95-Article Text-167-1-10-20200823
95-Article Text-167-1-10-20200823
ABSTRAK
Hipertensi dan Diabetes Melitus tipe 2 merupakan dua penyakit kronik yang banyak ditemukan dalam
masyarakat serta sering ditemukan secara bersamaan. Kedua penyakit tersebut yang diakibatkan karena
fungsi atau struktur dari jaringan atau organ tubuh yang secara progresif menurun dari waktu kewaktu karena
usia atau pilihan gaya hidup. Untuk dapat mengurangi angka kematian, maka dilakukan evaluasi penggunaan
obat antihipertensi dan antidiabetes mellitus oral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase
ketepatan kesesuaian dosis, persentase ketepatan cara minum obat, persentase ketepatan kesesuaian obat,
persentase ketepatan pasien, dan persentase ketepatan indikasi. Populasi yang didapatkan sebanyak 517 resep
pasien Hipertensi dan 139 resep pasien DM Tipe 2, dari populasi tersebut didapatkan 84 sampel pasien
Hipertensi dan 58 sampel pasien DM Tipe 2 yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan
kriteria pasien berdasarkan jenis kelamin wanita 53.57%(Hipertensi) dan 63.79%(DM Tipe 2) sedangkan
pria dengan persentase sebesar 46.43% (Hipertensi) dan 36.20% (DM Tipe 2). Berdasarkan usia penyakit
hipertensi banyak terjadi diatas usia 50 tahun dengan persentase 35.71%. dan penyakit Diabetes Melitus
banyak terjadi diusia 25 tahun keatas dengan persentase 34,48%. Evaluasi ketepatan penggunaan obat
diketahui ketepatan kesesuaian dosis 100%, ketepatan cara minum obat 100%, ketepatan kesesuaian obat
100%, ketepatan pasien 100%, ketepatan indikasi 100%.
Kata Kunci : Obat Antihipertensi, Obat Antidiabetes Melitus, Puskesmas Karang Taliwang.
genetik (Amirudin, 2007). Kejadian hipertensi Untuk dapat mengurangi angka kematian, maka
dengan diabetes melitus mencapai dua kali lebih perlu dilakukan evaluasi penggunaan obat
sering terjadi pada penderita diabetes dibandingkan antihipertensi dan antidiabetes mellitus oral di
dengan penderita non diabetes. Instalasi Rawat Jalan Puskesmas Karang Taliwang.
Diabetes melitus merupakan penyakit kronik METODELOGI PENELITIAN
seumur hidup dan mempunyai resiko komplikasi
tertinggi, sehingga menuntut kepatuhan yang tinggi Desain Penelitian
kepada penderitanya dalam menjalani pengobatan Penelitian ini menggunakan jenis penelitian secara
agar target pengendalian glikemik tercapai. Pada deskriptif.
kenyataanya sangat sulit menilai tingkat kepatuhan
penderita secara pasti, terutama pada pasien rawat Waktu dan Tempat Penelitian
jalan, karena kita tidak tahu pasti yang dilakukan
penderita menyangkut cara minum obat, pola makan Waktu penelitian
dan aktivitas fisiknya, serta pola hidup yang lain, Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2019.
yang dapat mempengaruhi kadar glukosa darah Tempat penelitian
penderita (Coppel et al, 2008). Penelitian ini di laksanakan di Puskesmas Karang
Hipertensi dengan diabetes melitus merupakan Taliwang
faktor resiko yang kuat untuk terjadinya morbiditas
(angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) Variabel dan Definisi Operasional
pasien diabetes mellitus. Terapi yang tepat untuk 1. Variabel penelitian
pengelolaan tekanan darah sangat dibutuhkan untuk a. Variabel Bebas (Variabel Independent)
mengurangi resiko peningkatan kematian akibat Penggunaan obat Antihipertensi dan
komplikasi. Banyakanya golongan obat Diabetes Melitus pada pasien rawat jalan di
antihipertensi dan antidiabetes yang dikonsumsi oleh Puskesmas Karang Taliwang
pasien perlu menjadi perhatian lebih bagi farmasis b. Variabel Terikat (VariabelDependent)
dalam memberikan informasi obat secara jelas dan a. Persentase kesesuaian dosis pada resep
menyeluruh (Murdiana, 2007). pasien Hipertensi dan Diabetes Melitus
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui b. Persentase ketepatan cara minum obat
pentingnya pemilihan obat pada pasien Hipertensi pada pasien Hipertensi dan Diabetes
dan Diabetes Melitus tipe 2 dengan melakukan Melitus
evaluasi pengunaan obat pada resep yaitu dengan c. Persentase kesesuaian obat yang
melihat ketepatan diagnosis, ketepatan dosis, diberikan pada pasien Hipertensi dan
ketepatan indikasi, ketepatan obat, ketepatan rute Diabetes Melitus.
pemberian dan waspada efek samping. Evaluasi d. Persentase ketepatan pasien yang
tersebut dapat membantu meningkatkan kualitas diberikan obat pada pasien Hipertensi
pelayanan di Puskesmas Karang Taliwang agar dan Diabetes Melitus.
tercapai suatu keberhasilan terapi. e. Persentase ketepatan indikasi obat yang
Keberhasilan dalam mengendalikan tekanan diberikan pada pasien Hipertensi dan
darah tinggi merupakan usaha bersama antara pasien Diabetes Melitus.
dan dokter yang menanganinnya. Kepatuhan seorang
pasien yang menderita hipertensi tidak hanya dilihat 2. Definisi Operasional
berdasarkan kepatuhan dalam meminum obat Variabel Definisi Cara ukur Hasil
antihipertensi tetapi juga dituntut peran aktif dan ukur
kesediaan pasien untuk memeriksakan kesehatannya Penggunaan
ke dokter sesuai dengan jadwal yeng ditentukan obat
serta perubahan gaya hidup sehat yang dianjurkan. antihipertens
Banyaknya masyarakat dengan keluhan penyakit i dan
Variabel
Hipertensi dan Diabetes Mellitus sehingga peneliti diabetes
bebas
ingin atau tertarik untuk melakukan penelitian serta mellitus Observasi Ordinal
(independe
pada pasien
berdasarkan hasil observasi awal yang telah nt)
rawat jalan
dilakukan di Puskesmas Karang Taliwang terdapat 2 di
penyakit degeneratif yang sering terjadi yaitu puskesmas
penyakit Hipertensi dan Diabetes Melitus tipe 2. karang
Hasil penelitian yang berjudul “Evaluasi perempuan dibandingkan pada laki-laki, hal
Penggunaan Obat Antihipertensi Dan ini kemungkinan karena pada perempuan
Antidiabetes Melitus (Oral) Di Instalasi Rawat pada pra menopause dengan ditambah
Jalan Puskesmas Karang Taliwang” disajikan factor-faktor lain seperti gaya hidup, kurang
dalam bentuk tabel dan diagram. Populasi yang aktivitas fisik, factor setres dan lain
didapatkan sebanyak 517 resep pasien sebagainya.
Hipertensi dan 139 resep pasien DM Tipe 2, dari Sedangkan menurut analis data
populasi tersebut didapatkan 84 sampel pasien Resikesdas (2007) yang dilakukan oleh
Hipertensi dan 58 sampel pasien DM Tipe 2 irwan mendapatkan bahwa perempuan lebih
yang memenuhi kriteria inklusi. beresiko mengidap penyakit Hipertensi dan
C. Data Demografi Pasien Diabetes Mellitus karena secara fisik wanita
Data demografi pasien menggambarkan memiliki peningkatan indek masa tubuh
profil sampel di Puskesmas Karang Taliwang yang lebih besar. Sindrom siklus bulanan
yang meliputi jenis kelamin, umur dan jumlah (Premenstrual syndrome) dan Pasca-
jenis penyakit yang diderita pasien berdasarkan Menopause yang membuat distribusi lemak
diagnosis. tubuh menjadi lebih mudah terakumulasi.
1. Jenis Kelamin Gangguan menstruasi merupakan indikator
Dari hasil evaluasi yang didapatkan penting yang menunjukkan adanya
jumlah penyakit Hipertensi dan DM Tipe 2 gangguan fungsi system reproduksi yang
di Rawat Jalan Puskesmas Karang Taliwang dapat dihubungkan dengan peningkatan
terdapat lebih banyak berjenis kelamin resiko berbagai penyakit seperti penyakit
perempuan dibandingkan dengan laki-laki. metabolik yaitu Diabetes Mellitus. Hal
Berikut adalah tabel jumlah pasien penyakit tersebut dikarenakan terdapat dua hormone
Hipertensi dan Diabetes Melitus Tipe 2 yang memiliki efek antagonis terhadap
berdasarkan jenis kelamin. kadar glukosa darah yaitu reseptor hormon
Gambar 4.1 Karakteristik Pasien estrogen pada sel β pangkreas yang
Hipertensi dan Diabetes Melitus Tipe 2 di menyebabkan pelepasan insulin yang
Puskesmas Karang Taliwang merupakan hormone terpenting dalam
Berdasarkan Jenis Kelamin. homeostasis glukosa dalam darah (Alonso-
Magdalena, 2008). Dan hormone
progesterone yang memiliki sifat anti-
Jenis Kelamin insulin serta dapat menjadikan sel-sel
kurang sensitive terhadap Insulin yang
50 menyebabkan terjadinya resistensi insulin
40 dalam tubuh (Syamsu, 2006).
30
Hipertensi
20 2. Umur
DM Tipe 2 Karakteristik umur pasien pada
10
penelitian ini dibagi kedalam kelompok
0 umur yaitu 25-50tahun, 51-60tahun, 61-70
Wanita Pria tahun, 71-80 tahun dan lebih dari 80 tahun.
Untuk melihat hubungan peningkatan umur
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa terhadap tingkat prevalensi terjadi pada
wanita lebih cenderung terkena resiko hipertensi dan diabetes mellitus, berikut
Hipertensi (53.57%) dengan jumlah 45 tabel karakteristik pasien Hipertensi dan
pasien dan DM Tipe 2 (63.79%) dengan Diabetes Mellitus pada Puskesmas Karang
jumlah 37 pasien dibandingkan dengan pria Taliwang.
dengan persentase sebesar 46.43% Gambar 4.2 Karakteristik Pasien
(Hipertensi) dengan jumlah 39 pasien dan Hipertensi dan Diabetes Melitus di
36.20% (DM Tipe 2) dengan jumlah 21 Puskesmas Karang Taliwang
pasien. Menurut penelitian Purmono (2013) Berdasarkan Umur.
menyatakan pada kasus Hipertensi dan
Diabetes Melitus lebih banyak terdapat pada
ditujukan dengan evaluasi tepat kesesuaian dosis, Greene, R.J., 2000, Phatology and Therapeutics For
tepat cara minum obat, tepat kesesuaian obat, tepat Pharmacist A Basic For Clinical Pharmacy
pasien, dan tepat indikasi menunjukkan persentase Practice, 2nd Edition, Pharmaceutical Press
kesesuaian 100%. London.
B. Saran InfoDatin Pusat Data dan Informasi Kementrian
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Kesehatan RI Depkes.[online] Availabe
evaluasi Drug Related Problem (DRP) at:http://www.depkes.go.id/resources/download/
terapi DM Tipe 2 komplikasi hipertensi. pusdatin/infodatin/infodatin-
2. Mengingat pentingnya penurunan risiko hipertensi.pdf[diunduh minggu 12 oktober 2014]
terjadinya komplikasi dari sDiabetes Kaplan, NM, dan Stamler, J., 1991. Hipertensi dan
mellitus komplikasi hipertensi, maka perlu Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. EGC,
adanya informasi secara tepat kepada pasien Jakarta.
tentang kepatuhan dalam pengobatan. Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar;
3. Diharapkan pentingnya informasi mengenai RISKESDAS.Balitbang Kemenkes RI, Jakarta.
obat yang diberikan untuk pasien, terutama Kementerian Kesehatan RI. INFODATIN Pusat
DM dan hipertensi serta penyakit lainnya. Data dan Informasi Kemeterian Kesehatan RI
Situasi Kesehatan Remaja. 2015.
DAFTAR PUSTAKA Mansjoer, Arif., 2001. Kapita Selekta Kedokteran.
Agusta, Andria., 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Edisi 3. Media Aesculapius, Jakarta.
Tropika Indonesia. ITB Press, Bandung. Misnadiarly, 2006, Diabetes Melitus Gangrem
Amiruddin, Ridwan. 2007. Epidemiologi DM dan Ulcer, Infeksi, Mengenali Gejala,
IsuMutakhirnya.http://ridwanamiruddin.com/20 Menanggulangi, dan Mencegah Komplikasi,
07/12/10/epidemiologi-dm-dan-isumutakhirnya/ Pustaka Obor Popular, Jakarta, Indonesia.
Arief, I. 2008. Hipertensi :Faktor Resiko dan Murdiana, H. E. 2007. Tesis :Evaluasi penggunaan
Penatalaksanaanya. Diakses tanggal 30 Agustus obat antihipertensi pada pasien Diabetes
2013, dari http://www.pjnhk.go.id. Mellitus tipe 2 di rawat jalan RS Dr. Muwardi
Arisman., 2011. Diabetes Melitus. EGC, Jakarta Surakarta. Universitas Gadjah Mada,
Indonesia. Yogyakarta.
Aulia,. 2008. Gaya Hidup dan Penyakit Notoatmojo, Soekidjo, 2012. Promosi kesehatan dan
Modern.Kanisius, Yogyakarta. prilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Azrul,Azwar. 1996.Pengantar Administrasi Parkeni.2011, Konsensus Pengelolaan dan
Kesehatan. Edisi Ketiga. Binarupa Aksara. Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Cipolle R.J, 2004. Pharmaceutical Care Practice Indonesia.Perkumpulan Endokrinologi Nasional
The Clinician’s Guide, 2nd ed., McGraw-Hill Indonesia, Jakarta, Indonesia.
Education, New York. Pranoto, A., 2003. Konsensus Diabetes Melitus,
Coppel, K.,2008,Medication Adherence amongst Nakah Lengkap Symposium Practical Approach
People with Less than Ideal Glycaemic Control- in the management of Diabetes Complication,
the Lifestyle Over and above Drugs in Diabetes Indonesia.
(LOADD study): Diabetes Research and Potter PA & Perry AG. 2005. Buku Ajar
Clinical Practice; 79,572. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Elizabeth J,Corwin., 2009. Buku Saku Patofisologi. Praktik.Edisi 4. EGC, Jakarta.
Edisi 3. EGC, Jakarta. Price, S.A. & Wilson, L.M. 2012, Patofisologi
Damayanti R.S., 2003. Childhood obesity : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.Edisi
evaluation and management. Dalam Soebagijo 6.EGC, Jakarta, Indonesia.
A., Sri M., Askandar T., Hendromartono., Ari Renatasari, A.D. 2008, ‘Evaluasi Penggunaan Obat
S., Agung P., eds. Naskah Lengkap National Anti Hipertensi pada Penderita Hipertensi
Obesity Simposium II 2003. Surabaya: ISSN h. dengan Diabetes Melitus di Instalasi Rawat Inap
123-37. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Ashari
DepkesDirjen Binfar RI. 2006, Pharmaceutical Pemalang Tahun 2008’, Skripsi , S.Farm.,
Care untuk Penyakit Hipertensi Direktorat Farmasi, Farmasi, Universitas Muhammadiyah
Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Surakarta, Surakarta Indonesia.
Dapertemen Kesehatan Republik Indonesia, Samoh, Waneesa. (2014). Evaluasi Ketetapan Obat
Jakarta Indonesia. dan Dosis pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II
dengan Komplikasi Hipertensi Di Rumah Sakit Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
"X" Surakarta Periode Januari-April FKUI, Depok.
2014.Skripsi. Surakarta: Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sani, A., 2008. Hypertension; Current Perspective.
Medya Crea, Jakarta.
Setter, S.M., White, J.R & Campbell, R.K. 2000,
DiabetesIn: Hefindal, E.T. and Gourley, D.R.
(Eds.), Texsbook Of Therapeutics Drug and
DiseaseManagement, 7th Edition, Lippincott
Williams and Wilkins, Philadelphia, USA.
Stumvoll, M,.1995, effects of metformin in non-
insulin-dependent Diabetes Melitus,
NEJM.333:550-554.
Sukandar, E.Y..,2010, ISO Farmakoterapi, PT ISFI
Penerbitan, Jakarta, Indonesia.
Tambayong Jan. 2009.Patofisiologi Untuk
Keperawatan.EGC, Jakarta.
Tandra, H., 2008. Segala Sesuatu yang Harus Anda
Ketahui Tentang Diabetes. Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
Taufan, Nugroho.,2011. Anatomi fisiologi Jantung
dan Pembuluh Darah. ECG, Jakarta.
Tejokroprawiro, 1994 ,Diabetes Meletus, Surabaya,
Indonesia.
Tjay, T.H & Raharja, K., 2007.Obat-Obat
Penting.Edisi ke 5. Cetakan Pertama.PT. Elex
Media Komputindo, Kelompok Gramedia,
Jakarta, Indonesia.
U.K. Prospective Diabetes Study Group. 1998, The
Insidence of Myocardial Infarction in White,
South Asian, and Afro-Caribbean Patients with
Type 2 Diabetes (U.K. Prospective Diabetes
Study 32), Diabetes care, 21 : 1271-1277.
Waspadji S., Suryono S., Sukardji K., 2010.
Pengkajian Status Gizi Studi Epidemologi dan
Penelitian di Rumah Sakit edisi II. Balai
Penerbit FKUI Jakarta, Jakarta.
WHO & MSH. 2003. Drug and Therapeutics
Commite, APractical World Health Orgnization
& Management Science For Health, Geneva,
Switzerland.
WHO.2013. About cardiovascular disyases. Word
Healt Organization. Geneva. Cited july 15 th
2014. Available from URL :
http://www.who.int/cardiovascular
_disiases/about_cvd/en/accessed on.
WHO (World Health Organization). A global brief
on hypertension: silent killer, global public
health crisis. 2015.
Yogiantoro.2009. Hipertensi Esensial dalam Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V. Pusat