Anda di halaman 1dari 5

KESEPAKATAN KERJASAMA

ANTARA
7 (TUJUH) KEPALA SUKU, LEMBAGA PUSAT PENGENDALI MASYARAKAT
ADAT PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA (P2MAPTP) LEMASA DAN LEMASKO
DENGAN
PT. GIRI INDO SELARAS

Pada hari ini ……….. tanggal ……….. tahun dua ribu dua puluh ( ….-…..- 2020)
bertempat di Timika, kesepakatan kerjasama (kesepakatan) ini ditanda tangani oleh
dan antara :
1. Anis Katkime (Kepala Suku Amume) Frans Dibitau (Kepala Suku Moni)
Damianus Magal (Kepala Suku Mee) Hermanus Kagoya (Kepala Suku Dani)
Mesak Fenbak (Kepala Suku Damai) Daud Nerigi (Kepala Suku Nduga)
Hendrikus Atapemame, S.Sos (Kepala Suku Komoro) bertempat tinggal di
Timika, selanjutnya disebut Pihak Pertama.
2. Minggu Sri Hartono, Komisaris Utama PT. Giri Indo Selaras, berkedudukan di
Komplek Cimanggu Permata Blok B No. 9 Kedung Badak, Kota Bogor, Jawa
Barat, selanjutnya disebut Pihak Kedua.

Dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :


a. Bahwa Pihak Pertama sebagai masyarakat adat terkena dampak di wilayah
pertambangan PT. Freeport Indonesia.
b. Bahwa, untuk memperbaiki kehidupan masyarakat yang terkena dampak
pertambangan PT. Freeport Indonesia tersebut, pada tanggal 13 Juli 2000, di
New Orleans Amerika Serikat, telah dibuat Kesepakatan Bersama (Momorial of
Understanding) antara Pemilik PT. Freeport Indonesia dan masyarakat adat
diwakili oleh Yayasan Tuarek, Lembaga Masyarakat Adat suku Amume
(LEMASA) Lembaga Masyarakat Adat Suku Komoro (LEMASKO) mengenai,
sumber daya manusia, sosial ekonomi, Hak Asasi Manusia, Hak Ulayat dan
lingkungan Hidup dan mengakui kepemilikan tanah di Tembaga Pura adalah
milik keluarga besar Tuarek Natkime.
c. Bahwa, sehubungan dengan kesepakatan bersama pada angka (2) tersebut
diatas, Pemerintah Indonesia Cq. Menteri Keuangan Republik Indonesia telah
memberikan Persetujuan Pemindahtanganan Barang Modal/Asset Import PT.
Freeport Indonesia Cq. Dengan tanpa kewajiban membayar bea masuk Nomor :
1313/KM.4/2002 tanggal 16 September 2002 sebagaimana dimaksud dalam
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 298/KMK.01/1997,
tanggal 4 Juli 1997 Jo. Nomor : 394/KMK.05/1999, tanggal 3 Agustus 1999.
d. Untuk mengembalikan dan memperbaiki keadaan masyarkaat adat yang terkena
dampak pertambangan tersebut PT. Freeport Indonesia telah menghibahkan
besi bekas (scrap) logam kepada masyarakat adat yang tidak hanya terkenan
dampak tetapi juga pemilik tanah hak ulayat yang akan di proses lebih lanjut.
e. Bahwa hal-hal tersebut (a-d) diatas, Pihak Pertama yang berhak sebagai
Penerima Hibah atas besi tua (scrap) eks. PT. Freeport Indonesia, baik yang
sudah dibawa keluar dari Tanah Papua dan diletakkan tersebar di seluruh
Indonesia maupun yang masih di Timika-Papua.
f. Bahwa pada tanggal 24 Desember 2004, telah dibuat kesepakatan kerjasama di
Timika, antara Pihak Pertama PT. Freeport Indonesia dan Pihak Kedua, PT.
Delopnang, PT. Mugalbuk, PT. Arwanop Timika, Yayasan Tuarek dan Lemasa,
tidak berjalan sesuai maksud dan tujuan karena ada perusahaan mitra
masyarkaat yang ditunjuk PT. Freeport Indonesia, PT. Elhama Family dan PT.
Monrad Lumban Molbung, tidak melaksanakan kesepakatan tersebut sehingga
Masyarakat Adat Suku Amungme dan Komoro sangat dirugikan.
g. Bahwa besi tua (scrap) dan logam eks. PT. Freeport Indonesia yang dibawa
keluar dan diletakkan diberbagai wilayah di Indonesia, sebagian telah diputus di
Pengadilan Negeri Kelas IA Cibinong, Perkara Nomor : 31/Pdt.G/2017/
PN.Cib.jo Penetapan Nomor : 17/Pen.pdt/2008/PN.cib.
h. Bahwa untuk menyelesaikan permasalahan besi tua/scrap, logam eks. PT.
Freeport Indonesia tersebut pada tanggal 30 Desember 2019, telah dilakukan
penandatanganan kesepakatan kerjasama antara 7 (tujuh) kepala suku,
Lembaga Pusat Pengendalian Masyarakat Adat Tengah Papua dan PT. Giri
Indo Selaras.
i. bahwa pada tanggal 17 Maret 2020, Lembaga Masyarakat Adat Komoro
(Lemasko) mencabut kuasa yang diberikan oleh Ketua Lemasko, Almarhum
Robertus Waropea, SH kepada Sdr. TB Mansyur, SH, dkk dari Kantor LBH dan
Pembela HAM “Payung Bangsa”.
j. Bahwa Kepala Suku Komoro dan Ketua Lemasko memberikan surat kuasa
kepada Minggu Sri Hartono, Komisaris Utama PT. Giri Indo Selaras, tanggal 25
September 2020.
k. Bahwa pada tanggal 22 November 2020, PT. Giri Indo Selaras dan Hermanus
Kagoya, Kepala Suku dan sebagai perwakilan masyarakat adat 7 (tujuh)
memberikan surat kuasa kepada LPPNRI.

Oleh karena itu, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, kedua


belah pihak sepakat untuk mengadakan kerjasama dengan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :

RUANG LINGKUP KERJASAMA


Pasal 1

Ruang lingkup kerjasama ini meliputi :


I. Pihak Pertama, menunjuk PT. Giri Indo Selaras sebagai Mitra Utama untuk
mengelola besi tua (scrap), logam Eks. PT. Freeport Indonesia, baik yang sudah
berada di luar Papua maupun yang masih berada di Timika-Papua.
II. Pihak Pertama dan Pihak Kedua, sepakat menunjuk Lembaga Pemantau
Penyelenggara Negara Republik Indonesia (LPPNRI) dan Lembaga Bantuan
Hukumnya atas nama Pihak Pertama dan Mitra Utama PT. Giri Indo Selaras
dengan tugas untuk melakukan pengawasan seluruh proses pelaksanaan
penjualan dan pemanfaatan dana hasil penjualan. Untuk diantaranya
melaksanakan putusan Pengadilan Negeri Kls IA Cibinong No. 31/ Pdt.G/ 2017/
Pn.Cib. tanggal 16 Oktober 2017 yang sudah berkekuatan hukum tetap.
III. Para Pihak segera membentuk badan pengelola keuangan untuk menyusun
rencana penggunaan keuangan hasil penjualan besi Eks. PT. Freeport
Indonesia yang dihibahkan kepada Pihak Pertama sesuai maksud dan tujuan
dari Pemilik PT. Freeport di New Orleans, Amerika Serikat yang telah disetujui
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
1313/KM.4/2002 tanggal 16 September 2002.
SIFAT KERJASAMA
Pasal 2

Kesepakatan kerjasama ini bersifat saling membantu antara para Pihak, mencari
solusi penyelesaian masalah yang dihadapi Pihak Pertama, baik sekarang maupun
waktu yang akan datang.

PELAKSANAAN KERJASAMA
Pasal 3

1. Pihak Pertama membantu dengan data, bukti surat yang dimiliki dan mendukung
sepenuhnya kepada Pihak Kedua untuk bertemu dengan Pemberi Hibah PT.
Freeport Indonesia dan Pemerintah Daerah maupun Pusat, jika diperlukan
sewaktu-waktu.
2. Pihak pertama menyiapkan saksi-saksi dan pelaku sejarah jika terjadi
permasalahan hukum baik sekarang atau dikemudian hari.
3. Pihak kedua diberikan Kuasa Penuh untuk mewakili Pihak Pertama melakukan
koordinasi kepada Pemerintah Pusat dan daerah untuk menindaklanjuti Hasil
MOU di New Orleans Amerika Serikat antara Pihak pertama dan pemilik
perusahaan PT. Freeport Indonesia dan sudah disetujui Pemerintah Indonesia
Cq. Menteri Keuangan RI, untuk memperbaiki kehidupan sosial ekonomi Pihak
Pertama dan menyelamatkan lingkungan untuk masa mendatang.
4. Pihak Kedua akan didampingi Lembaga Pemantau Penyelenggara Republik
Indonesia LBH-LPPNRI bertanggung jawab untuk melaksanakan eksekusi besi
tua/scrap, logam Eks. PT. Freeport Indonesia milik Pihak pertama, sesuai
Keputusan PN. Cibinong, Nomor 31/Pdt.G/2017/PN.Cib yang sudah
berkekuatan hukum tetap dan penggunaan hasil penjualan sesuai kesepakatan
bersama yang sudah ada maupun yang akan dibuat kemudian.

PEMBIAYAAN
Pasal 4

1. Pihak Pertama menyatakan bahwa Pihak Kedua menanggung seluruh


pembiayan terkait kesepakatan ini.
2. Tagihan-tagihan pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Mimika-Ppaua dan
kewajiban-kewajiban lain yang sah untuk dan kepada Negara Wajib diselesaikan
dan dibayar oleh Pihak Kedua.

JANGKA WAKTU KESEPAKATAN


Pasal 5

Lamanya kesepakatan kerjasama ini tidak ditentukan, akan tetapi para pihak
berpedoman pada Pasal 1 (satu) angka (III) tersebut sampai selesai dilaksanakan
sebagai bentuk tanggung jawab moril dan hukum.

PERSELISIHAN PARA PIHAK


Pasal 6

1. Apabila timbul perselisihan para pihak akan menyelesaikan secara


kekeluargaan, musyawarah untuk sepakat.
2. Apabila tidak dapat diselesaikan sesuai pasal ini angka (1) pihak yang
berkepentingan dipersilahkan untuk memilih di pengadilan setempat.

PERUBAHAN
Pasal 7

Perubahan atas hal-hal yang belum dimuat dalam kesepakatan ini akan diatur lebih
lanjut oleh para pihak dalam kesepakatan tersendiri dan merupakan bagian tak
terpisahkan dari kesepakatan ini.

PENUTUP
Pasal 8

1. Dengan berlakunya kesepakatan kerjasama ini, maka semua kesepakatan


kerjasama, pemberian surat kuasa, atau apapun juga namanya terkait besi tua
(scrap) dan logam Eks. PT. Freeport Indonesia yang dikeluarkan oleh Pihak
Pertama dinyatakan tidak berlaku.
2. Kesepakatan ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermaterai cukup yang masing-
masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Demikian kesepakatan kerjasama ini dibuat oleh para pihak pada hari dan tanggal
tersebut di atas.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

1. PT. Giri Indo Selaras


2.
3.
4.
Minggu Sri Hartono
5.
6.
7.

Ketua LEMASA Ketua LEMASKO Ketua P2MATP

------------------------------ ------------------------------ ------------------------------


Disaksikan oleh :
Lembaga Pemantau Penyelenggara
Kapolres Mimika Negara Republik Indonesia

------------------------------ ------------------------------

Mengetahui,
Pemerintah Kabupaten Mimika

------------------------

Anda mungkin juga menyukai