Anda di halaman 1dari 3

MATERI TARBIYATUN-NISA

MEMILIH TEMAN YANG BAIK

119. Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama
orang-orang yang benar. (Q.S. At-Taubah: 119)

Ayat di atas berisi perintah agar kita bertaqwa kepada Allah dan bergaul bersama orang-orang
yang benar.

Taqwa, merupakan predikat terbaik seseorang. Tidak ada predikat yang lebih baik dan menjadi
tolak ukur kualitas seseorang selain ketaqwaan. Arti taqwa menurut bahasa adalah kehati-
hatian. Dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa ketika ditanya mengenai arti taqwa Umar
Bin Khattab ra. Menjawab “taqwa adalah seperti engkau berjalan melewati tempat yang penuh
dengan duri”. Maka begitulah jalan kehidupan seorang muslim yang bertaqwa. Dia akan selalu
menjaga dirinya setiap saat agar tidak tergelincir pada duri kemaksiatan. Menjadi taqwa
tidaklah mudah. Karena itu di dalam lanjutan ayat tersebut Allah menegaskan agar kita bergaul
bersama ash-shadiqin. Siapakah ash-shadiqin?

Ash-Shadiqin menurut bahasa artinya orang-orang yang benar atau orang-orang yang
membenarkan. Benar yang dimaksud tentunya adalah benar menurut syari’at. Mereka adalah
orang-orang yang membawa kebenaran baik dalam ucapan, sikap dan perbuatannya. Perintah
untuk bergaul dengan orang-orang yang konsekuen dengan kebenaran secara otomatis akan
menguatkan nilai ketaqwaan yang menjadi dasar pribadi seorang muslim. Ini adalah isyarat
bagi kita bahwa pergaulan sedikit banyaknya sangat mempengaruhi keimanan seseorang. Oleh
karena itu, lihatlah kembali dengan siapa selama ini kita bergaul? Jangan sampai kita
menggadaikan keimanan kita hanya dikarenakan salah dalam memilih teman. Sebuah pepatah
arab mengatakan “apabila engkau berada di tengah-tengah suatu kaum maka pilihlah orang-
orang yang baik sebagai sahabat, dan janganlah engkau bersahabat dengan orang-orang yang
jahat sehingga engkau akan binasa bersamanya”.

…..

Remaja adalah bagian dari kehidupan manusia sehingga dia tak akan pernah lepas dari pola
interaksi dengan sesama. Terlebih dominasi perasaan yang melekat pada dirinya, membuat dia
butuh teman tempat mengadu, tempat bertukar pikiran dan bermusyawarah. Berbagai
problema hidup yang dialami menjadikan dia berpikir bahwa meminta pendapat, saran dan
nasehat teman adalah suatu hal yang perlu. Maka teman sangatlah vital bagi kehidupannya.
Siapa sih yang tidak butuh teman dalam hidup ini …?

Namun demikian, remaja muslim adalah remaja yang dipupuk dengan keimanan dan dididik
dengan pola interaksi islami. Maka pandangan Islam dalam memilih teman adalah
barometernya, karena dirinya sadar, teman yang baik (shalih) memiliki pengaruh besar dalam
menjaga keistiqamahan agamanya. Selain itu teman shalih adalah sebenar-benar teman yang
akan membawa maslahat dan manfaat. Maka dalam pergaulannya dia akan memilih teman
yang baik dan shalih, yang benar-benar memberikan kecintaan yang tulus, selalu member
nasihat, tidak curang, dan menunjukkan kebaikan. Karena bergaul dengan teman yang shaleh
dan menjadikannya sebagai teman selalu mendatangkan manfaat dan pahala yang besar, juga
kaan membuka hati untuk menerima kebenaran. Sebab, kebanyakan teman akan menjadi

1
teladan bagi temannya yang lain dalam akhlak dan tingkah laku sebagaimana sebuah pepatah
mengatakan “janganlah engkau tanyakan tentang seseorang, tetapi tanyakanlah siapa
temannya, karena setiap orang mengikuti temannya”.

Bertolak dari sinilah maka remaja muslim dituntut untuk dapat memilih teman, juga lingkungan
pergaulan yang tak akan menambah dirinya melainkan ketaqwaan dan keluhuran jiwa.
Sesungguhnya Rasulullah Saw juga telah menganjurkan untuk memilih teman yang shaleh dan
sebaliknya berhati-hati dari teman yang jelek. Berikut ini sabda beliau yang termaktub dalam
Shahih Bukhari dan Muslim:

“sesungguhnya perumpamaan teman yang baik (shaleh) dan teman yang jahat adalah seperti
pembawa minyak wangi dan peniup api pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan
mencipratkan minyak wanginya itu atau engkau membeli darinya atau engkau hanya akan
mencium aroma harumnya. Sedangkan peniup api tukang besi mungkin akan membakar
bajumu atau engkau akan mencium darinya bau yang tidak sedap”.

Dari petunjuk agamanya, remaja muslim akan mengetahui bahwa teman itu ada 2 macam.
Pertama, teman yang shaleh, dia laksana pembawa minyak wangi yang menyebarkan aroma
harum dan wewangian. Kedua teman yang jelek laksana peniup api pandai besi, orang yang di
sisinya akan terkena asap, percikan api, atau sesak nafas, karena bau yang tak enak.

Maka alangkah bagusnya nasehat Bakr Bin Abdullah Abu Zaid ketika beliau berkata, “hati2lah
dari teman yang jelek! Karena sesungguhnya tabiat itu suka meniru”

Maka pandai-pandailah dalam memilih teman, carilah orang yang bisa membantumu untuk
mencapai apa yang engkau cari dan bisa mendekatkan diri pada Rabbmu, bisa memberikan
saran dan petunjuk untuk mencapai tujuan muliamu.

Maka perhatikanlah dengan detail teman-temanmu, karena teman ada bermacam-macam:

1. Ada teman yang bisa memberikan manfaat


2. Ada teman yang bisa memberikan kesenangan
3. Ada teman yang bisa memberikan keutamaan.

Adapun 2 jenis pertama itu rapuh dan mudah terputus karena terputus sebab-sebabnya.
Adapun jenis ketiga, maka itulah yang dimaksud persahabatan sejati. Adanya nteraksi timbale
balik karena kokohnya keutamaan masing-masing keduanya.

Maka, remaja muslim yang benar-benar sadar dan mendapat pancaran sinar agama tidak akan
merasa terhina akibat bergaul dengan orang-orang shaleh meskipun secara lahiriyah, status
social dan tingkat materinya tidak setingkat. Yang menjadi patokan adalah substansi
kepribadiannya dan bukan penampilan, kekayaan atau lainnya. “pergaulan anda dengan orang
mulia menjadikan andatermasuk golongan mereka, karenanya janganlah engkau mau
bersahabat dengan selain mereka”. Oleh karena itu datang petunjuk al-Quran yang
menyerukan hal itu

28. dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi
dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari
mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang
yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan
adalah keadaannya itu melewati batas. (Al-Kahfi)

Karena itu hati-hatilah dalam meilih teman. Sebab, bergaul dengan yang rajin shalat minimal
akan mendapat ajakan untuk shalat, sebuah ajakan yang tidak mungkin keluar dari orang yang
malas shalat.

2
Berikut ini 10 ciri pribadi shaleh yang dapat dijadikan tolak ukur dalam memilih teman dan
diterapkan pada diri sendiri:

1. Aqidah yang sejahtera

2. Ibadah yang salih

3. Akhlak yang mantap

4. Tubuh badan yang kuat

5. Pemikiran yang terdidik dan matang

6. Teratur dalam urusan atau kerja

7. Menguasai diri sendiri

8. Menjaga waktu dengan baik

9. Mampu untuk berkerja

10. Bermanfaat terhadap orang lain

Anda mungkin juga menyukai