Anda di halaman 1dari 6

Laskar TB(Libatkan lintas sektor dalam penanggualangan TUBERKULOSIS

A.     TUJUAN

Pengendalian TBC merupakan komitmen global. Saat ini Indonesia memiliki beban TBC yang berat
yaitu menempati urutan ke-3 TBC dunia sesudah India dan China dengan 824.000 kasus baru.
Insiden TBC di Indonesia tahun 2020 adalah 301/100.000 penduduk dan angka kematian
34/100.000 penduduk. Kondisi ini masih jauh dari target yang ditetapkan baik untuk penemuan
kasus maupun keberhasilan pengobatan. Target Milestone End Tuberculosis Strategy Global adalah
menurunkan insiden TBC dunia 50% pada tahun 2025, menurunkan insiden 80% pada tahun 2030
dan 90% pada tahun 2035. RPJMN 2020-2024 dan STRANAS KEMKES RI 2020-2024
menargetkan insiden TBC 190/100.000 penduduk di tahun 2024. Sedangkan target Eliminasi TBC
2030 yang tertuang pada PERPRES 67 tahun 2021 menetapkan insiden TB 65/100.000 penduduk
dan angka penurunan angka kematian 6/100.000 penduduk.

Angka keberhasilan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas Tarumajaya pun sangat rendah.
Kondisi yang terjadi saat itu sangat memprihatinkan. Adapun penyebab antara lain literasi penyakit
TBC kurang, ragu mengakses pelayanan kesehatan terkait biaya pengobatan karena tidak
mempunyai BPJS, stigma diskriminasi TB, tidak ada dukungan keluarga, hambatan ekonomi karena
tidak bisa bekerja jika terdiagnosis TB serta efek samping dan lama pengobatan yang kadang
membuat pasien tidak mau memulai pengobatan atau bahkan putus berobat. Bahkan di era
pandemi Covid-19, pengendalian TBC semakin terpuruk karena ketakutan masyarakat mengakses
pelayanan kesehatan. Imbasnya resiko penularan tinggi, kegagalan pengobatan dan rendahnya
angka kesembuhan.

Keberhasilan penanggulangan TBC tercapai jika determinan sosial dan kesehatan yang menjadi
penghalang pencapaian target teratasi. Berdasarkan fakta tersebut, permasalahan TBC tidak
mungkin diselesaikan oleh puskesmas sendiri, perlu keterlibatan multisektor yang bergerak
bersama. Berdasarkan konsep tersebut tercetuslah ide memfasilitasi keterlibatan multisektor dan
semua pihak terkait mendukung penanggulangan TBC melalui inovasi “LASKAR TB” (Libatkan
Lintas sektor dalam Penanggulangan Tuberkulosis). Pemangku kebijakan Kader TBC, tokoh
agama/masyarakat, mitra Klinik/Dokter Praktik Mandiri, Dokter spesialis, LSM Pena Bulu,
Posyandu/posbindu, Kelompok Prolanis, Pemegang program kesehatan di puskesmas dan mantan
pasien/Keluarga penderita TBC merupakan ujung tombak implementasi inovasi terlibat langsung
membantu penjaringan Suspek, cakupan penemuan, pengobatan, monitoring dan edukasi untuk
mengatasi determinan sosial dan kesehatan yang menjadi penghambat. Jadi “LASKAR
TB” merupakan forum kemitraan untuk meningkatkan peran masyarakat dan multisektor serta
mendorong sinergi dalam percepatan penanggulangan TBC untukmencapai  eliminasi TBC dengan
cara mendekatkan dan memasyarakatkan pelayanan TBC melalui upaya advokasi, promotif,
preventif,kuratif dan rehabiltatif.

B.    KESELARASAN DENGAN KATEGORI YANG DIPILIH

“LASKAR TB” merupakan inovasi kategori PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN


dengan mengutamakan kemitraan multisektor yang membantu penanggulangan TB untuk mencapai
target SPM. Peningkatan kemandirian, kolaborasi dan sinergisitas puskesmas dan mitra multisektor
memegang peranan.

1.     Melakukan advokasi, melaksanakan dan mendorong kemitraan, peningkatan komitmen,


penggalangan sumber daya, monitor dan evaluasi.
2.     Menemukan kasus di komunitas (masyarakat, prolanis, posyandu dan posbindu)  dan faskes,
melakukan investigasi kontak pendampingan pengobatan, membantu tenaga kesehatan untuk
perluasan dan meningkatkan capaian pengobatan dan pencegahan TBC dan infeksi laten TB dan
melakukan rujukan sehingga pelayanan kesehatan menjadi lebih komprehensif.

3.     Dukungan komplementer  bagi penderita TBC maupun kader misalnya penyediaan makanan
tambahan dan transportasi.

4.     Edukasi masyarakat dan kampanye TBC di berbagai media dan kegiatan kelompok
masyarakat (kelompok prolanis puskesmas/DPM/Klinik, majelis taqlim, posyandu/posbindu/pos
UKK, Lembaga Pemasyarakatan, Sekolah misalnya edukasi perubahan perilaku, edukasi skrining
batuk, edukasi kesadaran untuk TPT, mendorong pengembangan pembinaan psikososial dan
ekonomi untuk penderita sehingga meminimalisir  faktor resiko penularan dengan peningkatan
pengetahuan masyarakat guna mengikis stigma buruk. 

 Kegiatan penanggulangan TBC di wilayah kerja Puskesmas Tarumajaya menjadi lebih optimal,  
bermutu dan komprehensif melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan mengutamakan
kemitraan multisektor yang tersinergi dan terkolaborasi dalam inovasi “LASKAR TB”. Capaian
penemuan kasus TB dan keberhasilan pengobatan meningkat sejak adanya inovasi ini. Strategi
penanggulangan TBC bertransformasi dari sebelumnya bersifat pasif hanya oleh puskesmas
menjadi aktif promotif, intensif dan masif berbasis keluarga, komunitas dan masyarakat oleh
puskesmas, multisektor dan seluruh jajaran masyarakat.

C.    SIGNIFIKANSI

Ide awal inovasi ini muncul karena capaian penemuan kasus TBC sangat rendah dan keberhasilan
pengobatan TBC masih di bawah target akibat banyak sekali determinan kesehatan dan sosial yang
menjadi penghalang. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan penanggulangan TBC, insiden TBC
masih tinggi yang akan berimbas pada target eliminasi TBC 2030. Pergeseran demografi penduduk
dengan laju pertumbuhan penduduk yang cepat wilayah kerja Puskesmas Tarumajaya
menghasilkan permasalahan kompleks termasuk permasalahan penanggulangan TB. Kelompok
rentan seperti prolanis, pasien  imunosupresif, bayi balita dengan permasalahan berat badan dan
tidak imunisasi tidak pernah terscreening TBC. Pasien DPM/Klinik mengalami kesulitan untuk
pemeriksaan TBC di RS mengingat pelayanan rujukan lanjut BPJS di RS menetapkan aturan yang
ketat untuk penyakit TBC. Pengawasan minum obat bagi pasien positif TBC masih lemah jika
dilakukan  oleh keluarga dan sangat tidak memungkinkan untuk petugas puskesmas untuk setiap
hari datang mengawasi akibatnya angka kesembuhan sangat rendah. Cakupan pengobatan
pencegahan TBC dan infeksi laten TBC masih rendah karena merasa tidak ada keluhan berat.
Masih banyak masyarakat enggan berobat terkendala permasalahan biaya pengobatan dan stigma
buruk TBC karena kurangnya pengetahuan tentang TBC. Melalui inovasi ini permasalahan TBC
yang terjadi mampu ditatalaksana secara komprehensif. “LASKAR TB” berperan sebagai wadah
pemberdayaan masyarakat dan kemitraan yang melibatkan masyarakat dan multisektor dalam
perencanaan, pendanaan dan pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi untuk peningkatan
sumber daya yang dibutuhkan. Kelompok rentan yang selama ini tidak terjangkau akhirnya bisa
dilakukan investigasi kontak (contact tracing) baik oleh Tim Puskesmas, kader TBC, DPM dan Klinik.
Pengawasan terhadap pasien TBC dilakukan oleh kader melalui kunjungan rumah. Dukungan
komplementer kepada Pasien TBC dilakukan dengan intervensi gizi maupun  transportasi  melalui
dana yang diberikan pemerintah. Edukasi dilakukan secara intensif baik dalam forum atau kegiatan
kemasyarakatan maupun melalui media sosial terus dilakukan untuk memberikan informasi tentang
TBC sehingga masyarakat lebih memahami tentang TBC dan  stigma buruk TBC perlahan terkikis.
Dengan koordinasi, sinkronisasi dan sinergi kemitraan, inovasi ini mampu meningkatkan kualitas
pelayanan publik bidang kesehatan dengan aksi mendekatkan, memasyarakatkan serta menyingkat
akses pelayanan TBC yang kurang terjangkau akibat keterbatasan sumber daya puskesmas
maupun ketidakberhasilan mengedukasi karena keengganan/menjaga jarak terhadap petugas.

Dengan “LASKAR TB” kegiatan penanggulangan TBC di wilayah kerja Puskesmas Tarumajaya
menjadi lebih optimal,  bermutu dan komprehensif. Strategi penanggulangan TBC bertransformasi
dari sebelumnya bersifat pasif hanya oleh puskesmas menjadi aktif promotif, intensif dan masif
berbasis keluarga, komunitas dan masyarakat oleh puskesmas bermitra dengan multisektor dan
seluruh jajaran masyarakat.

D.    INOVASI

TBC selama ini hanya menjadi permasalahan bidang kesehatan. “LASKAR TB” membuat TBC
menjadi tanggungjawab semua pihak. Inovasi ini memberdayakan Kader Peduli TBC, tokoh
agama/masyarakat, DPM/Klinik/dokter spesialis, kelompok komunitas/masyarakathingga jajaran
lintas sektor untuk mengenali permasalahan TBC di lingkungan dan aktif mengakses pelayanan TB.
Bahkan dalam inovasi ini, mantan pasien/keluarga TB diberdayakan sebaagai motivator dan kader.
Inovasi ini didukung Dinas Kesehatan, Camat/Lurah dan dokter spesialis Paru. Komunikasi
difasilitasi dalam grup  Whatapps “LASKAR TB” sehingga pelayanan TBC menjadi lebih mudah,
cepat, terarah   komprehensif bagi masyarakat. Dengan “LASKAR TB” feedback dari berbagai pihak
termasuk pasien dan dokter spesialis di RS dapat segera ditindaklanjuti dengan segera dan
terkontrol. Permasalahan dan hambatan yang terjadi dapat dicari peluang penyelesaiannya. 
Harmonisasi ini terbukti mampu menjawab tantangan dalam penanggulangan TBC terutama
penjaringan/pelacakan suspek/kontak, penemuan kasus positif dan keberhasilan pengobatan.

seiring pergeseran demografi dengan semakin pesatnya angka pertumbuhan penduduk, perubahan
tren penyakit dan semakin kompleksnya permasalahan TBC yang terjadi di masyarakat yang sulit
dijangkau oleh puskesmas, maka muncullah ide untuk menggandeng multisektor untuk berbagi
peran dalam kegiatan penanggulangan TBC. Maka LASKAR TB yang merupakan wadah
pemberdayaan masyarakat dan kemitraan multisektor. Pemangku kebijakan,
Babinsa/banikamtibmas, Kader kesehatan, Lintas program puskesmas (Program Prolanis, DM,
HIV/IMS, Posyandu/posbindu/Pos UKK, gizi, kesehatan masyarakat), Tokoh masyarakat/agama,
LSM Pena Bulu, DPM/Klinik/Dokter Spesialis) dan Mantan/keluarga penderitaTBC dilibatkan dalam
penanggulangan TBC sesuai kapasitasnya.

E.    TRANSFERABILITAS

“LASKAR TB” memiliki potensi/peluang besar direplikasi karena hampir setiap daerah memiliki
sumber daya umum yang dapat digunakan sebagai modal untukpengembangan inovasi. TBC juga
dapat menyerang semua orang tanpa memandang usia dan wilayah dengan angka
kesakitan/kematian tinggi dan penularan aktif sehingga untuk penanganan pasien positifnya, butuh
pembiayaan  yang besar serta adanya barrier stigma buruk TBC di masyarakat masih sulit
dituntaskan. Permasalahan TBC ini dihadapi sebagian besar daerah di Indonesia bahkan
dunia “LASKAR TB” merupakan upaya inovatif kolaboratif dan komprehensif mendukung
percepatan penanggulangan TBC dengan mendekatkan akses pelayanan TBC ke masyarakat
terutama untuk menjaring suspek, menemukan dan mengobati kasus TBC positif, mencegah
penularan TBC serta meningkatkan pengetahuan/literasi TBC di masyarakat. Inovasi ini mendeteksi,
menemukan dan mengobati TBC sebelum terjadi komplikasi serta mengubah stigma TBC
dimasyarakat.
Replikasi dilakukan dengan memastikan adanya komitmen bersama   ketersediaan SDM, keuangan,
teknis serta multisektor yang terlibat, karena dalam inovasi ini  masyarakat merupakan target
sekaligus pelaku penentu keberhasilannya.

F.    SUMBER DAYA (DAN KEBERLANJUTAN

Sumber daya Inovasi LASKAR TB” terdiri dari

a.     Sumber Daya Manusia: Petugas Kesehatan, Kader, tokoh agama/masyarakat, mantan
pasien/keluarga penderita TB, DPM/Klinik/ dokter spesialis, Lintas program, LSM, komunitas
masyarakat dan jajaran lintas sektor yang terkait dengan inovasi ini.

b.    Keuangan: transportasi kader yang akan bersumber dari dana BOK Puskesmas. Jumlah ini
bervariasi dari tahun ke tahun tergantung  anggaran yang tersedia. Selain itu dukungan LSM Pena
Bulu untuk dana transportasi kader sangat membantu untuk pencapaian penanggulangan TB.

c.     Sumber Daya Teknis: ketersediaan sarana prasarana pendukung seperti pot dahak, instrumen
questioner penjaringan suspek dan media KIE untuk membantu menginformasikan pengetahuan
TBC ke masyarakat. Puskesmas juga menyediakan data sasaran/wilayah dan dokter spesialis
menyediakan data sasaran penderita agar kegiatan lebih efektif dan tepat sasaran.

d.    Media informasi antara Dinas Kesehatan, Puskesmas, Kader Peduli TBC, LSM,
DPM/Klinik/Dokter Spesialis dan lintas sektoral melalui Whatapps grup LASKAR TB”

Inovasi “LASKAR TB” memiliki potensi keberlanjutan dilihat dari:

Aspek Sosial:

TBC merupakan penyakit menular aktif, jika tidak dikendalikan/diobati sesuai standar akan
menularkan dengan proporsi 1 penderita TBC Positif akan menularkan pada 10 orang disekitarnya.
TBC juga merupakan penyebab paling banyak kematian akibat penyakit  infeksi dan termasuk  10
penyakit penyebab kematian di Indonesia.

Aspek Ekonomi:

Dukungan pendanaan dan prioritas penganggaran dana transfer daerah berupa BOK untuk upaya
kesehatan masyarakat promotif preventif. TBC menjadi salah 1 dari 5 pilar prioritas kesehatan
nasional selain Imunisasi, Stunting, AKI dan AKB dan Penyakit tidak menular sehingga memiliki
peluang besar untuk keberlanjutan inovasi ini. Jika tidak dikendalikan dengan tepat, TBC akan
menjadi beban berat negara. Selain itu, dilihat dari sudut pandang pasien, kesakitan akan TBC
dapat menghambat akan mengganggu secara ekonomi keluarga, karena pembatasan aktivitas dan
beban biaya berobat yang tinggi.

Aspek Lingkungan:

Kualitas lingkungan yang buruk dengan peta demografi yang padat merupakan salah satu
determinan penting dalam penularan TBC. Karena daerah yang dipetakan kantong TBC di wilayah
Puskesmas Tarumajaya merupakan daerah u dengan kualitas sanitasi rendah dan mobilsasi
penduduk yang tinggi. Peningkatan kualitas lingkungan dan dukungan penuh dari masyarakat akan
mendukung penanggulangan terhadap penyakit TBC.

SK Penetapan Inovasi LASKAR TB nomor KS 08.02//SK-UKM/PKM-TRMJ/VIII/20203 Tanggal


….melibatkan multisektor. Penetapan Nama Kader TBC Puskesmas Tarumajaya dengan nomor
KS.08.02//SK/--UKMPKM-TRMJ/I/2022 yang didalamnya dimasukkan nama mantan/keluarga
Penderita TB yang diangkat sebagai kader dan motivator.

G.    DAMPAK

Implementasi “ LASKAR TB”, Puskesmas Tarumajaya melakukan evaluasi internal indikator-


indikator yang ditetapkan sebagai kunci keberhasilan inovasi. Evaluasi internal dilakukan pertriwulan
sekaligus pembekalan dan membahas permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan inovasi.
Peningkatan signifikan penjaringan suspek, penemuan TBC BTA Positif dan angka kesembuhan
menjadi bukti peranIinovasi ini.  target untuk 1 tahun diharapkan terpenuhi di bulan agustus dan
September. Jadi tidak dapat dipungkiri bahwa eksistensi “LASKAR TB” sangat penting untuk
penanggulangan TB di wilayah kerja Puskesmas Tarumajaya.

Indikator-indikator yang di evaluasi

Untuk indikator yang dievaluasi sesuai SPM

a.     Angka Penjaringan Suspek 

b.    Penemuan kasus TBC Positif dari target suspek

Hasil Evaluasi 

  Penemuan penderita TBC Paru positif diantara target suspek yang diperiksa diharapkan meningkat

H.    KETERLIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN

1.   Tim TBC puskesmas Tarumajaya sebagai penggagas inovasi, dalam pelaksanaannya
mengadakan pembekalan kader/tokoh agama/masyarakat melalui pelatihan. Puskesmas
menyiapkan data/wilayah sasaran, penjadwalan kegiatan, questioner pelacakan, media KIE sebagai
bekal pelaksanaan. Petugas puskesmas mendampingi kader/tokoh agama/masyarakat jika terjadi
kendala dan menindaklanjuti hasil pelaksanaan kegiatan. Evaluasi monitoring dilakukan secara rutin
pertriwulan dan akan kembali dievaluasi oleh dinkes terkait capaian indikator TBC.

2.   Kader, petugas Lintas program, tokoh agama/masyarakat merupakan komponen utama inovasi
ini. Kader menjaring/melacak suspek/kontak, PMO, mendampingi rujukan pemeriksaan ulang, KIE
dan  pengendalian faktor risiko. Kader turun dari rumah ke rumah atau komunitas berdasarkan
sasaran yang ditetapkan dan melaporkan kembali hasil pelaksanaan ke puskesmas. Lintas program 
terutama yang beresiko/komorbid dan kelompok prolanis mengarahkan sasarannya untuk
melakukan pemeriksaan/screening. Tokoh agama/masyarakat berperan
memicu/mengawasi/mengadvokasi/edukasi pada kesempatan yang memungkinkan (saat
pertemuan warga, setelah sholat jumat, dasawisma), bahkan mampu memediasi kendala
pelaksanaan inovasi (penolakan warga diperiksa/menjalani pengobatan rutin).  Hasil kerja
komponen yang terlibat diharapkan  mampu mengikis stigma buruk dan mendekatkan akses
pelayanan TBC ke masyarakat.
3.   Dokter spesialis paru mementoring puskesmas dalam tatalaksana TBC, melakukan rujuk balik
dan memberikan data sasaran.

4.   DPM/Klinik sebagai FKTP bersama-sama puskesmas membantu memperluas penjaringan


suspek dan mendekatkan akses pengobatan.

5.   Camat/Lurah selaku “supporting system” Penanggungjawab Wilayah, penggerak/pelaku


Pemberdayaan Masyarakat dan berperan dalam advokasi/mediasi.

6.   Kepala Dinkes Kabupaten Bekasi selaku Penasihat/ pembina.  Dinkes melakukan evaluasi rutin
dengan memberikan feedback berdasarkan pencapaian indikator yang disampaikan puskesmas
melalui laporan bulanan.

7.   Kepala Puskesmas Tarumajaya selaku Penanggungjawab.

I.      PELAJARAN YANG DIPETIK

Masalah TBC tidak mungkin dapat diselesaikan oleh sektor kesehatan sendirian, keberhasilan
penanggulangan TBC dapat dicapai jika seluruh pihak berkomitmen, berkolaborasi dan bersinergi.
Penanggulangan TBC semakin sulit dengan kompleksnya permasalahan di masyarakat, perubahan
trend penyakit dan adanya pandemi Covid-19. Melalui “LASKAR TB”, seluruh pihak yang terlibat
digiring untuk mengenali permasalahan kesehatan di wilayahnya dan bersama-sama mencari
peluang untuk mengatasinya. Dengan bantuan Kader peduli TBC dan tokoh agama/masyarakat,
lintas program, DPM/Klinik/dokter Spesialis, LSM, komunitas dan masyarakat, akses masyarakat
terhadap pelayanan TBC menjadi lebih mudah dan mampu mengikis stigma buruk TBC. Melalui
“LASKAR TB”, masyarakat aktif dan mandiri memberantas TBC    
 

PENUTUP

Kesuksesan “LASKAR TB” dalam mendukung penanggulangan TBC sangat ditentukan oleh respon
positif, keterlibatan,komitmen, kolaborasi dan sinergi elemen seluruh elemen yang terlibat. Sejak
diluncurkan, “LASKAR TB” telah membuktikan eksistensinya dalam pencapaian SPM TBC walaupun
di tengah permasalahan demografi kependudukan,perubahan tren penyakit dan pandemi Covid-19.
Seluruh pihak yang terlibat merupakan ujung tombak implementasi inovasi ini telah bekerja keras
dengan berbagai cara dan inovasi. Harapan ke depannya, inovasi ini akan terus berkembang dan
berdampak nyata dalam mendukung program nasional penganggulangan TBC.

Anda mungkin juga menyukai