Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.………………………………….….………..…......i
DAFTAR GAMBAR……………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………….…..1

A. Latar Belakang…………………………………….........1

B. Rumusan Masalah………………………………….…...5

C. Batasan Masalah…………………………………..….....5

D. Tujuan Masalah…………………………………….…...5

E. Manfaat Penelitian……………………………...…....….6

BAB II PENDAHULUAN…………………………………….....7

A. Algoritma………………………………………..….…..7

B. Bahasa Pemograman……………………………..……..8

C. Algoritma Pengurutan …………………………..……...8

D. Algoritma Bubble Sort…………………………….……8

E. Algoritma Insertion sort……….……………….……...10

BAB III METODOLOGI………………………………….........12

A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………..…..12

B. Populasi dan Sampel………..……………………..…..12

C. Metode dan Desain Penelitian…………………….…...14

D. Variabel Penelitian…………………………………….15

E. Teknik Pengumpulan Data…………………………….15

F. Teknik Analisis Data…………………………………..16

DAFTAR PUSAKA………………………..…………………...18

I
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Flowchart bubble sort ...................................................... 9

Gambar 2. 2 Flowchart insertion sort ................................................... 10

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyortiran data merupakan suatu hal yang penting di dalam dunia


pendidikan. Salah satu data yang sangat penting untuk disortir dan dianalisis
adalah data nilai siswa. Namun, ketika data tersebut banyak, maka diperlukan
suatu algoritma pengurutan yang efisien dan cepat untuk mengurutkan data
tersebut. Pengurutan data ini penting agar dapat menghasilkan data yang
akurat. Dalam pengurutan data, algoritma sorting (pengurutan) merupakan
salah satu algoritma yang dipelajari pada tingkat dasar pada fakultas ilmu
komputer. Algoritma ini menjadi dasar dari algoritma lainnya seperti
searching, patern matching, dan lain-lain (Wang Sunny Y, 1996).

Salah satu tantangan utama dalam pengurutan data adalah mengurutkan


data dengan cepat dan efisien. algoritma sorting digunakan untuk
mengurutkan data dengan aturan tertentu. Ada berbagai macam algoritma
sorting yang tersedia, namun pemilihan algoritma yang tepat sangat penting
untuk memastikan pengurutan data dilakukan dengan efektif. Dua algoritma
sorting yang sering digunakan adalah Bubble Sort dan Insertion Sort, namun
keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena
itu, perlu dilakukan perbandingan antara keduanya untuk menentukan
algoritma sorting mana yang paling sesuai dan efisien untuk aplikasi tertentu.

Algoritma Bubble sort mengurutkan data dengan cara membandingkan


setiap elemen dengan elemen berikutnya dalam array dan menukarnya jika
mereka berada di urutan yang salah. Algoritma ini cukup sederhana untuk
diimplementasikan, namun pada kasus data yang besar dan belum terurut,
waktu yang diperlukan untuk mengurutkannya bisa sangat lambat. Sementara
itu, insertion sort bekerja dengan membandingkan setiap elemen dengan
elemen sebelumnya, kemudian menyisipkan elemen tersebut ke posisi yang
benar. Meskipun memerlukan beberapa operasi pergeseran data, insertion
sort seringkali lebih cepat daripada bubble sort untuk data yang sudah hampir

3
terurut atau dengan ukuran data yang relatif kecil. Meskipun keduanya
memiliki kompleksitas waktu yang sama (O(n^2)), namun kecepatan dan
keefektifan keduanya dapat berbeda tergantung pada data yang diurutkan.
Selain itu, keduanya juga cukup fleksibel dan dapat diaplikasikan pada
berbagai jenis data.

Walaupun relatif mudah dipahami, bubble sort dan insertion sort


memiliki kinerja yang berbeda-beda. Bubble sort memiliki kinerja yang
buruk karena memerlukan banyak perbandingan dan pertukaran data dalam
setiap iterasi. Sedangkan insertion sort memerlukan lebih sedikit
perbandingan dan pertukaran data dibandingkan dengan bubble sort,
sehingga memiliki kinerja yang lebih baik.

Untuk itu, dibutuhkan suatu penelitian yang membuktikan


perbandingan kecepatan implementasi kedua algoritma sorting tersebut.
Juga perbandingan antara bubble sort dan insertion sort menjadi relevan
karena pada beberapa kasus, seperti mengsortir data yang sangat besar,
kecepatan dan efisiensi algoritma pengurutan menjadi faktor yang sangat
penting. Dalam penelitian ini, perbandingan dilakukan pada data nilai ujian
matematika semester genap siswa, di mana jumlah data yang diurutkan tidak
terlalu besar.

Dengan demikian, perbandingan antara kedua algoritma ini akan


memberikan informasi yang berguna bagi dunia pendidikan dalam memilih
metode sorting yang tepat dan efisien untuk menyortir data nilai siswa.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan pemberian yang berarti bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam bidang
menyortir data dan informasi. khususnya bagi guru dan pengajar matematika,
dalam memilih metode sorting yang tepat dan efisien untuk mengurutkan
data nilai ujian matematika pada siswa.

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka diperoleh


rumusan masalah dalam penelitian yang berjudul perbandingan penerapan
algoritma sorting Bubble Sort dengan Insertion sort pada data nilai ujian
matematika semester pada siswa/siswi kelas X pada tahun ajaran 2022/2023
adalah “manakah di antara algoritma sorting Bubble Sort dan Insertion Sort
yang lebih cepat dan efisien diterapkan pada data nilai ujian Matematika
siswa?”

C. Batasan Masalah

Berdasarkan beberapa identifikasi masalah diatas, maka dalam hal ini


permasalahan yang dikaji perlu dibatasi. Batasan-batasan masalah pada
penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya membahas tentang dua algoritma sorting, yaitu


Bubble Sort dan Insertion Sort.

2. Data yang dianalisis hanya data nilai ujian matematika siswa kelas X.

3. Penelitian ini hanya membandingkan keefektifan dan kecepatan dalam


menyelesaikan proses sorting.

4. Penelitian ini dilakukan pada data nilai ujian matematika semester genap
siswa/siswi tahun ajaran 2022/2023.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan arah dari suatu kegiatan, maka tujuan yang ingin
dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitian perbandingan penerapan
algoritma sorting Bubble Sort dengan Insertion sort pada data nilai ujian
matematika semester pada siswa/siswi kelas X pada tahun ajaran 2022/2023
adalah “membandingkan efisiensi dan kecepatan dari dua algoritma sorting,
yaitu bubble sort dan insertion sort, dalam mengurutkan data nilai ujian
matematika semester siswa”.

5
E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, secara


umum sebagaimana berikut:

1. Bagi Peneliti

a. Memberikan informasi tentang perbandingan penerapan algoritma


sorting Bubble Sort dan Insertion Sort pada data nilai ujian
matematika.

b. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing


algoritma sorting tersebut.

2. Bagi Pengajar

a. Memberikan rekomendasi terbaik untuk penerapan algoritma


sorting pada data nilai ujian matematika.

b. Membantu guru dalam menyortir data nilai ujian matematika.

3. Bagi Masyarakat, menambah wawasan dan pengetahuan tentang


algoritma sorting dan penerapannya pada data nilai ujian.

4. Bagi Peneliti lain, dapat dijadikan referensi bagi penelitian-penelitian


selanjutnya yang berhubungan dengan penerapan algoritma sorting pada
data nilai ujian matematika.

6
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Algoritma
Algoritma adalah urutan langkah-langkah logis penyelesaian
masalah yang disusun secara sistematis dan logis. Kata logis merupakan kata
kunci dalam algoritma. Langkah-langkah dalam algoritma harus logis dan
harus dapat ditentukan bernilai salah atau benar. Dalam beberapa konteks,
algoritma adalah spesifikasi urutan langkah untuk melakukan pekerjaan
tertentu. (Zarlis M, 2008.) Tata cara pemilihan suatu algoritma:
1. Algoritma haruslah benar. Artinya algoritma akan memberikan
keluaran yang dikehendaki dari sejumlah masukan yang
diberikan. Tidak peduli sebagus apapun algoritma, kalau
memberikan keluaran yang salah, pastilah algoritma tersebut
bukanlah algoritma yang baik.
2. Mengetahui seberapa baik hasil yang dicapai oleh algoritma tersebut.
Hal ini penting terutama pada algoritma untuk menyelesaikan
masalah yang memerlukan aproksimasi hasil (hasil yang hanya
berupa pendekatan). Algoritma yang baik harus mampu
memberikan hasil yang sedekat mungkin dengan nilai yang
sebenarnya.
3. Efisiensi algoritma. Efisiensi algoritma dapat ditinjau dari dua hal
yaitu efisiensi waktu dan memori. Meskipun algoritma
memberikan keluaran yang benar (paling mendekati), tetapi jika
kita harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan keluarannya,
algoritma tersebut biasanya tidak akan dipakai, setiap orang
menginginkan keluaran yang cepat. Begitu juga dengan memori,
semakin besar memori yang terpakai maka semakin buruklah
algoritma tersebut.

7
B. Bahasa Pemograman C/C++/C#
Menurut (Wirdasari, 8:2010) akar dari bahasa C adalah dari bahasa
BCPL yang dikembangkan oleh Martin Richards pada tahun 1967. Menurut
(handoyo, 9:2011), C# (C sharp) adalah sebuah bahasa pemrograman
berbasis objek yang didukung oleh Microsoft NET framework. Penelitian ini
menggunakan Bahasa C++20 dan menggunakan Development Environment
(IDE) Dev-C++ versi 5.0 (4.9.9.2)

C. Algoritma Pengurutan (Sorting)


Pengurutan atau sorting (dalam bahasa inggris) menurut (Sedgewick,
R., Wayne, K. 2014) merupakan suatu proses menata ulang urutan suatu
objek, sehingga masing masing objek tersebut ditempatkan dalam beberapa
urutan logis. Untuk melakukan proses pengurutan suatu objek, Sedgewick
biasanya menggunakan algortima pengurutan. Algoritma pengurutan
menurut (Wajhillah, R., Wibowo, A., Hermalini, E, H. 2011) adalah salah
satu contoh solusi algoritmik yang kaya dimana satu persoalan (pengurutan),
dapat dilakukan dengan puluhan macam metode algoritma.

D. Algoritma Bubble Sort


Bubble sort merupakan salah satu jenis sorting. Ide dari
algoritma ini adalah mengulang proses pembandingan antara tiap-tiap
elemen array dan menukarnya apabila urutannya salah. Pembandingan
elemen-elemen ini akan terus diulang hingga tidak perlu dilakukan
penukaran lagi. Algoritma ini termasuk dalam golongan algoritma
comparison sort, karena menggunakan perbandingan dalam operasi antar
elemennya (Rheinadi, Ryan. 2009). Berikut contoh Flowchart dan tahapan
dari metode bubble sort:

8
Gambar 2. 1 Flowchart bubble sort

1. Dilakukan pembandingan setiap pasangan elemen yang berdekatan,


misalnya pada elemen ke-2 dan ke-3. jika nilai pertama lebih besar
daripada nilai kedua maka dilakukan penukaran.
2. Periksa elemen selanjutnya, apakah nilainya sudah lebih kecil atau masih
lebih besar. jika masih lebih besar maka akan tetap dan dilanjutkan
pemeriksaan elemen lain.
3. Ulangi langkah tersebut setidaknya satu sudah melakukan satu kali
pertukaran.
4. Sampai semua elemen urut sesuai dengan diinginkan. baik ascending
maupun descending.

9
E. Algoritma Insertion

Algoritma insertion sort adalah sebuah algoritma sederhana yang


cukup efisien untuk mengurutkan sebuah list yang hampir terurut. Algorima
ini juga bisa digunakan sebagai bagian dari algoritma yang lebih canggih.
Cara kerja algoritma ini adalah dengan mengambil elemen list satu per satu
dan memasukkannya di posisi yang benar seperti namanya. Pada array, list
yang baru dan elemen sisanya dapat berbagi tempat di array, meskipun cukup
rumit. Untuk menghemat memori, implementasinya menggunakan
pengurutan di tempat yang membandingkan elemen saat itu dengan elemen
sebelumnya yang sudah diurut, lalu menukarnya terus sampai posisinya tepat.

Hal ini terus dilakukan sampai tidak ada elemen tersisa di input.
Seperti sudah dibahas di bagian pendahuluan, salah satu implementasinya
pada kehidupan sehari-hari adalah saat kita mengurutkan kartu remi. Kita
ambil kartu satu per satu lalu membandingkan dengan kartu sebelumnya
untuk mencari posisi yang tepat (Munir Rinaldi. 2003). Berikut contoh
flowchart dan tahapan dari Insertion sort:

Gambar 2. 2 Flowchart insertion sort

10
Variasi pada umunya yang dilakukan terhadap array pada insertion
sort adalah sebagai berikut:

1. Langkah pertama mencari data yang paling terkecil dari data awal
sampai akhir.
2. Data yang paling kecil ditukar ke data pertama, sehingga data
pertama menjadi data yang paling kecil.
3. Data terkecil dicari mulai dari data kedua sampai data terakhir.
4. Data kecil yang diperoleh maka akan ditukar dengan data kedua.
5. Kemudian seterusnya hingga semua data menjadi urut.

11
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Insan
Cendekia Kota Batam.

2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan pada September 2023.
Adapun jadwal penelitian sebagai berikut:

No Kegiatan Mei Juni July Agustus September October November


Penelitian

1. Proposal
Penelitian
2. Persiapan
Pelaksanaan
3. Pelaksanaan
Penelitian
4. Pengolahan
data
5. Analisis
data
6. Penyusunan
laporan
Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

B. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2016: 117) Populasi adalah wilayah generalisasi


yang terdiri atas: objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dari
itu populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi kelas 10 MAN
Insan Cendekia Kota Batam. Menurut Sugiyono (2011: 81) “Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

12
Sehingga sampel merupakan bagian dari populasi yang ada, dan untuk
pengambilan sampel harus menggunakan cara tertentu yang didasarkan oleh
pertimbangan-pertimbangan yang ada.

Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan jenis


Non-probability sampling dengan teknik Purposive sampling. Menurut
Sugiyono (2018:136) Non-probability sampling merupakan teknik
pengambilan sampel dengan tidak memberi peluang atau kesempatan yang
sama kepada setiap anggota populasi saat akan dipilih sebagai sampel.
Sedangkan teknik Purposive sampling menurut Sugiyono (2018: 138) adalah
pengambilan sampel dengan menggunakan beberapa pertimbangan tertentu
sesuai dengan kriteria yang diinginkan untuk dapat menentukan jumlah
sampel yang akan diteliti.

Sehingga untuk menentukan sampel pada penelitian ini, dengan ini


peneliti akan menggunakan rumus Yamane dalam Sugiyono (2018:149)
dengan rumusnya yaitu:

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(ⅇ)2

117
𝑛=
1 + 117(0,0171)2

Keterengan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi penelitian

e = Sampling error (tingkat kesalahan sampel) yaitu 0,0171

Maka berdasarkan rumus tersebut Yamane dalam Sugiyono (2018:149)


diperoleh sampel sebanyak 22,41 dan dibulatkan menjadi 23 orang dari 2
kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi kelas X.3 dan X.5

13
C. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


kuantitatif. Sugiyono (2009: 14) menjelaskan bahwa metode kuantitatif
merupakan metode penelitian yang berbasis pada filsafat positivisme, yang
mana digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, yang
umumnya pengambilan sampelnya dilakukan secara random, dan data
dikumpulkan menggunakan instrumen penelitian, lalu dianalisis secara
kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Sedangkan Arikunto (2006: 12) mengemukakan tentang penelitian kuantitatif
yakni pendekatan penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai
dari mengumpulkan data, penafsiran terhadap data yang diperoleh, serta
pemaparan hasilnya.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal komparatif


untuk membandingkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan dua kelompok sampel yaitu
kelompok yang menggunakan metode sorting Bubble Sort dan kelompok
yang menggunakan metode sorting Insertion Sort. Menurut Kerlinger dalam
Emzir (2014: 119) penelitian komparatif (scausal comparative research)
yang disebut juga sebagai penelitian ex post facto adalah penyelidikan
empiris yang sistematis di mana ilmuwan tidak mengendalikan variabel
bebas secara langsung karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat
dimanipulasi.

Adapun menurut Gay dalam Emzir (2014: 119) penelitian kausal


komparatif adalah penelitian dimana peneliti berusaha menentukan penyebab
atau alasan, untuk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau status dalam
kelompok individu. Dalam melakukan penelitian kausal komparatif, peneliti
harus mengetahui terlebih dahulu prosedur penelitiannya. Menurut Emzir
(2014: 125) prosedur penelitian kausal komparatif dilakukan dalam lima
tahap, yaitu: 1) penentuan masalah penelitian , 2) penentuan kelompok yang

14
memiliki karakteristik yang ingin diteliti, 3) pemilihan kelompok
pembanding, 4) pengumpulan data, dan 5) analisis data.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang memepunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2019:68). Variabel bebas merupakan variabel yang mepengaruhi atau
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)
(Sugiyono, 2019:69). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode
sorting data yaitu Bubble sort dan Insertion sort.

Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang mendapatkan


pengaruh dari data karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2004: 33).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil pengurutan data nilai ujian
Matematika siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh data, maka metode


pengumpulan data merupakan salah satu langkah yang paling penting dalam
suatu penelitian. Peneliti yang melakukan penelitian tidak akan mendapatkan
data yang diinginkan jika tidak mengetahui metode dalam pengumpulan data.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber,
dan berbagai cara (Sugiyono, 2018). Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Menurut (Sugiyono
2018:229) observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai
ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi
dilakukan untuk mengamati proses pengurutan data siswa menggunakan
metode Bubble Sort dan Insertion Sort.

Sebelum melakukan observasi, peneliti akan melakukan identifikasi


terhadap objek yang diamati, yaitu proses pengurutan data siswa. Peneliti

15
akan mengidentifikasi variabel yang diamati, yaitu waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan pengurutan data menggunakan metode Bubble Sort dan
Insertion Sort. Selain itu, peneliti juga akan mencatat proses pengurutan data
dengan memperhatikan teknik dan strategi yang digunakan oleh siswa dalam
melakukan pengurutan data.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik


statistic analisis deskriptif. Analisis statistik deskriptif merupakan teknik
analisa data untuk menjelaskan data secara umum atau generalisasi, dengan
menghitung nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan
standar deviasi (standard deviation) (Sugiyono, 2017:147). Dalam penelitian
ini, analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas dan
sistematis tentang karakteristik data yang diperoleh dari responden atau objek
penelitian. Selain itu, analisis deskriptif juga digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian. Analisis deskriptif ini
akan membantu peneliti dalam memahami data secara menyeluruh sebelum
melakukan analisis inferensial. Berikut adalah beberapa rumus statistik
deskriptif yang digunakan:

1. Mean (rata-rata), digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata dari data


nilai ujian Matematika siswa yang diurutkan menggunakan Bubble Sort
dan Insertion Sort.
𝑛
𝛴ⅈ=𝑥 𝑖
𝑥̅ =
𝑛
2. Median (nilai tengah), digunakan untuk mengetahui nilai tengah dari
data nilai ujian Matematika siswa yang diurutkan menggunakan Bubble
Sort dan Insertion Sort.
𝑛+1
Jika n ganjil: 𝑥
2

16
𝑛 𝑛
𝑥 +𝑥 +1
2 2
Jika n genap:
2
3. Modus (nilai yang paling sering muncul), digunakan untuk mengetahui
nilai yang paling sering muncul dari data nilai ujian Matematika siswa
yang diurutkan menggunakan Bubble Sort dan Insertion Sort.

𝑓𝑀𝑎𝑥

4. Deviasi Standar (standar deviasi), digunakan untuk mengetahui


seberapa jauh variasi data dari rata-rata pada data nilai ujian
Matematika siswa yang diurutkan menggunakan Bubble Sort dan
Insertion Sort.

∑𝑛ⅈ=1(𝑥ⅈ − 𝑥̅ )2
𝑆=√
𝑛−1

5. Koefisien Korelasi, Digunakan untuk mengetahui seberapa kuat atau


lemah hubungan antara nilai ujian Matematika siswa yang diurutkan
menggunakan Bubble Sort dan Insertion Sort.

∑𝑛ⅈ=1[(𝑥ⅈ−𝑥̅ )(𝑦ⅈ − 𝑦̅)]


𝑟= 2
𝑛 2
√∑ ̅)
(𝑥 −𝑥
𝑖=1 𝑖
√∑𝑛ⅈ=1(𝑦ⅈ −𝑦̅)

Di mana:
Σ = Operasi penjumlahan pada seluruh nilai i yang memenuhi kondisi
xi = Nilai ujian Matematika siswa yang diurutkan menggunakan Bubble Sort.
𝑦ⅈ = Nilai ujian Matematika siswa yang diurutkan menggunakan Insertion
Sort.
x̅ dan 𝑦̅ = Adalah rata-rata dari data nilai ujian Matematika siswa yang
diurutkan menggunakan Bubble Sort dan Insertion Sort.
n = Jumlah data dalam sampel.

17
DAFTAR PUSTAKA

Moh Arif Jauhari, (2017). Komparasi Stabilitas Eksekusi Kode Bahasa


Pemrogrman. Net C# Versi 4.0.3019 Dengan Google Golang Versi 1.4.2
Menggunakan Algoritma Bubble Sort dan Insertion Sort, 14-15,
INFORMATIKA, Vol.3.

Anisya Sonita, Febrian Nurtaneo, (2015). ANALISIS PERBANDINGAN


ALGORITMA BUBBLE SORT, MERGE SORT, DAN QUICK SORT
DALAM PROSES PENGURUTAN KOMBINASI ANGKA DAN HURUF,
75, Jurnal Pseudocode, Vol II.

Muhammad Gian Azhar, (2017). RANCANG BANGUN KENDALI SISTEM


KEAMANAN PINTU RUMAH BERBASIS INTERNET, 5, POLITEKNIK
NEGERI SRIWIJAYA, Vol 5.

Setia Negara B. Tjaru, (2009). Kompleksitas Algoritma Pengurutan Selection


Sort dan Insertion Sort, 3, Teknik Informatika ITB, Vol.3.

Wang Sunny Y. (1996). A New Sort Algorithm: Self-Indexed Sort. SIGPLAN


Notices, 28 – 36, Vol. 8.

Reina; Josef Bernadi Gautama, (2013). PERBANDINGAN BUBBLE SORT


DENGAN INSERTION SORT PADA BAHASA PEMROGRAMAN C DAN
FORTRAN, School of Computer Science, Binus University, 1106, Vol.4.

Astrachan Owen. (2003). Bubble sort: an archaeological algorithmic analysis,


SIGCSE Bull, 1 – 5, 35(1).

Sugiyono, (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


PT Alfabet.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Afabeta

18
Sugiyono, (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alphabet.

Sugiyono, (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV


Alfabeta.

19

Anda mungkin juga menyukai