Anda di halaman 1dari 7

E.ISSN.

2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.10 No.2 Edisi Mei 2022

KEPEMIMPINAN BERBASIS DALIHAN NA TOLU DALAM


SEKOLAH PENGGERAK: SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF
Oleh:
Tobok Luhut Situmorang1), Frans Hanaekan Rajagukguk2), Darwin3)
1
UPTD SMP Negeri 1 Datuk Lima Puluh
2
UPTD SMP Negeri 2 Medang Deras
3
Universitas Negeri Medan
1
tobokluhuts@gmail.com,
2
frans.rajagukguk53@gmail.com,
3
darwinspi@unimed.ac.id

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan persepsi guru-guru dan tenaga kependidikan
mengenai model kepemimpinan yang berlandaskan kearifan lokal etnis Batak yakni Dalihan Na Tolu di sekolah
penggerak. Penelitian dilakukan pada dua instansi pendidikan yakni UPTD SMP Negeri 1 Datuk Lima Puluh
dan UPTD SMP Negeri 2 Medang Deras, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode non eksperimen yaitu metode deskriptif dengan teknik survei. Terdapat 84
responden yang terdiri dari guru dan tenaga kependidikan dilibatkan dalam penelitian ini untukmemberikan
persepsi mereka mengenai kepemimpinan kepala sekolah berbasis kearifan lokal Dalihan Na Tolu melalui
angket tertutup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (lebih dari 85%) guru dan tenaga
kependidikan memiliki respon yang positif terhadap kepemimpinan di kedua istansi tersebut. Kepala sekolah
menerapkan prinsip-prinsip Dalihan Na Tolu dalam memimpin sekolah penggerak di Kabupaten Batubara.
Persentase persepsi cenderung merata yang dinyatakan bahwa kepala sekolah merealisasikan prinsip Somba
Marhula-hula, Elek Marboru, dan Manat Mardongan Tubu dalam kepemimpinan mereka di sekolah penggerak.

Kata Kunci: Kepemimpinan, Dalihan Na Tolu, Sekolah Penggerak


Penggerak. Dengan demikian, peningkatan kapasitas
1. PENDAHULUAN kepala sekolah akan berjalan beriringan dengan
Kemendikbud Ristek mengeluarkan perwujudan profil pelajar Pancasila. Dengan kata
Keputusan Menteri tentang Program Sekolah lain, Pancasila yang merupakan kearifan lokal
Penggeraksebagai model satuan pendidikan bermutu sekaligus falsafah hidup bangsa Indonesia menjadi
sebagai bagian dari program Kemendikbud dalam landasan utama dalam mencapai tujuan Program
rangka meningkatkan mutu pendidikan. SK Menteri Sekolah Penggerak.
No. 162 tahun 2021 menjadi dasar hukum Melalui jalan pendidikan, seseorang dapat
pelaksanaan Program Sekolah Penggerak.PSP atau mengembangkan pengetahuan, wawasan, nilai dan
Program Sekolah Penggerak sebagai program yang karaktermeskipun ada yang diwarisi dari budaya dan
berfokus pada peningkatan kompetensi peserta didik kearifan lokal. Model pendidikan baru tersebut
secara holistik untuk lebih mendorong perwujudan disampaikan melalui strukturpelaksanaan program
profil pelajar Pancasila.Program sekolah penggerak sekolah, khususnya program untuk menggalakkan
memiliki tujuan sebagai berikut: (1) meningkatkan transisi satuan pendidikan untukmeningkatkan hasil
kompetensi dan karakter yang sesuai dengan profil belajar peserta didik yang mengikuti pendidikan yang
pelajar Pancasila; (2) menjamin pemerataan kualitas baik dari segi kompetensi kognitif(literasi dan
pendidikan melalui program peningkatan kapasitas komputasi) dan non-kognitif (karakter) untuk
kepala sekolah yang mampu memimpin satuan mencapai Profil Pelajar Pancasila (Mutiara, Wagiran,
pendidikan dalam mencapai pembelajaran yang & Pristiwati, 2022). Program Sekolah penggerak
berkualitas; (3) membangun ekosistem pendidikan dalam mewujudkan profil siswa Pancasila melalui
yang lebih kuat yang berfokus pada peningkatan nilai-nilai kearifanlokal merupakan strategi yang
kualitas; dan (4) menciptakan iklim kolaboratif bagi dapat dilakukan pihak sekolah bersama dengan
para pemangku kepentingan di bidang pendidikan mitra(Nurasiah, Marini, Nafiah, & Rachmawati,
baik pada lingkup sekolah, pemerintah daerah, 2022). Di sinilah kepiawaian kepala sekolah dalam
maupun pemerintah(Mendikbudristek, 2021). Dari memimpin dan mewujudkan salah satu Program
pernyataan di atas, salah satu dari tujuan dari Sekolah Penggerak diuji dan dibuktikan.
Program Sekolah Penggerak berhubungan erat Sebagian besar negara dan institusi pendidikan
dengan kegiatan peningkatan kapasitas pemimpin di dunia memiliki prinsip masing-masing sebagai
dalam satuan pendidikan dalam rangka meningkatkan landasan filosofis aktivitas mereka dalam
kualitas pendidikan. Selain itu, profil pelajar kehidupan(Kisno, 2014).Kearifan lokal atau Local
Pancasila merupakan tujuan dari Program Sekolah Genius tidak terlepas dari masyarakat dimanapun saja

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 567
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.10 No.2 Edisi Mei 2022

keberadaannya (Suryawan & Gata, 2020) sebab Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara.
masyarakat dan kearifan lokal merupakan mata rantai Sumatera Utara merupakan salah satu wilayah
yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Hasil dari Indonesia bagian barat yang memiliki etnis Batak.
Local Genius atau kearifan lokal dapat berupa benda- Etnis Batak memiliki kearifan lokal dan salah satu
benda fisik yang unik seperti, arsitektur, peralatan bentuk kearifan lokal adalah sistem kekerabatan.
penunjang kehidupan, dan lain-lain(Maruapey, 2016). Sistemkekerabatan adalah pola tingkah laku
Produk kearifan lokal ini juga dapat berbentuk non berdasarkan pengalaman dan penghayatanyang
fisik seperti filsafat, pemahaman agama, ideologi, menyatu secara terpadu dalam wujud ideal dan fisik
ilmu pengetahuan, seni budaya, sistem ekonomi dan kebudayaan(Firmando, 2021). Sistemkekerabatan
lain-lain. Kearifan lokal adalah segala bentuk mempunyai arti penting dalam banyak masyarakat
pengetahuan, kepercayaan, pemahaman atau baik masyarakatsederhana maupun masyarakat yang
wawasan serta adat atau etika yang menjadi pedoman sudah maju, hubungan dengan nenek moyangdan
lokal yang dihayati, diamalkan, diajarkan dan kerabat adalah kunci hubungan dalam struktur sosial.
diwariskan secara turun-temurun serta membentuk Hubungan dengankerabat tersebut menjadi poros dari
suatu pola perilaku manusia terhadap sesama manusia berbagai interaksi, kewajiban-kewajiban,loyalitas,
dan alam(Suaka, 2018). Kearifan dapat menjadi dan sentimen-sentimen. Dalam masyarakat di mana
sarana pembelajaran bagi setiap manusia untuk loyalitas kekerabatansangat penting pada kerabat
menjadi cerdas dan bijaksanadan segala sesuatu yang menggantikan loyalitas pada yang lain.
tidak menjadikan seseorang menjadi arif bukanlah Dalihan Na Tolu merupakan kekerabatan
sesuatu yang mengandung hikmah pemikiran dan orang dan Batak mempunyai nilai yangtidak kalah
sikap(Hidayat, 2021).Kehidupan manusia yang penting dengan sistem lain yang sangat populer saat
dilandasi oleh kebijaksanaan mampu ini yaitu Demokrasi(Silaban & Pasaribu, 2020).
memberikanketentraman dan kebahagiaan manusia DalihanNa Tolu ini melambangkan sikap
dalam masyarakat. Sebagaipemikiran, kebijaksanaan hidup.Sistem sosial tersebut didasarkanpada
akan menghasilkan nilai-nilai dan norma-norma luhur kelompok kekerabatan yang diikat olehpertalian
demi kehidupan bersama Pada tahap implementasi, darah dan pertalian perkawinan.
kebijaksanaanakan mengarahkan penerapan nilai dan Kelompokkekerabatan inilah yang dijadikan sebagai
norma perilakudalam bentuk yang benar dan tidak tumpuan(dalihan na tolu)(Priyono & Siregar, 2021).
mendistorsi nilai atau norma bagikepentingan Adat dalihan natolu yang secara harafiahberarti
individu. “tungku berkaki tiga”, adalah produksistem
Kepemimpinan sangat berperan penting dalam pengetahuan terkait hubungan kekerabatanantar
suatu organisasi, peran pemimpin yang besar individu (dewasa usia) yang dibagi ke dalamtiga
didukung oleh kemampuan pemimpin dalam kelompok, yaitu: hula-hula, dongan tubu,dan boru.
mempengaruhi kelompok untuk menuju pencapaian Hula-hula merupakan kelompok orang,yang
sasaran, memotivasi para pengikut menuju sasaran posisinya dianggap “di atas”, yaitu keluargamarga
yang telah ditetapkan denga memperjelas peran, tugas pihak istri sehingga disebut “Sombasombamarhula”
dan memberikan dorongan sehingga mampu yang berarti harus hormatkepada keluarga pihak istri
melampaui kepentingan pribadi (Nichols & Rod., agar memperolehkesejahteraan. Dongan tubu
2013; Matondang, 2019). Teori kepemimpinan merupakan kelompokorang-orang yang posisinya
mengatakan bahwa pemimpin besar (great leader) “sejajar”, yaitu temanatau saudara semarga sehingga
dilahirkan dantidak dibuat (pemimpin dilahirkan, ada ungkapanmenyebutkan: “manat mardongan
bukan dibuat). Seorang pemimpin adalah orang yang tubu”, yangartinya menjaga persaudaraan agar
memilikisifat dan dilahirkan dengan kualitas khusus terhindar dariperseteruan. Boru merupakan kelompok
yangbawaan danditakdirkan untuk menjadi pemimpin orang-orangyang posisinya “di bawah”, yaitu
dalam berbagai organisasi.Orang yang memiliki saudaraperempuan kita dengan pihak marga
kualitas bisa dikatakan suksespribadi dan dihormati suaminya,keluarga perempuan pihak ayah. Sehingga
oleh bawahannya serta sebagaipemimpin yang hebat. seringdisebut “elek marboru”, yang artinya
Pemimpin tidak dibuat, tetapi dilahirkan menjadi mengasihipihak boru (Siahaan, 1964; Simanjuntak,
pemimpin dengan bakat alamiluar biasa sejak lahir 2002).
dan yang kedua diaditakdirkan lahir untuk menjadi Kepemimpinan kepala sekolah salah satu
pemimpin dalam situasi bagaimanapunkondisi kunci keberhasilan pendidikan di sekolah(Syaifullah,
juga(Kartono, 2016). Kepemimpinan dan kearifan Nurnazmi, & Azmin, 2020). Kepemimpinan berbasis
lokal memilik pertalian erat karena kearifan lokal kearifan lokal masih menjadi suatu kajian menarik,
menyimpan banyak filosofi, meskipun demkian nilai- khususnya dalam bidang pendidikan. Penelitian-
nilai kepemimpinan kini mulai tergerus dalam penelitian sebelumnya menunjukkan model
kehidupan masyarakat Indonesia(Charliyan, 2017). pembelajaran dan kepemimpinan berbasis kearifan
UPTD SMP Negeri 1 Datuk Lima Puluh dan lokal seperti soft skills dengan pola interaksi sosial
UPTD SMP Negeri 2 Medang Deras merupakan Dalihan Na Tolu(Sinaga, 2009), manajemen sekolah
satuan pendidikan yang terpilih untuk berbasis nilai-nilai kearifan lokal Tri Hita
mengimplementasi Program Sekolah Penggerak di Karana(Dewi, Agung, & Dantes, 2019),kearifan lokal

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 568
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.10 No.2 Edisi Mei 2022

sebagai barometer dalam memahami konsep Tabel 2. Aspek dan IndikatorDalihan Na Tolu
lingkungan hidup di setiap tatanan No Aspek Dalihan Na Tolu Indikator Sikap Kepemimpinan
1 Somba Marhula-hula 1. Mengayomi
masyarakat(Berdame & Lombogia, 2020), 2. Memberikan teladan
kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru 3. Memberikan ide-ide
4. Memberikan bimbingan
(Ilham, Kaso, Aswar, & Nurhasanah, 2021), dan 5. Mendorong visi
penguatan budaya terimakasih dan meminta maaf 6. Menunjukkan kebanggaan
sebagai kearifan lokal Jawa Tengah(Widya Pahlevi,
Sumardjoko, & Choiriyah Widyasari, 2022).
Meskipun demikian, saat ini belum ada penelitian 2 Elek marboru 1. Mampu bekerjasama
yang mengkaji tentang kepemimpinan berbasis 2. Mampu membina
hubungan
kearifan lokal di sekolah penggerak. Tujuan dari 3. Bertindak hati-hati
penelitian ini adalah untuk memetakan persepsi guru- 4. Berlaku adil
guru dan tenaga kependidikan mengenai model 5. Menjalin kerukunan
6. Berperilaku seperti
kepemimpinan yang berlandaskan kearifan lokal etnis keluarga
Batak yakni Dalihan Na Tolu di sekolah penggerak. 7. Melibatkan bawahan
dalampengambilan
keputusan
2. METODE 8. Menekankan pentingnya
visi
Penelitian dilakukan di dua instansi 3 Manat Mardongan Tubu 1. Menunjukkan perilaku
pendidikan yakni UPTD SMP Negeri 1 Datuk Lima salingmenghormati
Puluh dan UPTD SMP Negeri 2 Medang Deras, 2. Bangga pada pimpinan
3. Memiliki tanggung jawab
Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Penelitian ini yangtinggi
dilaksanakan pada bulan April 2022 dan alat yang 4. Bersedia
membantumelayani orang
digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket lain
dengan jenis pertanyaan yang diberikan kepada 5. Tunduk pada perintah
responden dengan pilihan jawaban tertutup. Metode Penelitian ini menggunakan teknik analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode data teknik hitung analisis statistik deskriptif yaitu
non eksperimen yaitu metode deskriptif dengan dengan cara menghitung persentase dari keseluruhan
teknik survei. Angket dengan pertanyaan tertutup ini jawaban responden. Persentase yang diperoleh
mengandung arti bahwa seorang peneliti atau kemudian diinterpretasikan ke dalam kategori sebagai
penyusun kuesioner membatasi pilihan jawaban yang berikut:
akan diberikan oleh responden(Goodwin, 2010; Tabel 3. Kategori Persentase (Munggaran, 2012)
Suryana, 2010). Responden pada penelitian ini terdiri Persentase Kategori
0 - 1% Tidak ada
dari guru dan tenaga kependidikan di UPTD SMP 2% - 25% Sebagian kecil
Negeri 1 Datuk Lima Puluh dan UPTD SMP Negeri 2 26% - 49% Kurang dari setengah
Medang Deras seperti yang tertera pada Tabel 1 di 50% Setengah
51% - 75% Lebih dari setengah
bawah ini. 76% - 99% Sebagian besar
Tabel 1. Responden Penelitian 100% Seluruhnya
Jumlah Responden
No Instansi Total
Guru Tendik
1 UPTD SMP Negeri 1 27 17 44
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Datuk Lima Puluh a. Persepsi Guru dan Tendik pada Indikator
2 UPTD SMP Negeri 2 30 10 40 Somba Marhula-hula
Medang Deras
Jumlah 57 27 84 Hasil survei yang dilakukan pada guru dan
Tabel 2 merupakan kisi-kisi dari butir-butir tenaga kependidikan di kedua instansi dapat dilihat
pertanyaan disusun berdasarkan indikator-indikator pada Tabel 4. Dari tabel tersebut ditemukan bahwa
sikap kepemimpinan yang diturunkan dari sikap lebih dari 91% guru memberikan respon bahwa
Dalihan Na Tolu menurut (Silaban & Pasaribu, kepala satuan pendidikan menunjukkan nilai-nilai
2020). Responden maupun informan penelitian hanya mengayomi, memberikan teladan, memberikan ide-
diperkenankan memilih jawaban yang tertera pada ide, memberikan bimbingan, mendorong visi, serta
setiap pertanyaan dengan memilih pilihan jawaban menunjukkan kebanggaan institusi sebagai sekolah
menggunakan Skala Guttman dengan dua pilihan penggerak. Hal yang sama diperoleh dari respon yang
yakni “Ya” atau “Tidak”. Skala Guttman sangat baik diberikan oleh tenaga kependidikan dimana lebih dari
digunakan untuk meyakinkan peneliti tentang 92% menyatakan pemimpin memiliki sikap
kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang diteliti, mengayomi, memberikan teladan, mendorong visi
yang sering disebut dengan atribut universal (Sekaran serta menunjukkan kebanggaan dan kurang dari 90%
& Bougie, 2016). Angket jenis tertutup digunakan tenaga kependidikan memberikan jawaban bahwa
pada permasalah penelitian yang sudah jelas pemimpin memberikan ide-ide serta bimbingan
diketahui permasalahannya. kepada responden. Dari hasil survei ini, dapat
dinyatakan bahwa sebagian besar responden
menyatakan bahwa kepala satuan pendidikan

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 569
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.10 No.2 Edisi Mei 2022

mempraktikkan prinsip nilai-nilaiSomba Marhula- Tabel 5. Persentase Persepsi Guru dan Tendik pada
hula dalam kepemimpinannya. Indikator Elek Marboru
Tabel 4. Persentase Persepsi Guru dan Tendik pada Indikator Elek Guru Tendik
Marboru Ya Tidak Ya Tidak
Indikator Somba Marhula-hula Mampu bekerjasama 98.25 1.75 92.59 7.41
Indikator Somba Guru Tendik Mampu membina
Marhula-hula Ya Tidak Ya Tidak hubungan 96.49 3.51 88.89 11.11
Mengayomi 96.49 3.51 96.3 3.7 Bertindak hati-hati 96.49 3.51 85.19 14.81
Memberikan teladan 94.74 5.26 92.59 7.41 Berlaku adil 92.98 7.02 88.89 11.11
Memberikan ide-ide 98.25 1.75 85.19 14.81 Menjalin kerukunan 98.25 1.75 92.59 7.41
Memberikan Berperilaku seperti
bimbingan 98.25 1.75 88.89 11.11 keluarga 94.74 5.26 96.3 3.7
Mendorong visi 91.23 8.77 92.59 7.41 Melibatkan bawahan
Menunjukkan dalam pengambilan
kebanggaan 98.25 1.75 96.3 3.7 keputusan 91.23 8.77 88.89 11.11
Somba Marhula-hula memiliki arti “setiap Menekankan
pentingnya visi 98.25 1.75 96.3 3.7
orang itu layak dihormati tanpa melihat fisik, materi
dan status pekerjaannya”(Simatupang, 2017; Harianja Dalam prinsip Elek Marboru, seorang
& Sudrajat, 2021). Hal penting yang perlu dilandasi pemimpin harus merata dalam memberikan hak-hak
dari prinsip ini adalah sebuah pemikiran bahwa dan kenyaman kepada masayarakatnya, karena
“hiduplah dengan sederhana, sebab kehidupan ini prinsip ini bermakna “setiap orang harus berlaku
seperti roda, kadang di atas, kadang di bawah”. Oleh lembut kepada sesama”(Sidabutar & Mas’ud, 2016;
karena itu, suatu saat orang yang berada di bawah kita Simatupang, 2017). Apabila seorang pemimpin
akan berada di atas kita. begitu pula orang yang lebih tersebut ramah kepada sesama, secara otomatis
lemah dari kita akan menjadi lebih kuat dari kita. masyarakatnya akan senang juga ramah kepadanya.
Dari temuan di atas, pemimpin di UPTD SMP Negeri Dari temuan hasil survei yang dilakukan, kepala
1 Datuk Lima Puluh dan UPTD SMP Negeri 2 sekolah di UPTD SMP Negeri 1 Datuk Lima Puluh
Medang Deras sebagai sekolah penggerak telah dan UPTD SMP Negeri 2 Medang Deras telah
menunjukkan prinsip Somba Marhula-hula yakni mempraktikkan sikap yang dicerminkan dalam nilai-
menghormati rekan kerja melalui indikator-indikator nilai Elek Marboru yaknidalam kemampuan
Somba Marhula-hula yakni mengayomi, memberikan berkomunikasi dan membina hubungan dengan guru
teladan, memberikan ide-ide, memberikan dan tenaga kependidikan yakni dengan mampu
bimbingan, mendorong visi serta menunjukkan bekerjasama, mampu membina hubungan, bertindak
kebanggaan sebagai sekolah penggerak. Dengan kata hati-hati, berlaku adil, menjalin kerukunan,
lain, pemimpin di kedua satuan pendidikan tersebut berperilaku seperti keluarga, melibatkan bawahan
menunjukkan sikap menghormati guru dan tenaga dalam pengambilan keputusan serta menekankan
kependidikan dalam kepemimpinannya. pentingnya visi.
b. Persepsi Guru dan Tendik pada Indikator Elek c. Persepsi Guru dan Tendik pada Indikator
Marboru Manat Mardongan Tubu
Tabel 5 merupakan hasil survei yang Persepsi guru dan tenaga kependidikan
dilakukan pada guru dan tenaga kependidikan mengenai kepemimpinan kepala sekolah pada
mengenai kepemimpinan kepala sekolah dari indikator Manat Mardongan Tubu di dua sekolah
indikator Elek Marboru di dua sekolah penggerak di penggerak di Kabupaten Batu Bara ditunjukkan pada
Kabupaten Batu Bara. Dari tabel tersebut ditemukan Tabel 6. Dari tabel tersebut ditemukan bahwa lebih
bahwa lebih dari 90% guru memberikan respon dari 92% guru memberikan respon bahwa kepala
bahwa kepala satuan pendidikan menunjukkan nilai- sekolahUPTD SMP Negeri 1 Datuk Lima Puluh dan
nilai mampu bekerjasama, mampu membina UPTD SMP Negeri 2 Medang Derasmenunjukkan
hubungan, bertindak hati-hati, berlaku adil, menjalin nilai-nilai perilaku saling menghormati, bangga pada
kerukunan, berperilaku seperti keluarga, melibatkan pimpinan, memiliki tanggung jawab yang tinggi,
bawahan dalam pengambilan keputusan serta bersedia membantu melayani orang lain serta tunduk
menekankan pentingnya visi. Demikian pula dengan pada perintah. Respon yang diberikan oleh tenaga
respon yang diberikan oleh tenaga kependidikan kependidikan menunjukkan hasil yang sama dimana
dimana lebih dari 92% menyatakan pemimpin lebih dari 92% menyatakan pemimpin memiliki nilai-
memiliki menjalin kerukunan, berperilaku seperti nilai yang terkandung dalam prinsip Manat
keluarga dan menekankan pentingnya visi. Sementara Mardongan Tubu dalam kepemimpinannya. Hasil
itu, kurang dari 89% tenaga kependidikan pengolahan data dari angket ini menandakan bahwa
memberikan respon bahwa kepala sekolahmampu sebagian besar responden menyatakan kepala
membina hubungan, bertindak hati-hati, berlaku adil, pimpinan di UPTD SMP Negeri 1 Datuk Lima Puluh
serta melibatkan bawahan dalam pengambilan dan UPTD SMP Negeri 2 Medang Deras telah
keputusan. Hasil survei ini, mengindikasikan bahwa merealisasikan prinsip nilai-nilai Elek Marboru dalam
sebagian besar responden menyatakan kepala sekolah cara memimpin sekolah penggerak.
telah mewujudkan prinsip nilai-nilai Elek Marboru
dalam kepemimpinannya di sekolah penggerak.

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 570
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.10 No.2 Edisi Mei 2022

Tabel 6. Persentase Persepsi Guru dan Tendik pada


Indikator Manat Mardongan Tubu
Indikator Manat Guru Tendik
Mardongan Tubu Ya Tidak Ya Tidak
Menunjukkan
perilaku saling
menghormati 96.49 3.51 96.3 3.7
Bangga pada
pimpinan 98.25 1.75 96.3 3.7
Memiliki tanggung
jawab yang tinggi 92.98 7.02 92.59 7.41
Bersedia membantu
melayani orang lain 98.25 1.75 96.3 3.7
Tunduk pada Gambar 3. Rekapitulasi Persepsi Tendik tentang
perintah 96.49 3.51 96.3 3.7 Kepemimpinan Berbasis Dalihan Na Tolu di Sekolah
Prinsip Manat Mardongan Tubu mengajarkan Penggerak
cara menjadi sorang pemimpin yang dapat menjadi Gambar 2 memberikan gambaran mengenai
teman. Nilai dari Manat Mardongan Tubu memiliki rekapitulasi persentase persepsi guru tentang
arti “toleransi dan mau belajar”, dan hal ini yang kepemimpinan berbasis Dalihan Na Tolu di sekolah
harus ada pada jiwa pemimpin(Simatupang, 2017; penggerak. Tenaga kependidikan di UPTD SMP
Lubis, Joebagio, & Pelu, 2021). Temuan dalam Negeri 1 Datuk Lima Puluh dan UPTD SMP Negeri 2
penelitian yang diperoleh dari hasil survei Medang Deras memiliki persepsi bahwa kepala
menunjukkan bahwa pimpinan di UPTD SMP Negeri sekolah memiliki kemampuan yang cenderung merata
1 Datuk Lima Puluh dan UPTD SMP Negeri 2 pada ketiga prinsip Dalihan Na Tolu. Gambaran ini
Medang Deras telah menunjukkan perilaku saling memberikan pandangan bahwa kepala sekolah pada
menghormati, memiliki tanggung jawab yang tinggi, sekolah penggerak memiliki sikap untuk mau belajar
bersedia membantu melayani orang lain, tunduk pada dan memiliki sikap toleransi yang tinggi dalam
perintah pimpinan dan bangga pada pimpinan seperti kepemimpinannya di sekolah pemggerak.
kepala dinas dan kepala daerah. Pemimpin adalah orang yang
memilikikemampuan dan keterampilan
untukmempengaruhi atau menggerakkan
perilakuorang lain untuk bekerja secara efektif
danefisien. Kepemimpinan yang tepat
dalampengelolaan, memiliki kompetensi
pemimpinberupa: (1) Kompetensi Teknis,
bersifatketerampilan dan kemampuan khusus/teknis,
(2)Kompetensi manajerial, mulai dariperencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaandan pengawasan, (3)
Kompetensi sosial,kemampuan untuk berinteraksi
Gambar 2. Rekapitulasi Persepsi Guru tentang
dengan oranglain, (4) Kompetensi strategi,
Kepemimpinan Berbasis Dalihan Na Tolu di Sekolah
kemampuan untukmelihat jauh kedepan dan
Penggerak
merumuskan masalah dan strategi pemecahan
Gambar 1 mengilustrasikan rekapitulasi
masalah, (5) Kemampuan Etikadalam melaksanakan
persentase persepsi guru tentang kepemimpinan
tugas dan tanggungjawab. Kelima kompetensi ini
berbasis Dalihan Na Tolu di sekolah penggerak. Dari
dicerminkan dalam kepemimpinan berbasis kearifan
gambar tersebut dapat dilihat bahwa kepala sekolah
lokal Sumatera Utara, khususnya etnis Batak melalui
di UPTD SMP Negeri 1 Datuk Lima Puluh dan
prinsip-prinsip yang terkandung dalam Dalihan na
UPTD SMP Negeri 2 Medang Deras memiliki
Tolu.
kemampuan yang hampir sama dalam menerapkan
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan
prinsip-prinsip Dalihan Na Tolu dalam memimpin
faktor penggerak organisasi, melalui penanganan
sekolah penggerak. Gambar tersebut juga
perubahan dan manajemen yang dilakukannya
mendeskripsikan bahwa prinsip Manat Mardongan
sehingga, keberadaan pemimpin bukan hanya sebagai
Tubu memiliki persentase yang sedikit lebih besar
simbol yang ada atau tidaknya, tetapi keberadaannya
daripada prinsip Somba Marhula-hula dan Elek
memberi dampak positif bagi perkembangan sekolah.
Marboru. Hal ini mengindikasikan bahwa
Artinya, keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan
kemampuan kepala sekolah dalam hal toleransi dan
sangat tergantung pada kepemimpinan kepala sekolah
keinginan untuk belajar memiliki nilai lebih dan
yang mampu menggerakkan semua sumber daya yang
kemampuan dalam berkomunikasi serta menghormati
dimiliki sekolah secara efektif dan efisien. Sekolah
orang lain berada pada tingkat kemampuan yang
penggerak mampu merubah paradigma baru yang
berimbang.
pembelajaran berorientasi pada siswa yang
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup
kompetensi dan karakter yang berawal dari sumber
daya manusia yang unggul untuk meningkatkan

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 571
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.10 No.2 Edisi Mei 2022

kualitas pendidikan(Mariana, 2021). Oleh karena itu, Goodwin, C. J. (2010). Research in Psychology:
prinsip Dalihan Na Tolu tersebut efektif dipraktikkan Methods and Design. Crawfordsville: John
untuk membentuk perilaku dan etika dan menjadikan Wiley & Sons, Inc.
seorang pemimpin bisa memimpin dengan ikhlas dan Harianja, R. F., & Sudrajat, A. (2021). The Local
amanah. Wisdom of Batak Toba through the
Philosophy of Dalihan Na Tolu in a Kinship
4. KESIMPULAN Environment. Budapest International
Kepala sekolah UPTD SMP Negeri 1 Datuk Research and Critics in Linguistics and
Lima Puluh dan UPTD SMP Negeri 2 Medang Deras Education (BirLE) Journal, 4(2), 759-765.
menerapkan prinsip-prinsip Dalihan Na Tolu dalam Hidayat, S. (2021). Implikasi dan Konsekwensi Nilai-
memimpin sekolah penggerak di Kabupaten Nilai Local Wisdom (Kearifan Lokal) Dalam
Batubara. Hal ini ditunjukkan dari sudut pandang dari Kepemimpinan di Era Globalisasi. Jurnal
sebagian besar guru dan tenaga kependidikan yang Inovasi Penelitian, 1(10), 2113-2122.
memberikan persepsi bahwa kepala sekolah doi:https://doi.org/10.47492/jip.v1i10.413
merealisasikan prinsip Somba Marhula-hula, Elek Ilham, D., Kaso, N., Aswar, N., & Nurhasanah.
Marboru, dan Manat Mardongan Tubu dalam (2021). Hubungan Kepemimpinan Kepala
kepemimpinan mereka di sekolah penggerak. Sekolah dan Kinerja Guru dengan Karakter
Kemampuan kepala sekolah dalam menerapkan Siswa Berbasis Budaya Lokal. ADAARA:
prinsip dan nilai-nilai Dalihan Na Tolu menunjukkan Jurnal Pendidikan Islam, 11(2), 106-121.
kecenderungan yang merata. Secara singkat, doi:10.35673/ajmpi.v11i2.2134
kepemimpinan berbasis kearifan lokal masih Kartono, K. (2016). Pemimpin dan Kepemimpinan.
memiliki relevansi dengan perkembangan zaman dan Jakarta: Rajawali Pers.
tren kepemimpinan di masa mendatang dalam Kisno. (2014). The Reflection of Character through
konteks lokal.Nilai-nilai yang terdapat pada prinsip the Translation of MarTuhan, Marroha, and
kearifan lokal tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Marbisuk. International Seminar on Language
Meskipun demikian, nilai-nilai yang terkandung and Trasnslation (pp. 1-7). Pematangsiantar:
dalam prinsip tersebut sebaiknya dikembangkan lebih Singapore International Press.
lanjut menyesuaikan denga perkembangan ilmu Lubis, M. N., Joebagio, H., & Pelu, M. (2021).
pengetahuan, teknologi dan seni kepemimpinan di era Eksistensi Dalihan Na Tolu Sebagai Kearifan
revolusi 4.0 yang kemudian berlanjut pada era Lokal Dan Kontribusinya Dalam Pendidikan
revolusi 5.0 yang berbasis kemanusiaan. Karakter. Intelektiva : Jurnal Ekonomi,Sosial
& Humaniora, 1(3), 31-38.
5. REFERENSI Mariana, D. (2021). Pengaruh Kepemimpinan Kepala
Berdame, J., & Lombogia, C. A. (2020). Merajut Sekolah Terhadap Efektivitas Sekolah
Tradisi Di Tengah Transisi: Pendidikan Penggerak dalam Meningkatkan Kualitas
Lingkungan Hidup Berbasis Kearifan Lokal Pendidikan. Jurnal Pendidikan Tambusai,
Dalam Budaya Mapalus Suku Minahasa. 5(3), 10228–10233.
Tumou Tou, 7(2), 128-142. Maruapey, M. H. (2016). Contribution To Local
doi:https://doi.org/10.51667/tt.v7i2.458 Wisdom Leadership of The National Policy
Charliyan, A. (2017). Memahami Makna Pemimpin On Java (Descriptive Study Against Election
dari Kearifan Lokal Nusantara. Retrieved And Designation of President of The Republic
from Universitas Padjadjaran: of Indonesia). International Journal of
https://www.unpad.ac.id/2017/09/memahami- Scientific & Technology Research, 5(6), 254-
makna-pemimpin-dari-kearifan-lokal- 258.
nusantara/ Matondang, E. R. (2019). Model Kepemimpinan
Dewi, P. Y., Agung, A. A., & Dantes, K. R. (2019). Berbasis Kearifan Lokal Budaya Tapanuli
Kontribusi Implementasi Manajemen Berbasis Selatan Dalam Pelaksanaan Supervisi
Nilai-Nilai Kearifan Lokal Tri Hita Karana, Keperawatan.
Kepemimpinan Pelayan Kepala Sekolah, doi:https://doi.org/10.31219/osf.io/cfnpk
Kecerdasan Spiritual, dan Kepuasan Kerja Mendikbudristek. (2021). Kepmendikbud Ristek No.
Terhadap Komitmen Organisasional Guru di 162 tahun 2021 tentang Program Sekolah
SMP Negeri di Kecamatan Sawan Kabupaten Penggerak. Kemdikbudristek .
Buleleng . Jurnal Administrasi Pendidikan Munggaran, R. D. (2012). Pemanfataan Open Source
Indonesia, 10(1), 66-71. Software oleh Mahasiswa dalam Rangka
doi:https://doi.org/10.23887/japi.v10i1.2792 Implementasi UU No. 19 tahun 2002 tentang
Firmando, H. B. (2021). Kearifan Lokal Sistem Hak Cipta. Bandung: Universitas Pendidikan
Kekerabatan Dalihan Na Tolu Dalam Merajut Indonesia.
Harmoni Sosial di Kawasan Danau Toba. Mutiara, A., Wagiran, W., & Pristiwati, R. (2022).
Aceh Anthropological Journal, 5(1), 16-36. Pengembangan Buku Pengayaan Elektronik
doi:https://doi.org/10.29103/aaj.v5i1.4613 Cerita Fabel Bermuatan Profil Pelajar

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 572
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.10 No.2 Edisi Mei 2022

Pancasila Elemen Gotong Royong Sebagai Syaifullah, S., Nurnazmi, N., & Azmin, N. (2020).
Media Literasi Membaca di Sekolah Dasar. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Jurnal Basicedu, 6(2), 2419–2429. Meningkatkan Tenaga Kependidikan Berbasis
doi:https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i2.245 Kearifan Lokal di SMAN 3 Wera. Edu
5 Sociata, 60-68.
Nichols, W. T., & Rod., E. (2013). Authentic Widya Pahlevi, A., Sumardjoko, B., & Choiriyah
Leadership and Implicit Theory: A Normative Widyasari. (2022). Penguatan Budaya
Form of Leadership. Leadership & Terimakasih Dan Meminta Maaf Sebagai
Organization Development Journal, 34(2), Kearifan Lokal Jawa Tengah (Studi Kasus di
182-195. SD Negeri 15 Mangkubumen Lor Surakarta).
Nurasiah, I., Marini, A., Nafiah, M., & Rachmawati, Surakarta: Universitas Muhammadiyah
N. (2022). Nilai Kearifan Lokal: Projek Surakarta. Retrieved from
Paradigma Baru Program Sekolah Penggerak http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/96526
untuk Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Jurnal BasicEdu, 6(3), 3639 - 3648.
doi:https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.272
7
Priyono, C. D., & Siregar, I. (2021). Degradasi Nilai-
Nilai Kearifan Lokal Dalihan Na Tolu Pada
Remaja Di Kota Padangsidimpuan. Jurnal
Education and Development, 9(4), 346-353.
doi:https://doi.org/10.37081/ed.v9i4
Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research Methods
for Business : A Skill-building Approach.
Chichester, West Sussex: John Wiley & Sons.
Siahaan, N. (1964). Sedjarah Kebudajaan Batak.
Medan: CV. Napitupulu.
Sidabutar, M. M., & Mas’ud, F. (2016). Peran
Kepemimpinan Batak (Studi Eksplorasi pada
Ganesha Operation Medan). Diponegoro
Journal of Management, 5(2), 1-11.
Silaban, P., & Pasaribu, E. R. (2020). Pengaruh
Kepemimpinan Dalihan Na Tolu Terhadap
Pengambilan Keputusan Pada Dinas
Pertanian Kabupaten Tapanuli Utara (Studi
Kasus Pendistribusian Pupuk Bersubsidi Pada
Kabupaten Tapanuli Utara). Medan:
Universitas HKBP Nommensen.
Simanjuntak, B. (2002). Konflik Status dan
Kekuasaan Orang Batak Toba. Jakarta:
Jendela.
Simatupang, D. E. (2017). Kearifan Lokal Dalihan
Natolu Sebagai Bingkai Tiga Pilar
Pembangunan Berkelanjutan Kawasan Danau
Toba. Jurnal Kebudayaan, 12(1), 95-110.
Sinaga, B. (2009). Model Pembelajaran Bermuatan
Soft Skills Dengan Pola Interaksi Sosial
Dalihan Na Tolu. Generasi Kampus, 2(1), 1-
20.
Suaka, I. N. (2018). Sastra Lisan Kearifan Lokal Di
Era Global dan Digital. Denpasar: Cakra
Press.
Suryana. (2010). Metodologi Penelitian. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Suryawan, N., & Gata, I. W. (2020). Catur Pariksa
SebagaiLandasan Kepemimpinan
Hinduberbasis Kearifan Lokal(Suatu Tinjauan
Pustaka). Suluh Pendidikan, 18(2), 225 - 235.
doi:https://doi.org/10.46444/suluh-
pendidikan.v18i2.213

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 573

Anda mungkin juga menyukai