Bab Iii
Bab Iii
11
3.4. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Secara rinci
tahapan-tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Pengambilan sampel
Persiapan sampel
Analisis laboratorium
12
3.4.2 Survei pendahuluan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data penunjang sebagai langkah
pertama dalam pekerjaan yang telah dilengkapi dengan peta lokasi penelitian yang
akan digunakan sebagai titik pengambilan sampel dan wawancara langsung
dengan pemilik lahan, warga setempat, serta informasi yang dapat membantu
selama kegiatan penelitian.
13
Gambar 3.2 Bagan pengambilan sampel di lapangan (Prasetio, 2017).
14
di letakkan diatas permukaan tanah, ring sampel ditekan hingga rata dengan tanah,
setelah ring sampel mencukupi kedalaman 0-40 cm, maka ring sampel dinaikan
kembali ke atas tanah untuk dianalisis di laboratorium, pengambilan ring sampel
diambil dengan cara menggali dan diberi label sesuai urutannya (Parulian, 2015).
Analisis laboratorium dilakukan dengan meggunakan tanah yang telah
diambil di lapangan dengan menggunakan ring sampel dan dicatat berapa volume
ringnya, kemudian ditimbang contoh tanahnya beserta ring samplenya.
Selanjutnya dilakukan pengovenan pada suhu 105 derajat celcius selama 24 jam,
kemudian ditimbang kembali contoh tanahnya setelah tanah dioven beserta ring
sampelnya. Selanjutnya bersihkan wadah dan timbang wadah kosong, selanjutnya
tetapkan kepadatan tanah merupakan perbandingan antara berat kering oven
dengan volume tanah, kepadatan tanah (Parulian, 2015).
BTSO−BR
Bulk Density ¿ (g/cm3)
VR
Dimana: BTSO = Berat tanah setelah di oven
BR = Berat ring
VR = Volume ring
15
3. Tekstur tanah
Prosedur kerja analisis tekstur tanah di laboratorium dengan menggunakan
metode pipet adalah dengan mengambil 10 gram tanah komposit (bahan utama)
yang dikeringkan dan dimasukan ke dalam gelas beaker (Beaker glas), di
tambahkan 50 ml H 2 O 2 Kadar 10% dan di biarakan 1×24 jam, selanjutnya di
tambahkan 25 ml H 2 O 2 kadar 30% dipanaskan menggunakan hotplate sampai
tidak berbusa, kemudian ditambahkan 180 ml aquades dan 20 ml HCl 2N,
selanjutnya dipanaskan lagi menggunakan hotplate 10 menit, dinginkan 10 menit,
tambahkan aquades 500ml, dan diendap tuangkan sampai jernih kemudian
tambahkan larutan peptisator Na 4 p 2 0 7 kadar 4%, selanjutnya disaring
menggunakan saringan ukuran 63 mes, yang tertinggal adalah fraksi pasir,
kemudian dituangakan ke cawan dan masukan ke oven 105 ºC selama 24 jam,
selanjutya didinginkan menggunakan desikator dan ditimbang untuk menghitung
persentase pasir. Sisa aquades dari penyaringan pertam ditambahkan aquades lagi
hingga sampai 500 ml, kemudian diaduk satu menit, diambil menggunakan pipet
sebanyak 20 ml, selanjutnya diletakan dicawan, dan dimasukan ke oven 105 ºC
selama 24 jam, kemudian didinginkan menggunakan desikator dan di timbang
kedua diaduk 1 menit dan didiamkan selama 3,5 jam, kemudian dipipet pada
kedalaman 5,2 cm dari permukaan cairan sebanyak 20 ml, selanjutnya diletakan di
cawan, dimasukan ke oven dengan suhu 105 ºC selama 24 jam, selanjutnya
didinginkan menggunakan desikator dan ditimbang untuk menghitung persentase
liat. Rumus yang digunakan untuk mengetahui persentase pasir, debu, liat adalah
sebagai berikut (Zahid, 2013).
pasir
Pasir(%) = x100
pasir +25( debu−0,0095)
pasir
Debu(%)= × 100
pasir +25( debu−0,0095)
pasir
Liat(%) = × 100
pasir +25( debu−0,0095)
16
4. Porositas
Analisis porositas tanah di laboratorium dapat di tentukan dengan cara
mengetahui nilai bulk density (kepadatan tanah) dan particel density (kerapatan
isi) terlebih dahulu, kepadatan partikel tanah-tanah mineral banyak di teliti dan
hasilnya hampir sama sekitar 2,65 g/cm3 (Hakim dkk., 1986).
bulk density
Porositas tanah= 1,00 - × 100
particel density ( 2,65)
17