Anda di halaman 1dari 2

KOMITMEN INTERVENSI SENSITIF PENURUNAN STUNTING PERLU DITINGKATKAN.

MATARAM - Percepatan penurunan stunting melalui konvergensi intervensi spesifik maupun


intervensi sensitif secara terintegrasi, perlu ditingkatkan. Pasalnya, Dinas Kesehatan selaku leading
sektor, pada ranah intervensi spesifik, memerlukan kerjasama komitmen lintas sektor.

Hal itu dilakukan agar konvergensinya lebih terarah dan optimal. “Kami (Dinas Kesehatan) hanya
mampu memberi kontribusi sebanyak 30 persen dalam penanganan penurunan tersebut, selebihnya
ada di beberapa OPD lintas sektor terkait,” ungkap dr.Usman Hadi, Kepala Dinas Kesehatan Kota
Mataram, saat membuka acara Pertemuan Rembuk Stunting tingkat Kota Mataram, pada Kamis
(27/10) di Hotel Grand Legi Mataram.

Keterlibatan lintas sektor secara bersama atau konvergensi, akan lebih efektif dalam menurunkan
prevalensi stunting yang ada. Di Kota Mataram, Berdasarkan data E-PPGBM Agustus lalu, didapat
angka stunting riil sebanyak 17,13 persen. Dari semula 24 persen.

“Ternyata, semua Posyandu Keluarga melakukan pekan penimbangan, dan ditemukanlah angka 17.13
persen,” ungkapnya.

Namun, dibalik 17,13 persen itu, Kata Usman, ada ditemukan kasus unik, dimana anak-anak yang
terdata mengalami stunting, beberapa diantaranya justru memiliki kondisi gizi yang bagus.

Hal itulah kemudian yang mendasari kebijakan Pemerintah Kota Mataram di tahun 2023 mendatang.
Sehingga, diutamakan menyasar anak-anak stunting dengan kasus kecenderungan mengalami
kekurangan gizi, baik itu wasting (kurus) maupun gizi buruk.

“Di tahun 2023, kita akan melakukan intervensi melalui makanan yang sifatnya memiliki protein
hewani. Yakni pemberian susu penumbuh badan,” katanya.

Intervensi melalui pemberian makanan tersebut merupakan bentuk intervensi spesifik yang secara
langsung mengatasi penyebab kasusnya. Yakni melalui pemberian asupan makanan bergizi. Selain
itu, ada juga melalui perawatan dan pola asuh, hingga penanganan infeksi dan penyakit.

Sedangkan, intervensi sensitif merupakan upaya tidak langsung dalam mengatasi kasus terjadinya
stunting. Seperti Ketahanan Pangan, ketersediaan Sanitasi dan Air Bersih, Kesehatan Lingkungan,
Penanggulangan Kemiskinan, Pendidikan, Social dan lainnya.

Kegiatan rembuk stunting ini merupakan upaya mewujudkan komitmen Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) bersama tokoh agama (Toga), tokoh masyarakat (toma) dan kader dalam penurunan stunting
secara terintegrasi. (zis/adv).

F1 – Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr.Usman Hadi, dihadapan microphone, saat membuka
acara Pertemuan Rembuk Stunting Tingkat Kota Mataram, Kamis (27/10).

F2 - Penyampaian materi dan diskusi terkait analisis situasi serta perencanaan dan penganggaran
penurunan stunting oleh lintas OPD terkait.

Anda mungkin juga menyukai