus spp. juga
*) Catatan: Diff (different) yaitu perbedaan antara nilai sesudah
dan sebelum perlakuan
mempunyai sifat fisiologis yaitu memiliki
kemampuan mendegradasi organik seperti
Hasil pengujian proksimat selama protein, pati, selulosa, hidrokarbon dan agar,
penelitian pada pengaplikasian probiotik menghasilkan antibiotik, serta berperan dalam
melalui pakan diperoleh nilai rata-rata pada nitrifikasi dan dentrifikasi [36]; [8]; [32].
komposisi kadar abu (kontrol 1,0%; 10 ml/Kg Beberapa penelitian ditemukan bahwa
pakan 1,1%; dan 20 ml/Kg pakan 1,1%) dan penambahan B. Subtilis mampu mencerna
kadar air pada daging ikan (kontrol 19,9%; 10 pakan dengan baik [13], sedangkan B.
ml/Kg pakan 21,9%; dan 20 ml/Kg pakan Licheniformis merupakan spesies bakteri yang
21,8%). Kandungan kadar air yang diperoleh mampu menghasilkan protease dalam jumlah
masih tergolong rendah sehingga tekstur yang relative tinggi. Menurut Phumee [43]
daging yang dihasilkan juga lebih kenyal. peningkatan protein pakan berpengaruh pada
Kandungan kadar air ikan patin berkisar antara kandungan protein daging ikan patin yang
75,53–79,42% dan kadar air yang tinggi sangat berdampak terhadap peningkatan retensi
mempengaruhi tekstur daging ikan menjadi protein. Perlakuaan 10 ml/Kg pakan dan 20
lembek [52]. ml/Kg pakan menunjukan kandungan protein
Probiotik dapat mempengaruhi nutrisi daging ikan patin lebih tinggi, hal tersebut
daging ikan patin seperti kadar protein, pada didukung oleh protein pakan yang
perlakuan 10 ml/Kg pakan (17,1%), 20 ml/Kg termanfaatkan dengan baik untuk sintesa
pakan (16,7%) yang lebih tinggi jika protein tubuh dengan bantuan Bacillus spp.
dibandingkan dengan kontrol (14,8%), Sintesa protein pada tubuh ikan
demikian pula dengan kadar lemak dipengaruhi oleh lemak. Karena apabila
metabolisme asam amino yang tidak
termanfaatkan dengan baik untuk sintesis
protein maka akan meningkatkan penimbunan

485 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id


Djamal,et al.) / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498

lemak dalam tubuh ikan dan akan pencampuran pada pakan ikan patin
menyebabkan simpanan protein dalam tubuh ditampilkan pada Gambar 3.
ikan lebih rendah yang selanjutnya dapat
menurunkan laju pertumbuhan dan
penambahan bobot tubuh ikan [62]; [31]. Pada
komposisi lemak dari perlakuan 10 ml/Kg
pakan dan 20 ml/Kg pakan lebih tinggi jika
dibandingkan dengan kontrol, namun masih
termasuk dalam kondisi lemak rendah.Menurut
Thammapat [52] bahwa kandungan lemak
daging ikan patin secara umum terdiri atas
lemak rendah (2–4%), lemak sedang (4– 8%)
dan lemak tinggi (>8%). Mekanisme secara Gambar 3. Secara umum proses kerja enzim yang
umum hidrolisis enzimatik substrat peptida dihasilkan dari Bacillus spp. melalui pencampuran
pada pakan ikan patin.
menurut Moran [34] terdapat pada Gambar 2.2.
Bacillus spp. penghasil enzim protease
Pengujian Hematologi
yang mengkatalisis pemecahan ikatan peptida,
Pengujian Hematologi sebelum dan
polipeptida dan protein dengan reaksi
sesudah perlakuan diperoleh hasil rata-rata
hidrolisis menjadi molekul-molekul yang lebih
yang ditampilkan pada Tabel 2..
sederhana seperti peptida rantai pendek dan
asam amino [33]; [40]. Reaksi hidrolisis yang Tabel 2 Hasil Rata-rata Pengujian Hematologi
serupa ditunjukkan pada Gambar 2. Hasil Hasil Rata-rata Sesudah Perlakuan
Hematologi Rata-rata
Ikan Patin Sebelum 10 ml/Kg 20 ml/Kg
Perlakuan Kontrol pakan pakan
Hematokrit 29 29±0.57ab 32±1.52b 28±0.33a
(21-33%)
T.Eritrosit/RBC
(1,0-2,5 x 2.6 2.6±0.18a 2.3±0.11a 2.5±0.05a
106/mm3)
Hb (5,8-8,9 7.3 7.3±0.50a 7.0±0.06a 7.1±0.14a
g/dL)
Trombosit
(200-500 x 298 298±5.56a 317±7.54a 329±17.5a
103/mm3)
T.
Leukosit/WBC 41.2 41.2±1.63b 41.4±1.28b 35.8±1.17a
(20,0-150,0 x
103/mm3)
Gambar 2 Mekanisme umum hidrolisis enzimatik Granulosit (3- 8 8±0.88a 6±0.33a 7±0.33a
substrat peptida yang dapat membantu proses 8%)
Limfosit (57-
kecernaan pakan ikan [34]. 86 86±0.88a 88±0.57a 87±0.88a
87%)
Monosit (2-5%) 5 5±0.33a 5±0.33a 4±1.22a
Hidrolisis ikatan peptida adalah reaksi
penambahan/penghilangan, yaitu protease
bertindak sebagai nukleofilik atau bereaksi Hasil rata-rata pengujian hematologi
dengan membentuk satu molekul air [40]. Pada diperoleh nilai darah hemaktokrit, Total
protease tertentu, adisi enzim-asil dapat Eritrosit/RBC, Hb, Trombosit, Total
dibentuk, seperti pada Gambar 2.2. intermediat Leukosit/WBC, Granulosit, Limfosit dan
tetrahedral kedua akhirnya dibentuk dan Monosit yang terlihat normal untuk standar
menghasilkan produk karboksilat, proton dan hematologi ikan air tawar. Menurut Bastiawan
enzim bebas yang diregenerasi [34]. Asumsi [4] apabila ikan terserang penyakit dan nafsu
secara umum proses kerja enzim yang makan ikan menurun dapat mempengaruhi
dihasilkan dari Bacillus spp.melalui hematokrit dan eritrosit rendah. Rata-rata nilai
hematokrit dan eritrosit ikan patin perlakuan 10
ml/Kg pakan, 20 ml/Kg pakan dan kontrol

486 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id


Djamal,et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498

berada pada kisaran normal untuk standar ikan Kontrol 10 ml/kg pakan 20 ml/kg pakan
patin. Hal tersebut menunjukan pemberian
8
probiotik melalui pakan tidak mempengaruhi

TBC (x 103 CFU/ml)


6
nilai gambaran darah pada ikan patin. 4
Hasil kadar Hb ikan patin untuk perlakuan 2

10 ml/Kg pakan, 20 ml/Kg pakan dan kontrol 0


1 2 3 4 5 6 7
tergolong normal. Hb berfungsi mengikat Pengecekan Minggu Ke-

oksigen yang digunakan untuk proses


katabolisme sehingga dihasilkan energi [29]; Gambar 4.Hasil rata-rata TBC air selama
[4]. Kemampuan mengikat oksigen dalam penelitian
darah tergantung pada jumlah Hb yang terdapat Tabel 3. Hasil rata-rata TBC air sebelum dan sesudah
dalam sel darah merah. Rendahnya kadar Hb perlakuan pemberian probiotik Bacillus spp.
mempengaruhi metabolisme menurun dan

energi yang dihasilkan menjadi rendah Hasil Hasil Rata-rata TBC air
Rata-rata Sesudah Perlakuan (x 103 CFU/ml)
menyebabkan ikan menjadi lemah, nafsu TBC air Perlakuan
makan menurun, diam di dasar dan Sebelum Pengecekan

Perlakuan 10 ml/Kg 20 ml/Kg


menggantung dibawah permukaan air [4]. (x 103
Minggu ke- Kontrol
pakan pakan

CFU/ml)
Hasil pengecekan trombosit perlakuan 10 1 4.32 4.32 4.32
ml/Kg pakan, 20 ml/Kg pakan dan kontrol 2 5.37 4.46 5.41
3 4.56 4.67 4.86
menunjukan kisaran nilai normal untuk jenis
4.32 4 4.90 5.03 4.77
ikan air tawar. 5 5.53 5.28 5.28
Jumlah leukosit ikan patin perlakuan 6 5.30 5.23 4.85

pada Gambar 4. dan Tabel 3.


perlakuan10 ml/Kg pakan, 20 ml/Kg pakan dan
kontrol diperoleh kisaran nilai normal (Tabel
2.). Meningkatnya produksi jumlah sel darah
putih ikan menunjukkan adanya respon
perlawanan tubuh terhadap zat asing penyebab
penyakit. Leukosit ikan patin terdiri dari
monosit, limfosit, dan neutrofil (agranulosit).
Menurut Bastiawan [4] monosit berfungsi
sebagai fagosit terhadap benda-benda asing
yang berperan sebagai agen penyakit. Limfosit
berfungsi sebagai penghasil antibodi untuk
kekebalan tubuh dari gangguan penyakit.
Neutrofil berperan dalam respon kekebalan
terhadap serangan organisme patogen dan
mempunyai sifat fagositik dan neutrofil dalam
darah meningkat apabila terjadi infeksi yang
berperan sebagai pertahanan pertama tubuh
ikan [9]. Nilai rata-rata leukosit pada perlakuan
20 ml/Kg pakan relatif lebih rendah diduga
adanya penurunan terhadap infeksi yang terjadi
pada ikan patin.

Total Bakteri Air


Hasil rata-rata pengecekan Total Bakteri
Air (Total Bacteria Count atau TBC) dalam
103 CFU/ml selama penelitian ditampilkan
487 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id
7 5.74 5.78 5.97
Djamal,et
Rata-rata al. / Journal
5.10±0.19 a of Fisheries
4.94±0.21 a and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498
5.03±0.22a

Hasil pengecekan rata-rata TBC


air dari penelitian ini diperoleh pada
kontrol sedikit lebih tinggi (5,10 x 103
CFU/ml), dibandingkan perlakuan10
ml/Kg pakan (5,03 x 103 CFU/ml)dan
20 ml/Kg pakan (4,94 x 103 CFU/ml).
Nilairata-rata bakteri air baik kontrol
maupun perlakuan masih dalam
kisaran yang baik untuk budidaya
ikan patin yaitu 1,0 x 102 sampai
8,7x105CFU/ml (Jun et al., 2000).
Sedangkan hasil penelitian Harbi dan
Udin (2010) untuk total bakteri air
pada ikan catfishsedikit lebih rendah
yaitu 7,9 ± 4.4 x 103 to 4,3
± 5,7 x 104.

Pengujian Bakteri Organ


Hasil rata-rata pengujian bakteri
organ lambung dan usus pada ikan
patin (x 108 CFU/ml). Pengujian
bakteri tersebut meliputi Total
Bakteri atau Total Bacteria Count
(TBC) dan Total Aeromonas atau
Total Aeromonas Count (TAC)
ditampilkan pada Gambar 5 dan
Tabel 4.

488 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id


Djamal,et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498
Berdasarkan hasil uji Anova diperoleh
Lambung Usus nilai signifikan pada bakteri lambung dan
a a a a a
11
a
bakteri usus tidak berbeda nyata, tetapi hasil
TBC (x 108 CFU/ml) 10
9
yang diperoleh secara deskriptif menunjukan
8
7
adanya perbedaan pada setiap perlakuan
6 terhadap penurunan off-flavours.
5

Kontrol 10 ml/kg 20 ml/kg


pakan pakan
Probiotik dalam budidaya ikan dapat
Perlakuan
diaplikasikan melalui pakan ataupun pada
media budidaya. Menurut Kesarcodi-Watson
Lambung Usus
at al., (2012) probiotik Bacillus spp.melalui
11
10
pakan dapat memberikan pengaruh positif bagi
TAC (x 106 CFU/ml)

9
8 kelangsungan hidup ikan patin, mempermudah
7
6
5
proses penyerapan nutrisi pakan dan mampu
Kontrol 10 ml/kg
pakan
20 ml/kg
pakan
memperbaiki lingkungan pada saluran
Perlakuan pencernaan. Berdasarkan pendapat Kesarcodi-
Watson [26] spesies Bacillus spp. merupakan
Gambar 5. Hasil rata-rata pengujian TBC dan mikroflora usus sehingga lebih mudah
TAC pada organ ikan patin selama penelitian menyesuaikan diri pada lingkungan usus
sebelum dan sesudah perlakuan.
sebagai mikroorganiseme untuk menunjang
pertumbuhan ikan, dapat menghasilkan
Tabel 4. Hasil Rata-rata Pengujian Bakteri Organ
imunostimulan dan antibiotik seperti jenis B.
(x 108 CFU/ml)
Total Bacteria Count (TBC) Subtilis dan B. Licheniformis [22]; [3].

Rata-rata Bakteri Organ Rata-rata Bakteri Organ Ditambahkan oleh Irianto [23] probiotik dapat
Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan mengatur lingkungan mikrobia usus,
Lambung Usus Lambung Usus
(X 108 (X 108 Perlakuan (X 108 (X 108 menghalangi mikroorganisme patogen dalam
CFU/ml) CFU/ml) CFU/ml) CFU/ml)
usus dengan melepas enzim yang membantu
10.16±0.2 10.25±0.32a
Kontrol
8a proses pencernaan makanan, hal ini
10.17 10.37 10 ml/Kg 10.36±0.1 10.38±0.18 a
pakan 4a menyebabkan jumlah bakteri pada organ usus
20 ml/Kg 10.22±0.2
pakan 6a
10.61±0.21a lebih padat seperti pada perlakuan 10 ml/Kg

Total Aeromonas Count (TAC) pakan dan 20 ml/Kg pakan. Fungsi bakteri
Lambung Usus
(X 108 (X 108
diyakini mampu meningkatkan daya cerna
CFU/ml) CFU/ml) pada ikan dengan bantuan Bacillus spp. yang
8.27 7.91 Kontrol 8.24 7.45 dapat mengsekresikan enzim protease, lipase
10 ml/Kg
8.30 7.98
pakan dan amilase [25] untuk mempermudah
20 ml/Kg
pakan
8.27 8.30 penyerapan nutrisi pada pakan. Proses
penyerapan yang baik juga ditunjukkan dengan
Hasil rata-rata pengecekan TBC organ kontrol lebih rendah (10,25 x 108). Secara umum rata rata
ikan patin pada organ lambung perlakuan 10 jumlah normal TBC pada lambung dan usus ikan air
ml/Kg pakan memiliki jumlah koloni TBC tawar berkisar antara 2,2 x 109 CFU/ml dan 2,4 x 109
lebih tinggi (10,36 x 108), perlakuan 20 ml/Kg CFU/ml
pakan (10,22 x 108) dan kontrol lebih rendah [26].
(10,16 x 108). Sebaliknya pada organ usus
jumlah TBC terbanyak didominasi oleh
perlakuan 20 ml/Kg pakan (10,61 x 108),
perlakuan 10 ml/Kg pakan (10,38 x 108) dan
489 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id
hasil histologi Djamal,et
di bagian usus ofdan
al. / Journal Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498
lambung terdapat banyak villi
(Gambar2.8 dan 2.9)
Secara umum keberadaan
bakteri pada saluran pencernaan
ikan menurut Kurniasih
[28] mempunyai aktivitas enzim
amolitik (mencerna karbohidrat),
proteolitik (mencerna protein), dan
lipolitik (mencerna lemak),
dimanfaatkan untuk meningkatkan
daya cerna pakan. Bacillus spp. juga
berperan penting dalam proses
dekomposisi bahan organik [1]; [57].
Menurut Fuller (1992) genus
Bacillus spp. mampu tumbuh pada
suhu lebih dari 50oC dan mampu
menghasilkan spora. Melihat sifat
yang dimiliki Bacillus spp. maka
perkembangbiakan mikroba dapat
dilakukan di

490 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id


Djamal,et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498

luar maupun di dalam saluran pencernaan ikan


yang dipergunakan untuk menekan Keterangan: setelah
pertumbuhan bakteri patogen. Keterangan: setelah organ organ dibedah dan
dibedah dan pengamatan pengamatan secara
Pengujian Patologi secara visual. visual.
1. Tekstur usus lebih 1. Tekstur usus lebih
Keberadaan probiotik pada saluran keras lembek/lembut
pencernaan ikan akan memakan sisa atau 2. Berbau tanah/lumpur 2. Berbau pakan
menggunakan bahan buangan dari sisa 3. Terdapat lumpur yang 3. Terdapat pakan
metabolisme [41]. Beberapa jenis bakteri padat sepanjang organ
4. Dalam organ usus usus.
memiliki peran penting meningkatkan
berwarna hitam 4. Dalam organ usus
pemanfaatan pakan, kesehatan ikan, dan disebabkan karena berwarna coklat
perbaikan mutu lingkungan dan akumulasi bahan disebabkan karena
mikroorganisme [57]. Pemberian probiotik organik dan lumpur. akumulasi pakan.
dapat meningkatkan total bakteri usus pada 5. Organ usus cenderung 5. Organ usus
lebih besar/bengkak cenderung lebih
ikan. Hasil ini sesuai dengan total bakteri usus disebabkan karena kecil ataupun lunak
pada ikan yang lebih tinggi dibandingkan padat. namun terisi
dengan lambung (Sari, 2014). Menurut dengan pakan yang
Kesarcodi-Watson [27] spesies bakteri padat.
probiotik merupakan mikroflora normal usus
sehingga bakteri tersebut lebih mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan usus
salah satu jenis Bacillus yang pernah diuji coba
untuk menunjang pertumbuhan ikan, sebagai
imunostimulan dan antibotik diantaranya B.
Subtilis dan B. Licheniformis [30]. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa Bacillus spp.
yang memiliki spora dapat berkecambah dan
bertahan hidup pada saluran pencernaan ikan
yang berbeda, bakteri ini dianggap sebagai
anaerob fakultatif dan bagian dari mikrobiota
inang yang aktif secara metabolik [56]; [30].
Berikut ini perbedaan pada organ yang
diidentifikasi mengalami muddy taste dan tidak
muddy taste pada ikan patin ditampilkan pada
Tabel 5.

Tabel 5. Komposisi organ usus ikan patin penyebab


muddy taste dan tidak muddy taste
Muddy Taste Tidak Muddy Taste

491 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id


Djamal,et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498

Sesudah Perlakuan Probiotik Bacillus spp. + Pakan

Kotoran 5% 3% Kotoran 3%2% Kotoran


5% 5% 5%
5%
5% lumpur lumpur lumpur
Plankton Plankton Plankton
mati mati mati
Sisa pakan Sisa pakan Sisa pakan
85% 87% 90%
Kontrol. Pengujian 1 Kontrol. Pengujian 2 Kontrol. Pengujian 3
Lain Lain Lain
Sebelum Perlakuan

4% 3% Kotoran 5% 5% Kotoran 5% 6% Kotoran 7% 3% 5% Kotoran


10% lumpur 10% lumpur 6% lumpur lumpur
Plankton Plankton Plankton Plankton
mati mati mati mati
Sisa pakan Sisa pakan Sisa pakan Sisa pakan
83% 80% 83% 85%
Lain Lain Lain Lain

10 ml/Kg pakan. Pengujian 1 10 ml/Kg pakan. Pengujian 2 10 ml/Kg pakan. Pengujian 3

Kotoran 2% Kotoran
5% Kotoran 6% 5% 4% 5% 5%
5% lumpur lumpur lumpur
8%
Plankton Plankton Plankton
mati mati mati
Sisa pakan Sisa pakan Sisa pakan
82%
85% 88%
Lain Lain Lain
20 ml/Kg pakan Pengujian 1 20 ml/Kg pakan Pengujian 2 20 ml/Kg pakan Pengujian 3

Gambar 6. Hasil rata-rata komposisi organ usus yang diindikasikan muddy taste atau off-flavours pada ikan patin
Djamal,et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498

490 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id


Djamal,et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498

Pengujian Histopatologi Gambar 9 Gambaran usus ikan patin sebelum dan


Pengujian Histopatologi pada organ ikan sesudah perlakuan probiotik Bacillus spp. (1) Hasil
patin (insang, lambung dan usus) selama pengecekan Usus sebelum perlakuan, menunjukan
penelitian diperlihatkan pada Gambar 7; 8 desquamasi epitel (Scale bar = 20 µm); (2) Usus
pada control, (3) Usus 10 ml (4) dan usus 20 ml
dan 9.
menunjukan desquamasi epitel, namun pada
kontrol lebih parah, yang terbaik kondisinya
adalah pada 20 ml (Scale bar = 50 µm(Scale bar =
20 µm).
Beberapa kelainan pada organ ikan yang
ditemukan selama penelitian seperti
telangiaktase merupakan adanya pelebaran
pada lamela sekunder sehingga membentuk
Gambar 7. Gambaran insang ikan sebelum dan seperti raket. Selain itu lamela insang
sesudah perlakuan Bacillus spp. (1) Hasil membesar dan berisikan sel darah, terjadi
pengecekan insang sebelum perlakuan, penimbunan sel darah merah pada lamela
menunjukan telangiaktase (Scale bar = 50 µm); (2)
Insang pada control, menunjukan hemoragi (Scale
sekunder [46]; [47]. Hemoragi adanya
bar = 50 µm); (3) dan (4) Insang 10 ml dan 20 ml pembuluh darah pecah dan darah berada pada
menunjukan fusi lamela sekunder dan kongesti tempat yang tidak semestinya, menunjukan
(Scale bar = 50 µm). Secara umum kondisi ikan bukti pendarahan pada sel karena infeksi atau
sebelum dan setelah perlakuan kondisi tidak sebab lainnya [35]; [44]). Fusi lamela
berbeda secara lingkungan perairan ikan masih sekunderatau menyatunya lamela sekunder
dalam kondisi baik. insang bisa dikarenakan adanya infeksi yang
disebabkan oleh bakteri seperti epystilis,
trichodina, ichthyophthyrius, dactylogyrus dan
gyrodactylus atau karena kondisi lingkungan
yang buruk. Kongesti merupakan pendarahan
pada organ, akibat pelebaran pembuluh darah
dan didalam pembuluh tersebut penuh berisi
darah [50]. Degenerasi hidropik terjadi karena
adanya sel yang cedera sehingga tampak
Gambar 8. Gambaran lambung ikan patin menjadi bengkak. Sel menjadi membesar
sebelum dan sesudah perlakuan probiotik Bacillus karena akumulasi air dalam sitoplasma dan
spp. (1) pengecekan Lambung sebelum perlakuan, sitoplasma tampak pucat [48]. Desquamasi
menunjukan degenerasi hidropik (Scale bar = 50 epithel adalah adanya sel yang terbuka/terluka
µm); (2) Lambung pada kontrol dan (3) Lambung atau rusak, sering terjadi pada organ lambung
10 ml,dan (4) Lambung 20 ml setelah perlakuan atau usus ikan (Ploeksic, 2010). Perubahan
masing-masing menunjukan degenerasi hidropik organ dari perlakuan 20 ml terlihat lebih baik
(panah hitam).(Scale bar = 50 µm); Namun pada
dibandingkan dengan 10 ml maupun
perlakuan 20 ml sudah terbentuk villi (panah
besar) (Perbesaran 100 kali) (Scale bar = 50 µm).
kontrol.Pada perlakuan 20 ml ditemukan
adanya fillie yang berfungsi untuk penyerapan
sari-sari makanan.
Sebelum 20 ml Sesudah Penggunaan Bacillus spp dalam penelitian
ini selain menghasilkan enzim juga mampu
memulihkan bakteri di usus dan menggantikan
bakteri berbahaya seperti Aeromas dengan
bakteri normal flora lebih baik [44]; [59].
Bacillus spp. dalam budidaya ikan dapat
meningkatkan aktivitas lipase, protease dan
3 4 amilase pada ikan. Sehingga mampu
491 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id
Djamal,et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498
Pengujian organoleptik dilakukan untuk
meningkatkan kinerja pertumbuhan, respons mengetahui tingkat rasa pada daging ikan patin
imun, ketahanan terhadap penyakit, dan setelah penggunaan probiotik Mina Pro
kelangsungan hidup budidaya [26]. (Bacillus spp.) yang diaplikasikan melalui
Menurut Okpokwasili dan Alapiki [38] pakan apakah dapat menurunkan bau tanah
menambahkan kelimpahan bakteri yang tinggi pada daging ikan patin. Hasil pengecekan
belum tentu merugikan, jika bakteri tidak organoleptik dari ketiga perlakuan (kontrol, 10
bersifat patogen. Kelimpahan bakteri yang ml/Kg pakan dan 20 ml/Kg pakan) diperoleh
tinggi dapat mengindikasikan daur ulang bahan adanya penurunan muddy pada daging ikan
organik yang sehat dan mineralisasi ulang. yang ditunjukan pada perlakuan 10 ml/Kg
Variasi jumlah bakteri di kolam ikan hampir pakan (kisaran muddy 0,24) dan 20 ml/Kg
sama dengan variasi jumlah bakteri di organ pakan (kisaran muddy 0,22) pada skala 2 atau
pencernaan ikan. muddy sedang. Jika dibandingkan dengan
kontrol, kedua perlakuan tersebut (10 ml/Kg
Pengujian Organoleptik Muddy taste pakan dan 20 ml/Kg pakan) menunjukan
Hasil pengujian organoleptik muddy adanya penurunan bau lumpur/tanah pada
selama penelitian diperoleh nilai rata-rata dari daging ikan patin. Perlakuan 20 ml/Kg pakan
setiap perlakuan yang dapat dilihat pada lebih baik tetapi masih tipis (slight).
Gambar 10 dan Tabel 6. Berdasarkan hasil uji statistik (Anova)
Organoleptik diperoleh nilai pengecekan muddy ini tidak
a
a

0.4
a signifikan antara kontrol, perlakuan 10 ml/Kg
Kisaran muddy

0.3
0.2
pakan dan 20 ml/Kg pakan. Tetapi hasil yang
0.1 diperoleh selama penelitian menunjukan
0 adanya penurunan bau lumpur/tanah yaitu pada
Kontrol 10 ml/kg pakan 20 ml/kg pakan
Perlakuan
perlakuan 20 ml/Kg pakan dan 10 ml/Kg pakan
jika dibandingkan dengan kontrol. Hasil
Gambar 10. Hasil rata-rata pengujian pengecekan daging ikan patin dari pengujian
Organoleptik tiga kali (interval waktu 21 hari) muddy ditampilkan pada Gambar 11. danTabel
selama penelitian pada daging ikan patin setelah 7.
pemberian probiotik Bacillus spp. pada pakan.
Punggung Ekor Perut
Tabel. 6. Skala rasa bau lumpur/tanah(muddy taste) a

a
a a
pada ikan patin 0.40
a a a a
0.30
a
0.20
0.10
Skala Rasa
0.00
bau lumpur/
Kisaran
tanah Nilai Hasil Penelitian Kontrol 10 ml/kg pakan 20 ml/kg pakan
muddy
Sesifikasi Perlakuan

sampel ikan
Sangat Gambar 11. Hasil rata-rata pengecekan muddy
Muddy atau taste dari tiga area pada daging ikan patin
3 0,50 Perlakuan Muddy
Muddy (Punggung, Ekor dan Perut).
Tinggi
Muddy 0,31±0
2 0,33 Kontrol Tabel 7. Pengecekan muddy taste pada ikan patin
Sedang .07a
Sedikit (Punggung, Perut dan Ekor).
Muddy atau 10 ml/Kg 0,24±0
1 0,17
Kurang pakan .08a Perlakuan
Muddy Titik Muddy Kontrol 10 ml/Kg 20 ml/Kg
20 ml/Kg 0,22±0
Normal 0 0,00 pakan .03a pakan pakan
Punggung a a
0.19±0.06 0.17±0.08 0.11±0.03a
Ikan
492 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id
Perut Ikan 0.27±0.06a 0.25±0.09a 0.22±0.04a
Djamal,et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498
Ekor Ikan 0.24±0.12a 0.21±0.09a 0.15±0.07a

493 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id


Djamal,et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498
Gambar 12. Hasil pengecekan secara visual pada
Identifikasi sumber utama mikroba daging ikan patin yang mengindikasikan terdapat
penghasil GSM dan 2-MIB dapat difokuskan dan tidak terdapat muddy/off-flavours selama
pada cyanobacteria (ganggang biru-hijau). penelitian. Pengecekan tersebut dilakukan sebelum
Selain produk metabolisme mikroba, off- dan sesudah perlakuan probiotik Bacillus spp. pada
flavours dapat juga berasal dari sumber lain pakan.
seperti berasal dari oksidasi lipid atau
pembusukan bakteri yang terkait dengan Kesimpulan
penanganan dan penyimpanan pasca panen
yang tidak tepat [27]; [24]; [14] menyarankan Penelitian tentang pengunaan probiotik
bahwa efisiensi dalam penggunaan pakan ikan Mina Pro (Bacillus spp.) pada pakan untuk
dan pengontrolan kualitas air terutama pada menurunkan off-flavours diperoleh hasil yang
komposisi plankton sangat diperhatikan karena menunjukan adanya perubahan/penurunan bau
menjadi sumber GSM dan 2-MIB [9].Metabolit tanah pada perlakuan 10 ml/Kg pakan dan 20
sekunder penyebab off-flavours merupakan zat ml/Kg pakan jika dibandingkan dengan
dan cyanotoxin yang diproduksi oleh sel kontrol. Hasil organoleptik dari daging ikan
cyanobacteria selama fase eksponensial patin pada perlakuan 20 ml/Kg pakan lebih
pertumbuhan, dan kemudian dialihkan ke rendah dibandingkan kontrol walaupun tidak
dalam sistem air selama fase kematian berbeda dengan 10 ml/Kg yaitu 0,2 kategori
sehingga bahan ini cenderung dideteksi hanya sedikit muddy dibandingkan kontrol 0,3 atau
setelah fase kematian mikroorganisme [18]. kategori muddy sedang. Tetapi penurunan
Bagian daging ikan patin yang diindikasikan muddy tersebut dari masing-masing perlakuan
off-flavoursditampilkan pada Gambar 12. sangat tipis (slight).
Probiotik Mina Pro (Bacillus spp.) baik
digunakan sebagai alternatif untuk
menurunkan bau tanah/lumpur. Pengaplikasian
probiotik sebaiknya harus kontinyu dan
seharusnya membutuhkan waktu yang cukup
panjang, disarankan baik digunakan pada umur
budidaya menjelang panen atau saat ikan
berukuran konsumsi sehingga hasil yang
(A) Bagian daging ikan patin yang terindikasi diperoleh juga efektif. Tindakan tersebut untuk
muddy sebelum perlakuan. menjaga kualitas mutu daging ikan patin tetap
Keterangan: Warna perut (1) agak kekuningan dan dapat diterima pasar dengan harga yang sesuai
sedikit berbau tanah; warna ekor (2) agak tanpa teridentifikasi bau tanah atau off-
kekuningan;dan punggung (3) agak kekuningan. flavours.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Abadi, A. F. 2009. Pengaruh pemberian


suplemen pakan yang mengandung
Bacillus spp. dalam pakan buatan
terhadap laju pertumbuhan benih ikan
Nila. Fakultas Perikanan dan Ilmu
(B) Bagian daging ikan patin yang tidak terindikasi Kelautan. Universitas Padjadjaran,
muddy sesudah perlakuan probiotik Bacillus spp. Bandung, 41 hlm.
pada pakan. [2] Adriyanto, S., Listyanto, N., dan
Keterangan: Warna perut (4) kemerahan/putih Rahmawati, R. 2017. Pengaruh
pucat; warna punggung (5) agak kemerahan/putih
Pemberian Probiotik Dengan Dosis
pucat;dan warna ekor (6) kemerahan/putih pucat.
Yang Berbeda Terhadap Sintasan Dan

494 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id


Djamal,et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498

Pertumbuhan Benih Patin Jambal. Pusat Penyakit Tanaman. Balai Penelitian dan
Riset Perikanan Budidaya. Jakarta. Tanaman Selearia.
[3][3] Azevedo EC, Rios EM, Fukushima K, [12] Fuller, R. 1992. History and development
dan GM Campos-Takaki. of probiotics. In Fuller, R. (Ed.).
1993. Bacitracin production by the new Probiotics: The scientific Basis.
strain of Bacillus subtilis. Biochem Chapman and Hall, New York, p. 1-8.
Biotech Appl 42: 1-7.10.1007 / [13] El Dakar, A.Y., S.M. Shalaby dan I.P.
BF02788897. Saoud. 2007. Assessing the Use of a
[4] Bastiawan, D. A. Wahid., M. Alifudin, Dietary Probiotic/Prebiotics as an
dan I. Agustiawan. 2001. Gambaran Enhancer of Spinefoot Rabbitfish
Darah Lele dumbo (Clarias spp.) yang Siganus rivulatus Survival and Growth.
Diinfeksi Cendawan Aphanomyces sp Aquaculture Nutrition. 13:407-412.
pada pH yang Berbeda. Jurnal [14] Gerber, N. N. 1969. A volatile
penelitian Indonesia 7 (3): 44-47. metabolite of actinomycetes: 2‐
[5] Budianto, dan Heny S. 2017. Aktivitas methylisoborneol. Journal ofAntibiotics,
Antagonis Bacillus Subtilis Terhadap 22, 508–509.
Streptococcus Iniae Dan Pseudomonas [15] Giglio, S., Jiang, J., Saint, CP, Cane, DE,
Fluorescens. Jurnal Veteriner. Vol. 18 dan Monis, PT. 2008. Isolation and
No. 3: 409-415 characterization of genes associated
[6] Calik, P., Bilir, E., Çalik, G., dan with geosmin production in
Ozdamar, T. H. 2002. Influence of pH cyanobacteria. Environmental Science
conditions on metabolic regulations in and Technology, 42, 8027-8232.
serine alkaline protease production by https://doi.org/10.1021/es801465w
Bacillus licheniformis. Enzyme and [16] Gram, L. dan Huss, H.H., 1996.
Microbial Technology, 31 (5), 685–697. Microbiological spoilage of fish and fish
http://doi.org/10.1016/S0141- products. International Journal of Food
0229(02)00162-X Microbiology, vol. 33, no. 1, pp. 121-
[7] Chiou CT. 1985. Partition Coefficients 137.
of Organic Compounds in Lipid-Water [17] Grigorakis, K., Taylor, K.D.A. dan
System and Correlations with Fish Alexis, M.N., 2003. Organoleptic and
Bioconcentration Factors. volatile aroma compounds comparison
Environmental Science and Technology of wild and cultured gilthead sea bream
19, 57-62. (Sparus aurata): sensory differences
[8] Clous, D. dan R.C.W. Berkeley 1986. and possible chemical
Genus Bacillus, In: Bergeys Manual of basis. Aquaculture, vol. 225, no. 1-4, pp.
Systematic Bacteriology, vol 2: 1105– 109-119.
1139. [18] Guttman, L., dan van Rijn, J. 2008.
[9] Dellman, H. D dan E. M. Brown. 1989. Identify the conditions underlying the
Buku Teks Veteriner I. Terjemahan : R. production of geosmin and 2-
Hartanto, Universitas Indonesia Press. methylisoborneol in the recirculation
Jakarta. system. Aquaculture, 279, 85-91.
[10] Dickschat, JS, Bode, HB, Mahmud, T., [19] Guttman, L., dan van Rijn, J. 2009. 2-
Müller, R., dan Schulz, S. 2005. A novel Methylisoborneol and geosmin
type of geosmin biosynthesis in extraction by organic sludge from
mycobacteria. Jouranl Organic recirculation aquaculture systems.
Chemistry, 70, 5174-5182. Water Research, 43, 474-480.
[11] Djaenuddin, N. dan Amran M. 2015. [20] Hatmanti, A. 2000. Pengenalan Bacillus
Karakteristik Bakteri Antagonis spp. Oseana, Volume XXV, Nomor 1,
Bacillus Subtilis Dan Potensinya 31-41.
Sebagai Agens Pengendali Hayati

495 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id


Djamal,et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498
NR,Morgan MJ. 2014. Evaluasi
[21] Hutchings E. 1998. Muddy Tasting Fish perkecambahan, distribusi, dan
Cause and Recommendations. persistensi spora Bacillus
http://www.msstate.edu/dept/srac/ subtilis melalui saluran
[22] Imam FG. 1977. Sintesis enzim pencernaan. Poult Sci. 93:1793–
ekstraseluler dalam 800.10.3382/ps.2013-03809.
genus Bacillus. 41:711-53. [31] Liu XY, Wang Y, dan JI WX. 2011.
[23] Irianto, A. 2003. Probiotik Akuakultur. Growth, feed utilization and body
Gadjah Mada University Press. consumption of Asian catfsh Pangasius
Yogyakarta. 125. hypopthalamus feed at different dietary
[24] Izaguirre, G., Hwang, CJ, Krasner, SW, protein and lipid levels. Aquaculture
dan McGuire, MJ. 1982. Geosmin and 2- Nutrition 11: 578–584.
methylisoborneol from cyanobacteria in [32] Madigans, M. T., J. M. Martinko, dan J.
3 water supply systems. Applied Parker. 1998. Biology of
Environmental Microbiology, 43, 708– Microorganism, 8th editions. Baltimore:
714. 110 pp.
[25] Jusadi, E. D., Gandara dan Mokoginta I. [33] Mao, W., Pan, R., dan Freedman, D.
2004. Pengaruh Penambahan Probiotik 1992. High production of alkaline
Bacillus spp. Pada Pakan Komersil protease by Bacillus licheniformis in a
Terhadap Konversi Pakan Dan fed-batch fermentation using a synthetic
Pertumbuhan Ikan Patin Pangasius medium. Journal of Industrial
Hypophthalmus. Jurnal Akuakultur Microbiology, 11 (1), 1–6.
[26] Kamal, M. Basri., 2016, Pengaruh http://doi.org/10.1007/BF01583724.
Receivable Turn Over Dan Debt To [34] Moran LA, Scrimgeour KG, Horton HR,
Asset Ratio (DAR) Terhadap Return On Och RS & Rawn JD. 1994.
Asset (ROA) Pada Perusahaan Biochemistry. Second edit. Prentice. Inc.
Pertanian Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia (BEI), Jurnal Ilmiah Upper Saddle River.


Manajemen dan Bisnis, Vol. 17 No. 02, [35] Munro, A.L.S. 1978. The Aquatic
68-81. Environtment. In Fish Pathology.
[27] Kesarcodi-Watson, A., Kaspar, H., M. Roberts, R.J. (ed). Bailliere Tindall,
Lategan, J., dan Gibson, L. 2012. London.
Probiotics in aquaculture: Needs, [35] Ndome, C., Oriakpono, O. dan Agnes,
principles and mechanisms of action and O. 2010. Proximate composition and
screening process. Akuakultur, 274,1– nutritional value of some commonly
14 consumed fishes in Calabar. Journal of
[27] Killian, HS. 1977. Off-Flavor (Catfish). Tropical Freshwater Biology, vol. 19,
University of Arkansas Division of pp. 11-18.
Agriculture. [36] Norris, J. R., R. C. W. Berkeley, N. A.
[28] Kurniasih, T., Widanarni., Mulyasari., Logan, dan A. G. O'donnell. 1981. The
Melati I., Imran A. Z., Mariana L. A. General Bacillus and
2013. Isolasi, Seleksi, Dan Identifikasi Sporalactobacillus. In: The Prokaryotes,
Bakteri Dari Saluran Pencernaan Ikan Vol 2: 1711-1742.
Lele Sebagai Kandidat Probiotik. Balai [37] Noviana, P., Subandiyono dan
Penelitian Dan Pengembangan Pinandoyo. 2014. Pengaruh Pemberian
Budidaya Air Tawar Jakarta. Probiotik Dalam Pakan Buatan
[29] Lagler KF, Bardach JE, RR Miller, Terhadap Tingkat Konsumsi Pakan Dan
Passino DRM. 1977. Ichthyology. John Pertumbuhan Benih Ikan Nila
Willey and Sons. Inc. new York- (Oreochromis niloticus). Jurnal
London. 506 hal. Manajemen dan Teknologi Akuakultur.
[30] Latorre JD, Hernandez-Velasco X, Vol. 3. No. 4. Hal 183-190
Kallapura G, Menconi A, Pumford
496 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id
Djamal,et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498
depuration rate and concentration of the
[38] Okpokwasili, GC, dan AM Alapiki. geosmin sensory threshold responsible
1990. Bacterial fluids associated with for the soil-musty stain on the rainbow
Nigerian freshwater fish farming. J. trout, Onchorhynchus
Aquacult. Trop. 5: 87–90. mykiss.Akuakultur, 245, 89-99.
[39] Parameswari, W., Dwi S. A. dan [46] Robert, R.T. 2001. Fish Pathology. Edisi
Muslim. 2013. Populasi Bakteri, III. W.B. Saunders. London Edinburg.
Histologi, Kelangsungan Hidup Dan Philadelphia, St. Louis,
Pertumbuhan Benih Ikan Gabus

(Channa striata) Yang Dipelihara Sydney, Toronto. 472 hlm.


Dalam Media Dengan Penambahan [47] Roberts RJ, Ellis AE. 2012. The
Probiotik. Jurnal Akuakultur Rawa Pathophysiology and Systematic
Indonesia. 1 (1): 76-89 Pathology of
[40] Parinduri, A., Usman S. dan Desrita. Teleost. Di Dalam Roberts R.J. Fish
2015. Effect Of Probiotic In Addition On Pathology. Ed ke-4. Chichester (UK):
Growth And Feed Conversion Ratio Of Wiley-Blackwell. hlm 22.
Catfish (P. hypopthalmus). [48] Safratilofa. 2017. Histopatologi Hati
[41] Pelczar, M. J., Chan, E. C. S., 1988. dan Ginjal Ikan patin (Pangasionodon
Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: hypopthalmus) yang diinjeksi Bakteri
Universitas Indonesia Press Aeromonas hydrophila. Jurnal
[41] Pilmorat, P., Niwooti W., Chanagun C., Akuakultur Sungai dan Danau, 2 (2): 83-
Tomoaki I., dan Louis L. 2015. Off- 88.
Flavor Characterization in High- [49] Septiarini, Harpeni E. dan Wardiyanto.
Nutrient-Load Tilapia Ponds in 2012. Pengaruh Waktu Pemberian
Northern Thailand. Turkish Journal of Probiotik Yang Berbeda Terhadap
Fisheries and Aquatic Sciences 15: 273- Respon Imun Non-Spesifik Ikan Mas
281. (Cyprinus Carpio L.) Yang Diuji
[42] Pitrianingsih, C., Suminto., dan Sarjito. Tantang Dengan Bakteri Aeromonas
2014. Pengaruh Bakteri Kandidat Salmonicida. e-Jurnal Rekayasa dan
Probiotik Terhadap Perubahan Teknologi Budidaya Perairan Volume I
Kandungan Nutrien C, N, P dan K No 1 Oktober 2012 ISSN: 2302-3600.
Media Kultur Lele Dumbo (Clarias [50] Strzyzewska, E., J. Szarek., dan I.
gariepinus). Journal of Aquaculture Babinska. 2016. Morphological
Management and Technology. 3 (4), Evaluation of The Gills as a Tool in The
247-256. Diagnostics of Pathological Conditions
[43] Phumee P, Hashim R, Aliyu-Paiko M, in Fish and Pollution in The Aquatic
dan ShuChien AC. 2009. Effects of Environment: a review. Veterinarni
dietary protein and lipid content on Medicina, 61 (3): 123-132.
growth performance and biological [51] Sudarmadji, S. B. Haryono, dan Suhardi.
indices of iridescent shark Pangasius 1984. Analisa Bahan Makanan dan
hypophthalmus, Sauvage 1878 fry. Pertanian. Yogyakarta.
Aquaculture Research 40: 456–463. [52] Suryaningrum DT, Muljanah I, dan
[44] Ramos, MA, Weber, B., Gonçalves, JF, Tahapari E, 2010. Profil sensori dan
Santos, GA, Rema, P., dan Ozório, ROA nilai gizi beberapa jenis ikan patin dan
2013. Suplementasi probiotik diet hibrid nasutus. Jurnal Pascapanen dan
memodulasi mikrobiota usus dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan
meningkatkan pertumbuhan ikan 5:153–164.
pelangi remaja (Oncorhynchus mykiss). [53] Thammapat P, Raviyan P, dan
Biokimia dan Fisiologi Komparatif, Siriamorpon S. 2010. Proximate and
Bagian A, 166,302–307. fatty acids composition of muscles and
[45] Robertson, RF, Jauncey, K., Beveridge, viscera of Asian catfsh Pangasius
MCM, dan Lawton, LA. 2005. The
497 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id
Djamal,et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498
Lampiran 1. Prosedur pengujian bakteri air
bocourti. Food Chemistry 122: 223–
227. 1. Penanaman dan Penghitungan Bakteri
[54] Tucker, S. C. dan Martine V. D. P. 1999. TBC (Total Bacteria Count)
Managing Off-Flavor Problems inPond- a) Ambil sample air menggunakan
Raised Catfish. Southern Regional micropipet sebanyak 1 ml, masukan
Aquaculture Center. No. 192. kedalam microtube kemudian di
[55] Tucker, CS. 2000. The problem of off- vortex/homogenkan.
flavor in aquaculture. Reviews in b) Ambil 0,1 ml sample air Catatan:
Fisheries Science, 8, 45-88. - Tanpa pengenceran atau dengan
[56] Vreeland RH, Rosenzweig WD, Powers pengenceran maksimal 10-3 (10-1,
DW. 2000. Isolation of 250 Million 10-2, 10-3) untuk TBC.
Year-Old Halotolerant Bacteria from - Pengenceran menggunakan
Primary Salt Crystals.407:897- larutan NaCl fisiologis sebanyak
900.10.1038/35038060. 0,9 ml yang sudah dimasukkan
[57] Watson, K, A., Kaspar, H., Lategan, kedalam microtube.
M.J., Gibson, L. 2008. Probiotics in - Pembuatan larutan pengenceran
aquaculture: The need, principles and yaitu NaCl fisiologis sebanyak 8,5
mechanisms of action and screening gram dengan 1 liter aquades steril
processes. Aquaculture, Vol. 274. No.1, yang dipanaskan dengan hot plate
pp.1-14. dan di stir/aduk, tunggu hingga
[58] Zakiyyah. I., Wasiq H. J. dan mendidih, kemudian di autoclave.
Muhammad F. 2016. Struktur c) Inoculasi 0,1 ml dari masing-masing
Komunitas Plankton Perairan Payau di pengenceran kedalam media TSA.
Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. d) Speread atau ratakan menggunakan
Vol. 18, No. 1, Hal. 89-96. ISSN:1410- spreader glass.
8801 e) Inkubasi selama 18-24 jam, dengan
[59] Zhao, Y., Zhang, W., Xu, W., Mai, K., suhu 30°C.
Zhang, Y., dan Liufu, Z. 2012. Potential f) Hitung TVC (koloni kuning, hijau)
influence of Bacillus subtilis T13 dari masing-masing pengenceran.
probiotics on growth, immunity and
resistance to disease Vibrio splendidus
infection in juvenile sea cucumbers
Apostichopus japonicus. Imunologi Ikan
dan Kerang, 32,750–755.
[60] [BSN] Badan Standarisasi Nasional.
SNI-01-2354.4-2006. Uji Proksimat.
Jakarta.
[61] [SNI]Standardisasi Nasional Indonesia.
2006. SNI 01-2346-2006. Petunjuk
Pengujian Organoleptik Dan Atau
Sensori. Badan Standardisasi
Nasional.ICS 67.240.
[62] [NRC] National Research Council.
2011. Nutrient Requirements of Fish
National Academy Press, Washington,
DC:NRC

498 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id


Djamal,et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498

g) Jumlah bakteri (cfu/ml) = Jumlah c) Sisa pakan = (%)


koloni x Penyetaraan ke 1 ml x faktor d) Lain-lain = (%)
pengenceran.

2. Penanaman dan Penghitungan Bakteri Lampiran 3. Prosedur pengujian organoleptik


TAC (Total Aeromonas Count) muddy
a) Ambil sample air menggunakan
micropipet sebanyak 1 ml, masukan Organoleptik (rasa) ditentukan oleh 3
kedalam microtube kemudian di bagian ikan (punggung, perut dan ekor) yang
vortex/homogenkan. sering ditemukan adanya indikasi muddy pada
b) Ambil 0,1 ml sample air. daging ikan patin. Pengujian dilakukan oleh 6
c) Masukkan kedalam microtube yang orang panelis menggunakan skoring sebagai
berisi NaCl fisiologis 0,9 ml berikut:
(pengenceran 101 ), lalu vortekx.
d) Ambil sample 0,1 ml dari Skala Rasa bau
pengenceran 1, masukkan kedalam lumpur/tanah
microtube yang berisi NaCl fisiologis Nilai Kisaran muddy
Sesifikasi sampel
0,9 ml (pengenceran 102 ), lalu ikan
vortekx. e) Ambil 0,1 ml dari Sangat Muddy
pengenceran 102 , lalu tuang pada atau Muddy 3 0,50
cawan petridish. Tinggi
f) Ratakan dengan menggunakan Muddy Sedang 2 0,33
spreader glass. Sedikit Muddy
g) Simpan dalam inkubator pada suhu atau Kurang 1 0,17
30oC selama 24 jam dalam posisi Muddy
terbalik (tutup cawan petridish berada Normal 0 0,00
di bawah).
h) Jumlah bakteri (cfu/ml) = Jumlah
koloni x Penyetaraan ke 1 ml x faktor
pengenceran.

Lampiran 2. Prosedur pengamatan patologi


ikan patin
Pengecekan meliputi organ lambung dan
usus pada ikan patin secara visual, selanjutnya
dipersentasekan sebagai berikut:
a) Kotoran lumpur = (%)
b) Plankton mati = (%)

499 ©2020 at http://jfmr.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai