1008-Article Text-3725-1-10-20221207
1008-Article Text-3725-1-10-20221207
gambaran umum tentang visi dan rencana Pendekatan perspektif finansial BSC
organisasi yang komprehensif dan menilai sangat berpengaruh dalam hubungannya
kinerja memakai empat perspektif diantaranya dengan langkah-langkah finansial yang
keuangan (Financial), pelanggan (Customer), merupakan isi dari keputusan ekonomi terpaut
proses bisnis internal (Internal Process), proses dengan langkah-langkah ekonomi. Indikator
pembelajaran dan pertumbuhan (Learning and keuangan ini memperlihatkan adanya
Growth). perencanaan, kegiatan, serta evaluasi kegiatan
BSC sebagai instrumen penilaian kinerja rencana yang diberikan. Peringkat ini tercermin
entitas bisnis adalah petunjuk yang akurat dalam target yang bisa dinilai secara jelas
ketika melayani persaingan. Hubungan antara melalui fungsi yang diperoleh. Mengukur kinerja
penilaian kinerja dengan rencana organisasi dan finansial menggambarkan apakah rancangan
faktor penentu keberhasilan (CSF) serta proses dan penerapan strategi menghasilkan
aplikasi yang tidak membutuhkan biaya besar, peningkatan fundamental dalam keuntungan
membuktikan bahwa BSC adalah instrumen perusahaan (Yuwono et al, 2007). Menurut
yang cocok untuk pengelolaan entitas bisnis saat Gasperz (2006), sasaran keuangan berguna
ini. Manfaat dari pendekatan ini yaitu lebih sebagai sasaran strategis dan skala fokus
komprehensif, adaptif, dan mampu beradaptasi seluruh perspektif BSC. Tiap ukuran yang
dengan lingkungan usaha yang berubah diambil sebagai bagian dari hubungan klausal
(Barbara Gunawan 2000), diharapkan agar yang menyebabkan kenaikan kinerja finansial.
metode penilaian kinerja yang ada di PT. XYZ 2) Perspektif Pelanggan
dapat ditingkatkan. Perspektif kedua adalah pelanggan.
Penggunaan metode BSC didukung pula Mengukur kemampuan pelanggan amat penting
dengan metode AHP (Analytical Hierarchy dalam hubungannya dengan kemampuan
Process). Penilaian kinerja ini memunculkan perusahaan. Menurut Gasperz (2006), faktor
rekomendasi untuk usaha peningkatan yang terpenting adalah keinginan pelanggan. Pada
bisa dimanfaatkan sesuai hasil penilaian kinerja dasarnya, perspektif customer BSC mengarah
yang dilaksanakan. Rekomendasi remediasi pada peningkatan nilai customer. Nilai
membantu perusahaan menemukan akar pelanggan bersumber dari perbedaan antara
pemicu masalah dan mempertimbangkan laba yang didapat pelanggan dan biaya yang
langkah-langkah yang dilakukan untuk dibayarkan untuk memperoleh produk.
mencegah agar masalah tidak berulang. 3) Perspektif Proses Bisnis Internal
Menurut Gasperz (2006) pada perspektif
Analisis SWOT bisnis internal BSC, proses-proses yang ktitis
Analisis SWOT yaitu identifikasi sistematis haruslah teridentifikasi oleh manajer dalam
berbagai faktor, guna merumuskan kebijakan upaya mencapai sasaran meningkatkan nilai
perusahaan berlandaskan logika untuk konsumen (perspektif pelanggan) dan
meningkatkan kekuatan (strength) dan peluang menaikkan nilai pemilik saham (perspektif
(opportunity), sekaligus mengurangi kelemahan keuangan).
(weakness) dan ancaman (threats) (Rangkuti, 4) Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
2004). Dengan memakai analisis SWOT, kita Identifikasi prasarana yang butuh
mudah membuat strategi perusahaan kemudian dibangun oleh bisnis untuk merangsang
membandingkan faktor eksternal (peluang & pertumbuhan dan menaikkan kinerja jangka
ancaman) dengan faktor internal (kekuatan dan panjang. Tujuan dari perspektif pembelajaran
kelemahan). dan pertumbuhan ialah memberikan informasi
yang diperlukan perusahaan untuk
Balanced Scorecard menciptakan peningkatan dan menumbuhkan
Balanced scorecard yang dibuat Kaplan dan bisnis. Modal utama pembelajaran dan
Norton berasal dari empat perspektif: perspektif pertumbuhan perusahaan adalah tenaga kerja,
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif metode, dan standart operasional procedure
proses bisnis internal, dan perspektif perusahaan. Untuk menggapai sasaran
pertumbuhan dan pembelajaran. Masing- perspektif finansial, pelanggan, dan proses bisnis
masing perspektif menetapkan tujuan strategis, internal, perusahaan harus berinvestasi.
inisiatif strategis, tolok ukur, serta tujuan. Investasi bisa dijalankan dengan cara
Penilaian kinerja dimaksudkan mampu memberikan ketrampilan kepada pekerjanya,
menyeimbangkan kinerja finansial dan non- mengembangkan teknologi dan metode
finansial. informasi, serta menyesuaikan bermacam
1) Perspektif Keuangan prosedur dan aktivitas operasional industri yang
Irmawan, D., et al. / Analisis Pengukuran Kinerja Dengan Metode Balance Scorecard Di PT. XYZ Probolinggo / JISE Vol. 1, No. 1, Juni 2022 pp. 33-41
menjadi modal utama perspektif pembelajaran berbentuk seperti hierarki, penilaian bisa
dan pertumbuhan. dilakukan karena satu atau sejumlah pengambil
ketentuan dengan cara sekaligus, dan kandidat
Key Performance Indicators alternatif sudah terpilih dan jumlahnya terbatas.
Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah
takaran kuantitatif yang dipakai untuk Metode
mengevaluasi kinerja dalam mencapai tujuan Langkah Penelitian
dari unit, departemen, perusahaan, atau Penelitian ini dilakukan dengan
organisasi. KPI menunjukkan ukuran cakupan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
untuk memenuhi tujuan (Luis & Biromo, 2007).
KPI dapat menunjukkan posisi perusahaan
(kelemahan dan kekuatan) relatif terhadap
tujuan, memungkinkan manajemen melakukan
penilaian keberhasilan unit usaha dalam
perusahaan ataupun organisasi. KPI membantu
perusahaan mengukur kemajuan menuju
sasaran perusahaan atau organisasi yang
relevan. KPI umumnya dipakai untuk
menghitung dan menilai hal-hal yang sukar
diukur seperti kepuasan, kepemimpinan,
keunggulan, dan peningkatan kepemimpinan.
Strategy Maps
Strategy maps adalah representasi visual
dari semua perspektif dalam Balance Scorecard
yang berkorelasi bersama sebab serta akibat
(Kaplan & Norton, 2001). Strategy maps balance
scorecard adalah rancangan kerja yang
menggambarkan rencana perusahaan dan
organisasi dalam tatanan template. Template
terdiri atas semua perspektif balance scorecard,
termasuk perspektif financial, customer, internal
bussiness process, learnng and growth. Dalam
peta strategi, keempat perspektif memiliki
hubungan klausalitas.
Gambar 1. Diagram Alur Penelitian
Analytic Hierarchy Process
Dalam perusahaan manufaktur ataupun Langkah Pengukuran Kinerja
jasa, penentu keputusan ada kalanya Balanced Scorecard dibagi menjadi empat
dihadapkan sebuah persoalan yang rumit. Salah perspektif. Berikut merupakan langkah
satu persoalan yang ada adalah soal pengelompokan key success factors berdasarkan
memastikan alternatif dari sejumlah kandidat masing-masing perspektif:
atau hanya sekadar menyusun prioritas untuk a) Financial Perspective
sejumlah kandidat. Persoalan pengambilan Takaran yang digunakan dalam financial
ketetapan akan menjadi rumit karena suatu perspective adalah sebagai berikut:
pelibatan dari beberapa sasaran maupun tolok 1) Return on Equity (ROE)
ukur. Dari beberapa tools (alat bantu) yang dapat Rumus yang digunakan :
𝑵𝑬𝑻 𝑰𝑵𝑪𝑶𝑴𝑬
digunakan untuk menentukan kandidat atau ROE = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝑵𝑬𝑻 𝑾𝑶𝑹𝑻𝑯
penyusunan prioritas adalah Analytic Hierarchy ROE menggambarkan persentase besarnya
Process (AHP) yang disempurnakan oleh pengembalian modal yang dikeluarkan oleh
Thomas L. Saaty, (1990). Secara khusus, AHP pemilik usaha.
tepat digunakan buat permasalahan penentuan 2) Return on Investment (ROI)
kandidat maupun penyusunan prioritas yang ROI merupakan perbandingan antara
mempunyai sifat melibatkan tolok ukur keuntungan bersih yang dibagi dengan total aset
kualitatif dimana sukar untuk dikuantitatifkan yang dimiliki perusahaan.
secara tepat, masing-masing tolok ukur dapat Rumus yang digunakan :
mempunyai sub-sub tolok ukur yang bisa
Irmawan, D., et al. / Analisis Pengukuran Kinerja Dengan Metode Balance Scorecard Di PT. XYZ Probolinggo / JISE Vol. 1, No. 1, Juni 2022 pp. 33-41
ROI =
𝑵𝑬𝑻 𝑰𝑵𝑪𝑶𝑴𝑬
𝐱 𝟏𝟎𝟎% pesanan yang diterima sampai dengan terkirim
𝑻𝑶𝑻𝑨𝑳 𝑨𝑺𝑺𝑬𝑻
ke pelanggan sesuai waktu yang disepakati.
3) Total Asset Turn Over (TATO) 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐢𝐫𝐢𝐦𝐚𝐧 𝐒𝐞𝐬𝐮𝐚𝐢 𝐏𝐎
Perbandingan Aktivitas (TATO) dipakai OTD = x 100%
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐎
untuk menilai kemampuan dana yang tertanam 2) Jumlah Produk Baru per Tahun
dan keseluruhan aktiva yang berputar pada Sebuah perusahaan harus melakukan
suatu periode atau kemampuan modal yang inovasi-inovasi produk dari masa ke masa agar
diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. menyesuaikan dengan perkembangan zaman
Rumus yang digunakan : dan tren yang terjadi. Perusahaan dapat melihat
𝑺𝑨𝑳𝑬𝑺
TATO = 𝐱 𝟏𝟎𝟎% tingkat inovasi-inovasi produk yang dilakukan
𝑻𝑶𝑻𝑨𝑳 𝑨𝑺𝑺𝑬𝑻
4) Net Profit Margin (NPM) dengan mengukur jumlah menu baru dan total
NPM adalah salah satu perbandingan jumlah menu pertahunnya.
untuk mengetahui tingkat profitabilitas d) Learning and Growth Perspective
perusahaan. 1) Tingkat Kepuasan Karyawan
Rumus yang digunakan Pengukuran tingkat kepuasan karyawan
𝑵𝑬𝑻 𝑰𝑵𝑪𝑶𝑴𝑬 dilakukan dengan metode penyebaran
NPM = x 100%
𝑺𝑨𝑳𝑬𝑺 kuesioner.
b) Customer Perspective 2) Retensi Karyawan
Pengukuran yang dilakukan pada Retensi karyawan menggambarkan tingkat
perspektif pelanggan adalah : loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
1) Customer Retention Ukuran ini didapatkan dari perbandingan
Retensi pelanggan menggambarkan kinerja antara karyawan yang keluar dengan total
perusahaan dalam mempertahankan pelanggan jumlah karyawan ditahun tertentu.
lama. Rumus yang dipakai untuk menghitung 3) Produktivitas Karyawan
retensi pelanggan adalah : Perusahaan dapat mengetahui seberapa
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐞𝐥𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧 𝐋𝐚𝐦𝐚
CR = = x 100% besar rata-rata keuntungan bersih yang
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐞𝐥𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧
Semakin rendah nilai persentase dari dihasilkan setiap karyawan dalam suatu
retensi pelanggan menunjukkan bahwa semakin periode. Ukuran tersebut dapat diketahui
besar kemampuan perusahaan dalam dengan pembagian antara laba bersih setelah
mempertahankan pelanggan lamanya. pajak yang diterima perusahaan dengan jumlah
2) Customer Acquisition karyawan di akhir tahun.
Akuisisi pelanggan menggambarkan 4) Jumlah Pelatihan yang Dilakukan
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan Kompetensi dari karyawan perusahaan
pelanggan baru. Rumus untuk mencari akuisisi dapat diukur dari pelatihan yang dilakukan.
pelanggan adalah sebagai berikut : Kinerja dapat diukur dari sistem pelatihan
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐞𝐥𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧 𝐁𝐚𝐫𝐮 hingga seberapa sering pelatihan dilakukan.
CA = x 100%
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐞𝐥𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧
Semakin tinggi persentase nilai akuisisi Hasil & Pembahasan
menggambarkan bahwa semakin tinggi pula Analisis SWOT
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan Pengukuran strategi perusahaan
pelanggan baru. membutuhkan faktor internal dan faktor
3) Kepuasan pelanggan eksternal perusahaan untuk memudahkan
Pengukuran ini untuk menilai tingkat proses pengukurannya. Faktor internal dan
kepuasan konsumen atas kriteria value eksternal ini didapatkan dari wawancara dengan
proposition yang akan memberikan umpan balik manajer perusahaan. Matriks analisis SWOT PT.
terhadap seberapa baiknya perusahaan dalam XYZ dapat dilihat pada Tabel 1.
menjalankan bisnisnya (Usman & Laksono, Berdasarkan hasil analisis SWOT, sasaran
2014). strategi dengan kerangka empat perspektif
c) Internal Business Process Perspective Balanced Scorecard dapat dilihat pada Tabel 2.
Pengukuran yang dilakukan untuk
perspektif proses bisnis internal adalah: Peta Strategi
1) On Time Delevery (OTD) Sasaran strategi di jabarkan dalam peta
On Time Delevery digunakan untuk strategi. Peta strategi PT. XYZ dapat dilihat pada
mengukur pencapaian penyelesaian dari Gambar 2 dan Gambar 3.
Irmawan, D., et al. / Analisis Pengukuran Kinerja Dengan Metode Balance Scorecard Di PT. XYZ Probolinggo / JISE Vol. 1, No. 1, Juni 2022 pp. 33-41
Gambar 2. Peta Strategi PT. XYZ Gambar 3. Peta Strategi PT. XYZ
Pengukuran Kinerja Tolok Ukur Perspektif rasio tingkat profitabilitas perusahaan masih
Balanced Scorecard belum baik.
Berdasarkan pengukuran kinerja dengan c) ROI
perspektif BSC, berikut ini analisa dari Hasil uji rasio ROI yang dlakukan
rekapitulasi pencapaian sasaran strategik menunjukan penurunan rasio dari 2,5% ke 1,2%..
perspektif BSC. Artinya, rasio antara keuntungan bersih yang
1) Perspektif Keuangan dibagi dengan total aset yang dimiliki
a) ROE perusahaan masih sangat kecil.
Hasil uji rasio ROE yang dilakukan d) TATO
menunjukan penurunan rasio dari 10,63% ke Hasil uji TATO yang dilakukan tercapai
1,76%. Hal ini menunujukkan bahwa tingkat menunjukan penurunan rasio dari 61,91% ke
besarnya pengembalian modal yang dikeluarkan 24,71%. Artinya, rasio tersebut menunjukan
oleh pemilik usaha sangat jelek karena jauh bahwa tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan
dibawah target yang telah ditentukan. aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume
b) NPM penjualan tertentu kurang baik.
Hasil uji rasio Net Profit Margin dilakukan 2) Perspektif Pelanggan
menunjukan peningkatan rasio dari 3,97% ke a) Retensi Pelanggan
4,69%, tapi masih dibawah target 20%. Artinya, Hasil uji retensi pelanggan yang dilakukan
menunjukan kenaikkan dari 69% ke 82,6%.
Irmawan, D., et al. / Analisis Pengukuran Kinerja Dengan Metode Balance Scorecard Di PT. XYZ Probolinggo / JISE Vol. 1, No. 1, Juni 2022 pp. 33-41