Anda di halaman 1dari 7

RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

RUMAH SAKIT
No. Dokumen : No. Revisi Halaman :
NAILI DBS 000/IGD/SPO/RS-NDBS/I/2018 00 1/6

Profesional, Empati, Komunikatif


Ditetapkan oleh
Standar Prosedur Tanggal Terbit : Direktur,
Operasional
dr. Susi Rahmawati,MARS

Pengertian System atau metode untuk mengatasi henti jantung atau henti
nafas. Henti jantung adalah berhentinya kontraksi jantung yang
ditandai tak terabanya deyut jantung, deyut nadi dan atau deyut
arteri karotis. Henti nafas adalah berhentinya gerakan pernafasan
dan ditandai dengan tak terasanya henbusan nafas dari kedua
lubang hidung

Tujuan Agar nyawa penderita henti jantung dan atau henti paru segera
bisa diselamatkan dab tidak memberikan gejala sisa

Kebijakan Peraturan Direktur Rumah Sakit Naili DBS Nomor:


000/Per/Dir/RS-NDBS/VI/2016 tentang

Prosedur Periksa respon


1. Petugas IGD RS Naili DBS segera memeriksaada tidaknya
cedera dan tentukan ada respon atau tidak.
2. Tepuk atau guncangkan secara halus, panggil atau tanya.
3. Bila diduga ada trauma kepala atau leher, pasien tidak boleh
digerekan kecuali bila benar-benar diperlukan.

Aktifkan system pelayanan emergensi yang ada :


1. Bila terjadi diluar Rumah Sakit
a) Panggil bantuan
b) Sebutkan jenis bantuan yang diperlukan
c) Lokasi korban
d) Nomor telpon yang digunakan
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
No. Dokumen : No.Revisi: Halaman :
RUMAH SAKIT
000/IGD/SPO/RS-NDBS/I/2018 00 2/6
NAILI DBS
Profesional,Empati,Komunikatif
Prosedur e) Apa yang terjadi
f) Jumlah orang yang memerlukan pertolongan
g) Kondisi korban dan informasi lainnya.

AIRWAY (Jalan Nafas)


Bila korban tidak memberikan respon :
a) Petugas IGD RS Naili DBS harus menentukan apakah korban
tersebut bernafas secara adekuat.
b) Letakan korban pada posisi terlentang dan jalan nafas terbuka
c) Posisi korban :
i. Tepatkan korban pada posisi terlentang, pada tempat yang
keras dan datar
ii. Bila korban terlunkup, balikkan korban dalam satu
kesatuan sehingga kepala, bahu dan badan bergerak
serentak sehingga taka da yang terputar. Kepala dan leher
harus ada pada satu bidang, lengan berada di samping
badan.
d) Posisi petugas/penolong. Penolong harus berada pada sisi
korban sehingga memungkinkan melakukan bantuan nafas dan
kompresi.
e) Buka jalan nafas :
i. Bila korban tak berespon/tak sadar lakukan manuver
“head tilt-chin lift” untuk membuka jalan nafas, dengan
syarat pasien taka da bukti trauma kepala atau leher.
ii. Bila dicurigai adanya trauma leher lakukan manuver “jaw
thrust”.
iii. Bila ada benda asing yang terlihat atau muntahan, segera
keluarkan dari dalam mulut dengan jari tangan yang
memakai sarung tangan. Benda yang keras dapat di
keluarkan dengan jari telunjuk, sementara tangan yang
lain tetap mepertahankan lidah dan rahang.
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
No. Dokumen : No.Revisi: Halaman :
RUMAH SAKIT
000/IGD/SPO/RS-NDBS/I/2018 00 3/6
NAILI DBS
Profesional,Empati,Komunikatif
Prosedur Manuver “hend til-chin lif”
1) Letakkan satu tangan pada dahi korban, tekan dengan
telapak tangan hingga kepala menukik ke belakang.
Letakkan jari-jari tangan yang sebelah lagi dekat dagu.
Angkat rahang dekat dagu. Angkat rahang dan dagu ke
depan
2) Jangan menekan bagian lunak di bawah dagu dan jangan
menunggunakan ibu jari untuk mengangkat dagu. Buka
mulut sehingga memungkinkan pernafasan spontan dan
memungkinkan bantuan nafas dari mulut ke mulut. Bila gigi
korban goyah atau ada gigi palsu, maka gigi tesebut harus
di lepaskan.
Manuver “jaw-thrust””
Letakan tangan penolong pasa masing-masing sisi kepala korban,
letakan siku penolong pada bidang dimana korban berbaring. Raih
sudut rahang bawah korban dan angkat dengan kedua tangan. Bila
bibir korban terkatup, regangkan atau buka dengan ibu jari kedua
tangan.

BREATHING (Pernafasan)
a) Perikasa ada tidaknya nafas :
i. Tempatkan telinga penolong dekat mulut dan hidung
korban sambil tetap membuka jalan nafas. Sambil
memperhatikan dada korban, lakukan :
Look : lihat adanya pergerakan diding dada
Listen : dengan ada tidanya hembusan nafas
Feel : rasakan adanya humbusan
ii. Prosedur pemeriksaan ini tak boleh lebih dari 10 detik
b) Tentukan ada/tidaknya dan adekuat/tidaknya pernafasan.
i. Bila korban tak respon/tak sadar dengan nafas normal,
tak ada cedera tulang belakang, posisikan penderita
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
No. Dokumen : No.Revisi: Halaman :
RUMAH SAKIT
000/IGD/SPO/RS-NDBS/I/2018 00 4/6
NAILI DBS
Profesional,Empati,Komunikatif
prosedur pada posisi mantap, jaga jalan nafas terbuka.
ii. Bila kerban tak respon dan tak bernafas, lakukan
bantuan nafas 2 kali. Bila tak dapat dilakukan pemberian
bantuan nafas awal, atur ulang posisi kepala dan ulang
lagi usaha ventilasi.
iii. Bila tetap tak berhasil memberikan ventilasi hingga dada
mengembang, tenaga terlatih harus melakukan
maneuver untuk mengatasi sumbatan jalan nafas karena
benda asing (Heimlicj maneuver atau abdominal thrust/
back/thust).
iv. Pastikan dada korban naik turun pada tiap bantuan nafas
yang diberikan
v. Periksa ada tidaknya tanda-tanda sirkulasi

CIRCULATION (Sikulasi)
a) Periksa ada tidaknya tanda-tanda sirulasi :
i. Setelah pemberian bantuan nafas awal, periksa adanya
pernafasan normal atau gerakan dari korban sebagai
respon dari bantuan nafas yang diberikan. Sekaligus
periksa ada tidaknya nadi karotis jangan lebih dari 10
detik.
ii. Periksa deyut nadi karotis adalah dengan
mempertahankan posisi kepala (head tilt) dengan satu
tangan. Raba trakea dengan 2 atau jari tangan yang lain,
geser jari-jari tersebut ke lateral sisi penolong hingga
celah antara trachea dan oto.
iii. Gunakan tekanan yang lembut saja sehingga tidak
menekan arterinya. Bila denyut arteri karotis tak teraba
lakukan kompresi dada.
b) Kompresi dada
i. Ambil posisi kompresi pada dua jari di atas Prosesu
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
No. Dokumen : No.Revisi: Halaman :
RUMAH SAKIT
000/IGD/SPO/RS-NDBS/I/2018 00 5/6
NAILI DBS
Profesional,Empati,Komunikatif
ii. xiodeus atau sejarar papilla mammae
iii. Jari-jari tangan dapat dibiarkan terbuka atau laing mengunci satu
sama lain
iv. Usakan mendapatkan posisi yamg tepat
v. Lakukan kompresi yang efektif dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
- Posisi siku tidak menekuk, posisi lengantgak lurus dengan
dada korban
- Yekan ditengah sternum
- Lepaskan tekanan hingga dada kembali ke posisi normal agar
darah masuk ke dad dan jantung, posisi tangan tetap
menempel di sternum
- Lakukan 30 kali kompresi dada, pastikan dada kembali ke
posisi semula diantara dua kompresi. Buka lagi jalan nafas
dan berikan lagi 2 kali bantuan nafas, masing-masing 1 detk.
Bila sudan dilakukan intubasi kompresi dada dan ventilasi
dapat dilakukan kontiyu.
-
REASSESMENT :
a) Evaluasi ulang korban, bila tetap taka da tanda-tanda sikulasi
ulangi RJP dengan dimulai dari kompresi dada. Bila tanda-tanda
sikulasi sudah tampak, periksa pernafasan.
b) Bila ada nafas, tempatkan dalam posisi mantap dan awasi nafas
dan sikulasi
c) Bila taka da nafas tapi ada tanda sirkulasi, berikan bantuan nafas
10-12 kali/menit dan awasi adanya tanda-tanda sikulasi tiap menit
d) Bila tak ada tanda sikulasi teruskan kompresi dada dan ventilasi
dengan rasio 30 kompresi 2 ventilasi.
e) Evaluasi ulang korban, bila tetap taka da tanda-tanda sikulasi
ulangi RJP dengan dimulai dari kompresi dada. Bila tanda-tanda
sikulasi sudah tampak, periksa pernafasan
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
No. Dokumen : No.Revisi: Halaman :
RUMAH SAKIT
000/IGD/SPO/RS-NDBS/I/2018 00 6/6
NAILI DBS
Profesional,Empati,Komunikatif
f) Jangan berhenti RJP kecuali karena keadaan khusus
g) Bila didapatkan adanya pernafasan yang adekuat dan adanya
tanda-tanda sikulasi. Pertanhankan jalan nafas tetap terbuka dan
posisi mantap, dengan cara :
- Satu lutut diflesikan
- Satu tangan yang sepihak diletakan dibawah pantat, lengan yang
lainya difleksikandi depan dada
- Pelan-pelan digulingkan kearh yang sepihak dengan lutu yang
fleksi
- Kepala di ekstensikan, lengan yang fleksi didepan dada
diletakan menganjal rahang bawah (agar tak terguling ke depan).

Unit Terkaii Instalasi Gawat darurat


REASSESMENT :
h) Bila ada nafas, tempatkan dalam posisi mantap dan awasi nafas dan sikulasi
i) Bila taka da nafas tapi ada tanda sirkulasi, berikan bantuan nafas 10-12 kali/menit dan awasi
adanya tanda-tanda sikulasi tiap menit
j) Bila tak ada tanda sikulasi teruskan kompresi dada dan ventilasi dengan rasio 30 kompresi 2
ventilasi.
k) Berhenti dan periksa tanda-tanda sirkulasi dan adanya pernafasan spontan tiap menit

Anda mungkin juga menyukai