Anda di halaman 1dari 3

Ipda Adrian Afandi, sang

gerilyawan pembasmi tawuran


Oleh Laila Syafarud/FathulAbdi  Senin, 16 Januari 2023 17:53 WIB

Inspektur Dua (Ipda) Polisi Adrian Afandi. ANTARA/FathulAbdi


Setiap menerima informasi tawuran saya tidak bisa mengacuhkan atau berpura-pura tidak tahu
Padang (ANTARA) - Aksi tawuran nyaris pecah ketika segerombolan pelajar melintas di kawasan
Jembatan Purus, Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat, pada Jumat siang pekan silam.

Mereka berboncengan dengan jumlah kendaraan sekitar 20 sepeda motor. Beberapa orang di
antaranya bahkan membawa senjata tajam sehingga membuat masyarakat resah serta takut.

Belakangan diketahui kalau tujuan dari gerombolan tersebut adalah melakukan penyerangan ke
Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) 5 Padang yang berlokasi di kawasan Lolong Belanti.

Untungnya laju gerombolan bersepeda motor itu bisa dicegat sebelum sampai ke tujuan sehingga
tawuran antarpelajar yang menjadi fenomena di Kota Padang dalam beberapa bulan terakhir ini bisa
dicegah.

Hal tersebut berkat peran seorang laki-laki yang datang mengendarai sepeda motor matik dengan
helm berwarna merah. Ia mengenakan kaus hitam berlengan panjang dan kedua kakinya dibalut
celana jins biru.

Dengan gagah berani namun terukur dan penuh perhitungan, laki-laki itu menyelusup masuk ke
dalam formasi gerombolan yang sedang konvoi di jalanan.

Dalam hitungan beberapa detik saja pria tersebut telah membekuk tiga orang di antara gerombolan
pelaku tawuran itu. Dari tangan mereka juga didapatkan senjata tajam jenis katana.

Tidak hanya sampai di sana, dengan bantuan warga setempat akhirnya beberapa pelaku lain pun
diamankan satu per satu.

Kehadiran pria berpostur tegap itu bagaikan granat yang tiba-tiba dilemparkan ke tengah keramaian
yang menyulut seketika rasa panik dan takut para anggota gerombolan di sekitar lokasi kejadian.

Gerombolan bersepeda motor yang awalnya menguasai jalanan dengan "barbar" itu langsung
berubah kacau-balau akibat panik, kemudian berusaha kabur dengan tunggang-langgang.

Aksi pria heroik nan misterius itu kemudian mendapat acungan jempol dan respons positif dari
masyarakat maupun warganet di media sosial. Mereka kagum atas keberaniannya membubarkan
tawuran seorang diri.

Lantas siapakah sosok laki-laki tersebut? Dia adalah Adrian Afandi. Seorang perwira di Kepolisian
Resor Kota Padang berpangkat Inspektur Dua (Ipda) Polisi.

Laki-laki kelahiran Deli Serdang Sumatera berusia 39 tahun itu kini mengemban jabatan sebagai
Pejabat Sementara Kepala Unit (Kanit) Operasional Satuan Reserse Kriminal Polresta Padang atau
sering disebut "Kanit Buser".

Bisa dikatakan, suami dari Juwita itu adalah bos dari Tim Klewang yang populer di kalangan
masyarakat Padang, di bawah asuhan Kepala Satuan Reskrim Kompol Dedy Adriansyah Putra.

Adrian yang berdarah Minangkabau adalah polisi lulusan Dikmaba tahun 2022, kemudian diangkat


menjadi perwira usai lulus Seleksi Sekolah Inspektur Polisi (SIP) pada tahun 2019.

Selama menjadi polisi, ia telah bertugas di berbagai tempat, di antaranya menjadi


BA Bidpropam Polda Sumbar, Panit Lantas Polsek Padang Utara, Kasubnit Unit Turjawali Satlantas
Polresta Padang, Kasubnit 2 unit 6 Satreskrim Polresta Padang, dan kini menjadi Pejabat
Sementara Kepala Unit Opsnal.
Adrian tergolong pribadi yang tenang sekaligus santai. Sebagai perwira, ia juga tidak pernah
membatasi dirinya dengan anggota.

Kesehariannya pun terlihat biasa-biasa saja bahkan cenderung sederhana. Kaus oblong dengan
celana jins menjadi ciri khas busananya, sedangkan minuman favoritnya kopi dengan sedikit gula.

Usut punya usut, apa yang dilakukan oleh Adrian pada Jumat (13-1) siang itu ternyata bukan aksi
pertama yang ia lakukan.

Pria yang akrab disapa Adek itu telah sering bergerilya seorang diri demi mengantisipasi serta
memburu pelaku aksi tawuran. Atau dia bergerak dalam tim kecil bersama personel Satreskrim
Polresta Padang.

Anda mungkin juga menyukai