Anda di halaman 1dari 7

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : Pengembangan Profesi Guru


B. Kegiatan Belajar : KB 4 (Pengembangan Profesionalisme Guru PAI)
C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

1 Peta Konsep (Beberapa


istilah dan definisi) di PENGEMBANGAN
modul bidang studi
PROFESIONALISME GURU PAI
02 03 04
01 Model Strategi Urgensi
Karakter Pengemban Pengemban Pengemban
Guru gan gan gan
Profesionali Profesionali Keprofesian
sme Guru sme Guru Berkelanjut
PAI PAI an Guru di
Kemenag RI

1. KARAKTER GURU

A. Karakter Guru pada Merdeka Belajar


Pembentukan karakter menjadi kunci dalam proses
pendidikan dan pengajaran. Guru sebagai sosok
pendidik professional hendaknya memiliki karakter atau
berakhlak mulia. Karena guru merupakan contoh dan
teladan, maka sikap dan perbuatan yang dilakukannya
tentu akan dilihat ditiru oleh para peserta didik.

Karakter professional tersebut terdapat dalam rumusan


CPL Prodi PPG, bahwa guru sebagai pendidik
profesional yang bertakwa kepada Tuhan YME dan
memiliki akhlak mulia dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik dengan
kompetensi diantaranya mampu menjalankan tugas
keprofesian. sebagai pendidik yang memesona, yang
dilandasi sikap cinta tanah air, berwibawa, tegas,
disiplin, penuh panggilan jiwa, samapta, disertai
dengan jiwa kesepenuh hatian dan kemurah hatian.
Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara,
berulang kali menekankan apa yang disebutnya
'kemerdekaan dalam belajar'. makna kemerdekaan
belajar yang diusung Ki Hadjar Dewantara yakni
bagaimana membentuk manusia harus dimulai dari
mengembangkan bakat. Guru harus memperhatikan
apa yang dapat dikembangkan dari anak didiknya.
Guru harus jeli menelisik kebutuhan anak didik, mana
yang harus didorong, dan apa yang harus dikuatkan.

B. Karakter Moderasi Beragama


Dalam terminologi Islam, konsep moderasi beragama
disebut juga moderasi berislam atau Islam moderat.
Lebih lanjut Azyumardi Azra mengatakan bahwa Islam
Moderat itu substansinya sama dengan Islam
Wasathiyyah. Jadi Konsep moderasi dalam Islam
dikenal dengan istilah wasathiyyah
Berikut adalah sembilan nilai utama dalam moderasi
beragama yang hendaknya dipraktikkan guru. Yakni:
1. At-Tawassuth (Tengah-tengah)
2. I’tidal (Tegak Lurus dan Bersikap Proporsional).
3. Tasamuh (Toleransi).
4. Asy-Syura (Musyarawah)
5. Al-Ishlah (Perbaikan).
6. Al-Qudwah (Kepeloporan).
7. Al-Muwathanah (Cinta Tanah Air).
8. Al-La ‘Unf (Anti Kekerasan)
9. I’tiraf al-’Urf (Ramah Budaya).

2. MODEL PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS


GURU PAI
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang
setiap saat. Disisi lain, seorang guru belajar di masa lalu
dan masa sekarang, namun mengajar serta mendidik
para siswa untuk bekal kehidupan di masa depan. Agar
mampu menyiapkan peserta didik yang memiliki
keterampilan di masa depan, guru pun harus
meningkatkan kompetensinya. Salah satunya, melalui
pengembangan profesionalitas guru.

Ana-Maria Petrescu menerangkan, bahwa


pengembangan profesi guru pada dasarnya adalah
peningkatan kualitas kompetensi guru yang mencakup
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Sementara Maggioli, mengartikan pengembangan
sebagai proses karir panjang di mana pendidik
menyempurnakan mengajar mereka untuk memenuhi
kebutuhan siswa.

Pengembangan profesionalitas guru merupakan proses


kegiatan dalam rangka menyesuaikan kemampuan
profesional guru dengan tuntutan pendidikan dan
pengajaran. Tujuannya, ialah untuk meningkatkan
profesionalitas guru sehingga dapat diaplikasikan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan menghasilkan
lulusan yang bermutu.

Menurut Mohammmad Surya tahun 2010, ialah pola


“growth with character”, yaitu pengembangan
profesionalitas berbasis karakter yang meliputi:
a) Excellence
Guru PAI harus memiliki berbagai keunggulan yang
mencakup komitmen, kecakapan menemukan potensi
dirinya, memiliki motivasi yang kuat, serta selalu
melakukan perbaikan.
b) Passion for profesionalisme
Guru PAI harus memiliki keinginan kuat yang menjiwai
seluruh pola profesionalitasnya, mulai dari semangat
belajar, melaksanakan tugasnya sebaik mungkin,
memberikan pelayanan terbaik, hingga pengabdian
kepada orang lain.
c) Ethical
Guru PAI wajib memiliki etika yang menjadi dasar bagi
tercapainya profesionalitas paripurna, yang meliputi
kejujuran, tanggung jawab, hormat, konsekuen
dengan ketentuan, peduli, serta menjadi warga negara
yang paham dengan hak dan kewajibannya.

3. STRATEGI PENINGKATAN PROFESIONALITAS


GURU PAI
Ada banyak strategi yang dapat dilakukan guru PAI untuk
dalam meningkatkan profesionalitasnya, di antaranya:
1. In-house training (IHT), ialah pelatihan yang
dilaksanakan secara internal
2. Program magang, ialah pelatihan yang dilaksanakan
di dunia kerja atau industri yang relevan.
3. Kemitraan sekolah antara sekolah yang sudah baik
dengan yang kurang baik
4. Belajar jarak jauh, merupakan pelatihan yang bisa
dilakukan secara online
5. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus di lembaga
pelatihan
6. Kursus kilat untuk melatih menambah kemampuan
guru diperguruan tinggi atau lembaga pendidikan
lainnya.
7. Pembinaan internal oleh kepala sekolah dan guru-
guru yang memiliki kewenangan
8. Pendidikan lanjut ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi
9. Diskusi tentang masalah-masalah pendidikan secara
berkala dengan topik diskusi sesuai dengan pokok
masalah yang di alami di sekolah
10. Seminar dan bimbingan publikasi ilmiah
11. Workshop yang bermanfaat bagi pembelajaran
12. Penelitian seperti PTK, penelitian eksperimen, dan
atau penelitian lainnya yang bisa meningkatkan mutu
pembelajaran.
13. Penulisan buku modul ajar dalam bentuk diktat, buku
pelajaran, ataupun buku dalam bidang pendidikan
14. Pembuatan media pembelajaran dalam bentuk alat
peraga, alat praktikum sederhana, bahan ajar
elektronik atau animasi pembelajaran
15. Pembuatan karya teknologi atau karya seni yang
bermanfaat untuk masyarakat
4. PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
GURU DI KEMENAG RI
Sesuai dengan PMA No. 38 Tahun 2018 tentang PKB,
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru (PKB
Guru) adalah pengembangan kompetensi bagi guru yang
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, dan
berkelanjutan.

Tujuan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru


adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap profesional guru dalam mengemban tugas
sebagai pendidik.

Sasaran Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru


adalah:
a) Guru PNS yang bertugas di satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Kementerian Agama
b) Guru Pendidikan Agama PNS yang bertugas di satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemda
c) Guru PNS Kementerian Agama yang bertugas di
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat
d) Guru bukan PNS yang bertugas di satuan
pendidikanyang diselenggarakan oleh Kementerian
Agama
e) Guru bukan PNS yang bertugas di satuan pendidikan
dalam binaan Kementerian Agama yang
diselenggarakan oleh masyarakat
f) Guru Pendidikan Agama bukan PNS yang bertugas di
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah daerah dan yang diselenggarakan oleh
masyarakat

Adapun prinsip pelaksanaan Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan Guru meliputi:
a) Komprehensif, artinya pengembangan kompetensi
guru dilaksanakan secara menyeluruh meliputi
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional.
b) Mandiri, artinya pengembangan kompetensi guru
dapat menumbuhkan kesadaran diri dan inisiatif bagi
guru
c) Terukur, artinyaa pengembangan kompetensi guru
dapat dipantau dan dievaluasi serta berdampak
secara langsung pada prestasi peserta didik.
d) Terjangkau, artinya pengembangan kompetensi guru
dapat dilaksanakan dengan mudah oleh guru tanpa
harus meninggalkan tugas di satuan pendidikan
e) Multipendekatan, artinya pengembangan kompetensi
guru dilaksakan dengan beragam cara untuk
mengakomodir semua kondisi guru
f) Inklusif, artinya pengembangan kompetensi guru bisa
diikuti oleh semua guru tanpa memandang
keterbatasan fisik dan perbedaan sosial ekonomi,
jenis kelamin, suku dan golongan.

Sedangkan komponen Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan Guru terdiri dari:
a) Pengembangan diri, yang mencakup pendidikan dan
pelatihan fungsional dan kegiatan pengembangan diri
lainnya yang dilakukan sendiri oleh guru atau forum
kerja guru
b) Publikasi ilmiah yang meliputi presentasi pada forum
ilmiah dan publikasi pada penerbitan karya ilmiah
c) Karya inovatif yang meliputi:
• penyusunan standar, pedoman pembelajaran, dan
instrumen penilaian
• pembuatan media dan sumber belajar
• pengembangan atau penemuan teknologi tepat guna

Tahapan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru


diawali dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi, hingga pelaporan. Perencanaan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Guru meliputi:
a) persyaratan peserta;
b) asesmen guru;
c) analisis kebutuhan pengembangan profesi;
d) rencana pengembangan profesi;
e) pengembangan bahan dan pedoman Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Guru

Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Guru dapat dilakukan oleh Pemerintah, penyelenggara
pendidikan, asosiasi atau organisasi profesi dan lembaga
atau organisasi terkait dengan ketentuan:
a) mengacu pedoman Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan Guru yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal
b) melakukan penilaian terhadap kemajuan dan hasil
belajar peserta, selama dan di akhir program
c) menerbitkan sertifikat pelatihan/sertifikat kompetensi
d) membangun komunitas belajar di lingkungannya untuk
meningkatkan kompetensi guru

Sumber dana program Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan bisa didapat dari APBN, APBD, serta sumber
lain yang tidak mengikat, seperti:
a) biaya mandiri
b) hibah
c) corporate social responsibility

1. Pengembangan profesionalitas dengan pola “growth with


character”, yaitu pengembangan profesionalitas yang
Daftar materi bidang berbasis karakter.
2 studi yang sulit dipahami 2. Dengan menggunakan model tersebut, profesionalitas
pada modul dapat dikembangkan dengan mendinamiskan tiga pilar
utama karakter yaitu: keunggulan (excellence), kemauan
kuat (passion) pada profesionalisme, dan etika (ethical).

Daftar materi yang sering


3 mengalami miskonsepsi -
dalam pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai