Anda di halaman 1dari 10

JURNAL TERNAK TROPIKA DOI: 10.21776/ub.jtapro.2017.018.02.

9
Journal of Tropical Animal Production Open Acces Freely available online
Vol 18, No. 2 pp. 59-68, Desember 2017

KORELASI ANTARA LINGKAR SKROTUM DENGAN VOLUME


SEMEN, KONSENTRASI DAN MOTILITAS SPERMATOZOA
PEJANTAN SAPI BALI

D. J. Saputra, M. N. Ihsan dan N. Isnaini


Bagian Produksi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
Jl. Veteran, Malang (65145) – Indonesia
E-mail: denyjulio1161@gmail.com

ABSTRACT

Data were collected from April to Mei 2017 in Singosari National Artificial Insemination
Center. The purpose of this research was to examined the correlation between scrotal
circumference with semen volume, sperm concentration and motility on the Bali cattle bull.
Material were 39 heads of Bali Bulls in the age 3-13 years old. The method used was case study
is direct measured of scrotal circumference and used secondary data for semen volume, sperm
concentration and motility on the Bali bull. Result showed that the average of scrotal
circumference was 30.10 cm, semen volume was 5.99 ml, sperm concentration was 1033.76
million/ml and sperm motility was 69.74%. Scrotal circumference had very significant effect
(P<0.01) among the semen volume, sperm concentration and motility. The correlation coefficient
(r) between scrotal circumference and semen volume 0.63, scrotal circumference and sperm
concentration 0.60 and scrotal circumference and sperm motility 0.23. Conclusion were that scrotal
circumference had a positive correlation with semen volume, sperm concentration and motility on
the Bali bull.

Keywords: Scrotal circumference, semen volume, sperm concentration, sperm motility.

PENDAHULUAN yaitu sangat adaptif terhadap lingkungan,


Sapi Bali merupakan rumpun asli produktif, memiliki kemampuan mencerna
ternak sapi potong Indonesia yang mempunyai pakan berkualitas rendah cukup tinggi dan
karakteristik bentuk fisik dan komposisi kualitas karkas yang bagus. Keunggulan yang
genetik serta kemampuan adaptasi pada dimiliki sapi Bali sangat penting untuk
berbagai lingkungan di Indonesia (Anonimus, dikembangkan sebagai salah satusumber
2015). Sapi Bali juga merupakan salah satu daging sapi dalam negeri yang berperan untuk
sapi potong dari empat bangsa sapi lokal memenuhi kebutuhan daging nasional.
utama (Aceh, Pesisir, Madura, dan Bali) yang Seleksi yang tepat pada pejantan
ada di Indonesia. Sapi Bali telah ditetapkan sangat berperan penting dalam menentukan
sebagai rumpun ternak asli Indonesia melalui kualitas dan kuantitas semen karena semen
Keputusan Menteri Pertanian Nomor dihasilkan oleh organ reproduksi sapi jantan
325/kpts/OT.140/1/2010 dan telah terdaftar di pada bagian testis (Ihsan, 2010). Untuk
Domestic Animal Diversity Information mendapatkan hasil seleksi yang baik perlu
System of The Food and Agriculture dilakukan seleksi sejak awal yaitu sejak pedet,
Organization (DAD-IS FAO). Sapi Bali berat saat penyapihan dan saat umur dewasa
memiliki berbagai keunggulan diantaranya kelamin. Seleksi tersebut dilakukan dengan

J. Ternak Tropika Vol 18, No 2 : 59-68, 2017 59


Korelasi Antara Lingkar Skrotum... D. J. Saputra, dkk. 2017

cara memilih pejantan yang memiliki bobot waktu pengujian serta seleksi menjadi tidak
badan sesuai dengan standar pada tingkatan praktis, sehingga untuk mengetahui kualitas
umur tertentu ataupun pejantan yang memiliki semen pejantan yang baik diperlukan teknik
bobot badan lebih tinggi dari rata-rata normal lain yaitu dengan melalui besar kecilnya
bobot badan pejatan. Seleksi pejantan yang ukuran skrotum yang diperkirakan memiliki
biasa dilakukan pada peternakan rakyat hubungan yang positif terhadap kualitas
umumnya berdasarkan kondisi tubuh, libido semen pejantan sapi Bali.
ataupun kondisi alat kelamin. Sedangkan Skrotum merupakan pembungkus testis yang
seleksi pejantan yang dilakukan di BBIB merupakan tempat spermatozoa diproduksi.
Singosari, yaitu melalui uji performan. Lingkar skrotum mencerminkan ukuran dari
Performan ternak yang baik akan diwariskan testis dan menyatakan banyaknya jaringan
kepada anaknya, sehingga seleksi berdasarkan atau tubuli seminiferi yang berfungsi untuk
performan ternak menjadi sangat penting. Uji memproduksi spermatozoa. Soeroso dan
performan meliputi pengukuran bobot badan, Duma (2006), menyatakan bahwa berat testis
panjang badan, tinggi gumba, lingkar dada, memiliki korelasi yang tinggi dengan ukuran
libido, kualitas semen serta kesehatan dan skrotum pada sapi Bali. Berdasarkan uraian di
penyakit (Susilawati, 2013). atas, perlu dilakukan penelitian untuk
Selain itu, salah satu kriteria untuk mengetahui adanya korelasi antara lingkar
menentukan keunggulan sapi pejantan adalah skrotum sebagai ukuran testis secara tidak
didasarkan pada kualitas semen yaitu volume, langsung terhadap kualitas dan kuantitas
konsentrasi dan motilitas yang berhubungan semen pejantan sapi Bali. Sehingga nantinya
langsung dengan sistem pengenceran pada pelaksanaan seleksi terhadap kualitas semen
saat pelaksanaan IB (Salisbury and yang dimiliki pejantan dapat dilakukan hanya
Vandemark, 1985). Adapun faktor-faktor dengan melalui ukuran lingkar skrotum
yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas sebagai standar dalam seleksi yang digunakan
semen pejantan diantaranya genetik, umur, untuk mengetahui kualitas semen pada
pakan, frekuensi ejakulasi, libido, faktor fisik, pejantan sapi Bali secara tidak langsung.
pengangkutan, besar skrotum dan
kesehatan/penyakit (Ismaya, 2014). Penilaian METODE PENELITIAN
semen pasca penampungan, harus segera Penelitian ini dilakukan pada bulan
dilakukan untuk menghindari kontaminasi April-Mei 2017 di BBIB Singosari, Malang.
terhadap semen dan mengetahui kualitas Penelitian ini menggunakan pejantan sapi Bali
makroskopis semen yang meliputi volume, berjumlah 39 ekor yang berumur 3-13 tahun
pH, warna, bau dan konsistensi spermatozoa. dan bobot badan antara 367-768 kg dengan
Penilaian terhadap kualitas mikroskopis kondisi tubuh sehat serta alat kelamin normal.
semen dilakukan di laboratorium apabila Pemeliharaan pejantan dilakukan secara
tempat penampungan dan laboratorium intensif dan penampungan semen pejantan
berjarak dekat. Namun apabila jarak tempat sapi Bali dilaksanakan sebanyak 1-2 kali
penampungan semen dan laboratorium dalam seminggu. Pakan yang diberikan berupa
pengujian jauh, maka penilaian kualitas rumput gajah (80,5%), silase (9%), hay
mikroskopis semen diperlukan mikroskop (brachiaria decumbens) (1,2%), dan
sederhana yang harus dibawa di lokasi konsentrat (9,3%) serta air minum diberikan
penampungan. Kerumitan prosedur tahapan secara ad-libitum. Pemberian pakan dilakukan
pelaksanaan seleksi tersebut merupakan suatu pada pagi dan sore hari.
kendala karena menyebabkan pelaksanaan
seleksi tidak efisien karena membutuhkan

J. Ternak Tropika Vol 18, No 2 : 59-68, 2017 60


Korelasi Antara Lingkar Skrotum... D. J. Saputra, dkk. 2017

Metode yang digunakan pada penelitian mengukur konsentrasi spermatozoa


ini adalah studi kasus yaitu dengan berdasarkan kapasitas penyerapan cahaya dari
pengukuran secara langsung terhadap lingkar sampel dan dinyatakan dengan satuan juta/ml
skrotum sedangkan untuk mendapatkan data spermatozoa. Penilaian konsentrasi
volume semen, konsentrasi dan motilitas spermatozoa menggunakan spektrofotometer
spermatozoa sapi Bali, pada penelitian ini Penilaian motilitas spermatozoa
menggunakan data sekunder yang diperoleh dilakukan dengan cara sebagai berikut:
dari Laboratorium pengujian semen BBIB 1. Dipastikan mikroskop sudah siap untuk
Singosari. Variabel yang diamati dalam digunakan.
penelitian ini adalah lingkar skrotum yaitu 2. Diatur intensitas cahaya dan fokus dengan
sebagai variabel dependent dan volume perbesaran 400 x.
semen, konsentrasi serta motilitas 3. Diletakkan object glass diatas slide
spermatozoa sebagai variabel independent. warmer dan diteteskan sampel semen
Pengukuran lingkar skrotum sapi Bali yang akan diperiksa serta ditambahkan 1
dilakukan pada waktu siang hari saat suhu tetes pengencer kemudian ditutup dengan
lingkungan sedang tinggi karena berpengaruh cover glass.
terhadap turunnya testis ke dalam skrotum. 4. Dilakukan penilaian motilitas
Pengukuran lingkar skrotum dilakukan 1 hari spermatozoa minimal 5 lapangan pandang
sebelum penampungan semen. Pengukuran yang berbeda dengan cara menghitung
lingkar skrotum menurut Sorensen (1979) persentase jumlah sel yang aktif dan
dilakukan dengan cara: gerakan maju ke depan (progresif)
1. Dikondisikan pejantan dalam keadaan Data penelitian dianalisis dengan
tenang dan posisi testis turun ke dalam menggunakan analisis korelasi dan regresi
skrotum. sederhana. Analisis korelasi yang digunakan
2. Dilingkarkan pita ukur ke pangkal skrotum adalah analisis koefisien korelasi (r) yaitu
kemudian turun sampai bagian tengah pada merupakan nilai tingkat keeratan hubungan
bagian terlebar lingkar skrotum. antara peubah bebas (X) dengan peubah tak
Cara menilai volume semen dilakukan bebas (Y) dan analisis koefisien determinasi
dengan melihat langsung pada skala tabung (r2) yaitu menyatakan besarnya peubah X yang
penampung yang digunakan untuk mempengaruhi peubah Y. Adapun peubah X
menampung semen, sehingga dapat langsung adalah lingkar skrotum dan peubah Y adalah
ditentukan volume semennya. Penilaian volume semen, konsentrasi dan motilitas
konsentrasi spermatozoa pada penelitian ini spermatozoa. Berikut rumus yang digunakan:
menggunakan alat spektrofotometer, yaitu

J. Ternak Tropika Vol 18, No 2 : 59-68, 2017 61


Korelasi Antara Lingkar Skrotum... D. J. Saputra, dkk. 2017

𝐧∑𝐗𝐘 – (∑𝐗) (∑𝐘)


𝒓=
√ {𝐧∑𝐗𝟐 – (∑𝐗)𝟐 } √ {𝐧∑𝐘𝟐 – (∑𝐘)𝟐 }

Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = jumlah ternak
x = variabel bebas
y = variabel terikat
Interprestasi nilai koefisien korelasi menurut Sugiyono (2005).

Tabel 1. Interprestasi koefisien korelasi


Interval koefisien korelasi Tingkat korelasi
0,000-0,199 Sangat rendah
0,200-0,399 Rendah
0,400-0,599 Sedang
0,600-0,799 Kuat
0,800-1,000 Sangat kuat

Persamaan garis regresi adalah y = a + bx. ∑𝐲 − 𝐛∑𝐱


Untuk mencari nilai koefisien regresi (b), 𝒂=
𝐧
digunakan rumus sebagai berikut: Keterangan :
𝐧∑𝐱𝐲 – (∑𝐱) (∑𝐲) y = variabel tidak bebas (lingkar skrotum)
𝒃= x = variabel bebas (volume semen,
𝐧 ∑𝐱𝟐 – (∑𝐱)𝟐
konsentrasi dan motilitas spermatozoa)
Setelah nilai b diketahui, maka nilai konstanta a = nilai konstanta
(a) dapat dihitung dengan menggunakan b = nilai koefisien regresi
rumus sebagai berikut: n = jumlah data

HASIL DAN PEMBAHASAN rata 7,08 ± 2,74 tahun. Rataan (X),


Ukuran lingkar skrotum dan kualitas simpangan baku (SB), Koefisien Keragaman
semen sapi Bali (KK), Kisaran (K) lingkar skrotum, volume
Pejantan sapi Bali yang diteliti semen, konsentrasi dan motilitas
berjumlah 39 ekor memiliki bobot badan spermatozoa sapi Bali disajikan pada Tabel 2
rata-rata 563,54 ± 92,92 kg dan umur rata-

Tabel 2. Ukuran lingkar skrotum, volume semen, konsentrasi dan motilitas spermatozoa
Variabel X ± SB KK (%) Kisaran
Lingkar Skrotum (LS) (cm) 30,10 ± 1,75 5,84 26 – 33
Volume Semen (VS) (ml) 5,99 ± 1,88 31,47 2,6 – 9,6
Konsentrasi Spermatozoa (KS) (juta/ml) 1.033,76 ± 299,68 28,98 399 – 1.672
Motilitas Spermatozoa (MS) (%) 69,74 ± 3,61 5,19 60 – 75

J. Ternak Tropika Vol 18, No 2 : 59-68, 2017 62


Korelasi Antara Lingkar Skrotum... D. J. Saputra, dkk. 2017

Ukuran lingkar skrotum terbesar Nilai rata-rata lingkar skrotum juga lebih
didapatkan pada umur 12-13 tahun yaitu 33 rendah dari penelitian Ningrum dkk. (2008)
cm dan terkecil pada umur 4 tahun yaitu 26 pada sapi Simmental berkisar antara
cm. Nilai rata-rata lingkar skrotum pada sapi 33,75±0,82 cm sampai 39,01±0,73 cm. Hal ini
Bali sesuai dengan penelitian Soeroso dan dimungkinkan akibat adanya perbedaan antara
Duma (2006) bahwa sapi Bali pada kisaran ukuran tubuh pada breed sapi Bali, sapi Sumba
umur 2-3,5 tahun memiliki ukuran lingkar Ongol dan sapi bangsa taurus. Menurut
skrotum terkecil yaitu 26 cm dan terbesar 46 Kuswahyuni (2008) bahwa ukuran lingkar
cm. Nilai rata-rata lingkar skrotum sapi Bali skrotum relatif berbeda menurut bangsa dan
lebih besar dari penelitian Ratnawati dan bobot badannya. Bangsa taurus cenderung
Affandhy (2013) bahwa nilai rata-rata ukuran memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari
lingkar skrotum sapi Bali didapatkan sebesar bangsa indicus, dengan demikian terdapat
22,1±2,7 cm. Hal ini dimungkinkan oleh umur perbedaan pada ukuran testis.
pejantan sapi Bali yang diteliti sudah Volume semen dan konsentrasi
mengalami masa dewasa kelamin dan dewasa spermatozoa tertinggi pada penelitian ini
tubuh serta sudah tercapainya bobot dewasa didapatkan pada pejantan berumur 7 tahun
rata-rata sapi Bali. Selain itu pejantan yang yaitu sebesar 9,6 ml dan 1.672 juta/ml,
diteliti merupakan pejantan yang dipelihara sedangkan umur >4 tahun didapatkan
dengan tujuan produksi semen sehingga persentase motilitas spermatozoa 65-75%.
merupakan pejantan yang lolos proses seleksi Volume semen, konsentrasi dan motilitas
khususnya pada seleksi kriteria ukuran alat terendah didapatkan pada pejantan yang
kelamin. Menurut pendapat Wijono (1998) berumur 4 tahun yaitu sebesar 2,6 ml, 399
bahwa perbaikan kondisi badan atau tampilan juta/ml dan 60%. Nilai rataan volume semen,
bobot badan akan memberikan respon konsentrasi dan motilitas spermatozoa sapi
terhadap peningkatan produksi semen Bali sesuai dengan pendapat Lindsay et al.
disamping pembesaran dari ukuran skrotum (1982) bahwa ciri-ciri semen dan jumlah
dan persentase abnormalitas spermatozoa spermatozoa yang diproduksi pada sapi yaitu
akan semakin menurun dengan semakin memiliki volume semen berkisar 5 (2-10) ml,
bertambah baiknya bobot badan/kondisi badan konsentrasi spermatozoa 600-1.500 juta/ml
ternak. Ismaya (2014) juga menambahkan dan motilitas spermatozoa 50%. Disisi lain
bahwa besar skrotum berkorelasi positif nilai rataan volume semen, konsentrasi dan
terhadap besar atau bobot tubuh ternak, motilitas spermatozoa sapi Bali yang
sedangkan berat skrotum sangat berkorelasi didapatkan lebih rendah dari penelitian
dengan besar testis. Ditambahkan Rokhana Setyani dkk. (2017) yaitu rataan volume
(2008) yang menyatakan bahwa pada pejantan semen, konsentrasi dan motilitas spermatozoa
sapi Madura yang berumur ±3 tahun telah pada sapi Bali secara berturut-turut sebesar
mencapai kematangan seksual. 7,79 ml, 1.367 juta/ml dan 89,17%. Hal ini
Nilai rata-rata lingkar skrotum sapi Bali juga ditandai dengan nilai koefisien
relatif sama dengan hasil penelitian Said, keragaman pada volume semen dan
Agung, Putra, Anwar, Wulandari and Sudiro konsentrasi spermatozoa sapi Bali di BBIB
(2016) yaitu pada sapi pejantan Sumba Ongol Singosari mempunyai nilai >15% yang
memiliki rataan lingkar skrotum sebesar 27,86 menunjukkan bahwa hasil volume dan
cm sampai dengan 30,46. Akan tetapi lebih konsentrasi spermatozoa pada sampel yang
rendah dari penelitian Prayogo dkk. (2013) diteliti beragam. Keberagaman hasil ini
pada sapi Limousin dan Simmental yaitu kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi bobot
sebesar 36,57 ± 2,20 cm dan 40,58 ± 2,11 cm. badan sapi Bali di BBIB Singosari yang

J. Ternak Tropika Vol 18, No 2 : 59-68, 2017 63


Korelasi Antara Lingkar Skrotum... D. J. Saputra, dkk. 2017

berbeda-beda, umur yang beragam maupun Nilai rataan volume semen, konsentrasi
libido pejantan saat ditampung. Akan tetapi dan motilitas spermatozoa lebih tinggi dari
nilai KK pada motilitas spermatozoa penelitian Ratnawati dan Affandhy (2013)
didapatkan nilai <15% yang artinya seragam bahwa rataan volume semen, konsentrasi dan
sehingga kemungkinan selain kondisi motilitas spermatozoa sapi Bali secara
lingkungan, intensitas penampungan juga berturut-turut sebesar 3,1±1,3 ml; 630±432,5
mempengaruhi kualitas semen lebih rendah. juta/ml; 55±36,6 %. Hal ini dimungkinkan
Wijono (1998) menyatakan bahwa tinggi oleh pengaruh umur yang berbeda pada sapi
rendahnya libido merupakan faktor yang dapat Bali yang diteliti dan manajemen pejantan sapi
digunakan untuk menunjukkan efisiensi Bali (pakan, pemeliharaan, kesehatan, dll)
seekor pejantan sebagai pemacek yang baik pada BBIB Singosari yang difokuskan untuk
dan mempunyai fertilitas yang tinggi. produksi semen. Ismaya (2014), menjelaskan
Ditambahkan Rokhana (2008) yang bahwa umur sangat berpengaruh terhadap
menyatakan bahwa semakin tinggi libido volume/besarnya testis. Semakin tua umurnya
(nafsu kawin) akan memberi kesempatan semakin besar testis dan tinggi kadar
kepada penis untuk meningkatkan testosteron, oleh karena itu semakin
ketegangannya, sehingga akan berpengaruh meningkat produksi spermatozoa dan
terhadap peningkatan jumlah spermatozoa kualitasnya. Ditambahkan Ratnawati,
yang dihasilkan saat ejakulasi. Affandhy, Pratiwi dan Prihandini (2008)
Perbedaan volume semen pada sapi bahwa kondisi pakan sangat mendukung
jantan juga disebabkan karena faktor umur fungsi reproduksi pada sapi Bali khususnya
yaitu sapi jantan muda memiliki volume dan pada kualitas semennya. Pakan yang kaya
konsentrasi semen yang lebih rendah akan protein dapat meningkatkan kualitas
dibandingkan sapi jantan dewasa. Menurut semen pada pejantan sapi Bali.
Aisah, Isnaini dan Wahyuningsih (2017)
menjelaskan bahwa rendahnya volume semen, Korelasi dan regresi antara lingkar
konsentrasi dan motilitas spermatozoa skrotum dengan volume semen,
disebabkan curah hujan tinggi dan intensitas konsentrasi dan motilitas spermatozoa
cahaya rendah menghambat produksi hormon Berdasarkan hasil penelitian yang
FSH dan menghambat proses spermatogenesis dilakukan menunjukkan bahwa korelasi antara
didalam testis. Penjelasan Kuswahyuni (2008) lingkar skrotum dengan volume semen,
yang menyatakan bahwa banyaknya ejakulasi konsentrasi dan motilitas spermatozoa sapi
mempengaruhi volume semen, frekuensi Bali di BBIB Singosari disajikan pada Tabel
penampungan dan ejakulasi yang terlalu 3. Persamaan regresi antara ukuran lingkar
sering akan menurunkan jumlah dan kualitas skrotum dengan volume semen, kosentrasi dan
semen. motilitas spermatozoa sapi Bali dapat dilihat
pada Tabel 4. Dari tabel tersebut didapatkan
bahwa antara lingkar skrotum dengan volume
semen memiliki keeratan hubungan yang lebih
tinggi sehingga dapat digunakan untuk
memprediksi volume semen pada sapi Bali
lebih akurat.

J. Ternak Tropika Vol 18, No 2 : 59-68, 2017 64


Korelasi Antara Lingkar Skrotum... D. J. Saputra, dkk. 2017

Tabel 3. Koefisien korelasi (r) dan koefisien determinasi (r2) antara lingkar skrotum dengan
volume semen, konsentrasi dan motilitas spermatozoa sapi Bali

Variabel r r2
Volume Semen 0,63 0,39
Konsentrasi Spermatozoa 0,60 0,36
Motilitas Spermatozoa 0,23 0,05

Tabel 4. Persamaan regresi antara lingkar skrotum dengan volume semen, konsentrasi dan
motilitas spermatozoa sapi Bali
Variabel Persamaan Regresi (Y) Keterangan
Volume semen Y = -14,31 + 0,67 X P < 0,01
Konsentrasi Spermatozoa Y = -2.064,03 + 102,91 X P < 0,01
Motilitas Spermatozoa Y = 55,59 + 0,47 X P < 0,01

Korelasi Antara Lingkar Skrotum dan yang lain. Menurut Khairi (2016) menyatakan
Volume Semen bahwa bobot badan sapi pejantan berbanding
Berdasarkan hasil analisis data yang lurus dengan besarnya testis, ukuran testis
telah disajikan pada Tabel 5, didapatkan nilai yang besar mempunyai tubuli seminiferi yang
koefisien korelasi (r) antara lingkar skrotum lebih banyak sehingga akan meningkatkan
dengan volume semen yaitu 0,63. Nilai ini jumlah spermatozoa yang didukung dengan
menunjukkan bahwa antara lingkar skrotum jumlah seminal plasma yang juga lebih
dengan volume semen memiliki korelasi yang banyak. Ningrum dkk. (2008) menjelaskan
positif dan menjawab hipotesis penelitian bahwa pejantan dengan ukuran skrotum yang
yang pertama. Sifat korelasi antara lingkar besar akan menghasilkan spermatozoa lebih
skrotum dengan volume semen sapi Bali banyak dibandingkan dengan pejantan dengan
termasuk kategori korelasi yang kuat. Nilai ukuran skrotum yang kecil meskipun dalam
positif koefisien korelasi antara lingkar kondisi yang sama-sama sehat. Hubungan
skrotum dengan volume semen sapi Bali lingkar skrotum dan volume semen dijelaskan
sesuai dengan pendapat Latif et al. (2009) oleh Perry and Patterson (2001) yang
yang menjelaskan bahwa lingkar skrotum menyatakan bahwa pengukuran lingkar
dengan volume semen memiliki korelasi skrotum merupakan cara memperkirakan
positif yang signifikan dengan nilai koefisien jumlah jaringan testis yang berhubungan
korelasi sebesar 0,72. Sarder (2005) juga langsung dengan kualitas dan kuantitas semen.
menyampaikan hasil yang sama bahwa lingkar Nilai koefisien korelasi antara lingkar
skrotum pada sapi mempunyai korelasi positif skrotum dan volume semen sapi Bali ternyata
dengan volume semen. lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian
Hal ini berarti semakin besar ukuran Prayogo dkk. (2013) yang menjelaskan bahwa
skrotum berbanding lurus dengan semakin ukuran lingkar skrotum tidak berpengaruh
tingginya volume semen yang dihasilkan. nyata terhadap volume semen pada sapi
Nilai koefisien determinasi (r2) antara lingkar Limousin dan Simmental dengan nilai
skrotum dengan volume semen sapi Bali koefisien korelasinya sebesar 0,11. Nilai
sebesar 0,39 yang artinya lingkar skrotum koefisien korelasi antara lingkar skrotum dan
mempengaruhi volume semen sebesar 39%, volume sapi Bali juga lebih tinggi dari
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor penelitian Wijono (1998) yang menjelaskan

J. Ternak Tropika Vol 18, No 2 : 59-68, 2017 65


Korelasi Antara Lingkar Skrotum... D. J. Saputra, dkk. 2017

nilai koefisien korelasi pada sapi Madura berperan merangsang spermatogenesis


sebesar 0,22. Hal ini dimungkinkan bahwa sehingga konsentrasi spermatozoa dalam
perbedaan bangsa sapi menunjukkan pengaruh semen juga meningkat. Nilai koefisien
terhadap nilai korelasi antara lingkar skrotum determinasi (r2) antara lingkar skrotum
dan volume semen. Zamuna, Susilawati, dengan konsentrasi spermatozoa sebesar 0,36
Ciptadi dan Marjuki (2015) menjelaskan yang menunjukkan bahwa lingkar skrotum
bahwa terdapat perbedaan yang nyata mempengaruhi konsentrasi spermatozoa
(P<0,05) volume semen antara bangsa sapi sebesar 36%, dengan sisanya dipengaruhi oleh
potong. Feradis (2010) menyatakan pendapat faktor yang lain.
yang sama yaitu perbedaan volume semen Nilai koefisien korelasi antara lingkar
segar bisa disebabkan ukuran testis antar skrotum dengan konsentrasi spermatozoa pada
bangsa yang berbeda. Ukuran testis tiap sapi Bali sesuai dengan penelitian Ningrum
bangsa berbeda dipengaruhi oleh besarnya dkk. (2008) yang menjelaskan bahwa lingkar
bobot badan. Hal ini didukung dengan hasil skrotum dan konsentrasi sepermatozoa
penelitian Kuswahyuni (2008) yang memiliki korelasi yang positif dengan nilai
menyatakan bahwa rataan lingkar skrotum dan koefisien korelasi sebesar 0,926. Hasil ini juga
volume testis pada ketiga bangsa yakni didukung oleh hasil penelitian Sarder (2005)
Simmental, Limousin dan Brahman berbeda yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
nyata. Bangsa taurus (Simmental dan yang nyata antara lingkar skrotum dan
Limousin) dan indicus (Brahman) memiliki konsentrasi spermatozoa. Akan tetapi nilai
karakteristik performans yang berbeda sesuai koefisien korelasi antara lingkar skrotum
dengan genetiknya. dengan konsentrasi spermatozoa sapi Bali
Berdasarkan hasil analisis data lebih tinggi dari penelitian Prayogo dkk.
didapatkan persamaan garis regresi yang (2013) yang menyatakan bahwa lingkar
sangat nyata antara lingkar skrotum dengan skrotum tidak memberikan pengaruh nyata
volume semen sapi Bali yaitu y = - 14,31 + terhadap konsentrasi spermatozoa pada sapi
0,67x. Interprestasi dari hasil regresi dapat Limousin dan Simmental dengan nilai
dinyatakan bahwa peningkatan ukuran lingkar koefisien korelasi adalah 0,36.
skrotum satu satuan (cm) akan meningkatkan Perbedaan hasil ini dimungkinkan oleh
volume semen sebesar 0,67 ml. perbedaan libido yang dimiliki pada masing-
masing bangsa sapi. Sapi Bali memiliki
Korelasi antara lingkar skrotum dan karakterisitik yang lebih agresif bila
konsentrasi spermatozoa dibandingkan dengan sapi Limousin dan
Berdasarkan hasil analisis data seperti Simmental. Menurut Djanuar (1977) bahwa
yang disajikan pada Tabel 3, didapatkan nilai kualitas semen dipengaruhi oleh libido seksual
koefisien korelasi antara lingkar skrotum pejantan. Perangsangan yang berulang dengan
dengan konsentrasi spermatozoa sebesar 0,60. selang waktu antar rangsangan yang masih
Sifat korelasi antara lingkar skrotum dengan dekat, dapat meningkatkan hormon
konsentrasi spermatozoa sapi Bali termasuk gonadotropin yang akan menginduksi hormon
kategori nilai korelasi yang kuat. Nilai ini testosteron untuk spermatogenesis yang
menjawab hipotesis penelitian yang kedua optimum. Hormon testosteron yang tinggi
bahwa terdapat korelasi positif antara lingkar dapat meningkatkan konsentrasi spermatozoa
skrotum dengan konsentrasi spermatozoa sapi dalam semen. Ditambahkan Azzahra, Setiatin
Bali. Hal ini dimungkinkan karena lebih besar dan Samsudewa (2016) bahwa fungsi hormon
ukuran skrotum akan lebih banyak testosteron memegang peranan penting
mengandung hormon testosteron yang didalam proses spermatogenesis yaitu pada

J. Ternak Tropika Vol 18, No 2 : 59-68, 2017 66


Korelasi Antara Lingkar Skrotum... D. J. Saputra, dkk. 2017

saat mulai terjadi aktivitas organ reproduksi Nilai koefisien korelasi antara ukuran
jantan yang berupa aktivitas proses lingkar skrotum dengan motilitas spermatozoa
pembentukan spermatozoa, juga merangsang sapi Bali sesuai dengan hasil penelitian yang
dalam memproduksi cairan kelenjar aksesoris. dilakukan Prayogo dkk. (2013) bahwa
Wijono (1998) menyatakan bahwa tinggi hubungan antara lingkar skrotum tidak
rendahnya libido sebagai salah satu faktor perpengaruh nyata terhadap motilitas
yang dapat digunakan untuk menunjukkan spermatozoa dengan nilai koefisien korelasi
efisiensi seekor pejantan sebagai pemacek sebesar 0,34. Ukuran lingkar skrotum ternyata
yang baik dan mempunyai fertilitas yang memiliki hubungan yang lemah terhadap
tinggi. motilitas spermatozoa karena besarnya lingkar
Berdasarkan hasil analisa data skrotum berbanding lurus dengan ukuran
didapatkan persamaan garis regresi yang tubuli seminiferi yang meningkatkan jumlah
sangat nyata antara lingkar skrotum dengan spermatozoa yang didukung dengan jumlah
konsentrasi spermatozoa sapi Bali y = - seminal plasma yang juga berjumlah banyak
2.064,03 + 102,91x. Interprestasi dari hasil dan adanya pengaruh dari kondisi lingkungan
regresi dapat dinyatakan bahwa peningkatan penampungan yang memiliki suhu relatif
ukuran lingkar skrotum satu satuan (cm) akan rendah. Menurut Khairi (2016) yang
meningkatkan konsentrasi spermatozoa menyatakan bahwa kondisi lingkungan yang
sebesar 102,91 juta/ml. berada pada suhu rendah dan curah hujan
tinggi menyebabkan menurunnya motilitas
Korelasi Antara Lingkar Skrotum dan akibat perubahan musim dan lamanya
Motilitas spermatozoa penyinaran dapat menghambat produksi FSH
Berdasarkan hasil analisis data seperti yang menghambat proses spermatogenesis
yang disajikan pada Tabel 3, didapatkan nilai oleh testis. Selain itu motilitas spermatozoa
koefisien korelasi antara lingkar skrotum juga dipengaruhi oleh kontaminasi benda
dengan motilitas spermatozoa sapi Bali asing yang masuk ke dalam semen yang
sebesar 0,23. Nilai koefisien korelasi ini ditampung pada saat penampungan serta
menjawab hipotesis penelitian yang ketiga beberapa pejantan sapi Bali yang sudah lama
bahwa terdapat korelasi positif antara lingkar tidak dilakukan penampungan semennya.
skrotum dengan motilitas spermatozoa pada Hasil ini diperkuat oleh pendapat Ismaya
sapi Bali. Sifat korelasi antara lingkar skrotum (2014) yang menyatakan bahwa urin dan
dengan motilitas spermatozoa termasuk kotoran yang mencemari spermatozoa yang
kategori nilai korelasi yang lemah. Hal ini dapat menurunkan motilitas selain itu ejakulat
dimungkinkan karena lingkar skrotum tidak pertama sesudah istirahat yang lama
berbanding lurus dengan motilitas menyebabkan banyak sel spermatozoa yang
spermatozoa melainkan berbanding lurus mati dan menurunkan persentase motilitas
dengan produksi spermatozoa. Nilai koefisien spermatozoa.
determinasi (r2) antara lingkar skrotum Berdasarkan hasil analisis data
terhadap motilitas spermatozoa sebesar 0,05 didapatkan persamaan garis regresi yang
yang artinya ukuran lingkar skrotum sangat nyata antara lingkar skrotum dengan
mempengaruhi motilitas spermatozoa sebesar motilitas spermatozoa sapi Bali y = 55,59 +
5% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor yang 0,47x. Interprestasi dari hasil regresi dapat
lain. dinyatakan bahwa peningkatan ukuran lingkar
skrotum satu satuan (cm) akan meningkatkan
motilitas spermatozoa sebesar 0,47%.

J. Ternak Tropika Vol 18, No 2 : 59-68, 2017 67


Korelasi Antara Lingkar Skrotum... D. J. Saputra, dkk. 2017

KESIMPULAN Perry, G. and Patterson, D. 2001. Determining


Berdasarkan hasil penelitian dapat Reproductive Fertility in Herd Bulls.
disimpulkan bahwa lingkar skrotum memiliki University of Missouri. Missouri.
korelasi positif dengan volume semen (0,63), Prayogo, K.U.E., Tagama, T.R., dan
konsentrasi spermatozoa (0,60) dan motilitas Maidaswar. 2013. Hubungan Ukuran
spermatozoa (0,23). Semakin besar lingkar Lingkar Skrotum dengan Volume
skrotum pada pejantan sapi Bali akan diikuti Semen, Konsentrasi dan Motilitas
dengan peningkatan jumlah volume semen, Spermatozoa Pejantan Sapi Limousin
konsentrasi dan motilitas spermatozoa. dan Simmental. Jurnal Ilmiah
Peternakan. 1 (3): 1050-1056.
DAFTAR PUSTAKA Ratnawati, D. dan Affandhy L. 2013.
Performan Reproduksi Sapi Jantan
Feradis. 2010. Biotekologi Reproduksi pada dengan Pakan Berbasis Limbah Sawit.
Ternak. CV Alfabeta. Bandung. Seminar Nasional Teknologi Peternakan
Ihsan, M.N. 2010. Ilmu Reproduksi Ternak dan Veteriner. 49-52.
Dasar. Universitas Brawijaya Press (UB Rokhana, E. 2008. Hubungan Antara Jumlah
Press). Malang. False Mounting dengan Produksi Semen
Ismaya. 2014. Bioteknologi Inseminasi Pejantan Sapi Madura. Cendekia edisi
Buatan pada Sapi dan Kerbau Maret 2008: 37-43.
(Biotechnology of Artificial Said, S., Agung, P.P., Putra, W.P.B., Anwar,
Insemination on Cattle and Buffalo). S., Wulandari, A.S., and Sudiro, A.
Gadjah Mada University Press. 2016. Selection of Sumba Ongole (SO)
Yogyakarta. Cattle based on Breeding value and
Khairi, F. 2016. Evaluasi Produksi dan Performance Test. Journal of the
Kualitas Semen Sapi Simmental Indonesian Tropical Animal
terhadap Tingat Bobot Badan Berbeda. Agriculture. 41(4): 175-187.
Jurnal Peternakan.13 (2): 54-58. Sarder, M.J.U. 2005. Scrotal Circumference
Kuswahyuni, I.S. 2008. Lingkar Skrotum, Variaton on Semen Characteristics of
Volume Testis, Volume Semen dan Artificial Insemination (AI) Bull.
Konsentrasi Spermatozoa pada Journal of Animal and Vetenary
Beberapa Bangsa Sapi Potong. Advances. 4 (3): 335-340.
Agromedia. 26 (1): 20-26. Soeroso dan Y. Duma. 2006. Hubungan
Latif, M.A., Ahmed, J.U., Bhuiyan, M.M.U., Antara Lingkar Skrotum dengan
and Shamsuddin, M. 2009. Relationship Karakteristik Cairan dan Spermatozoa
Between Scrotal Circumference and dalam Cauda Epididymis pada Sapi
Semen Parameters in Crossbred Bulls. Bali. J. Indon. Trop. Anim. Agric. 31
The Bangladesh Veterinarian. 26 (2): (4): 219-223.
61-67. Sorensen, A.M. 1979. Animal Reproduction.
Ningrum, A.P., Kustono, dan Hammam, M. McGraw-Hill Inc. New York.
2008. Hubungan Antara Lingkar Zamuna, A.A.K.K.M., Susilawati, T., Ciptadi,
Skrotum dengan Produksi dan Kualitas G., dan Marjuki. 2015. Perbedaan
Spermatozoa Pejantan Simmental di Kualitas Semen dan Produksi Semen
Balai Inseminasi Buatan Ungaran Jawa Beku pada Berbagai Sapi Potong. J.
Tengah. Buletin Peternakan. 32 (2): 85- Ternak Tropika. 16 (2): 1-6.
90.

J. Ternak Tropika Vol 18, No 2 : 59-68, 2017 68

Anda mungkin juga menyukai