Terapeutik
Terapeutik
NPM : 08210100210
2023
1
JAWABAN
A. Tahap Pre-interaksi
Tahap ini dimulai ketika perawat bertemu pasien untuk pertama kalinya. Pada
tahap ini digunakan oleh perawat untuk berkenalan dan langkah awal membina hubungan
saling percaya dengan pasien. Tugas-tugas perawat dalam tahap ini adalah mampu
membina hubungan saling percaya dengan pasien dan menunjukkan komunikasi terbuka
dan sikap penerimaan. Untuk dapat membina hubungan saling percaya dengan pasien,
perawat harus bersikap terbuka, jujur, ikhlas, menerima pasien, menghargai pasien dan
mampu menepati janji kepada pasien. Selain itu perawat harus merumuskan suatu
kontrak bersama dengan pasien. Kontrak yang harus dirumuskan dan disetujui bersama
adalah tempat, waktu dan topik pertemuan. Perawat juga bertugas untuk menggali
perasaan dan pikiran pasien serta dapat mengidentifikasi masalah pasien. Teknik
pertanyaan terbuka dapat mendorong pasien mengekspresikan perasaannya. Pada tahap
ini perawat juga bertugas untuk merumuskan tujuan dengan pasien, tujuan dapat
dirumuskan setelah masalah pasien teridentifikasi.
2
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam tahap ini adalah, sebagai berikut :
(2) memperkenalkan diri perawat “ Nama saya Sulistiyawati, anda bisa memanggil saya
perawat Wati”,
(4) menyepakati kontrak yang terkait dengan kesediaan pasien untuk bercakap-cakap
(tempat bercakap- cakap dan lama percakapan),
(5) menghadapi kontrak yang terkait dengan penjelasan identitas perawat untuk membina
hubungan saling percaya bersama pasien,
(6) memulai percakapan awal yang berfokus pada pengkajian keluhan utama dan alasan
masuk rumah sakit/ faskes lainnya, pada pertemuan lanjutan evaluasi/validasi dapat
digunakan untuk mengetahui kondisi terkini dan kemajuan pasien dari hasil interaksi
sebelumnya,
C. Tahap Kerja
Tahap merupakan inti dari hubungan perawat dengan pasien dalam keseluruhan
tahap komunikasi terapeutik. Pada tahap ini perawat bersama dengan pasien mengatasi
masalah yang dihadapi oleh pasien. Perawat dituntut untuk mampu membantu dan
mendukung pasien dalam menyampaikan perasaan dan pikirannya dan kemudian
menganalisa pesan komuniksi yang telah disampaikan pasien melalui komunikasi verbal
maupun nonverbal. Tahap ini berkaitan dengan pelaksanaan rencana asuhan keperawatan
yang telah ditetapkan.
D. Tahap Terminasi
a. Terminasi Sementara
3
b. Terminasi Akhir
2. Sikap perawat terhdap pasien yang complain akibat lama menunggu di ruang
rawat jalan karena lama menunggu dokter
a. Dengarkan masalah yang dikeluhkan oleh pasien , biarkan pasien menyampaikan
dulu segala keluh kesah yang dirasakan (complain kapan dokter akan segera datang).
b. Memvalidasi masalah yang terjadi yang dirasakan pasien saat itu. (keluhan pasien
mengenai sudah lama menunggu dokter yang tak kunjung datang di ruang rawat
jalan)
c. Meminta maaf atas ketidak nymanan terhadap hal yang terjadi (hanya sesekali saja
jangan terus menerus)
d. Konfirmasi terhadap masalah yang terkait kepada pihak yang bersangkutan yaitu
dengan cara mencari solusi.
Salah satu contohnya yaitu dengan cara menelfon atau konfirmasi kembali kepada
dokter spesialis yang bersangkutan dan sampaikan bahwa perawat telah
mengkonfirmasi hal tersebut kepada dokter yang terkait. “Mohon ijin ibu, dari pihak
perawat sudah menelfon dokter yang bersangkutan, dan dokter sedang dalam
perjalanan menuju rumah sakit, dan keterlambatannya disebabkan oleh jalanan macet
yang sedang mengalami perbaikan jalan “ “mohon di tunggu kembali “
e. Konfirmasi validasi tentang masalah contohnya “info dari dokter spesialis saat ini
beliau akan tiba sekitar 15 menit lagi, jika ada kendala lebih lanjut dokter akan
menghubungi pihak perawat , dan kami akan menyampaikan info lebih lanjut 15
menit mendatang jika dokter tidak kunjung datang” “mohon di tunggu kembali ibu..”
3. Hambatan hambatan komunikasi terapeutik
A.Resisten
Beberapa bentuk resistensi (Stuart dan Sundeen ) adalah sebagai berikut :
Supresi dan represi informasi yang terkait
Intensifikasi gejala
Devaluasi diri serta pandangan dan keputusasaan tentang masa depan
Dorongan untuk sehat, yang terjadi secara tiba-tiba tetapi hanya kesembuhan yang
bersifat sementara
Hambatan intelektual yang mungkin tampak ketika klien mengatakan ia tidak
mempunyai pikiran apapun atau tidak mampu memikirkan masalahnya, saat ia
tidak memenuhi janji untuk pertemuan atau tiba terlambat untuk suatu sesi, lupa,
diam, atau mengantuk
Pembicaraan yang bersifat permukaan/ dangkal
4
Penghayatan intelektual dimana klien memverbalisasi pemahaman dirinya dengan
menggunakan istilah yang tepat namun tetap berprilaku maladaptive, atau
menggunakan mekanisme pertahanan intelektualisasi tanpa diikuti penghayatan
Muak terhadap normalitas yang terlihat ketika klien telah mempunyai
penghayatan tetap menolak memikul tanggung jawab untuk berubah dengan
alasan bahwa normalitas adalah hal yang tidak penting
Reaksi transference (respon tidak sadar dimana klien mengalami perasaan dan
sakit terhadap perawat yang pada dasarnya terkait dengan tokoh dengan
kehidupan yang dulu)
Perilaku amuk atau tidak rasional
B. Transference
Transference merupakan respon tak sadar berupa perasaan atau perilaku terhadap
perawat yang sebetulnya berawal dari berhubungan dengan orang-orang tertentu yang
bermakna baginya pada waktu dia masih kecil (Stuart dan Sundeen , 1995)
Contoh Reaksi transference bermusuhan yaitu : Ahmad (16 tahun) adalah klien
yanag dirawat dirumah sakit karena demam berdarah. Tanpa sebab yang jelas klien ini
marah-marah kepada perawat Rani. Setelah dikaji, ternyata Rani ini mirip pacar si
Ahmad yang pernah menyakiti hatinya. Hal ini dikarenakan klien mengalami perasaan
dan sikap terhadap perawat yang pada dasarnya terkait dengan tokoh kehidupan yang
lalu.
C.Coutertransference
Ketidakmampuanberempatiterhadapkliendalammasalah tertentu.
Menekan perasaan selama atau sesudah sesi.
Kecerobohandalammengimplementasikankontrakdengan datang terlambat, atau
melampaui waktu yang telah ditentukan.
Mengantuk selama sesi.
Perasaan marah atau tidak sabar karena ketidak inginan klien untuk berubah.
Dorongan terhadap ketergantungan, pujian atau efeksi klien.
5
Berdebat dengan klien atau kecendrungan untuk memaksa klien sebelum ia siap
Mencoba untuk menolong klien dalam segala hal tidak berhubungan dengan tujuan
keperawatan yang telah diidentifikasi.
Keterlibatan dengan klien dalam tingkat personal dan sosial.
Melamunkan atau memikirkan klien.
Fantasi seksual atau agresi yang diarahkan kepada klien.
Perasaan cemas, gelisah atau persaan bersalah terhadap kien
Kecendrungan untuk memusatkan secara berulang hanya pada satu aspek atau cara
memandang pada informasi yang di berikan klien.
Kebutuhanuntukmempertahankanintervensikeperawatan dengan klien.
Tahap ini klien mulai menyadari atas hal yang terjadi padanya namun belummenerima
keadaannya. Beberapa individu merasa sedih, putus asa, dan rasa kesendirianyang
berlebihan
a. Bina hubungan saling percaya meskipun pasien tidak sadarkan diri perawat harus tetap
berkomunikasi dengan baik yaitu untuk membina hubungan saling percaya, dimana
pasien akan tetap mendengar meskipun dirinya tetap sadar, agar pasien merasa aman
bahwa dirinya dirawat dengan baik, dan mengetahui siapa yang datang untuk melakukan
tindakan dan berada di dekat dirinya
b. Melakukan sentuhan seperti memegang tangan pasien secara lembut sperti memberikan
kekuatan dan dukungan kepada pasien yang tidak sadarkan diri
6
c. Tetap berkomunikasi layaknya orang sadar, seperti mengucapkan ijin atas hal apa yang
akan dilakukan perawat kepada pasien , contohnya ijin ibu saya perawat yuli saya akan
memberikan obat injeksi siang atau ijin ibu / bapak sya perawat yuli ijin membuka baju
karna kita mau bantu memandikan agar badan terasa segar dan tidak kotor” . meskipun
pasien tidak sadar kita harus tetap meminta ijin, terutama menghargai privasi pasien.
7
8