Anda di halaman 1dari 12

PEMIKIRAN EKONOMI IBNU TAIMIYAH DAN AL-MAQRIZI PADA MASA

DAULAH MAMLUK

Rafika Chudriana Putri (4005223018)

Abstrak

Daulah Mamalik yang berdiri di Mesir tahun 1250 M Kemajuan bidang pemerintahan terjadi masa
Sultan Al-Zahir Baybars dan Sultan Al-Mansur Qalawun berkuasa, Sultan Al-Zahir Ruknuddin
Baybars dapat menghancurkan serangan tentara Tar-tar Mongol dan Sultan Al-Malik Al-Zahir
Saifuddin Al-Barquq dapat mengalahkan serangan Timur Lenk. Berbagai perkembangan baik
dibidang politik, lmu pengetahuan, arsitek dan pembangunan telah mewarnai kemajuan dari dinasti
ini serta munculnya cendikiawan dengan berbagai karyanya telah menambah khazanah ilmu
pegetahuan sampai saat ini. Adapun dua tokoh ekonomi pada masa Daulah mamluk diantaranya
yaitu Ibnu Taimiyah Dan Al-Maqrizi. Pemikiran ibnu taimiyah mengenai konsep harga
sesungguhnya sesuatu yang meningkat permintaannya, harganya pun akan meningkat begitupun
sebaliknya. Sedangkan Al Maqrizi mengemukakan pandangannya bahwa pengaruh kaum Mamluk
semakin kuat di kalangan stana menyebabkan kekacauan yang mulai terlihat, termasuk terhadap
149 kebijakan pencetakan mata uang dirham campuran. Dengan demikian, Al Maqrizi
mengungkapkan bahwa sirkulasi fulus yang berlimpah akan menghancur kan hubungan nilai
antara logam dan ditambah ke bencana umum

PENDAHULUAN

Daulah Mamalik yang berdiri di Mesir tahun 1250 M mereka sebagai militer dari Daulah
Ayyubiyah melakukan kudeta terhadap Daulah Ayyubiyah sehingga Turansyah terbunuh, sedang
Turansyah tidak mempunyai anak laki-laki yang ada hanya seorang wanita yang bernama "Syajar
Ad-Duur" istri Sultan Malik Al-Saleh, sebelum Turansyah. Untuk mengatasi hal tersebut Izuddin
Aybak menikahi "Syajar Ad-Duur" kemudian Izuddin diangkat menjadi Sultan Daulah Mamalik
menggantikan Daulah Ayyubiyah. Kemajuan bidang pemerintahan terjadi masa Sultan Al-Zahir
Baybars dan Sultan Al-Mansur Qalawun berkuasa, Sultan Al-Zahir Ruknuddin Baybars dapat
menghancurkan serangan tentara Tar-tar Mongol dan Sultan Al-Malik Al-Zahir Saifuddin Al-
Barquq dapat mengalahkan serangan Timur Lenk. Berbagai perkembangan baik dibidang politik,
lmu pengetahuan, arsitek dan pembangunan telah mewarnai kemajuan dari dinasti ini serta
munculnya cendikiawan dengan berbagai karyanya telah menambah khazanah ilmu pegetahuan
sampai saat ini. Adapun dua tokoh ekonomi pada masa Daulah mamluk diantaranya yaitu Ibnu
Taimiyah Dan Al-Maqrizi.

KAJIAN TEORITIS
A. Latar Belakang Berdirinya Daulah Mamluk

Apabila ditelusuri lebih lanjut, berdirinya dinasti Mamluk berawal dari kekisruhan politik
setelah wafatnya Al-Malik Ash-Shaleh, penguasa terakhir dari dinasti Ayyubiyah pada tahun 1249
M. Kemudian ia digantikan oleh anaknya yang bernama Turansyah, tentara Mamluk dibawah
komando Aybak dan Baybars berupaya untuk melakukan kudeta politik melalui serangkaian
perebutan kekuasaan membunuh Turansyah. Setelah terbunuhnya turansyah, Istri Al-Malik,
Syajarah Al-Dur, Setelah terbunuhnya turansyah, Istri Al-Malik, Syajarah Al-Dur, namun tidak di
dukung oleh khalifah abbasiyah, sehingga dur menikah dengan aybak dan menyerahkan
kekuasaannya. untuk mengambil simpati keluarga Ayyubiyah, Aybak mengangkat seorang
keturuan Ayyubiyah yang bernama Musa sebagai penguasa. Namun, Musa pada akhirnya dibunuh
juga oleh Aybak. Dengan tewasnya Musa di tangan Aybak, keberadaan dinasti Ayyubiyah pun
berakhir dan menandai awal dari kemunculan dinasti Mamluk. Terdengar aybak ingin meikah lagi
maka Dur membunuh aybak. Setelah aybak meninggal maka digantikan oleh Ali putra dari aybak.
Tak lama kemudian Ali mengundurkan diri dan diganti oleh wakilnya Quthuz. Setelah Quthuz
meninggal maka dinasti mamluk digantikan oleh Baybar.

B. Kemajuan Dinasti Mamluk di Berbagai Bidang

1. Bidang Politik
Pola pemerintahan oligarki militer adalah suatu bentuk pemerintahan yang menerapkan
kepemimpinan berdasarkan kekuatan dan pengaruh, bukan berdasarkan garis keturunan.1
Sistem pemerintahan oligarki ini banyak mendatangkan kemajuan di Mesir. Amir
berkompetisi dalam prestasi, karena mereka merupakan kandidat Sultan. Kemajuan-kemajuan

1
Mundzirin Yusuf, Peradaban Dinasti Mamluk Di Mesir, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, ThaqafiyyaT Vol.
16, No. 2, Desember 2015, h. 191.

1
itu dicapai dalam berbagai bidang, seperti konsolidasi pemerintahan, perekonomian, dan ilmu
pengetahuan.2
2. Bidang Pemerintahan
Untuk menguasai daera-daerah sekitarnya dikarenakan kemenangan dinasti Mamluk atas
tentara Mongol di Ayn Jalut. Sementara itu, Baybars dapat melumpuhkan kekuasaan yang
mungkin mengancam. seperti tentara Salib disepanjang laut tengah, Assasin di pegunungan
Shiria, Cyrenia (tempat berkuasanya orang-orang Armenia), dan kapal-kapal Mongo; di
Anatolia.3
3. Bidang Perekonomian
Di bidang perekonomian, Mamluk membuka hubungan dagang dengan Perancis dan
Italia melalui jalur perdagangan, mewakafkan properti yang esensi dan di bidang moneter
Daulah Mamluk telah mencetak fulus sebagai mata uang baru.
4. Bidang Ilmu Pengetahuan
Dalam bidang sejarah muncul Ibn Khaldun yang terkenal sampai sekarang, yang telah
menulis sebuah kitab berjudul "Muqaddimah" (buku tersebut masih ada sampai sekarang)
juga Abu Al-Fida' dan Al- Maqrisi.
Dalam bidang kedokteran juga mengalami kemajuan yang gemilang dengan
ditemukannya susunan darah dan peredarannya di dalam paru- paru manusia oleh Abu Mabis
(Abu Al-Hasan Ali Al-Mabis w. 1288). Juga Ibn Abi Ushaibiyah telah menulis sebuah buku
yang berjudul "Uyun Al-Arbi' bi Thabaqat Al-Thibba". Pada masa ini juga muncul seorang
dokter hewan yang bernama Abdul Al-Ma'min Dimyati. (w.1306). dengan kitabnya yang
berjudul "Fadhl Al-Khail" (Keunggulan Pasukan Berkuda).
Dalam bidang farmasi dikenal seorang ahli yang bernama Al- Kuhin dan Al-Attar dengan
bukunya yang berjudul "Minhaj Al-Dukhan wa Dutswa Al-Ayan". Dalam bidang matematika
dikenal dengan nama Abu Al-Faraj Al-Tabari (1226-1286).
Dalam bidang agama, pada saat ulama Baghdad kehilangan semangat, akibat kehancuran
Baghdad, pintu berijtihad seolah-olah tertutup. Akhirnya merek banyak yang menggeluti ilmu
tasawuf dan tarikat. Sementara itu, di Daulah Mamalik di Mesir muncul seorang ulama besar
Ibn Taimiyah Al-Hambaly (1332) yang berusaha untuk merubah pola pikir umat Islam yang

2
http://referensiagama.blogspot.com/2011/01/ dinasti-mamluk.html, diakses pada tanggal 29 Mei 2023.
3
http://serbasejarah.blogspot.com/2011/06/dinas ti-mamluk-mesir.html, diakses pada tanggal 29 Mei 2023.

2
bersifat tradisional pada masa itu kepada pola pikir yang lebih rasional yang berdasarkan Al-
Qur'an dan al-Hadis serta selalu memupuk semangat untuk melakukan ijtihad.
Hal yang dilakukan Ibn Taimiyah tersebut dapat dipahami karena masa itu banyak ulama
yang beraliran Sunni mereka kuat berpegang pada tarikat dan tasawuf dan telah menjadi
paham bagi kebanyakan daripada mereka bahwa pintu ijtihad telah tertutup dan kita tinggal
hanya mengkaji apa yang telah dibahas ulama terdahulu. Pola pikir seperti inilah yang hendak
diperbarui oleh Imam Ibn Taimiyah. Ibn Taimiyah tidak sendirian, dia ditemani oleh kawan-
kawannya, seperti ulama Jalaluddin Al-Suyuti, dia adalah seorang ulama yang produktif
menulis, baik di bidang tafsir maupun sejarah, di bidang tafsir dia menulis buku yang berjudul
"Al-Itqan fi Ulumil Qur'an".4Ditambah lagi seorang ulama terkenal di bidang Hadis Ibnu
Hajar Al-Asqalani (91372-1449) kepala Qadhi di Kairo dengan bukunya, antara lain, "Tahzib
al-Tahzib" (dua belas jilid) dan buku yang berjudul "Al-Itsabah" (empat jilid). Ulama lain
yang terkenal dalam bidang sastra tercatat Safaruddin Muhammad Busiri dengan kitabnya
yang berjudul "Burdah".

5. Bidang Seni
Pada bidang seni. Dinasti Mamluk juga ditandai dengan melimpahnya karya yang
semi-ginekolis dan semi erotis.
6. Bidang Arsitektur dan Pembangunan
Bidang Arsitektur dan Pembangunan. Banyak bangunan yang indah seperti: rumah
sakit, museum, perpustakaan, vila-vila, kubah dan menara masjid.5

C. PEMIKIRAN EKONOMI DAULAH MAMLUK


1. Ibnu Taimiyah dan Biografi Ringkas

Nama sebenarnya adalah Taqī ad-Dīn Abu ‘l-ʿAbbās Aḥmad ibn ʿAbd al-Ḥalīm ibn ʿAbd
as-Salām Ibnu Taymiyah al-Ḥarrānī yang dilahirkan di Harran pada tahun 1263 Masehi.6 Ayahnya
‘Abd al-Halim, pamannya Fakhr, dan kakeknya Majd al-Din adalah orang-orang yang hebat dari
mazhab Hanbali. Keluarganya terpaksa meninggalkan tempat asalnya pada tahun 1269 M sebelum

4
Siti Maryam, Dinasti Mamluk di Mesir Penyelamat Peradaban Islam 1250-1517 M, Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga, 2022. h. 49.
5
Ibid, h. 305.
6
Abdul Azim Islahi. (1988). Economic Concepts of Ibn Taimiyah. UK: The Islamic Foundation. hal. 57.

3
pendekatan bangsa Mongol dan mengambilnya berlindung di Damaskus.7 Pendidikan lbnu
Taimiyah pada dasarnya dari teologi Hanbali.8Namun ia juga mempelajari fikih lainnya dan bidang
lain seperti filsafat dan tasawuf. Pengetahuannya tentang sejarah Yunani dan Islam sangat luas,
dan buku agama orang lain, terbukti dari ragam buku yang dia tulis. Kontribusinya di bidang
pemikiran ekonomi Islam dapat diketahui melalui bukunya yang berjudul “Majmu al-Fatawa” ada
bab “Siyasa al-Syar’iyyah”.

Ibnu taimiyah meninggal pada 26 September 1328 Masehi (20 Dzulqa’dah 728 H)
mengalami kondisi yang keras selama lima bulan. Keseluruhan negara berduka. Sekolah, toko,
penginapan dan pasar ditutup untuk menandai kematiannya.9Pemikirannya di bidang ekonomi
banyak dikaji oleh sarjana muslim kontemporer di antaranya adalah Abdul Azim Islahi yang
berjudul Economic Concept of Ibn Taimiyah.

2. Ibnu Taimiyah dan Konsep Harga

Menurut Ibn Taimiyyah bahwa sesungguhnya sesuatu yang meningkat permintaannya,


harganya pun akan meningkat begitupun sebaliknya jika sedikit permintaannya dan hal ini
berkaitan dengan sedikit dan banyaknya kebutuhan atau kuat dan lemahnya kebutuhan. Maka
ketika semakin banyak dan kuatnya kebutuhan akan sesuatu maka akan meningkatkan harga
dibandingkan ketika sedikit dan lemahnya kebutuhan yang tidak meningkatkan harga. Selanjutnya
menurutnya keinginan manusia mempunyai banyak perbedaan dan keragaman, yaitu:

a. Dengan banyak dan sedikitnya barang yang diminta; manusia menginginkan barang ketika
kuantitasnya sedikit dibandingkan kuantitasnya yang banyak;
b. Dengan banyak dan sedikitnya permintaan: ketika banyak permintaannya maka harganya
akan naik berbanding terbalik ketika sedikit permintaannya;
c. Berdasarkan sedikit dan banyaknya kebutuhan, dan kuat dan lemahnya kebutuhan; maka
ketika banyaknya kebutuhan dan kuatnya kebutuhan, harga akan naik berbanding terbalik
dengan sedikit dan lemahnya kebutuhan yang tidak meningkatkan harga.

Selain itu, beliau mengatakan bahwa naik turunnya harga tidak selalu disebabkan oleh
ketidakadilan (zulm) yang dilakukan oleh individu tertentu. Jadi ketika keinginan meningkat

7
Ibid., hal. 57.
8
Ibid.
9
Ibid., hal. 63.

4
sementara ketersediaannya berkurang, maka harganya naik. Di sisi lain, jika persediaan meningkat
dan keinginan menurun, maka harga turun. Dengan demikian, penyebab harga tidak hanya karena
ketidakadilan, tetapi juga dari aspek lain atau komponen yang menjadi keinginan manusia
diciptakan oleh Allah Swt.10

3. Al- Maqrizi dan Biografi Ringkas

Al-Maqrizi merupakan sosok yang sangat mencintai ilmu. Sejak kecil, ia gemar
melakukan perjalanan intelektual. Ia mempelajari bermacam disiplin ilmu: fikih, hadis, dan
sejarah, dari para ulama besar yang hidup pada masanya. Di antara tokoh terkenal yang amat
mempengaruhi pemikirannya adalah Ibnu Khaldun, seorang ulama besar dan penggagas ilmu-ilmu
sosial, termasuk ilmu ekonomi. Interaksinya dengan Ibnu Khaldun dimulai saat Abu Al-Iqtishad
ini menetap di Kairo dan memangku jabatan hakim agung (Qadi Al-Qudat) mazhab Maliki pada
masa pemerintahan Sultan Barquq (784-801 H).

Saat berumur 22 tahun, Al-Maqrizi mulai terlibat dalam berbagai tugas pemerintahan
Daulah Mamluk. Pada 788 H, ia memulai kiprahnya sebagai pegawai di Diwan Al-Insya, semacam
sekretaris negara. Lalu ia diangkat menjadi wakil Qadi pada kantor hakim agung mazhab Syafi’i,
khatib di Masjid Jami ’Amr dan Madrasah Sultan Hasan, Imam Masjid Jami Al-Hakim, dan guru
hadis di Madrasah Al-Muayyadah.

Pada tahun 791 H, Sultan Barquq mengangkat Al-Maqrizi sebagai muhtasib, semacam
pengawas pasar, di Kairo. Jabatan tersebut diemban selama dua tahun. Pada masa ini, Al-Maqrizi
mulai banyak bersentuhan dengan berbagai permasalahan pasar, perdagangan, dan mudharabah,
sehingga perhatiannya terfokus pada harga-harga yang berlaku, asalusul uang, dan kaidah-kaidah
timbangan.

Pada 811, Al-Maqrizi diangkat sebagai pelaksana administrasi wakaf di Qalanisiyah,


sambil bekerja di rumah sakit an-Nuri, Damaskus. Pada tahun yang sama, ia menjadi guru hadis
di Madrasah Asyrafiyyah dan Madrasah Iqbaliyyah. Kemudian, Sultan Al-Malik Nashir Faraj bin
Barquq (1399-1412 M) menawarinya jabatan wakil pemerintah Daulah Mamluk di Damaskus.
Namun, tawaran ini ditolaknya.

10
Ibnu Taimiyah. (1963 M/1381 H). Majmu’Fatawa Shaikh al Islam Ahmad Ibn Taimiyah. Vol. 8 Riyadh:
al Riyadh Press, 138, hal. 583.

5
Hampir 10 tahun menetap di Damaskus, Al-Maqrizi kembali ke Kairo. Sejak itu, ia
mengundurkan diri sebagai pegawai pemerintah dan menghabiskan waktunya untuk ilmu. Pada
tahun 834 H, Bersama keluarga, ia menunaikan ibadah haji dan bermukim di Makkah selama
beberapa waktu untuk menuntut ilmu serta mengajarkan hadis dan menulis sejarah.

Lima tahun kemudian, Al-Maqrizi kembali ke kampung halamannya, Barjuwan, Kairo.


Di sini ia juga aktif mengajar dan menulis, terutama sejarah Islam, hingga terkenal sebagai seorang
sejarawan besar pada abad ke-9 Hijriah. Al-Maqrizi wafat di Ibu Kota negara Mesir itu pada
tanggal 27 Ramadhan 845 H atau bertepatan dengan tanggal 9 Februari 1442 M.

4. Karya-Karya Al-Maqrizi

Al-Maqrizi amat produktif menulis, terutama bidang sejarah Islam. Tidak kurang dari
seratus buah karya telah dihasilkannya, baik berbentuk buku kecil maupun besar. Buku-buku
kecilnya memiliki urgensi yang khas serta menguraikan berbagai macam ilmu yang tidak terbatas
pada tulisan sejarah. Al-Syayyal mengelompokkan buku-buku kecil tersebut menjadi empat
kategori:11

a. Buku yang membahas beberapa peristiwa sejarah Islam umum: AlNiza’ wa Al-Takhasum
fi ma baina Bani Umayyah wa Bani Hasyim.
b. Buku yang berisi ringkasan sejarah beberapa penjuru dunia Islam yang belum terbahas oleh
para sejarawan lain: kitab Al-Ilmam bi Akhbar Man bi Ardh Al-Habasyah min Muluk Al-
Islam.
c. Buku yang menguraikan biografi singkat para raja: Tarajim Muluk Al-Gharb dan Al-
Dzahab Al-Masbuk bi Dzikr Man Hajja min AlKhulafa wa Al-Muluk.
d. Buku yang mempelajari beberapa aspek ilmu murni atau sejarah beberapa aspek sosial dan
ekonomi di dunia Islam pada umumnya, dan di Mesir khususnya: Syudzur Al-‘Uqud fi
Dzikr Al-Nuqud, AlAkyal wa Al-Auzan Al-Syar’iyyah, Risalah fi Al-Nuqud Islamiyyah
dan kitab Ighatsatul Ummah bi Kasyfil Gummah.

11
Jamaluddin al-Syayyal. (1967) Itti’azh al-Hunafa bi Akhbar al-Aimmah al-Fathimiyyin alkhulafa, Kairo:
Lajnah Ihya al-Turats al-Islami. Hal. 11-12.

6
Sedangkan terhadap karya Maqrizi yang berbentuk buku besar, Al-Syayyal membagi
menjadi tiga kategori:12

a. Buku yang membahas tentang sejarah dunia: Al-Khabar ‘an AlBasyar.


b. Buku yang menjelaskan sejarah Islam umum: kitab Al-Durar AlMudhi’ah fi Tarikh Al-Daulah
Al-Islamiyyah.
c. Buku yang menguraikan sejarah Mesir pada masa Islam: kitab AlMawa’izh wa Al-I’tibar bi
Dzikr Al-Khithath wa Al-Atsar, kitab Itti’azh Al-Hunafa bi Dzikr Al-Aimmah Al-Fathimiyyin
Al-Khulafa, dan kitab Al-Suluk li Ma’rifah Duwal Al-Muluk.
5. Al-Maqrizi dan Konsep Inflasi

Al-Maqrizi terletak pada fase kedua dalam sejarah pemikiran ekonomi Islam. Sebuah
fase yang mulai terlihat indikasi menurunnya eskalasi kegiatan intelektual yang inovatif dalam
dunia Islam. Dasar kehidupan Maqrizi yang asufistik atau fisuf dan relatif didominasi aktivitasnya
sebagai sejarawan muslim, amat berpengaruh terhadap corak pemikirannya tentang ekonomi. Ia
senantiasa memandang setiap soal dengan flashback dan mencoba memotret apa adanya mengenai
fenomena ekonomi suatu negara dengan memfokuskan perhatiannya pada beberapa hal yang
mempengaruhi naik-turunnya pemerintahan. Hal ini berarti bahwa pemikiran-pemikiran ekonomi
Maqrizi cenderung positif. Satu hal yang jarang dan unik pada fase kedua yang notabene
didominasi pemikiran yang normatif.

Lebih lanjut, Al-Maqrizi merupakan pemikir ekonomi Islam yang melakukan studi
khusus tentang uang dan inflasi. Fokus perhatiannya terhadap dua aspek ini, tampaknya
dilatarbelakangi oleh semakin banyaknya penyimpangan nilai-nilai Islam yang dilakukan oleh
para kepala pemerintahan Daulah Umayyah dan selanjutnya.

Al Maqrizi mengemukakan pandangannya bahwa pengaruh kaum Mamluk semakin kuat di


kalangan stana menyebabkan kekacauan yang mulai terlihat, termasuk terhadap 149 kebijakan
pencetakan mata uang dirham campuran. Pada masa pemerintahan Dinasti Ayyubiyah yaitu Sultan
Muhammad Al Kamil bnu Al Adil Al Ayyubi telah memulai pencetakan fulus yaitu mata uang yang
terbuat dari tembaga, yang dimaksudkan sebagai alat tukar terhadap barang-barang yang tidak
signifikan dengan rasio 48 fulus untuk setiap dirhamnya. Setelah pemerintahan Sultan Al Kamil,

12
Ibid., hal. 11-12.

7
pejabat ditingkat priovinsi terpengaruh dengan laba yang besar dari aktivitas ni, sehingga
pencetakan mata uang tersebut terus berlanjut. Atas dasar aktivitas ni, menyebabkan kebijakan
sepihak mulai diterapkan dengan meningkatkan volume percetakan. Akibatnya, terjadi kenaikan
harga pada barang-barang kebutuhan, yang dulunya berharga ½ dirham menjadi 1 dirham,
sehingga rakyat banyak mengalami kerugian. Pada masa pemerintahan Sultan Al Adil Kitbuga dan
Sultan Az Zahir Barquq terjadi keadaan yang semakin memburuk pada percetakan uang, sehingga
mengakibatkan penurunan nilai mata uang dan terjadi kelangkaan barang-barang. Dengan
demikian, Al Maqrizi mengungkapkan bahwa sirkulasi fulus yang berlimpah akan menghancur
kan hubungan nilai antara logam dan ditambah ke bencana umum

6. Teori Inflasi Menurut Al-Maqrizi

Manusia adalah anak zamannya. Pernyataan ini tepat sekali dengan apa yang dialami Al-
Maqrizi. Dengan kondisi fakta bencana kelaparan yang terjadi di Mesir, Al-Maqrizi menyatakan
bahwa peristiwa inflasi adalah sebuah fenomena alam yang menimpa kehidupan masyarakat di
seantero dunia dulu, kini, hingga masa mendatang. Inflasi menurutnya terjadi ketika harga secara
umum mengalami kenaikan dan berlangsung terus-menerus. Pada saat ini, persediaan barang
mengalami kelangkaan dan karena konsumen sangat membutuhkannya, maka ia harus
mengeluarkan lebih banyak uang untuk sejumlah barang yang sama.

7. Tipe Inflasi menurut Al-Maqrizi

Al-Maqrizi dalam kitabnya ‘Ighasatul Ummah bi Kasyfil Ghummah’13 membahas


problematika permasalahan ekonomi secara umum di Mesir. Menurut al-Maqrizi, ada tiga faktor
utama di balik situasi menyedihkan yang terjadi di Mesir yaitu ketidakstabilan politik, ekonomi
dan moneter. Faktornya adalah: Pertama, diperoleh dari pospos pemerintahan, kehakiman dan
administrasi yang melakukan suap. Kedua, biaya tanah yang tinggi dan akibatnya biaya produksi
yang sangat tinggi;harga sewa telah meningkat sepuluh kali lipat dari sebelumnya.
Ketiga,penurunan nilai mata uang dan persediaan fulus (koin tembaga) yang tidak dibatasi.

13
Taqiyuddin al-Maqrizi. (2007). Ighatsatul Ummah bi Kasyfil Ghummah. Muhaqqiq Karim Hilmi Farhat.
‘Ain li Ad-Dirasat wa Al-Buhuts Al-Insaniyah wa Al-Ijtima’iyah. /Ein For Human and Islamic Studies. Hal. 117-119.

8
Selanjutnya ia membahas tentang inflasi secara lebih detail dan mengklasifikasikan
inflasi berdasarkan faktor penyebabnya menjadi dua. Pertama, Inflasi yang disebabkan oleh
berbagai faktor natural yang sulit dihindari manusia. Menurut Al-Maqrizi, saat suatu bencana alam
terjadi, berbagai bahan makanan dan hasil bumi lainnya mengalami gagal panen, sehingga
persediaan barang-barang tersebut mengalami penurunan yang sangat drastis dan terjadi
kelangkaan. Di lain pihak, karena sifatnya yang sangat signifikan dalam kehidupan, permintaan
terhadap berbagai barang itu mengalami peningkatan.

Harga-harga kemudian membumbung tinggi, jauh melebihi daya beli masyarakat. Hal ini
sangat berimplikasi terhadap kenaikan harga berbagai barang dan jasa lainnya. Akibatnya,
transaksi ekonomi mengalami kemacetan, bahkan berhenti sama sekali, yang pada akhirnya
menimbulkan bencana kelaparan, wabah penyakit, dan kematian di kalangan masyarakat. Keadaan
yang semakin memburuk tersebut memaksa rakyat untuk menekan pemerintah agar segera
memperhatikan keadaan mereka.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa sekalipun suatu bencana telah berlalu, kenaikan
harga-harga tetap berlangsung. Hal ini merupakan implikasi dari bencana alam sebelumnya yang
mengakibatkan aktivitas ekonomi, terutama di sektor produksi, mengalami kemacetan. Saat situasi
telah normal, persediaan barang-barang yang signifikan seperti benih padi, tetap tidak beranjak
naik, bahkan tetap langka. Sedangkan permintaan terhadapnya meningkat tajam. Akibatnya, harga
barangbarang ini mengalami kenaikan yang diikuti oleh kenaikan harga berbagai jenis barang dan
jasa lainnya, termasuk upah dan gaji para pekerja.

Kedua, inflasi dapat terjadi akibat kesalahan manusia. Ia menganalisis, ada tiga hal
utama yang baik secara sendiri-sendiri atau pun bersama-sama menjadi penyebab terjadinya
inflasi. karena korupsi dan Administrasi yang Buruk, Pajak yang Berlebihan, dan Peningkatan
Sirkulasi Mata Uang Fulus.

KESIMPULAN
Pemikiran ibnu taimiyah mengenai konsep harga sesungguhnya sesuatu yang meningkat
permintaannya, harganya pun akan meningkat begitupun sebaliknya. Selain itu, beliau mengatakan
bahwa naik turunnya harga tidak selalu disebabkan oleh ketidakadilan (zulm) yang dilakukan oleh

9
individu tertentu. Jadi ketika keinginan meningkat sementara ketersediaannya berkurang, maka
harganya naik. Di sisi lain, jika persediaan meningkat dan keinginan menurun, maka harga turun.
Dengan demikian, penyebab harga tidak hanya karena ketidakadilan, tetapi juga dari aspek lain
atau komponen yang menjadi keinginan manusia diciptakan oleh Allah Swt

Sedangkan pemikiran Al-Maqrizi mengenai inflasi menyatakan bahwa Inflasi menurutnya


terjadi ketika harga secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung terus-menerus. Pada saat
ini, persediaan barang mengalami kelangkaan dan karena konsumen sangat membutuhkannya,
maka ia harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk sejumlah barang yang sama. Al Maqrizi
mengemukakan pandangannya bahwa pengaruh kaum Mamluk semakin kuat di kalangan stana
menyebabkan kekacauan yang mulai terlihat, termasuk terhadap 149 kebijakan pencetakan mata
uang dirham campuran. Dengan demikian, Al Maqrizi mengungkapkan bahwa sirkulasi fulus yang
berlimpah akan menghancur kan hubungan nilai antara logam dan ditambah ke bencana umum14

DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Mundzirin . (2015) Peradaban Dinasti Mamluk Di Mesir, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
ThaqafiyyaT Vol. 16, No. 2, Desember .

http://referensiagama.blogspot.com/2011/01/ dinasti-mamluk.html, diakses pada tanggal 29 Mei


2023.
http://serbasejarah.blogspot.com/2011/06/dinas ti-mamluk-mesir.html, diakses pada tanggal 29
Mei 2023.

Maryam, Siti . (2022). Dinasti Mamluk di Mesir Penyelamat Peradaban Islam 1250-1517 M,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Azim Islahi. Abdul (1988). Economic Concepts of Ibn Taimiyah. UK: The Islamic Foundation.

Taimiyah, Ibnu. (1963 M/1381 H). Majmu’Fatawa Shaikh al Islam Ahmad Ibn Taimiyah. Vol. 8
Riyadh: al Riyadh Press

Al-Syayyal,Jamaluddin .(1967) Itti’azh al-Hunafa bi Akhbar al-Aimmah al-Fathimiyyin alkhulafa,


Kairo: Lajnah Ihya al-Turats al-Islami.

Imron Fathurohman, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Imam Al Maqrizi , STAI AL-Hidayah (bogor: Jurnal
14

Ekonomi dan Bisnis Islam)

10
Taqiyuddin al-Maqrizi. (2007). Ighatsatul Ummah bi Kasyfil Ghummah. Muhaqqiq Karim Hilmi
Farhat. ‘Ain li Ad-Dirasat wa Al-Buhuts Al-Insaniyah wa Al-Ijtima’iyah. /Ein For Human and
Islamic Studies. Hal. 117-119.

Fathurohman, Imron .Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Imam Al Maqrizi , STAI AL-Hidayah
(bogor: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)

11

Anda mungkin juga menyukai