Anda di halaman 1dari 5

Alfitri Winda Wijayanti

223161915367/PJOK-02
Pembelajaran Sosial Emosional

Refleksi:
Setelah Anda memahami bagaimana lingkungan, kondisi emosi, kepribadian, dan banyak hal
lain mempengaruhi school well-being:

1. Bagaimana Anda sebagai guru mengelola emosi Anda supaya bisa berpengaruh
positif pada lingkungan pembelajaran Anda?
Jawab:
Melihat pentingnya emosi dalam pembelajaran, berikut adalah cara kontrol emosi yang
bisa Bapak dan Ibu Guru lakukan untuk memiliki kualitas emosi yang lebih baik.
a. Berikan ruang untuk beristirahat sejenak
Emosi terjadi dengan cepat dan datang tiba-tiba. Karena itu, cara pertama yang bisa
kita lakukan untuk mengatur emosi adalah dengan berhenti sejenak. Tarik napas dan
berikan ruang untuk memperlambat momen antara pemicu dan respon.
Fokus pada teknik pernapasan membantu kita untuk menjernihkan pikiran dari
gangguan, menciptakan ketenangan, dan memperbarui energi sehingga dapat
terhubung kembali dengan diri sendiri dan dunia sekitar dengan emosi yang lebih
terkendali. 
b. Menerima emosi yang dirasakan
Mengabaikan emosi dari waktu ke waktu bisa menimbulkan kecemasan yang
berlebihan. Sebab itu, cobalah untuk menerima setiap emosi yang dirasakan, lalu
ekspresikan emosi itu secara tepat.
Daripada menyalahkan diri sendiri karena merasa marah atau takut, lebih baik kita
mengenali bahwa hal itu adalah bagian normal dan alami dari cara kita merespon
situasi.
c. Berlatih kesadaran penuh
Mindfulness  atau kesadaran penuh membantu kita untuk hidup dengan
memperhatikan apa yang ada di dalam diri.
Cobalah untuk memahami apa yang ada di sekitar kita dengan cara yang tidak
menghakimi. Dengan begitu, kita bisa berpikir secara lebih tenang dan menghindari
pola pikir negatif dalam merespon emosi.
d. Berusaha tetap tenang
Bapak dan Ibu Guru pasti familiar dengan kata-kata keep calm yang berarti tetap
tenang. Nah, hal ini juga berlaku dalam kontrol emosi.
Cobalah untuk memahami apa yang sebenarnya dengan memperhatikan reaksi fisik
apa yang kemungkinan muncul. Tanda-tanda fisik seperti bagian tubuh yang
merasakan sensasi, jantung berdebar kencang, atau perut terasa sakit, bisa menjadi
petunjuk tentang apa yang kita alami secara emosional.
Tetap tenang dan berusaha untuk mencari tahu apa yang akan terjadi pada kita secara
fisik, bisa mengalihkan fokus serta membuat sebagian kecenderungan emosi hilang.
e. Tentukan bagaimana cara merespon emosi
Saat merasakan suatu emosi, kita mempunyai berbagai pilihan tentang bagaimana cara
meresponnya. Ketahui apa saja pilihan yang bisa kita lakukan untuk merespon emosi
itu secara positif.
Contohnya, saat merasa marah kita mempunyai kemungkinan untuk menyalahkan
siswa atau memberikan pemahaman secara baik-baik kepada mereka. Dengan
mengetahui pilihan-pilihan ini, kita bisa menentukan respon mana yang sebaiknya kita
lakukan, sehingga emosi negatif itu bisa berubah menjadi sesuatu yang positif.
Alfitri Winda Wijayanti
223161915367/PJOK-02
Pembelajaran Sosial Emosional

Itulah beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk kontrol emosi secara lebih baik.
Semoga artikel ini membantu Bapak dan Ibu Guru dalam mengendalikan emosi di
kelas sehingga tercipta pembelajaran yang lebih bermakna.

2. Bagaimana menciptakan lingkungan positif dengan kemampuan peserta didik yang


beragam?
Jawab:
Menciptaan lingkungan belajar yang positif dan menyenangkan bagi siswa adalah hal yang
krusial untuk dilakukan. Berikut ini tujuh hal yang perlu dilakukan guru untuk
menyiapkan lingkungan belajar yang dapat mendukung pengembangan diri siswa:
a. Menciptakan hubungan yang positif melalui komunikasi
Hubungan positif yang terjalin melalui komunikasi tidak hanya dilakukan pada siswa
saja namun juga pada orangtua. Guru perlu secara berkala menyampaikan informasi
perkembangan siswa kepada para orangtua. Selain mengkomunikasikan langsung,
guru juga dapat menggunakan media online untuk mengabarkan orangtua agar tidak
ada informasi yang tertinggal. Selain itu, guru juga perlu terbuka
terhadap feedback yang diberikan orangtua sehingga tercipta komunikasi yang saling
bertimbal balik.
Sementara itu pada siswa, guru tidak perlu terburu-buru untuk membicarakan konten
pelajaran. Alih-alih langsung membahas pelajaran, guru dapat mencari tahu tentang
karakteristik siswanya terlebih dahulu seperti ketertarikannya, kekuatan, kelemahan,
dan potensi yang bisa ditingkatkan. Dengan membangun kedekatan personal dengan
siswa, guru dapat terus membangun komunikasi yang positif.
b. Memantik diskusi kelas dan interaksi teman sebaya
Guru dapat mengadakan pertemuan rutin dengan siswa diluar jam pelajaran untuk
mengetahui kondisi setiap siswanya. Para siswa dapat dipantik untuk
mengekspresikan diri dan menumbuhkan interaksi positif antarsiswa. Siswa juga
bebas mengekspresikan perasaannya dan dimotivasi untuk saling mendengarkan satu
sama lain, mengapresiasi dengan kalimat pujian, mengekspresikan rasa terima kasih,
dan memecahkan masalah bersama.
c. Tetap terkoneksi dengan siswa
Guru perlu bersikap terbuka terhadapa siswa sehingga siswa tidak merasa ragu untuk
mendekat atau bertanya pada guru baik saat pelajaran maupun di luar jam pelajaran.
Dengan terciptanya lingkungan positif dan kesiapsiagaan guru untuk membantu
siswa, maka siswa dan orangtua tidak akan ragu dan merasa terintimidasi saat
bertanya karena guru merangkul semua siswa.
d. Memberi siswa tantangan project yang disukai 
Cara yang paling mudah untuk membuat siswa tetap terlibat aktif dalam pembelajaran
adalah memberikan tantangan project  yang menyenangkan namun juga bermakna
bagi mereka. Hal ini sudah sering dilakukan oleh guru-guru GSM, seperti contohnya
Bu Oka yang menyampaikan materi perpindahan panas melalui permainan/
eksperimen
e. Membiasakan hal baik
Alfitri Winda Wijayanti
223161915367/PJOK-02
Pembelajaran Sosial Emosional

Cara yang tepat untuk menciptakan lingkungan positif adalah membiasakan kebiasaan
baik menjadi sebuah rutinitas kelas. Seperti contohnya menyapa siswa dengan cara
yang sama setiap hari. Guru dapat menyapa siswa di depan kelas dan mengajak
mereka tos dengan antusias. Hal ini akan membuat siswa merasa bahwa mereka
semua penting dan berharga bagi gurunya tanpa terkecuali.
f. Menguatkan perilaku baik yang dilakukan siswa
Penguatan positif terhadap perilaku yang baik akan jauh lebih efektif dalam merubah
perilaku siswa menjadi lebih baik alih-alih menghukum perilaku negatifnya. Hal ini
perlu diperhatikan guru untuk merubah fokus dari yang sebelumnya memberikan
hukuman pada perilaku negatif siswa menjadi lebih banyak mengapresiasi hal baik
yang dilakukan siswa. Sebagai contoh, apabila ada siswa yang ramai dan tidak
mendengarkan, guru dapat berterima kasih pada siswa yang mendengarkan, seperti
menyampaikan kalimat: “terima kasih karena sudah mendengarkan”, “terima kasih
karena mengikuti instruksi dengan baik”, atau “terima kasih karena sudah
berpartisipasi aktif”.
g. Memelihara mindset positif
Tidak hanya di dalam kelas, guru juga perlu menumbuhkan mindset positif untuk
dirinya sendiri. Hal ini karena mindset akan sangat mempengaruhi lingkungan
pembelajaran yang ingin dibangun guru untuk para siswa. Apabila guru tidak
memiliki mindset positif, tentu hal tersebut juga akan kesulitan diterapkan di dalam
kelas.
Alfitri Winda Wijayanti
223161915367/PJOK-02
Pembelajaran Sosial Emosional

Setelah melakukan refleksi, tuliskan rancangan/rencana aksi nyata terkait konsep School


well-being, program apa yang akan Anda lakukan di sekolah untuk membuat sekolah Anda
lebih sejahtera? Gunakan panduan dari pembelajaran observasi dan pencatatan pada topik
sebelumnya untuk pengamatan awal di sekolah Anda!

Buatlah Projek berkaitan dengan school well-being pada mata pelajaran tertentu atau secara
umum di sekolah. Contoh dengan program 3S (Senyum, Salam dan Sapa) bagi semua peserta
didik dan guru, program anti perundungan di sekolah:

Lembar Kerja

Berdasarkan hasil pengamatan dan laporan awal mengenai school well-being di tempat
Anda buatlah rencana intervensi:
Hambatan/
Bagaimana Waktu Siapa yang
Rencana tantangan yang
aplikasinya pelaksanaan akan terlibat
akan dihadapi
Penerapan Menayangka 1 Mei – 12 Mei Mengubah  Guru PJOK
pembelajaran n video 2023 kebiasaan siswa  Siswa
menggunakan Gerakan langsung meminta
media olahraga olahraga bebas
pembelajaran sesuai materi tanpa ada materi
berupa video kepada siswa pembuka karena
pembelajaran sebelum kebiasaan dari
dan pembelajaran guru sebelumnya.
modifikasi praktik
permainan dimulai lalu
untuk membuat
menunjang modifikasi
pembelajaran permainan
yang
menunjang
dan membuat
mudah siswa
menerima
pembelajaran
tersebut
Pelaksanaan:

Evaluasi:

INDIKATOR NILAI ANGKA


PERSENTASE KETERANGAN
PENILAIAN (1-100)
Asesmen awal/analisis
kebutuhan program, 20% 100 -
tujuan dan manfaat
Alfitri Winda Wijayanti
223161915367/PJOK-02
Pembelajaran Sosial Emosional

Metode yang akan


diterapkan dan
visibilitas (apakah 30% 100 -
program bisa
diterapkan)

Pelaksanaan di sekolah
bisa daring/luring 30% 100 -

Metode evaluasi
keberhasilan program 20% 100 -
dan hasil evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai