Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PROGRAM SURVEILANS

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE

DI DESA URANG KECAMATAN LELAK KABUPATEN MANGGARAI

OLEH :

PROGRAM SURVEILANS PUSKESMAS KETANG

KECAMATAN LELAK KABUPATEN MANGGARAI

TAHUN 2022

1
I. Latar Belakang

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus yang
ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty. Penyakit DBD masih merupakan salah satu penyakit
yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia..
Berdasarkan informasi yang diterima oleh petugas surveilans epidemiologi UPTD
PKM Ketang pada tanggal 15 Agustus 2022 bahwa pasien masuk RSU St. Rafael
Cancaryang berasal dari Dusun Benteng Desa Urang didiagnose terkena DBD dan sedang
mendapat perawatan di RSU St Rafael Cancar. Informasi tersebut disampaikan petugas RS
St Rafael Cancar ke Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, dan selanjutnya petugas
surveilans Dinas Kesehatan dengan melakukan komunikasi via telepon kepada petugas
surveilans PKM Ketang untuk segera menindaklanjut kasus tersebut yakni melakukan PE ke
rumah pasien dan Lingkungan sekitarnya., Setelah mendapat informasi tersebut, petugas
surveilans melaporkan kepada pengelola program DBD dan kepada Kepala Puskesmas
UPTD PKM Ketang dan memutuskan untuk melakukan PE ke rumah pasien dan lingkungan
sekitar. Kegiatan ini dilakukan guna memutuskan mata rantai penularan DBD di masyarakat.
Dusun Benteng merupakan salah satu wilayah Desa Urang, Kecamatan Lelak yang
letaknya di daerah perbatasan Manggarai Barat dan Manggarai, yang dimana wilayah
Manggarai Barat adalah daerah Endemis DBD.
Tujuan Penyelidikan
a. Tujuan Umum :
Melakukan tindakan penanggulangan dan pengendalian kejadian DBD di Desa Urang
Kecamatan Lelak Kabupaten Manggarai
b. Tujuan Khusus
 Memastikan kebenaran kasus KLB DBD yang dilaporkan dan luasnya penyebaran;
 Mengetahui kemungkinan kecenderungan terjadinya penyebarluasan penyakit DBD di
Lokasi.
 Mengetahui gambaran situasi penyakit dan saran alternatif pencegahan;
 Melakukan penanggulangan DBD di lokasi kejadian.

2
II. Definisi Operasional
Demam Berdarah Dengue adalah demam tinggi mendadak 2-7 hari yang disebabkan
oleh infeksi virus Dengue, terdapat tanda-tanda perdarahan (bintik-bintik merah/ptekie,
mimisan perdarahan pada gusi, muntah/berak darah), ada perbesaran hati dan dapat timbul
syok (pasien gelisah, nadi cepat dan lemah, kaki tangan dingin, kulit lembab, kesadaran
menurun, nyeri pada persendian. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit 20%) dan trobositopeni (trombosit < 100.000/mm3 ). Masa inkubasi
mulai periode waktu perkembangbiakan virus di dalam tubuh manusia sejak masuk sampai
timbulnya gejala penyakit yang berkisar 4 - 6 hari.
III. Hasil Penyelidikan Epidemiologi
Penyelidikan Epidemiologi dilakukan oleh Petugas Surveilans
Epidemiologi,Promkes, Kesling dan Program DBD UPTD PKM Ketang pada tanggal 19
Agustus 2022. Petugas melakukan identifikasi kasus dan penyelidikan rumah penderita dan
lingkungannya.
a. Identifikasi Kasus
Idetinfikasi kasus berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu menunjukkan kasus
DBD yang dikonfirmasi bernama Andreas Hodin berusia 31 tahun berjenis kelamin laki-
laki, memiliki pekerjaan sebagai petani dan berdomisilidi Dusun Benteng, Desa Urang,
Kecamatan Lelak. Setelah dilakukan wawancara kepada keluarga Pasien didapatkan
informasi bahwa gejala-gejala yang dialami yaitu nyeri pada bagian persendian, demam dan
muncul pertama kali pada sabtu 11 Agustus 2022. Pasienmemiliki sakit lain yaitu Dispepsia
dan Vertigo. Pasien tidak melakukan perjalanan ke luar wilayah selama 14 hari sebelumnya.
b. Penyelidikan Rumah Penderita dan Lingkungannya
Hasil PE ke rumah penderita/tersangka DBD ditemukan bahwa Rumah Penderita Bpk
Andreas Hodin ditemukan jentik nyamuk di Bak penampung air kamar mandi, keluarga
pasien mengatakan bahwa mereka jarang menguras Bak penampung air tersebut, dan Kondisi
Lingkungan sekitar rumah penderita kurang bersih dan lembab.
Petugas juga melakukan pemantauan jentik nyamuk pada rumah warga dalam radius
100 meter dari rumah penderita untuk mengetahui angka kepadatan jentik. Jentik dan tempat
perindukan nyamuk ditemukan pada rumah tetangga yang memiliki tempat penampungan air

3
seperti ember, bak mandi. Selain itu, kondisi lingkungan yang kurang bersih yakni sampah
plastic yang berserakan menambah jumlah tempat perindukan nyamuk. Hasil pemantauan
jentik nyamuk didapatkan angka Container Index (CI) dan House Index (HI)di tampilkan
pada tabel berikut :
Tabel 1. Hasil pemantauan jentik nyamuk Container Index dan House Index
Kontainer yang diperiksa Rumah yang diperiksa (House
(Container Index) Total Index) Total
Positif Negatif Positif Negatif
3 11 15 2 8 10
Berdasarkan hasil perhitungan di dapatkan CI sebesar 20 dan HI sebesar 25 dan
Angka Bebas Jentik (ABJ) sebesar 80 % menunjukan daerah Dusun Benteng merupakan
wilayah dengan kepadatan tinggi jentik nyamuk yang berpotensi meningkatkan penyebaran
kasus DBD.
c. Penyebab Masalah
Adapun penyebab masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :
 Surveilans aktif termasuk kegiatan pemantauan jentik belum berjalan dengan
maksimal.
 Kualitas penyuluhan tentang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD belum
tercapai, karena dari hasil wawancara dengan masyarakat diperoleh informasibahwa
masyarakat belum sepenuhnya memahami pentingnya mencegah DBDmelalui
Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M Plus
 Tempat perkembangbiakan nyamuk masih banyak karena tingkat kepedulian
sebagian masyarakat terhadap lingkungan masih rendah, hal ini terkait pula
denganperilaku seseorang untuk melakukan PHBS
 Kebiasaan Masyarakat untuk menampung air dalam kurun waktu yang lama di Bak
Mandi
d. Faktor Risiko
Berdasarkan penyelidikan epidemiologi DBD di wilayah Dusun Benteng, Desa
Urang Kecamatan Lelak dapat diperoleh data tentang faktor risiko penyebab kejadian
DBD antara lain :
1. Faktor risiko dari unsur SDM

4
 Surveilans aktif termasuk pemantauan jentik berkala belum berjalan dengan
maksimal
 Kualitas penyuluhan tentang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD belum
baik
2. Faktor risiko dari unsur masyarakat dan lingkungan
 Perilaku masyarakat tentang PHBS masih rendah
 Tempat berkembangbiakan nyamuk masih banyak
 Kebersihan lingkungan masih rendah
 Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang perilaku 3 M Plus dalam mencegah
DBD
IV. Pencegahan dan Penanggulangan
Dalam pencegahan dan penanggulangan DBD dilakukan beberapa kegiatan di Dusun
Benteng, Desa Urang antara lain :
1. Penyelidikan Epidemiologi oleh Pengelola Surveilans, Kesling dan Pengelola DBD.
2. Penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit DBD, pencegahan melalui gerakan
3 M Plus dan penanganan terhadap penderita DBD oleh Pengelola Promkes pada hari
Jumat tanggal 19 Agustus 2022.
3. Pembagian abate pada rumah yg memiliki tempat penampungan air oleh pengelola
Kesling
4. Koordinasi lintas sektor dengan aparatur desa untuk melakukan pencegahan dan
pengendalian penyakit DBD bersama masyarakat dengan melakukan kerja bakti.
V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penyelidikan Epidemiologi dapat disimpulkan beberapa hal
berikut:
- Jumlah kasus yang teridentifikasi sebanyak 1 kasus
- Tidak ditemukan kasus tambahan yang memiliki gejala serupa
- Dusun Benteng merupakan wilayah yang berdekatan dengan Endemis
DBDyang berpotensi penyebaran kasus DBD.
- Beberapa kegiatan pencegahan dan penanggulangan antara lain : PE,
Penyuluhan Kesehatan tentang pencegahan DBD, Pembagian Abate,
Koordinasi Lintas Sektor

5
VI. Rekomendasi
Adapun rekomendasi dalam program pencegahan dan penanggulangan
1. Pengoptimalan surveilans aktif DBD dengan menjadikan kegiatan Surveilans Aktif
sebagai tupoksi bagi pengelola surveilans dan dibuat jadwal rutin dimasukan dalam
menu BOK dan dibuat di awal tahun anggaran.
2. Meningkatkan promosi kesehatan melalui penyuluhan secara berkala tentang cara
pencegahan penyakit DBD melalui 3 M Plus dan cara lain seperti memelihara ikan
pada TPA dan menanam tanaman pengusir nyamuk di sekitar pekarangan rumah.
3. Melakukan kegiatan pelatihan pantau jentik bagi kader kesehatan di setiap desa.
4. Meningkatkan Kerjasama lintas sektor dengan kepala desa beserta aparatur desa agar
menggerakan masyarakat untuk menjaga lingkungan agar bersih. Melakukan
koordinasi agar desa menyediakan biaya operasional bagi kader desa khususnya
Jumantik.

Tim yang melakukan PE :


1. Laurensius Sai
2. Tarsisius Volan
3. Mardiand Manjorang
4. Marianus Nega
5. Rikardus Lurus

Mengetahui, Ketang, 19 Agustus 2022


Kepala UPTD Puskesmas Pagal Petugas

Albertus W.B. Dugis , A.Md. Kep. Laurensius Sai, S.Kep, Ns


NIP.19710302 199103 1 003 NIP.

6
DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai