Anda di halaman 1dari 2

Nama : R.

FEBRIL AGUSTA ARYANTO


NIM : 1910247108
Pengaruh Perlakuan Berbeda pada Peningkatan Perkecambahan Benih Calotropis persica

PENDAHULUAN
Calotropis persica sering disebut sebagai gulma akan tetapi bunganya harum dan
digunakan membuat jumbai bunga pada beberapa budaya Asia Tenggara serta tanaman ini
penting karena bisa dijadikan tanaman obat dan keperluan lainnya. Calotropis persica tumbuh di
wilayah tropis saja, dimana seperti yang kita ketahui Setiap tanaman penghuni tropis memiliki
strategi yang kompleks yang memungkinkannya bertahan di habitat tropis. Tujuan penelitian ini
adalah mengembangkan metode untuk meningkatkan persentase perkecambahan, mempersingkat
waktu perkecambahan, menyediakan perkecambahan lebih cepat, dan menghasilkan teknik
perbanyakan benih yang lebih efisien C. persica biji.
BAHAN DAN METODE
Benih dari C. persica dikumpulkan dari daerah kering Jiroft di Iran selatan pada tahun
2013. Uji perkecambahan awal dilakukan dan diperoleh persentase perkecambahan yang rendah.
Untuk mengatasi masalah ini, peneliti menerapkan percobaan dengan desain acak lengkap
(RAL). Sebelum percobaan dimulai, benih disterilkan permukaannya dalam larutan natrium
hipoklorit 1% selama 5 menit, kemudian dibilas dengan air steril, dan dikeringkan di udara
selama 28 jam sebelum dimasukkan ke dalam cawan petri. Perawatan termasuk pretreatment
dengan KNO (0,1 dan 0,3 persen) selama 48 jam, asam asetilsalisilat ke 3 kelembaban di cawan
petri (100, 200 dan 100mg L. −1), prechilling (4 derajat celcius selama 10 hari), air panas (70 ∘
C) selama 5 menit, asam sulfat eter (60%) selama 5 dan 10 menit, tiourea dengan konsentrasi
0,1% dan 0,3%, dan perlakuan kontrol (irigasi dengan air suling). Benih ditempatkan di atas
kertas Whatman nomor 1 berukuran 10 cm petri cawan berisi 10 mL akuades. Penghitungan
jumlah benih berkecambah dimulai dari hari pertama dan dilakukan hingga akhir percobaan (19
hari). Persentase perkecambahan dicatat setiap hari selama masa penelitian. Tingkat
perkecambahan diperkirakan menggunakan indeks kecepatan perkecambahan Timpson yang
dimodifikasi. Waktu perkecambahan rata-rata (MGT) dihitung untuk menilai tingkat
perkecambahan.
HASIL
Hasil ANOVA pada penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
(pada tingkat 1%) antara perlakuan yang efektif pada karakteristik perkecambahan dan perlakuan
yang berbeda menghasilkan perbedaan yang signifikan antara sifat perkecambahan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa persentase perkecambahan C. persica meningkat karena
penerapan KNO dalam konsentrasi yang berbeda dan asam asetilsalisilat 100 dan 3 200mg L −1
dan penurunan persentase perkecambahan karena aplikasi air panas selama 5 menit, prechilling
selama 10 hari, asam sulfat 5 dan 10 menit, dan tiourea 0,3%. Asetilsalisilat asam 300mg L. −1
dan tiourea 0,1% memiliki pengaruh yang sama terhadap persentase perkecambahan
dibandingkan dengan perlakuan kontrol.
Persentase perkecambahan meningkat sebesar KNO 0,1, 0,2, dan 0,3% dan asam
asetilsalisilat 100mg L. −1 adalah eror. Tingkat perkecambahan benih C. persica meningkat
secara signifikan ketika KNO 0,1% digunakan. Asam asetilsalisilat 200 dan 300mg L −1 dan 3
thiourea 0,3% meningkatkan laju perkecambahan biji, tetapi peningkatan ini tidak signifikan.
Namun, laju perkecambahan menurun saat air panas selama 5 menit, prechilling selama 10 hari,
asam sulfat selama 5 dan 10 menit, KNO 0,2 dan 0,3%, asam asetilsalisilat 100mg L. −1, dan
tiourea 3 0,3% digunakan. Rata-rata waktu perkecambahan C. persica menurun dengan
menggunakan KNO 0,1% tetapi perbedaan ini tidak signifikan. Dalam biji C. 3 persica, semua
perlakuan, kecuali untuk KNO 0,1%, menyebabkan peningkatan waktu perkecambahan rata-rata.
DISKUSI DAN KESIMPULAN
Menurut hasil yang diperoleh, KNO 0,1% dan asetilasam salisilat 100mg L. −1 adalah
yang paling efektif untuk meningkatkan sifat perkecambahan biji di C. persica spesies tumbuhan.
Dalam perbandingan dari dua perlakuan tersebut, perlakuan KNO 0,1% adalah yang terbaik.
Teknik ini dapat meningkatkan kecepatan, persentase, dan keseragaman perkecambahan atau
kemunculan bibit, terutama pada kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Perkecambahan
benih yang cepat dan pem bentukan tegakan merupakan faktor penting untuk produksi tanaman
dalam kondisi stres.

Anda mungkin juga menyukai