Disusun Oleh:
Hilda Amalia
14120170063
iii
RINGKASAN
iv
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut penulis (TB/U), Zat gizi kronis atau infeksi spesifik yang
bangsa Maju, bangsa Kembang. Sebagai salah satu dari lima terbesar,
prevalensi Balita pendek yang lebih tinggi yaitu 30% hingga 39%, mirip
dengan Myamar dngan angka 35%, Vetnam dengan angka 23%, dan
30,8%; ini termasuk kategori stunting berat pada anak kecil. (TN2PK,
2019). Sekitar 9,8% penduduk di tanah air memiliki status gizi yang
sangat pendek pada tahun 2017; 19,8% lainnya berstatus gizi pendek.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2018 yang sebesar 8,5.
3
Indonesia, 2019).
Februari 2020 dengan jumlah balita kurang lebih 26.897, data stunting
orang menderita stunting. 956 3.252 Balita Dengan Status Pendek dan
stunting yang parah, seperti Kecamatan Bontoa sekitar 670 kasus, dan
membahas stunting. Oleh karena itu, sesuai dengan data stunting yang
4
nonkesehatan. (Unicef,WHO,2020).
(yaitu 270 hri pada masa kehamlan dan 730 hari setelah kelahran
tahun 2012. Dalam kampanye ini fokus pada peringatan 1000 hari
negatif pada status gizi penduduk, khususnya dalam skala 1000 HPK,
kesehatan lingkungan. 0-23 Bulan yang Ibu Hamil dan Anak Berusia
perlahan dan pasti pada kelompok 1000 HPK. Beragam inisiatif untuk
(Bappenas, 2019).
anak yang tergolong sangat pendek dan 153 anak tergolong pendek
6
termasuk jumlah angka stunting sangat tinggi ditahun 2021. Hal ini
obat. Hasil akhir yng akan terungkap adalah stunting, atau angka
aplikasi, gunakan Panduan Gerakan HPK 1000 dan kode lain yang
B. Rumusan Masalah
maka masaah yang diangkat dalam esai ini adalah adanya suatu
masalah:
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2022.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teortis
evaluasi program kesehatan. Selain itu, data dari hasil penelitian ini
2. Manfaat Praktis
stunting.
DAFTAR PUSTAKA