Anda di halaman 1dari 3

KONSEP EKONOMI PADA MASA DINASTI

(ABBASIYA DAN TURKI USMANI)

IRWANDI / 901001181211

A. Konsep Ekonomi Pada Masa Bani Abbasiyah

Pada masa kekuasaan Abbasiyah umatIslam mencapai puncak kejayaan dan


kemajuan diberbagai bidang, dimana wilayah kekuasaan juga semkain luas.
Dengan wilayah luas, pemerintah Islam di bawah ke kuatan dinasti Abbasiyah
juga menaruh perhatian yang cukup pada masalah-masalah yang berhubungan
dengan perekonomian masyarakatnya
a. Abu Ja’far Al-Manshur (136-158 H = 753-775 H)

dikenal memiliki perhatian cukup besar terhadap ilmu pengetahuan, bahkan sejak
masa mudanya atau sebelum menjadi seorang khalifah. Gerakan enerjemahan
kemudia menjadi salah satu ikon kemajuan peradaban dinasti Abbasiyah
juga tidak lepas dari pernana Al-Mansur sebagai khalifah pertama yang
mempelopori gerakan penerjemahan sejumlah buku-buku kuno warisan peradaban
pra-Islam pada awal pemerintahan khalifah al-manshur, perbendaharaan Negara
dapat dikatakan tidak ada karena khalifah sebelumnya. Hal tersebut
mendiring ia untuk bersikap keras dalam peneguhan kedudukan keuangan Negara,
disamping penumpasan musuh-musuh khalifah. Keberhasilan khalifah al-
manshur dalam meletakkan dasar-dasar pemerintahan daulah abbasiyah
memudahkan usaha para khalifah berikutnya untuk lebih focus terhadap
permasalahanekonomi dan keuangan Negara

b. Harun Al Rasyid

Pada masa pemerintahan Khalifah Harun (170-193 M),perekonomian dan


kemakmuran mencapai pada puncaknya. BeliaumembangunBaitul Maal
untuk mengurusi keuanganNegara dan menunjuk seorang Wazir yang mengepalai
beberapa Diwan. Pendapatan Baitul Maal digunakan untuk reset ilmiah dan
penerjemah buku yunani, selain itu juga untuk biaya pertahanan dalam hal
penyediaan bahan makanan, pakaian musim panas, dingin dan gaji pegawai.
Kemudian,KhalifahHarun juga sangat memperhatianmasalah
perpajakan,sehingga beliau menunjuk Abu Yusuf menyusun sebuah kitab
pedoman mengenai perekonomian syari’ah yang kitabnya berjudul al-Kharaj
C.Al amin
Sejak semula khekhalifaan harun, beliau berpesan agar penerus tahta
khekhalifaannya,, yaitu al amin dan kemudian al ma’mum, menjaga
kekompakan mereka. Bahkan kesepakatan namun, Al Amin ketika naik tahta
ingin menggeserkan Al-Ma’mun dari jalur suksesi. Sehingga hal ini
mengakitbahkan terjadinya perang saudara.

B. Konsep Ekonomi Pada Masa Turki Utsmani

Turki Usmani merupakan pusat Khilafah Islam karena merupakan


pemerintahan Islam yang terkuat pada masanya. Puncak kemajuan Turki Usmani
berada pada zaman pemerintahan kekuasaan Sultan Mahmud II, antara lain pada
tahun 1453 yang ditandai dengan ditaklukkannya kekaisaran Byzantium Romawi.
Kekuasaan politik dan militer yang hampir tak terkalahkan ini mulai mendapat
tantangan pada masa Sultan Murad IV (1623-1640) dengan munculnya kekuatan
Barat. Turki Ustmani lebih memperhatikan kemajuan bidang politik dan militer.
Dengan demikian kondisi ekonomi dan keuangan turut memberikan andil bagi
perkembangan lslam di kerajaan Turki Ustmani. Terjadinya peperangan yang
berkesinambungan yang menimpa Turki Usmani baik peperangan yang bersifat
ofensif-ekspansif (untuk memperluas wilayah kekuasaan), defensive
(mempertahankan diri dari serangan luar) maupun yang bersifat prefentif (untuk
memadamkan pemberontakan-pemberontakan dari dalam). Berbagai peperangan
ini sangat menguras sumber dana Turki Usmani. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kegiatan ekonomi pada masa turki usmani lebih fokus untuk perluasan
wilayah saja.
DAFTAR PUSTAKA

Dliyaul Muflihin,M.(2020). perekonomian di masa dinasti umayyah: sebuah


kajian moneter dan fiskal. Journal of Sharia Economics Vol. 3. No. 1

Qadariah, Lailatul. 2004. Buku Ajar Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Depok:
Duta Media

Meriyati. (2018). Perkembangan Ekonomi Islam Pada Masa Daulah

Abbasiyah. Islamic Banking Vo. 4 No. 1.

Anda mungkin juga menyukai