Anda di halaman 1dari 7

III.

MATERI DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan pada Bulan Desember 2018 sampai dengan Bulan
Januari 2019 di lahan perkebunan karet milik masyarakat yang berada di Desa
Salak Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir. Analisis tanah
dilakukan di Laboratorium Agrostologi Industri Pakan dan Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dan
Laboratorium PT.Central Alam Resource Lestari.

3.2. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan adalah sampel tanah yang diambil pada beberapa
kemiringan lahan perkebunan karet, alumunium foil, kantong plastik, kertas label,
tali rapia dan bahan-bahan kimia untuk kegiatan analisis sifat fisik tanah di
laboratorium.
Alat yang digunakan terdiri dari Global Positioning System (GPS), cangkul,
alat pengukur kemiringan (abney level), ring sampel, buku munsell soil colour
chart, pisau, parang, meteran gulung, penggaris, alat tulis, alat dokumentasi, oven,
timbangan analitik dan alat untuk analisis sifat fisik tanah di laboratorium.

3.3 Metode Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode
observasi yakni mendeskripsikan sifat fisika tanah pada beberapa kemiringan
lahan yang ditanami karet pada umur yang sama yaitu 15 tahun yang diperoleh
berupa data primer dan sekunder. Data primer antara lain: kepadatan tanah (bulk
density), kadar air, warna tanah, porositas dan tekstur tanah. Data sekunder
berupa: peta lokasi, curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, vegetasi
dominan, riwayat perkebunan dan data-data pendukung lainnya yang didapat dari
Badan Pusat Statistik Provinsi Riau.

11
3.4. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Secara rinci
tahapan-tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Persiapan alat dan bahan

Observasi pendahuluan (legalitas dari aparat desa)

Penentuan lokasi (menemukan lahan sesuai kemiringan yang dikehendaki)

Observasi data-data sekunder

Pengambilan sampel

Persiapan sampel

Analisis laboratorium

Gambar. 3.1. Tahapan penelitian

3.4.1 Persiapan alat dan bahan


Mempersiapkan alat dan bahan yang terkait untuk pengambilan sampel di
lapangan yaitu: Global Positioning System (GPS), buku munsell soil colour chart.
Alat pengukur kemiringan (abney level), alat tulis, kertas label, alat dokumentasi,
dan surat surat perizinan di lokasi.

12
3.4.2 Survei pendahuluan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data penunjang sebagai langkah
pertama dalam pekerjaan yang telah dilengkapi dengan peta lokasi penelitian yang
akan digunakan sebagai titik pengambilan sampel dan wawancara langsung
dengan pemilik lahan, warga setempat, serta informasi yang dapat membantu
selama kegiatan penelitian.

3.4.3 Penentuan lokasi dan titik sampel


Penentuan lokasi tempat pengambilan sampel dilakukan pada tiga
kemiringan lahan yaitu: kemiringan 3%, kemiringan 8%, dan kemiringan 15%
(Napitupulu, 2008). Pengambilan sampel tanah diambil pada kedalaman 0-20 cm
dan 20-40 cm dengan luas lahan kemiringan masing-masing 1 ha. Setiap
kemiringan lahan terdiri dari enam titik sampel dengan jarak antar titik sampel
yaitu 30 meter yang diambil secara zig-zag. Pada setiap lokasi kemiringan
pengambilan sampel tanah diambil pada kedalaman 0-20 lalu dilakukan
pengamatan langsung di lapangan serta pengambilan sampel tanah pada
kedalaman tersebut dan dilanjutkan pada kedalaman 20-40 yang juga dilakukan
pengamatan langsung di lapangan serta pengambilan sampel tanah pada
kedalaman tersebut.
Penentuan titik sampel tanah digunakan dengan metode purposive sampling.
setiap titik sampelnya ditentukan menggunakan Global Positioning System(GPS).
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan ring sampel dengan
diameter 5,5 cm yang memiliki panjang 7 cm. Kemiringan lahan diukur dengan
menggunakan alat abney level (alat pengukur kemiringan) (Prasetio, 2017).
Berikut bagan titik pengambilan sampel yang ada di lapangan pada Gambar 3.2.

13
Gambar 3.2 Bagan pengambilan sampel di lapangan (Prasetio, 2017).

3.4.4 Pengamatan di lapangan


Karakteristik fisik kemiringan lahan sebagian dapat ditentukan di lapangan,
dan sebagian ditentukan dari hasil analisis laboratorium. Karakteristik fisik yang
dapat ditentukan secara langsung dilapangan yaitu warna tanah.
Prosedur kerja analisis warna tanah adalah dengan membuat profil tanah
atau penggalian dan mengamati perbedaan warna. Penggalian dilakukan pada
kedalaman 0-20cm dan 20-40 cm, menggunakan cangkul. Setelah ditentukan
profilnya, selanjutnya disesuaikan ke buku munsell soil colour chart.

3.4.5 Analisis laboratorium


Setelah pengambilan sampel di lapangan, selanjutnya dianalisis di
laboratorium. Sifat fisik tanah yang diperoleh dari hasil pengamatan di
laboratorium adalah kepadatan tanah (bulk density), tekstur tanah, porositas dan
kadar air.
1. Bulk Density (g/cm3)
Prosedur kerja pengambilan sampel bulk density adalah sebagai berikut:
mempersiapkan ring sampel, permukaan tanah di bersihkan dari vegetasi yang
tumbuh diatas permukaan tanah, setelah bebas dari vegetasi kemudian ring sampel

14
di letakkan diatas permukaan tanah, ring sampel ditekan hingga rata dengan tanah,
setelah ring sampel mencukupi kedalaman 0-40 cm, maka ring sampel dinaikan
kembali ke atas tanah untuk dianalisis di laboratorium, pengambilan ring sampel
diambil dengan cara menggali dan diberi label sesuai urutannya (Parulian, 2015).
Analisis laboratorium dilakukan dengan meggunakan tanah yang telah
diambil di lapangan dengan menggunakan ring sampel dan dicatat berapa volume
ringnya, kemudian ditimbang contoh tanahnya beserta ring samplenya.
Selanjutnya dilakukan pengovenan pada suhu 105 derajat celcius selama 24 jam,
kemudian ditimbang kembali contoh tanahnya setelah tanah dioven beserta ring
sampelnya. Selanjutnya bersihkan wadah dan timbang wadah kosong, selanjutnya
tetapkan kepadatan tanah merupakan perbandingan antara berat kering oven
dengan volume tanah, kepadatan tanah (Parulian, 2015).
BTSO−BR
Bulk Density ¿ (g/cm3)
VR
Dimana: BTSO = Berat tanah setelah di oven

BR = Berat ring
VR = Volume ring

2. Kadar air (%)


Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan ring sampel dengan
diameter 5,5 cm, panjang10 cm dan masing-masing ring diberi label, adapun
langkah-langkah yang dilakukan dalam menentukan kadar air adalah sebagai
berikut: contoh tanah dan ring sampel yang diambil dari lapangan ditimbang,
kemudian di oven pada suhu 105 derajat celcius selama 3 jam. Selanjutnya
dikeluarakan dari oven dan didinginkan, kemudian ditimbang berat keringnya,
setelah itu tanah dikeluarkan dari wadah ring sampel dan dibersihkan, ring yang
telah kosong tannpa tanah kemudian ditimbang. Selanjutnya penentuan kadar air
dilakukan dengan metode gravimetrik dengan rumus (Ramadhan dkk., 2013).
BTSO−BTKO
Kadar air = × 100%
BTKO
Dimana: BTSO = Berat tanah sebelum oven (gr)

BTKO = Berat tanah kering oven (gr)

15
3. Tekstur tanah
Prosedur kerja analisis tekstur tanah di laboratorium dengan menggunakan
metode pipet adalah dengan mengambil 10 gram tanah komposit (bahan utama)
yang dikeringkan dan dimasukan ke dalam gelas beaker (Beaker glas), di
tambahkan 50 ml H 2 O 2 Kadar 10% dan di biarakan 1×24 jam, selanjutnya di
tambahkan 25 ml H 2 O 2 kadar 30% dipanaskan menggunakan hotplate sampai
tidak berbusa, kemudian ditambahkan 180 ml aquades dan 20 ml HCl 2N,
selanjutnya dipanaskan lagi menggunakan hotplate 10 menit, dinginkan 10 menit,
tambahkan aquades 500ml, dan diendap tuangkan sampai jernih kemudian
tambahkan larutan peptisator Na 4 p 2 0 7 kadar 4%, selanjutnya disaring
menggunakan saringan ukuran 63 mes, yang tertinggal adalah fraksi pasir,
kemudian dituangakan ke cawan dan masukan ke oven 105 ºC selama 24 jam,
selanjutya didinginkan menggunakan desikator dan ditimbang untuk menghitung
persentase pasir. Sisa aquades dari penyaringan pertam ditambahkan aquades lagi
hingga sampai 500 ml, kemudian diaduk satu menit, diambil menggunakan pipet
sebanyak 20 ml, selanjutnya diletakan dicawan, dan dimasukan ke oven 105 ºC
selama 24 jam, kemudian didinginkan menggunakan desikator dan di timbang
kedua diaduk 1 menit dan didiamkan selama 3,5 jam, kemudian dipipet pada
kedalaman 5,2 cm dari permukaan cairan sebanyak 20 ml, selanjutnya diletakan di
cawan, dimasukan ke oven dengan suhu 105 ºC selama 24 jam, selanjutnya
didinginkan menggunakan desikator dan ditimbang untuk menghitung persentase
liat. Rumus yang digunakan untuk mengetahui persentase pasir, debu, liat adalah
sebagai berikut (Zahid, 2013).

pasir
Pasir(%) = x100
pasir +25( debu−0,0095)

pasir
Debu(%)= × 100
pasir +25( debu−0,0095)

pasir
Liat(%) = × 100
pasir +25( debu−0,0095)

16
4. Porositas
Analisis porositas tanah di laboratorium dapat di tentukan dengan cara
mengetahui nilai bulk density (kepadatan tanah) dan particel density (kerapatan
isi) terlebih dahulu, kepadatan partikel tanah-tanah mineral banyak di teliti dan
hasilnya hampir sama sekitar 2,65 g/cm3 (Hakim dkk., 1986).

bulk density
Porositas tanah= 1,00 - × 100
particel density ( 2,65)

3.5. Analisis Data


Data sampel yang di peroleh dari lapangan dan hasil analisis dari
laboratorium, di analisis menggunakan microsoft excel 2010 dan di sajikan dalam
bentuk tabel dan grafik, serta dilengkapi juga data sekunder berupa peta lokasi
wilayah penelitian, riwayat perkebunan, vegetasi yang dominan, curah hujan,
suhu udara dan kelembapan udara yang didapat dari Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika Provinsi Riau.

17

Anda mungkin juga menyukai