Anda di halaman 1dari 3

Bergotong royong memangkas ten

gkes di Sumsel
Oleh Yudi Abdullah  Rabu, 18 Januari 2023 14:30 WIB

Petugas menimbang berat badan balita saat pelayanan posyandu untuk penanganan stunting (gangguan pertumbuhan). A
NTARA FOTO/Destyan Sujarwoko/rwa.
Pernikahan di bawah umur menjadi salah satu penyebab risiko stunting
Palembang (ANTARA) - Kekerdilan atau stunting masih menjadi masalah serius yang harus diatasi
guna meningkatkan mutu sumber daya manusia pada masa mendatang. Presiden Joko Widodo
sendiri menargetkan angka tengkes di Indonesia bisa ditekan hingga di bawah 14 persen pada
tahun 2024.

Untuk mewujudkan target yang ditetapkan oleh kepala negara tersebut, Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan bersama pemerintah kabupaten/kota berupaya melibatkan semua pihak dan
lapisan masyarakat untuk menempuh berbagai cara agar dapat mencegah timbulnya kasus
kekerdilan atau gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis itu.

Untuk mencegah dan menekan angka kasus tengkes atau stunting tidak bisa dibebankan kepada
satu instansi seperti Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan
Perempuan (DPPKB) yang ada di jajaran pemerintah daerah, tetapi harus melibatkan instansi terkait
lainnya dan elemen masyarakat.

Dengan bersama-sama atau secara gotong royong, berbagai program dapat mengedukasi
masyarakat dan meningkatkan pemahaman mereka mengenai pencegahan kasus stunting.

Kunci pencegahan dan penanganan kasus tengkes adalah memberikan perhatian khusus kepada
para ibu hamil dan bayi di bawah 3 tahun (batita), baik melalui intervensi gizi spesifik maupun
intervensi lainnya.

Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda menyatakan sebagai bentuk komitmen pihaknya


dalam menangani kasus stunting di wilayah kota yang memiliki 107 kelurahan dan 18 kecamatan
itu, pihaknya membentuk tim khusus yakni Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).

Tim tersebut ditugaskan tidak hanya bekerja melakukan intervensi berfokus pada sektor kesehatan,
tetapi juga sektor lainnya.

Sektor lain yang menjadi perhatian seperti pembangunan sanitasi, penciptaan dan penyediaan air
bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi, serta pemahaman dan kepedulian masing-
masing individu sehingga dapat mengoptimalkan upaya penanggulangan stunting.

Permasalahan stunting ini salah satu penyebabnya karena lahir dari keluarga yang tidak
berkecukupan sehingga pertumbuhan anak terhambat dan perkembangan otak kurang maksimal
akibat kekurangan gizi.

Bahkan, menurut dia, awalnya ada anak lahir normal, tapi setelah mulai berumur beberapa tahun,
bocah tersebut mengidap stunting akibat kekurangan gizi. Permasalahan ini bisa dicegah jika tim
bekerja dan berkomunikasi dengan baik.

Berdasarkan data, kasus stunting di Kota Palembang secara bertahap berhasil diturunkan. Pada
tahun 2021 angka stunting tercatat 24,4 persen, sedangkan pada 2022 menurun menjadi sekitar 16
persen.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang Fenty Aprina menjelaskan untuk menekan


angka stunting sesuai target nasional, ada sejumlah intervensi dalam penanganan kasus tersebut.

Intervensi yang dilakukan Dinkes bersama TPPS Kota Palembang yaitu konseling gizi seimbang
serta pemberian tambahan makanan bergizi untuk bayi dan anak seperti pemberian biskuit dan
susu.
TPPS dan Dinkes Palembang juga terus melakukan pemantauan tumbuh kembang balita di setiap
posyandu.

Selain itu, Pemerintah Kota Palembang juga menggandeng Kementerian Agama setempat untuk
menekan angka kasus kekerdilan atau gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan
gizi kronis sesuai target di bawah 14 persen pada 2024.

"Pernikahan di bawah umur menjadi salah satu penyebab risiko stunting, untuk itu kami bersama
petugas Kemenag berupaya mencegah terjadinya pernikahan dini tersebut," kata Sekretaris Satgas
Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TPPS) Palembang Altur Febriansyah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya bersama tim Kantor Kemenag Kota Palembang
memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai risiko menikah di usia muda di bawah batas
usia minimal yang ditetapkan 19 tahun.

Anda mungkin juga menyukai