550 2823 1 PB
550 2823 1 PB
DALAM PENURUNAN
OFF-FLAVOURS PADA BUDIDAYA
IKAN PATIN (PANGASIUS SP.)
Penggunaan probiotik merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh pembudidaya ikan patin
untuk meminimalisir permasalahan yang dialami pada setiap proses budidaya. Permasalahan tersebut erat
kaitannya dengan mutu dan kualitas daging ikan, sehingga para pelaku usaha budidaya membutuhkan solusi
terbaik untuk tetap menjaga mutu dan kualitas hasil produksi agar tetap dapat memenuhi kebutuhan ataupun
permintaan pasar. Penelitian ini fokus pada upaya menurunkan bau tanah atau off-flavours melalui
penggunaan probiotik Mina Pro (Bacillus spp.) yang didominasi oleh B. Licheniformis dan B. Subtilis.
Pengaplikasian probiotik melalui pakan ikan dengan dosis 10 ml/Kg pakan dan 20 ml/Kg pakan. Hasil
penelitian yang diperoleh kedua perlakuan lebih baik jika dibandingkan kontrol ditinjau dari beberapa
parameter meliputi: Proksimat terutama pada kenaikan protein diperlakuan 10 ml/Kg pakan (17,1%); 20
ml/Kg pakan (16,7%); jika dibandingkan kontrol yang lebih rendah (14%). Komposisi bakteri organ lambung
dan usus pada perlakuan 10 ml/Kg dan 20 ml/Kg pakan lebih banyak jika dibandingkan dengan kontrol. Hasil
histopatologi organ perlakun 10 ml/Kg dan 20 ml/Kg pakan lebih baik. Karena banyak terbentuk villi yang
mempermudah penyerapan nutrisi pakan. Organoleptik dari daging ikan patin (punngung, ekor dan perut yang
diduga muddy) pada perlakuan 20 ml/Kg pakan lebih renah. 10 ml/Kg dan 20 ml/Kg pakan memiliki nilai
lebih rendah (0,2 atau masih dalam kategori sedikit muddy/kurang muddy. jika dibandingkan dengan kontrol
(0,3 atau dalam kategori muddy sedang).
Kata kunci: Bacillus spp., Off-flavours, Patin
Abstract
The use of probiotics is an alternative that can be used by iridescent shark cultivators to minimize the problems
experienced in each cultivation process. These problems are closely related to the quality and quality of fish
meat, so that cultivators need the best solution to maintain the quality and production quality so that they can
meet market needs or demands. This study focused on the efforts to decrease odor or off-flavors through the
use of Mina Pro (Bacillus spp.) probiotic which is dominated by B. licheniformis and B. subtilis. The
application of probiotics through fish feed at a dose of 10 ml/Kg of feed and 20 ml/Kg of feed. The results of
the study obtained that both treatments were better than the control in terms of several parameters including:
Proximate especially in the increase of protein treated with 10 ml/Kg of feed (17.1%); 20 ml/Kg of feed
(16.7%); when compared to lower control (14%). The bacterial composition of the stomach and intestines in
the treatment of 10 ml/Kg and 20 ml/Kg of feed was higher than the control. The histopathological results of
the 10 ml/Kg and 20 ml/Kg treated organs were better. Because many villi were formed which facilitated the
absorption of feed nutrients. Organoleptic of iridescent shark meat (back, tail and belly allegedly muddy) in
the treatment of 20 ml/Kg of the feed was lower. 10 ml/Kg and 20 ml/Kg of feed had lower values (0.2 or still
in the slightly muddy/less muddy category when compared to the control (0.3 or in the medium muddy
category).
Keywords: Bacillus spp., Off-flavors, Iridescent Shark
Pengujian Histopatologi
Analisis Data
20 17.116.7
19.9 tentang kadar protein dan lemak pada ikan air
14.8
15 tawar yaitu ikan air tawar mengandung sekitar
%
lemak dalam tubuh ikan dan akan pencampuran pada pakan ikan patin
menyebabkan simpanan protein dalam tubuh ditampilkan pada Gambar 3.
ikan lebih rendah yang selanjutnya dapat
menurunkan laju pertumbuhan dan
penambahan bobot tubuh ikan [62]; [31]. Pada
komposisi lemak dari perlakuan 10 ml/Kg
pakan dan 20 ml/Kg pakan lebih tinggi jika
dibandingkan dengan kontrol, namun masih
termasuk dalam kondisi lemak rendah.Menurut
Thammapat [52] bahwa kandungan lemak
daging ikan patin secara umum terdiri atas
lemak rendah (2–4%), lemak sedang (4– 8%)
dan lemak tinggi (>8%). Mekanisme secara Gambar 3. Secara umum proses kerja enzim yang
umum hidrolisis enzimatik substrat peptida dihasilkan dari Bacillus spp. melalui pencampuran
pada pakan ikan patin.
menurut Moran [34] terdapat pada Gambar 2.2.
Bacillus spp. penghasil enzim protease
Pengujian Hematologi
yang mengkatalisis pemecahan ikatan peptida,
Pengujian Hematologi sebelum dan
polipeptida dan protein dengan reaksi
sesudah perlakuan diperoleh hasil rata-rata
hidrolisis menjadi molekul-molekul yang lebih
yang ditampilkan pada Tabel 2..
sederhana seperti peptida rantai pendek dan
asam amino [33]; [40]. Reaksi hidrolisis yang Tabel 2 Hasil Rata-rata Pengujian Hematologi
serupa ditunjukkan pada Gambar 2. Hasil Hasil Rata-rata Sesudah Perlakuan
Hematologi Rata-rata
Ikan Patin Sebelum 10 ml/Kg 20 ml/Kg
Perlakuan Kontrol pakan pakan
Hematokrit 29 29±0.57ab 32±1.52b 28±0.33a
(21-33%)
T.Eritrosit/RBC
(1,0-2,5 x 2.6 2.6±0.18a 2.3±0.11a 2.5±0.05a
106/mm3)
Hb (5,8-8,9 7.3 7.3±0.50a 7.0±0.06a 7.1±0.14a
g/dL)
Trombosit
(200-500 x 298 298±5.56a 317±7.54a 329±17.5a
103/mm3)
T.
Leukosit/WBC 41.2 41.2±1.63b 41.4±1.28b 35.8±1.17a
(20,0-150,0 x
103/mm3)
Gambar 2 Mekanisme umum hidrolisis enzimatik Granulosit (3- 8 8±0.88a 6±0.33a 7±0.33a
substrat peptida yang dapat membantu proses 8%)
Limfosit (57-
kecernaan pakan ikan [34]. 86 86±0.88a 88±0.57a 87±0.88a
87%)
Monosit (2-5%) 5 5±0.33a 5±0.33a 4±1.22a
Hidrolisis ikatan peptida adalah reaksi
penambahan/penghilangan, yaitu protease
bertindak sebagai nukleofilik atau bereaksi Hasil rata-rata pengujian hematologi
dengan membentuk satu molekul air [40]. Pada diperoleh nilai darah hemaktokrit, Total
protease tertentu, adisi enzim-asil dapat Eritrosit/RBC, Hb, Trombosit, Total
dibentuk, seperti pada Gambar 2.2. intermediat Leukosit/WBC, Granulosit, Limfosit dan
tetrahedral kedua akhirnya dibentuk dan Monosit yang terlihat normal untuk standar
menghasilkan produk karboksilat, proton dan hematologi ikan air tawar. Menurut Bastiawan
enzim bebas yang diregenerasi [34]. Asumsi [4] apabila ikan terserang penyakit dan nafsu
secara umum proses kerja enzim yang makan ikan menurun dapat mempengaruhi
dihasilkan dari Bacillus spp.melalui hematokrit dan eritrosit rendah. Rata-rata nilai
hematokrit dan eritrosit ikan patin perlakuan 10
ml/Kg pakan, 20 ml/Kg pakan dan kontrol
berada pada kisaran normal untuk standar ikan Kontrol 10 ml/kg pakan 20 ml/kg pakan
patin. Hal tersebut menunjukan pemberian
8
probiotik melalui pakan tidak mempengaruhi
energi yang dihasilkan menjadi rendah Hasil Hasil Rata-rata TBC air
Rata-rata Sesudah Perlakuan (x 103 CFU/ml)
menyebabkan ikan menjadi lemah, nafsu TBC air Perlakuan
makan menurun, diam di dasar dan Sebelum Pengecekan
CFU/ml)
Hasil pengecekan trombosit perlakuan 10 1 4.32 4.32 4.32
ml/Kg pakan, 20 ml/Kg pakan dan kontrol 2 5.37 4.46 5.41
3 4.56 4.67 4.86
menunjukan kisaran nilai normal untuk jenis
4.32 4 4.90 5.03 4.77
ikan air tawar. 5 5.53 5.28 5.28
Jumlah leukosit ikan patin perlakuan 6 5.30 5.23 4.85
9
8 kelangsungan hidup ikan patin, mempermudah
7
6
5
proses penyerapan nutrisi pakan dan mampu
Kontrol 10 ml/kg
pakan
20 ml/kg
pakan
memperbaiki lingkungan pada saluran
Perlakuan pencernaan. Berdasarkan pendapat Kesarcodi-
Watson [26] spesies Bacillus spp. merupakan
Gambar 5. Hasil rata-rata pengujian TBC dan mikroflora usus sehingga lebih mudah
TAC pada organ ikan patin selama penelitian menyesuaikan diri pada lingkungan usus
sebelum dan sesudah perlakuan.
sebagai mikroorganiseme untuk menunjang
pertumbuhan ikan, dapat menghasilkan
Tabel 4. Hasil Rata-rata Pengujian Bakteri Organ
imunostimulan dan antibiotik seperti jenis B.
(x 108 CFU/ml)
Total Bacteria Count (TBC) Subtilis dan B. Licheniformis [22]; [3].
Rata-rata Bakteri Organ Rata-rata Bakteri Organ Ditambahkan oleh Irianto [23] probiotik dapat
Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan mengatur lingkungan mikrobia usus,
Lambung Usus Lambung Usus
(X 108 (X 108 Perlakuan (X 108 (X 108 menghalangi mikroorganisme patogen dalam
CFU/ml) CFU/ml) CFU/ml) CFU/ml)
usus dengan melepas enzim yang membantu
10.16±0.2 10.25±0.32a
Kontrol
8a proses pencernaan makanan, hal ini
10.17 10.37 10 ml/Kg 10.36±0.1 10.38±0.18 a
pakan 4a menyebabkan jumlah bakteri pada organ usus
20 ml/Kg 10.22±0.2
pakan 6a
10.61±0.21a lebih padat seperti pada perlakuan 10 ml/Kg
Total Aeromonas Count (TAC) pakan dan 20 ml/Kg pakan. Fungsi bakteri
Lambung Usus
(X 108 (X 108
diyakini mampu meningkatkan daya cerna
CFU/ml) CFU/ml) pada ikan dengan bantuan Bacillus spp. yang
8.27 7.91 Kontrol 8.24 7.45 dapat mengsekresikan enzim protease, lipase
10 ml/Kg
8.30 7.98
pakan dan amilase [25] untuk mempermudah
20 ml/Kg
pakan
8.27 8.30 penyerapan nutrisi pada pakan. Proses
penyerapan yang baik juga ditunjukkan dengan
Hasil rata-rata pengecekan TBC organ kontrol lebih rendah (10,25 x 108). Secara umum rata rata
ikan patin pada organ lambung perlakuan 10 jumlah normal TBC pada lambung dan usus ikan air
ml/Kg pakan memiliki jumlah koloni TBC tawar berkisar antara 2,2 x 109 CFU/ml dan 2,4 x 109
lebih tinggi (10,36 x 108), perlakuan 20 ml/Kg CFU/ml
pakan (10,22 x 108) dan kontrol lebih rendah [26].
(10,16 x 108). Sebaliknya pada organ usus
jumlah TBC terbanyak didominasi oleh
perlakuan 20 ml/Kg pakan (10,61 x 108),
perlakuan 10 ml/Kg pakan (10,38 x 108) dan
489 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id
hasil histologi Djamal,et
di bagian usus ofdan
al. / Journal Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498
lambung terdapat banyak villi
(Gambar2.8 dan 2.9)
Secara umum keberadaan
bakteri pada saluran pencernaan
ikan menurut Kurniasih
[28] mempunyai aktivitas enzim
amolitik (mencerna karbohidrat),
proteolitik (mencerna protein), dan
lipolitik (mencerna lemak),
dimanfaatkan untuk meningkatkan
daya cerna pakan. Bacillus spp. juga
berperan penting dalam proses
dekomposisi bahan organik [1]; [57].
Menurut Fuller (1992) genus
Bacillus spp. mampu tumbuh pada
suhu lebih dari 50oC dan mampu
menghasilkan spora. Melihat sifat
yang dimiliki Bacillus spp. maka
perkembangbiakan mikroba dapat
dilakukan di
Kotoran 2% Kotoran
5% Kotoran 6% 5% 4% 5% 5%
5% lumpur lumpur lumpur
8%
Plankton Plankton Plankton
mati mati mati
Sisa pakan Sisa pakan Sisa pakan
82%
85% 88%
Lain Lain Lain
20 ml/Kg pakan Pengujian 1 20 ml/Kg pakan Pengujian 2 20 ml/Kg pakan Pengujian 3
Gambar 6. Hasil rata-rata komposisi organ usus yang diindikasikan muddy taste atau off-flavours pada ikan patin
Djamal,et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498
0.4
a signifikan antara kontrol, perlakuan 10 ml/Kg
Kisaran muddy
0.3
0.2
pakan dan 20 ml/Kg pakan. Tetapi hasil yang
0.1 diperoleh selama penelitian menunjukan
0 adanya penurunan bau lumpur/tanah yaitu pada
Kontrol 10 ml/kg pakan 20 ml/kg pakan
Perlakuan
perlakuan 20 ml/Kg pakan dan 10 ml/Kg pakan
jika dibandingkan dengan kontrol. Hasil
Gambar 10. Hasil rata-rata pengujian pengecekan daging ikan patin dari pengujian
Organoleptik tiga kali (interval waktu 21 hari) muddy ditampilkan pada Gambar 11. danTabel
selama penelitian pada daging ikan patin setelah 7.
pemberian probiotik Bacillus spp. pada pakan.
Punggung Ekor Perut
Tabel. 6. Skala rasa bau lumpur/tanah(muddy taste) a
a
a a
pada ikan patin 0.40
a a a a
0.30
a
0.20
0.10
Skala Rasa
0.00
bau lumpur/
Kisaran
tanah Nilai Hasil Penelitian Kontrol 10 ml/kg pakan 20 ml/kg pakan
muddy
Sesifikasi Perlakuan
sampel ikan
Sangat Gambar 11. Hasil rata-rata pengecekan muddy
Muddy atau taste dari tiga area pada daging ikan patin
3 0,50 Perlakuan Muddy
Muddy (Punggung, Ekor dan Perut).
Tinggi
Muddy 0,31±0
2 0,33 Kontrol Tabel 7. Pengecekan muddy taste pada ikan patin
Sedang .07a
Sedikit (Punggung, Perut dan Ekor).
Muddy atau 10 ml/Kg 0,24±0
1 0,17
Kurang pakan .08a Perlakuan
Muddy Titik Muddy Kontrol 10 ml/Kg 20 ml/Kg
20 ml/Kg 0,22±0
Normal 0 0,00 pakan .03a pakan pakan
Punggung a a
0.19±0.06 0.17±0.08 0.11±0.03a
Ikan
492 ©2021 at http://jfmr.ub.ac.id
Perut Ikan 0.27±0.06a 0.25±0.09a 0.22±0.04a
Djamal,et al. / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.2 (2021) 481-498
Ekor Ikan 0.24±0.12a 0.21±0.09a 0.15±0.07a
DAFTAR PUSTAKA
Pertumbuhan Benih Patin Jambal. Pusat Penyakit Tanaman. Balai Penelitian dan
Riset Perikanan Budidaya. Jakarta. Tanaman Selearia.
[3][3] Azevedo EC, Rios EM, Fukushima K, [12] Fuller, R. 1992. History and development
dan GM Campos-Takaki. of probiotics. In Fuller, R. (Ed.).
1993. Bacitracin production by the new Probiotics: The scientific Basis.
strain of Bacillus subtilis. Biochem Chapman and Hall, New York, p. 1-8.
Biotech Appl 42: 1-7.10.1007 / [13] El Dakar, A.Y., S.M. Shalaby dan I.P.
BF02788897. Saoud. 2007. Assessing the Use of a
[4] Bastiawan, D. A. Wahid., M. Alifudin, Dietary Probiotic/Prebiotics as an
dan I. Agustiawan. 2001. Gambaran Enhancer of Spinefoot Rabbitfish
Darah Lele dumbo (Clarias spp.) yang Siganus rivulatus Survival and Growth.
Diinfeksi Cendawan Aphanomyces sp Aquaculture Nutrition. 13:407-412.
pada pH yang Berbeda. Jurnal [14] Gerber, N. N. 1969. A volatile
penelitian Indonesia 7 (3): 44-47. metabolite of actinomycetes: 2‐
[5] Budianto, dan Heny S. 2017. Aktivitas methylisoborneol. Journal ofAntibiotics,
Antagonis Bacillus Subtilis Terhadap 22, 508–509.
Streptococcus Iniae Dan Pseudomonas [15] Giglio, S., Jiang, J., Saint, CP, Cane, DE,
Fluorescens. Jurnal Veteriner. Vol. 18 dan Monis, PT. 2008. Isolation and
No. 3: 409-415 characterization of genes associated
[6] Calik, P., Bilir, E., Çalik, G., dan with geosmin production in
Ozdamar, T. H. 2002. Influence of pH cyanobacteria. Environmental Science
conditions on metabolic regulations in and Technology, 42, 8027-8232.
serine alkaline protease production by https://doi.org/10.1021/es801465w
Bacillus licheniformis. Enzyme and [16] Gram, L. dan Huss, H.H., 1996.
Microbial Technology, 31 (5), 685–697. Microbiological spoilage of fish and fish
http://doi.org/10.1016/S0141- products. International Journal of Food
0229(02)00162-X Microbiology, vol. 33, no. 1, pp. 121-
[7] Chiou CT. 1985. Partition Coefficients 137.
of Organic Compounds in Lipid-Water [17] Grigorakis, K., Taylor, K.D.A. dan
System and Correlations with Fish Alexis, M.N., 2003. Organoleptic and
Bioconcentration Factors. volatile aroma compounds comparison
Environmental Science and Technology of wild and cultured gilthead sea bream
19, 57-62. (Sparus aurata): sensory differences
[8] Clous, D. dan R.C.W. Berkeley 1986. and possible chemical
Genus Bacillus, In: Bergeys Manual of basis. Aquaculture, vol. 225, no. 1-4, pp.
Systematic Bacteriology, vol 2: 1105– 109-119.
1139. [18] Guttman, L., dan van Rijn, J. 2008.
[9] Dellman, H. D dan E. M. Brown. 1989. Identify the conditions underlying the
Buku Teks Veteriner I. Terjemahan : R. production of geosmin and 2-
Hartanto, Universitas Indonesia Press. methylisoborneol in the recirculation
Jakarta. system. Aquaculture, 279, 85-91.
[10] Dickschat, JS, Bode, HB, Mahmud, T., [19] Guttman, L., dan van Rijn, J. 2009. 2-
Müller, R., dan Schulz, S. 2005. A novel Methylisoborneol and geosmin
type of geosmin biosynthesis in extraction by organic sludge from
mycobacteria. Jouranl Organic recirculation aquaculture systems.
Chemistry, 70, 5174-5182. Water Research, 43, 474-480.
[11] Djaenuddin, N. dan Amran M. 2015. [20] Hatmanti, A. 2000. Pengenalan Bacillus
Karakteristik Bakteri Antagonis spp. Oseana, Volume XXV, Nomor 1,
Bacillus Subtilis Dan Potensinya 31-41.
Sebagai Agens Pengendali Hayati