Anda di halaman 1dari 2

KANTOR KEMENAG DAN DISDUKCAPIL KABUPATEN LOMBOK UTARA

JALIN KERJASAMA LAYANAN 3 IN 1.

TANJUNG – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lombok Utara bersama Dinas


Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lombok Utara, menjalin kesepakatan
kerjasama program layanan perubahan status perkawian pada dokumen
kependudukan (3 in 1), Jumat kemarin (17/6).

“ Inti dari kerjasama ini adalah pemangkasan birokrasi, sehingga pelayanan kepada
Masyarakat lebih singkat dan mudah,” kata H.Sulhi Akbar, Kepala Seksi Bimbingan
Masyarakat Islam Kantor Kemenag KLU, usai upacara paripurna rutin ASN (17/6).

“Jadi masyarakat yang baru nikah tidak perlu lagi datang mengurus perubahan
status dokumennya di Disdukcapil, melainkan cukup lewat Kantor Kemenag saja
sudah bisa. KK, KTP dan buku nikah sudah bisa langsung diserahkan sekaligus,”
sambungnya.

Bahkan, Kata Sulhi, adanya System Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) berbasis
website yang telah terintegrasi dengan data dukcapil akan lebih memudahkan
masyarakat mengaskes layanan nikah berbasis digital.

Lebih lanjut, dia menekankan bahwa selain SIMKAH, ada juga program lain dari
Bimas Islam yang perlu digencarkan kepada masyarakat diantaranya Sistem
Informasi Wakaf (SIWAK) dan Sistem Informasi Masjid/Mushalla (SIMAS). SIWAK
sebagai intsrumen penting untuk melindungi secara hukum (sertifikasi) aset harta
benda wakaf. Sedangkan SIMAS, untuk pendataan Masjid/Mushalla agar terintegrasi
dengan layanan Pemerintah.

Sementara itu, Kepala Disdukcapil Kabupaten Lombok Utara, H. Rubain mengatakan


bahwa layanan 3 in 1 ini merupakan jenis layanan yang meliputi penerbitan kartu
Keluarga, KTP dan Buku Nikah secara sekaligus melalui Kantor Kemenag.

Menurut dia, seringkali masyarakat utamanya pasangan muda mudi yang baru
nikah jarang langsung mengurus dokumen kependudukannya. Akibatnya ketika
terjadi persoalan di kemudian hari yang mengharuskan persyaratan kelengkapan
dokumen, masyarakat tersebut akhirnya tidak bisa tercover atau tidak bisa terakses
layanan pemerintah.

“Misalnya ketika masyarakat melahirkan di rumah sakit, namun karena tidak memiliki
kartu keluarga tersendiri, akhirnya tidak tercover atau tidak bisa mengakses
bantuan,” Kata Rubain.
Buku nikah itu sifatnya membentuk,tetapi dokumen penyerta, sebagai persyaratan
akses bantuan layanan itu dilihat dari Nomer Induk Kependudukan (NIK) di KTP, dan
Nomer pada Kartu keluarga (KK).

Karena itu, dia menginginkan, bagi Masyarakat yang sudah menikah, memiliki status
hukum yang jelas. Dengan memiliki dokumen kependudukan yang lengkap maka
Masyarakat bisa mengakses semua jenis layanan dan bantuan yang ada di
Pemerintah bagi yang berhak. “Tetapi jika dokumen itu dia (Masyarakat) tidak
punya, maka tentu akan sulit mengakses,” ujarnya.

CAPTION FOTO

F1 – H.Sulhi Akbar, Kasi Bimas Islam Kantor Kemenag KLU.

F2 - SIMBOLISASI : H.M.Ali Fikri, Kepala Kantor Kemenag KLU, berjabatan tangan


dengan pasangan nikah tanda penyerahan dokumen 3 in 1.

F3 – Penandatangan Kerjasama tertib admnistrasi kependudukan dalam layanan


perubahan status perkawinan.

Anda mungkin juga menyukai