Anda di halaman 1dari 2

STUDI ANALISIS DAMPAK SOSIAL-EKONOMI PANDEMI DI KABUPATEN

PAMEKASAN

PENDAHULUAN
Corona Virus Diseases 19 (COVID-19) atau yang lebih dikenal virus corona, merupakan
wabah penyebaran virus yang berasal pertama kali dari kota Wuhan, China. Semua bagian
Negara terkena dampaknya, sehingga mau tidak mau segala jenis aktivitas harus dibatasi dan
berdampak secara nasional dari segala aspek tatanan kehidupan. Selain aspek kesehatan yang
menjadi permasalahan utama, hubungan sosial dan pembatasan interaksi sosial berdampak besar
pada setiap lini kegiatan masyarakat. Per tanggal 4 Nopember 2021, Indonesia telah melaporkan
kasus positif terbanyak di asia tenggara yakni sebanyak 4.246.802 kasus. Tercatat dalam angka
kematian, Indonesia tercatat angka kematian covid ketiga tebanyak di Asia sebanyak 143.500
jiwa. Sebanyak 4.091.938 orang dinyatakan sembuh dan sebanyak 11.364 kasus sedang dirawat.
Berbagai langkah pemerintah dilakukan dalam upaya pencegahan wabah ini, dari tahun 2020
pemerntah telah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa wilayah.
Kebijakan tersebut diganti dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)
pada tahun 2021.
Dalam kategori level COVID-19 yang direkomendasikan WHO (World Health
Organization). PPKM level 1 artinya menunjukkan jumlah kasus positif COVID-19 kurang dari
20 orang per 100 ribu penduduk per minggu. Sementara rawat inap di di rumah sakit kurang dari
5 orang per 100 ribu penduduk per minggu, serta angka kematian kurang dari 1 orang per 100
ribu penduduk di daerah tersebut. Selain itu, ada pula makna level PPKM lainnya yang disebut
WHO, antara lain: PPKM Level 2: Jumlah kasus positif COVID-19 antara 20 dan kurang dari 50
orang per 100 ribu penduduk per minggu. Rawat inap di di rumah sakit antara 5 hingga kurang
dari 10 orang per 100 ribu penduduk per minggu, sementara angka kematian kurang dari 2 orang
per 100 ribu penduduk di daerah tersebut. PPKM Level 3: Jumlah kasus positif COVID-19
berkisar 50-150 orang per 100 ribu penduduk oer minggu. Adapun rawat inap di rumah sakit
berkisar 10-30 orang per 100 ribu penduduk per minggu, serta angka kematian antara 2-5 kasus
per 100 ribu penduduk di daerah tersebut. PPKM Level 4: Jumlah kasus positif COVID-19 lebih
dari 150 kasus COVID-19 per 100 ribu penduduk, lebih dari 30 kasus yang dirawat di rumah
sakit per 100 ribu penduduk, dan lebih dari 5 kasus meninggal per 100 ribu penduduk.
Semakin maraknya penyebaran virus COVID-19 dan pemberlakuan PPKM yang
berlevel-level membuat dampak yang signifikan terhadap kegiatan masyarkat. Menurunnya
kegiatan masyarakat berdampak pada kondisi sosial-ekonomi masyarakat dan sangat berdampak
pada masyarakat menengah ke bawah. Sehingga pemerintah pusat sampai daerah mengeluarkan
beberapa kebijakan untuk menanggulangi wabah dan kebijakan-kebijakan untuk menanggulangi
dampak sosial dan ekonomi akibat pandemi. Dalam hal ini pelaksanaan berbagai kebijakan yang
telah dilakukan dapat dievaluasi dan sejauh apa tingkat efektivitasnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis untuk
mengamati fenomena yang ada secara alamiah. Desain penelitian ini adalah case study dan focus
pada cara menjaga iman, aman dan imun dimasa pandemi. Adapun subyek penelitian ini adalah
masyarakat Kabupaten Pamekasan. Data primer penelitian ini adalah bersumber pada hasil
observasi langsung, sedangkan data sekunder bersumber pada buku, jurnal dan juga berita-berita
terkait dimasa pandemi.
TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Dampak Pandemi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten Pamekasan
B. Dampak Pandemi Terhadap Kegiatan Bisnis, Asosiasi Pengusaha Di Kabupaten Pamekasan
C. Implementasi Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh Di Kabupaten Pamekasan
D. Penyaluran Bantuan Langsung Tunai – Dana Desa Di Kabupaten Pamekasan
E. Pemantauan Respon Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Pamekasan
F. Ketahanan Sosial Dan Budaya Masyarakat Prasehatera Masa Pandemi Di Kabupaten
Pamekasan

Anda mungkin juga menyukai