Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN

PENYUSUNAN PANDUAN PRAKTIK


( PPK, PAK, PAG DAN PAKf )

RS HERMINA PEKALONGAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya Panduan
Penyusunan Panduan Praktik (PPK, PAK, PAG dan PAKf) di RS Hermina Pekalongan dapat
diselesaikan sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit.

Panduan Penyusunan Panduan Praktik ( PPK, PAK, PAG dan PAKf ) di RS Hermina Pekalongan
disusun sebagai acuan bagi dokter, perawat dan petugas kesehatan lain di rumah sakit dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan secara kolaboratif dan terintegrasi serta memiliki ketertiban
dan kesamaan persepsi dalam penyusunan panduan.

Dengan tersusunnya Panduan penyusunan Panduan Praktik Klinis ini akan bermanfaat bagi
peningkatan mutu pelayanan kesehatan di RS Hermina Pekalongan dan juga diharapkan dapat
melindungi profesi kesehatan dalam menjalankan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Panduan ini akan dievaluasi kembali untuk dilakukan perbaikan/penyempurnaan sesuai


perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan atau bila ditemukan hal-hal yang tidak sesuai lagi
dengan kondisi di rumah sakit.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak
yang dengan segala upaya telah berhasil menyusun Panduan Penyusunan Panduan Praktik (PPK,
PAK, PAG dan PAKf ) untuk dijadikan acuan dalam pelayanan di RS Hermina Pekalongan.

Pekalongan, 23 September 2019


Direktur RS Hermina Pekalongan

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
KEPUTUSAN DIREKTUR RS HERMINA PEKALONGAN TENTANG
PANDUAN PENYUSUNAN PANDUAN PRAKTIK KLINIS DI RS HERMINA
PEKALONGAN ............................................................................................................. iii
BAB I DEFINISI ................................................................................................ 1
BAB II RUANG LINGKUP ............................................................................... 2
BAB III TATA LAKSANA .................................................................................. 3
A...Ketentuan Panduan Praktik ( PPK, PAK, PAG dan PAKf ) ............ 3
B...Panduan Praktik Klinis ( PPK ) ......................................................... 4
C...Panduan Asuhan Keperawatan ( PAK ) ............................................ 5
D...Panduan Asuhan Gizi (PAG) ............................................................ 5–6
E... Panduan Asuhan Kefarmasian ( PAKf ) ............................................ 7 – 8
F... Perangkat Panduan Praktik ( PPK, PAK, PAG dan PAKf ) ........... 8–9
G...Penerapan Panduan Praktik ( PPK, PAK, PAG dan PAKf ) ............. 9 – 11
H...Wewenang DPJP ............................................................................... 11
I.... Revisi Panduan Praktik ( PPK, PAK, PAG dan PAKf ) .................. 11
J.... Disclaimer ( Penyangkalan, Wewanti ) ............................................. 12
BAB IV DOKUMENTASI .................................................................................... 13

ii
RUMAH SAKIT

HERMINA PEKALONGAN
Jl. Jendral Sudirman No. 16 A Pekalongan RT/RW 01/05, Kelurahan Podosugih,
Kecamatan Pekalongan Barat, Pekalongan
Telp. (0285) 4498888 (Hunting), Fax. (0285) 4415666
Website : www.herminahospitals.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
NOMOR 452/KEP-DIR/RSHPKL/IX/2019

TENTANG

PANDUAN PENYUSUNAN PANDUAN PRAKTIK (PPK, PAK, PAG DAN PAKf )


DI RUMAH SAKIT HERMINA PEKALONGAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT HERMINA PEKALONGAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan perumahsakitan, perlu dilakukan


pelayanan yang berfokus kepada pasien dengan selalu memperhatikan
keselamatan pasien dan mutu pelayanan, membutuhkan Panduan
Pelayanan ;
b. bahwa untuk terlaksananya pelayanan rumah sakit yang efektif dan efisien,
perlu didukung Panduan Praktik (PPK, PAK, PAG dan PAKf) sebagai
pedoman kolaboratif untuk merawat pasien berfokus pada diagnosa,
masalah klinis, tahapan pelayanan dan hasil yang diharapkan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tercantum dalam huruf a
dan b, maka perlu menetapkan Keputusan Direktur RS Hermina
Pekalongan tentang Panduan Penyusunan Panduan Praktik (PPK, PAK,
PAG dan PAKf ) di RS Hermina Pekalongan;

Mengingat : 1. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang-Undang RI No. 38 tahun 2017 tentang Keperawatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.269/MENKES/PER/II/2008 tentang
Rekam Medis.
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.290/MENKES/PER/III/2008 tentang
Tindakan Kedokteran.
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1438/MENKES/PER/I/2010 tentang
Standar Pelayanan Kedokteran
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 78 tahun 2013 tentang Pelayanan
Gizi
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 72 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 34 tahun 2017 tentang Akreditasi RS
RUMAH SAKIT

HERMINA PEKALONGAN
Jl. Jendral Sudirman No. 16 A Pekalongan RT/RW 01/05, Kelurahan Podosugih,
Kecamatan Pekalongan Barat, Pekalongan
Telp. (0285) 4498888 (Hunting), Fax. (0285) 4415666
Website : www.herminahospitals.com

11. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129/MENKES/SK/II/2008 tentang


Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
12. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1.1 (SNARS-1.1), KARS,
Kemkes RI, tahun 2019
13. Keputusan Direktur Utama PT Medikaloka Hermina Tbk Nomor
609/KEP-DIR/MH/XI/2018 tentang Panduan Penyusunan Praktik (PPK,
PAK, PAG dan PAKf ) di RS Hermina

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HERMINA PEKALONGAN
TENTANG PANDUAN PENYUSUNAN PANDUAN PRAKTIK (PPK, PAK,
PAG DAN PAKf) DI RUMAH SAKIT HERMINA PEKALONGAN
KEDUA : Panduan Praktik sebagaimana dimaksud pada diktum kesatu sebagai acuan
bagi RS Hermina Pekalongan, meliputi Panduan Praktik Klinis (PPK),
Panduan Asuhan Keperawatan (PAK), Panduan Asuhan Gizi (PAG) dan
Panduan Asuhan Kefarmasian (PAKf), yang dibuat untuk semua jenis penyakit
/ kondisi klinis yang ditemukan di rumah sakit, yang dalam pelaksanaannya
dibuat secara bertahap dengan mengedepankan 10 penyakit tersering yang ada
di setiap bagian, sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Panduan Penyusunan Praktik Klinis bertujuan :
1. Terdapat keseragaman dan ketertiban administrasi dalam penyusunan
panduan Praktik ( PPK, PAK, PAG dan PAKf ) di RS Hermina
2. Terlaksana pelayanan pasien secara kolaborasi dan terintegrasi sesuai
dengan Panduan Praktik Klinis yang telah ditetapkan
3. Terselenggara pelayanan / asuhan pasien sesuai standar dan prosedur yang
berlaku, guna peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Pekalongan
Pada tanggal : 23 September 2019

DIREKTUR,

drg. RETNO WINDANARTI


Lampiran : Keputusan Direktur RS Hermina Pekalongan No.452/KEP-DIR/RSHPKL/IX/2019
Tentang : Panduan Penyusunan Panduan Praktik (PPK, PAK, PAG dan PAKf) di RS Hermina
Pekalongan

PANDUAN PENYUSUNAN PANDUAN PRAKTIK


( PPK, PAK, PAG DAN PAKf )

BAB I
DEFINISI

1. PNPK adalah Panduan Nasional Praktik Kedokteran, dibuat oleh Kelompok pakar
Profesi disahkan oleh Kementerian Kesehatan

2. PPK adalah Panduan Praktik Klinis, dibuat oleh kelompok staf medis dikoordinasi oleh
Komite Medis disahkan oleh Direksi RS

3. PAK adalah Panduan Asuhan Keperawatan, dibuat oleh kelompok staf keperawatan
dikoordinasi oleh Komite Keperawatan disahkan oleh Direksi RS

4. PAG adalah Panduan Asuhan Gizi, dibuat oleh kelompok staf / ahli pelayanan gizi
dikoordinasi oleh Komite Tenaga Kesehatan / Gizi disahkan oleh Direksi RS

5. PAKf adalah Panduan Asuhan Kefarmasian, dibuat oleh kelompok tenaga Ahli
Kefarmasian dikoordinasi oleh Komite Tenaga Kesehatan / Kefarmasian disahkan oleh
Direksi RS

6. CP adalah Clinical Pathway, Alur Klinis yang dibuat oleh multidisiplin terintegrasi pada
kondisi klinis tertentu dikoordinasi oleh Komite Medis

7. DPJP adalah Dokter Penanggung Jawab Pelayanan

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan Praktik meliputi Panduan Praktik Klinis, Panduan asuhan Keperawatan, Panduan
Asuhan Gizi, Panduan Asuhan Kefarmasian seharusnya dibuat untuk semua jenis
penyakit/kondisi klinis yang ditemukan dalam RS Hermina Pekalongan. Namun dalam
pelaksanaannya dapat dibuat secara bertahap, dengan mengedepankan misalnya 10 penyakit
tersering yang ada ditiap bagian.

Bila tersedia Panduan Nasional Praktik Kedokteran (PNPK), maka Panduan Praktik Klinis
(PPK), Panduan Asuhan Keperawatan (PAK), Panduan Asuhan Kefarmasian (PAKf),
Panduan Asuhan Gizi (PAG) dibuat dengan rujukan utama Panduan Nasional Praktik
Kedokteran (PNPK).

Panduan Penyusunan Panduan Praktik ( PPK, PAK, PAG dan PAKf ) di RS Hermina
Pekalongan disusun dengan ruang lingkup dan tata urut sebagai berikut :

1. Definisi
2. Ruang Lingkup
3. Tata Laksana
a. Ketentuan Panduan Praktik ( PPK, PAK, PAG dan PAKf )
b. Panduan Praktik Klinis ( PPK )
c. Panduan Asuhan Keperawatan ( PAK )
d. Panduan Asuhan Gizi (PAG)
e. Panduan Asuhan Kefarmasian ( PAKf )
f. Perangkat Panduan Praktik ( PPK, PAK, PAG dan PAKf )
g. Penerapan Panduan Praktik ( PPK, PAK, PAG dan PAKf )
h. Wewenang DPJP
i. Revisi Panduan Praktik ( PPK, PAK, PAG dan PAKf )
j. Disclaimer ( Penyangkalan, Wewanti )
4. Dokumentasi

2
BAB III
TATA LAKSANA

A. KETENTUAN PANDUAN PRAKTIK ( PPK, PAK, PAG DAN PAKf )

1. Panduan Nasional Praktik Kedokteran (PNPK), Panduan Praktik Klinis (PPK) dibuat
dengan rujukan utama Panduan Nasional Praktik Kedokteran (PNPK), karena
Panduan Nasional Praktik Kedokteran (PNPK) hanya dibuat untuk sebagian kecil
penyakit, maka sebagian besar Panduan Praktik Klinis (PPK) dibuat dengan rujukan
lain Panduan Praktik Klinis (PPK) dapat sama/berbeda di RS yang beda.

2. Di RS Hermina Pekalongan Panduan Praktik, meliputi Panduan Praktik Klinis (PPK),


Panduan Asuhan Keperawatan (PAK), Panduan Asuhan Gizi (PAG) dan Panduan
Asuhan Kefarmasian (PAKf), dibuat untuk penyakit-penyakit terbanyak untuk setiap
KSM. Untuk rumah sakit tipe B yang memiliki pelayanan subdisiplin harus dibuat
Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan Keperawatan (PAK), Panduan
Asuhan Gizi (PAG) dan Panduan Asuhan Kefarmasian (PAKf) untuk penyakit-
penyakit terbanyak sesuai dengan subdisiplin masing-masing.

3. Pembuatan Panduan Praktik Klinis (PPK) dikoordinasi oleh Komite Medis,


Pembuatan Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) dikoordinasi oleh Komite
Keperawatan dan pembuatan Panduan Asuhan Gizi (PAG) dan Panduan Asuhan
Kefarmasian (PAKf) dikoordinasi oleh Komite Tenaga Kesehatan setelah disahkan
oleh Direktur RS.

4. Komite medik melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penerapan Panduan


Praktik Klinis yaitu kepatuhan DPJP terhadap PPK sehingga berhasil menekan
terjadinya keberagaman proses dan Hasil. monitoring dan evaluasi di lakukan dengan
melaksanakan Audit medis, untuk cara pelaksaaan audit medis mengacu pada
panduan audit Medis. Kepatuhan DPJP terhadap PPK menjadi salah satu penilaian
terhadap Kinerja dokter

5. Untuk menghemat anggaran, di rumah-rumah sakit yang sudah mempunyai ‘intranet’,


Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan Keperawatan (PAK), Panduan
Asuhan Gizi (PAG), dan Panduan Asuhan Kefarmasian (PAKf) dan panduan lain
dapat di-upload yang dapat diakses setiap saat oleh para dokter dan profesional
lainnya, dan bila perlu dicetak.

3
B. PANDUAN PRAKTIK KLINIS ( PPK )

1. Setiap Kelompok Staf Medis (KSM) memilih menetapkan dan Panduan Praktik
klinik setiap tahunnya sesuai dengan area risiko pelayanan. Dimana setiap tahunnya
KSM menetapkan 5 PPK Prioritas ,jenis PPK dapat berubah mengikkuti prioritas
mutu yang akan diperbaiki di RS dan diputuskan dalam rapat KSM.

2. Pemilihan PPK dapat berdasarkan :


a. Penyakit atau kondisi yang paling sering atau banyak terjadi
b. Penyakit atau kondisi yang memiliki risiko tinggi
c. Penyakit atau kondisi yang memerlukan biaya tinggi
d. Penyakit atau kondisi yang terdapat variasi / keragaman dalam pengobatan
3. Materi / Isi Panduan Praktik Klinis ( PPK )
a. Pengertian
b. Anamnesis
c. Pemeriksaan Fisik
d. Prosedur Diagnostik
e. Diagnosis Kerja
f. Diagnosis Banding
g. Pemeriksaan Penunjang
h. Tata Laksana
i. Edukasi(Hospital Health Promotion)
j. Prognosis
k. Kepustakaan

4. Contoh Format Panduan Praktik Klinis (PPK)

LOGO RS NAMA PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


1. PENGERTIAN
2. ANAMNESIS
3. PEMERIKSAAN FISIS
4. KRITERIA DIAGNOSIS
5. DIAGNOSIS KERJA
6. DIAGNOSIS BANDING
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
8. TATALAKSANA
9. EDUKASI
10. PROGNOSIS
11. KEPUSTAKAAN
UNIT TERKAIT

4
C. PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK )

1. PAK adalah Panduan Asuhan Keperawatan, dibuat oleh kelompok staf keperawatan
dikoordinasi oleh Komite Keperawatan disahkan oleh Direksi RS.

2. PAK disusun mengacu kepada Panduan Praktik Klinis ( PPK ) yang ditetapkan
Kelompok Staf Medis (KSM ) untuk setiap diagnosa tertentu.

3. Materi / Isi Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) :


a. Pengertian
b. Asesmen Keperawatan
c. Diagnosis Keperawatan
d. Kriteria Evaluasi/Nursing Outcome
e. Intervensi
f. Informasi & Edukasi/Discharge Planning
g. Evaluasi
h. Kepustakaan

4. Contoh Format Panduan Asuhan Keperawatan (PAK)

LOGO RS NAMA PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN


(PAK)

1. DEFINISI
2. ASESMEN KEPERAWATAN
3. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
4. KRITERIA EVALUASI
5. INTERVENSI KEPERAWATAN
6. INFORMASI DAN EDUKASI
7. EVALUASI
8.KEPUSTAKAAN

D. PANDUAN ASUHAN GIZI (PAG)

1. PAG adalah Panduan Asuhan Gizi, dibuat oleh kelompok staf / ahli gizi dikoordinasi
oleh Komite Tenaga Kesehatan / Gizi disahkan oleh Direksi RS.

2. PAG disusun mengacu kepada Panduan Praktik Klinis ( PPK ) yang ditetapkan
Kelompok Staf Medis (KSM ) untuk setiap diagnosa tertentu.

5
3. Materi / Isi Panduan Asuhan Gizi (PAG) :
a. Pengertian
b. Asesmen
1) Asesmen Antropometri
2) Asesmen Biokimia
3) Asesmen Klinis
4) Asesmen Riwayat Makan
5) Asesmen Riwayat Personal
c. Diagnosis
d. Intervensi
1) Perencanaan
2) Implementasi
3) Edukasi
4) Konseling Gizi
5) Koordinasi dengan Tenaga Kesehatan lain
e. Monitoring dan Evaluasi
f. Re Asesmen* ( *Tergantung hasil monitoring dan evaluasi )
g. Indikator/Outcome
h. Kepustakaan

4. Contoh Format Panduan Asuhan Gizi (PAG)


LOGO RS NAMA PANDUAN ASUHAN GIZI (PAG)
1. DEFINISI
2. ASESMEN / PENGKAJIAN :
ANTROPOMETRI
BIOKIMIA
KLINIS/FISIK
RIWAYAT MAKAN
RIWAYAT PERSONAL
3. DIAGNOSIS GIZI (GIZI MASALAH)
4. INTERVENSI GIZI
a.
Perencanaan
b.
Implementasi
c.
Edukasi
d.
Konseling Gizi
e.
Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
5. MONITORING DAN EVALUASI
6. Re ASESMEN
7. INDIKATOR (OUTCOME)
8. KEPUSTAKAAN
6
E. PANDUAN ASUHAN KEFARMASIAN ( PAKf )

1. PAKf adalah Panduan Asuhan Kefarmasian, dibuat oleh kelompok staf / ahli
kefarmasian dikoordinasi oleh Komite Tenaga Kesehatan / Kefarmasian disahkan
oleh Direksi RS.
2. PAKf disusun mengacu kepada Panduan Praktik Klinis ( PPK ) yang ditetapkan
Kelompok Staf Medis (KSM ) untuk setiap diagnosa tertentu.
3. Materi / Isi Panduan Asuhan Kefarmasian (PAKf)
a. Pengertian
b. Asesmen Kefarmasian : Problem medik dikaitkan dengan farmakoterapi
c. Identifikasi Drug Related Problem :
1) Ada indikasi tidak ada terapi obat
2) Tidak ada indikasi ada terapi obat
3) Pemilihan obat tidak tepat
4) Dosis obat subterapeutik
5) Overdosis
6) Kegagalan terapi obat
7) Interaksi obat
8) Efek samping obat
d. Intervensi Farmasi:
1) Rekomendasi pemilihan obat
2) Rekomendasi cara pemberian obat
3) Rekomendasi dosis obat
4) Pemantauan terapi obat
5) Monitoring efek samping obat
6) Rekomendasi alternatif terapi jika ada interaksi obat
e. Monitoring & Evaluasi:
1) Efek terapi obat
2) Adverse DrugRection ( ADR)
f. Edukasi & Informasi:
1) Kepatuhan minum obat
2) Efek samping obat
3) Cara menggunakan obat yang benar
4) Cara menyimpan obat yang benar
g. Penelaah Kritis : Apoteker Klinis
h. Indikator
i. Kepustakaan

7
4. Contoh Format Panduan Asuhan Kefarmasian (PAKf)

LOGO RS NAMA PANDUAN ASUHAN KEFARMASIAN


(PAKf)
PENGKAJIAN TERKAIT PERMASALAHAN OBAT (DRUG RELATED PROBLEM)
1. DEFINISI
2. ASESMEN KEFARMASIAN
3. DRUG RELATED PROBLEM
4. INTERVENSI FARMASI
5. MONITORING DAN EVALUASI
6. EDUKASI DAN INFORMASI
7. PENELAAH KRITIS
8. INDIKATOR
9. KEPUSTAKAAN

F. PERANGKAT PANDUAN PRAKTIK ( PPK, PAK, PAG DAN PAKf )

Dalam Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan Keperawatan (PAK), Panduan
Asuhan Gizi (PAG), dan Panduan Asuhan Kefarmasian (PAKf) mungkin terdapat hal-hal
yang memerlukan rincian langkah demi langkah. Untuk ini, sesuai dengan karakteristik
permasalahan serta kebutuhan, dapat dibuat Clinical Pathway(Alur Klinis), algoritme,
protokol, prosedur, maupun standing order.

Contoh:
1. Dalam Panduan Praktik Klinis (PPK) disebutkan bahwa tata laksana stroke non-
hemoragik harus dilakukan secara multidisiplin dan dengan pemeriksaan serta
intervensi dari hari ke hari dengan urutan tertentu. Karakteristik penyakit stroke non-
hemoragik sesuai untuk dibuat alur klinis (Clinical Pathway);sehingga perlu dibuat
Clinical Pathway untuk stroke non-hemoragik.
2. Dalam Panduan Praktik Klinis (PPK) disebutkan bahwa pada pasien gagal ginjal
kronik perlu dilakukan hemodialisis.Uraian rinci tentang hemodialisis dimuat dalam
protokol hemodialisis pada dokumen terpisah.
3. Dalam Panduan Praktik Klinis (PPK) disebutkan bahwa pada anak dengan kejang
demam kompleks perlu dilakukan punksi lumbal. Uraian pelaksanaan pungsi lumbal
tidak dimuat dalam Panduan Praktik Klinis (PPK) melainkan dalam prosedur pungsi
lumbal dalam dokumen terpisah.

8
4. Dalam tata laksana kejang demam diperlukan pemberian diazepam rectal dengan
dosis tertentu yang harus diberikan oleh perawat dalam bentuk kolaborasi dengan
dokter, ini diatur dalamUndang-Undang Keperawatan dan“standing order”.

G. PENERAPAN PANDUAN PRAKTIK ( PPK, PAK, PAG DAN PAKf )

1. Panduan Praktik Klinis (termasuk ”turunan-turunannya”:Clinical Pathway, algoritme,


protokol, prosedur, standing orders) merupakan panduan yang harus diterapkan
sesuai dengan keadaan pasien. Oleh karenanya dikatakan bahwa semua Panduan
Praktik Klinis (PPK) bersifat rekomendasi atau advis. Apa yang tertulis dalam
Panduan Praktik Klinis (PPK) tidak harus diterapkan pada semua pasien tanpa
kecuali.

2. Berikut alasan mengapa Panduan Praktik Klinis (PPK) harus diterapkan dengan
memperhatikan kondisi pasien secara individual.

a. Panduan Praktik Klinis (PPK) dibuat untuk ’average patients’. Pasien dengan
demam tifoid ada yang masih dapat bekerja seperti biasa, di sisi lain ada yang
hampir meninggal. Panduan Praktik Klinis (PPK) dibuat bukan untuk kedua
ekstrem tersebut, melainkan untuk pasien rata-rata demam tifoid: demam 5 hari
atau lebih, lidah kotor, tidak mau makan minum, mengigau, dan seterusnya.

b. Panduan Praktik Klinis (PPK) dibuat untuk penyakit atau kondisi kesehatan
tunggal. Kembali pada pasien demam tifoid. Pada Panduan Praktik Klinis (PPK)
demam tifoid seolah-olah pasien tersebut hanya menderita demam tifoid, tidak
menderita hipertensi, tidak ada asma, tidak obesitas atau malnutrisi, tidak alergi
kloramfenikol, dan seterusnya. Padahal dalam praktik seorang pasien datang
dengan keluhan utama yang sesuai dengan demam tifoid, namun mungkin ia
juga menderita diabetes, alergi kloramfenikol, hipertensi dan sebagainya.

c. Contoh lain, seorang yang menderita kardiomiopati obstruktif menurut Panduan


Praktik Klinis (PPK) harus diberikan propranolol; namun bila ternyata ia
menderita asma berat, maka propranolol tidak boleh diberikan. Demikian pula
pasien gonore yang harusnya diberikan penisilin namun tidak boleh diberikan
karena ia alergi penisilin. Atau seorang anak yang menderita diare berdarah;
menurut Panduan Praktik Klinis (PPK) misalnya harus diberikan ko-trimoksazol
sebagai obat awal; namun bila ia menderita penyakit jantung bawaan biru dan
memperoleh warfarin maka ko-trimoksasol tidak dapat diberikan.

9
d. Respons pasien terhadap prosedur diagnostik dan terapeutik sangat
bervariasi. Ada pasien yang disuntik penisilin jutaan unit tidak apa -apa, namun
ada pasien lain yang baru disuntik beberapa unit sudah kolaps atau manifestasi
anafilaksis lain. Hal yang sama juga terjadi pada prosedur diagnostik, misal
penggunaan zat kontras untuk pemeriksaan pencitraan.

e. Panduan Praktik Klinis (PPK) dianggap valid pada saat dicetak. Kemajuan
teknologi kesehatan berlangsung amat cepat. Bila suatu obat yang semula
dianggap efektif dan aman, namun setahun kemudian terbukti memiliki efek
samping yang jarang namun fatal, misalnya disritmia berat, maka obat tersebut
tidak boleh diberikan.

f. Bila ada obat lain yang lebih efektif, tersedia, dapat dijangkau, lebih aman, lebih
sedikit efek sampingnya, maka obat tersebut harus diberikan sebagai pengganti
obat yang ada dalam Panduan Praktik Klinis (PPK)

g. Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan Keperawatan (PAK), Panduan


Asuhan Gizi (PAG), dan Panduan Asuhan Kefarmasian (PAKf) modern
mengharuskan kita mengakomodasi apa yang dikehendaki oleh keluarga dan
pasien.

h. Sesuai dengan paradigma evidence-based practice, yakni dalam tata laksana


pasien diperlukan kompetensi dokter, perawat, nutrisionis / dietisien, Apoteker
dan tenaga kesehatan lainnya, bukti ilmiah mutakhir, serta preferensi pasien (dan
keluarga), maka clinical decision making process harus menyertakan persetujuan
pasien.

3. Bila menurut ilmu kedokteran ada obat atau prosedur yang sebaiknya diberikan,
namun pasien atau keluarganya tidak setuju, maka dokter harus mematuhi kehendak
pasien, tentunya setelah pasien diberikan penjelasan yang lengkap.
Demikian juga jika ada asuhan keperawatan yang akan diberikan namun pasien dan
keluarga tidak setuju maka hak pasien dan keluarga akan dikedepankan setelah
perawat memberikan edukasi pada pasien dan keluarga.
4. Asuhan Gizi diberikan setelah diketahui pasien nilai skrining gizi nya menunjukan
berisiko malnutrisi dan atau kondisi khusus (pasien dengan penyakit Diabetes,
penyakit ginjal, kanker, penurunan imunitas, penyakit kronik lain nya, serta
mempunyai masalah gizi dan memerlukan diet tertentu). Proses Asuhan Gizi harus
dilaksanakan secara beruntun dari langkah asesmen, diagnosis, intervensi, dan
monitoring evaluasi gizi, biasa disingkat menjadi ADIME.
10
Langkah-langkah tersebut saling berkaitan satu dengan lain nya dan merupakan
siklus yang berulang terus sampai tujuan tercapai. Apabila tujuan sudah tercapai
akan tetapi timbul masalah baru, maka proses berulang kembali mulai asesmen gizi
sampai monev kembali sampai tujuan tercapai.

H. WEWENANG DPJP

1. Yang paling berwenang menilai secara komprehensif keadaan pasien adalah Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) yang bertugas merawat dengan berkolaborasi
dengan perawat, nutrisionis/ dietisien dan Apoteker. Tim dipimpin oleh leader yang
akhirnya menentukan untuk memberikan atau tidak memberikan obat atau asuhan
sesuai dengan yang tertulis dalam Panduan Praktik Klinis (PPK).

2. Dalam hal tertentu tidakmelaksanakan apa yang ada dalam Panduan Praktik
Klinis (PPK), Panduan Asuhan Keperawatan (PAK), Panduan Asuhan Gizi
(PAG), Panduan Asuhan Kefarmasian (PAKf) maka dokter/ perawat/
nutrisionist dan Apoteker harus menuliskan alasannya dengan jelas dalam
rekam medis,dan ia harus siap untuk mempertanggung jawabkannya. Bila ini
tidak dilakukan maka dokter, perawat, nutrisionis/dietisien dan Apoteker dianggap
lalai melakukan kewajibannya kepada pasien.

I. REVISI PANDUAN PRAKTIK ( PPK, PAK, PAG DAN PAKf )

1. Panduan Praktik Klinis (PPK) merupakan panduan terkini untuk tata laksana pasien,
karenanya harus selalu mengikuti kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran,
keperawatan, gizi, dan tenaga kesehatan lainnya. Untuk itu Panduan Praktik Klinis
(PPK) secara periodik perlu dilakukan revisi, setiap 3 tahun. Idealnya meskipun
tidak ada perbaikan, peninjauan tetap dilakukan setiap 3 tahun.

2. Masukan untuk revisi diperoleh dari Panduan Nasional Praktik Kedokteran (PNPK),
Panduan Asuhan Kefarmasian (PAKf) yang baru (bila ada), pustaka mutakhir, serta
pemantauan rutinapakah Panduan Praktik Klinis (PPK) selama ini dapat dan sudah
dikerjakan dengan baik. Proses formal audit klinis dapat merupakan sumber yang
berharga untuk revisi Panduan Praktik Klinis (PPK).
3. Panduan Asuhan Keperawatan (PAK), Panduan Asuhan Gizi (PAG) dan Panduan
Asuhan Kefarmasian (PAKf) juga dilakukan revisi sesuai perubahan dari Praktik
Panduan Klinis ( PPK ), tetapi bila audit klinis belum dilaksanakan, pemantauan
rutin merupakan sumber yang penting pula.

11
J. DISCLAIMER ( PENYANGKALAN, WEWANTI )
1. Sejalan dengan uraian dalam bab terdahulu, dalam setiap dokumen tertulis Panduan
Praktik Klinis (PPK)serta perangkat implementasinya mutlak harus dituliskan
disclaimer (wewanti, penyangkalan). Hal ini amat diperlukan untuk:

a. Menghilangkan kesalahpahaman atau salah persepsi tentang arti kata “standar”,


yang bagi sebagian orang dimaknai sebagai “sesuatu yang harus dilakukan
tanpa kecuali”
b. Menjaga autonomi dokter bahwa keputusan klinis merupakan wewenangnya
sebagai pihak yang dipercaya oleh pasien untuk memberikan pertolongan medis,
asuhan keperawatan, asuhan gizi, dan asuhan kefarmasian.

2. Dalam disclaimer (yang harus dicantumkan pada setiap dokumen PPK) harus
tercakup butir-butir yang telah dikemukakan di atas, sebagai berikut:
a. Panduan Praktik Klinis (PPK) dibuat untuk average patients
b. Panduan Praktik Klinis (PPK) dibuat untuk penyakit/kondisi patologis tunggal
c. Reaksi individual terhadap prosedur diagnosis dan terapi bervariasi
d. Panduan Praktik Klinis (PPK) dianggap valid pada saat dicetak
e. Praktik kedokteran modern, asuhan keperawatan, asuhan gizi, dan asuhan
kefarmasian harus lebih mengakomodasi preferensi pasien dan keluarganya
Disclaimer harus dicantumkan di bagian depan setiap buku Panduan Praktik
Klinis (PPK).
f. Panduan Praktik Klinis (PPK)berisi panduan praktis, tidak berisi uraian lengkap
tentang penyakit/kondisi
g. Panduan Praktik Klinis (PPK) bukan merupakan hal terbaik untuk semua pasien
h. Panduan Praktik Klinis (PPK)bukan merupakan standard of medical care
i. Penyusun tidak menjamin akurasi informasi yang ada dalam Panduan Praktik
Klinis (PPK)
j. Penyusun tidak bertanggung jawab terhadap hasil apa pun akibat
penggunaanPanduan Praktik Klinis (PPK)
k. Bila dokter ragu disarankan melakukan konsultasi

12
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Dalam pelaksanaan Panduan Praktik ( PPK, PAK, PAG dan PAKf ) dibuat dalam form dengan
format yang sudah ditetapkan
a. Panduan Praktik Klinis ( PPK ) yang telah dibuat Komite Medik dan di sahkan Direktur
RS di bagikan ke unit terkait
b. Panduan Asuhan Keperawatan ( PAK ) yang telah dibuat Komite Keperawatan dan
disahkan Direktur RS di bagikan ke unit terkait
c. Panduan Asuhan Gizi ( PAG ) yang telah dibuat Komite Tenaga Kesehatan / Gizi dan
disahkan Direktur RS di bagikan ke unit terkait
d. Panduan Asuhan Kefarmasian ( PAKf ) yang telah dibuat Komite Tenaga Kesehatan /
Kefarmasian dan disahkan Direktur RS di bagikan ke unit terkait

2. Panduan Praktik ( PPK, PAK, PAG dan PAKf ) disosialisasikan kepada KSM terkait dan unit
terkait.
3. Panduan Praktik Klinis ( PPK ) dievaluasi dengan Audit Medis

Ditetapkan di : Pekalongan
Pada tanggal : 23 September 2019

DIREKTUR,

drg. RETNO WINDANARTI

13

Anda mungkin juga menyukai