Proposal Silfi Indriani Revisi
Proposal Silfi Indriani Revisi
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh
SILFI INDRIANI
1912210209
BAB I
LATAR BELAKANG
umur harapan hidup, yang berarti bertambah pula populasi lanjut usia (lansia)
Secara biologis, lansia mempunyai ciri-ciri yang dapat dilihat secara nyata
alami yang tidak dapat dihindari dab berjalan secara terus menerus. Semakin
penglihatan kabur, dan kekuatan fisiknya pun mulai melemah (Massie, 2019).
asia Tenggara populasi lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada
tahun 2050 diperkirakan populasi Lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun
2013. Pada tahun 2018 jumlah lansia sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total
populasi, sedangkan pada tahun 2019 jumlah lansia 24,000,000 9,77%) dari
1
2
nasional mencapai 31,7%, dari jumlah itu 60% lansia penderita hipertensi
akan memasuki periode lansia (Aging) dimana 10% penduduk akan berusia
60 tahun keatas. Pada tahun 2019 proyeksi lansia mencapai 8,5%, tahun 2020
yaitu 10%, tahun 2030 mencapai 13,8% dan pada tahun 2035 mencapai
jumlah lansia yang ada di Provinsi Aceh tahun 2020 sebanyak 194.636
penurunan dan lebih rentan terhadap keluhan fisik yang berakibat munculnya
berbagai penyakit tidak menular,3 salah satunya masalah pada gigi dan
masalah gigi dan mulut terbesar kedua di Indonesia, yakni sebesar 19%.
Prevalensi kehilangan gigi pada kelompok usia 55-64 tahun sebesar 29%, dan
utama kehilangan gigi pada orang dewasa berasal dari masalah periodontal
yang bisa lebih parah pada lansia apabila dibiarkan (Riskesdas, 2018).
3
salah satu penyebabnya adalah kehilangan gigi. Kebersihan mulut atau oral
kesehatan gigi dan mulut yang paling sering dialami oleh lansia adalah
Buruknya oral hygiene pada lansia bisa mempengaruhi kesehatan umum dan
status gizi karena fungsi pengunyahan berkurang secara bertahap, Hal ini
Gigi geligi memiliki fungsi dan peran yang sangat penting bagi
termasuk kondisi kesehatan secara umum. Keadaan rongga mulut yang buruk
protein, serat, kalsium, dan beberapa vita-min jauh lebih rendah pada lansia
tentu akan menyebabkan fungsi gigi yang hilang tidak bisa dikembalikan,
yang akan mengakibatkan terganggunya status gizi dan kualitas hidup lansia.
tidak dicerna secara sempurna tidak akan terserap dengan baik oleh tubuh
hubungan antara oral hygiene dan kehilangan gigi dengan status gizi lansia di
menyimpulkan bahwa ada hubungan antara oral hygiene terhadap status gizi
lansia (p<0.05) dan ada hubungan antara kehilangan gigi dengan status gizi
signifikan antara kesehatan gigi dan mulut dengan pola konsumsi lansia di
Aceh Utara sebanyak 237 lansia. Berdasarkan hasil survey awal terhadap 10
gangguan pola makan yang disebabkan oleh kehilangan gigi dan kurangnya
kurang bermanfaat karena sebagian gigi mereka sudah ada yang ompong,
mereka beranggapan bahwa karena usia yang sudah tua sehingga tidak terlalu
memiliki sedikit gigi di rongga mulutnya dan tidak beroklusi dengan baik
yang akan mengakibatkan pemasukan zat gizi yang kurang sehingga dapat
untuk mengetahui hubungan antara oral hygiene dan kehilangan gigi dengan
6
pola makan pada lansia di Desa Aron Glumpang VII Kecamatan Matangkuli
Aceh Utara.
antara Oral Hygiene dan Kehilangan Gigi dengan Pola Makan pada Lansia di
dengan pola makan pada lansia di Desa Aron Glumpang VII Kecamatan
Utara.
7
Utara.
1.4. Hipotesis
Ha1 : Ada hubungan oral hygiene dengan pola makan pada lansia di
Ha2 : Ada hubungan kehilangan gigi dengan pola makan pada lansia di
kehilangan gigi dengan pola makan pada lansia dengan metode yang
berbeda.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi
yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis,
tidak proporsional.
kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang
suatu proses alamiah yang tidak dapat dicegah dan merupakan hal yang
wajar dialami oleh orang yang diberi karunia umur panjang, di mana
semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai, serta
9
10
menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu tercinta dengan penuh
sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup makin
berikut :
proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang memiliki
motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih
lama terjadi.
11
ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada orang lain
yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula.
d. Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90 tahun.
a. Tipe arif bijaksana, Lanjut usia ini kaya dengan hikmah, pengalaman,
b. Tipe mandiri, Lanjut usia ini senang mengganti kegiatan yang hilang
c. Tipe tidak puas, Lanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin,
d. Tipe pasrah, Lanjut usia yang selalu menerima dan menunggu nasib
konsep diri).
14
awareness of mortality).
family.
kabur, indra pendengaran yang mulai berkurang serta daya tahan tubuh
yang menurun, sehingga sering sakit. Masalah yang hadapi lansia terkait
15
(Kholifah, 2016).
Selain itu, lansia sering marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai
dengan kehendak pribadi dan sering stres akibat masalah ekonomi yang
spiritual, adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat
kesehatan dan spiritual. Kebutuhan makan umumnya tiga kali sehari ada
juga dua kali. Makanan yang tidak keras, tidak asin dan tidak berlemak.
lanjut usia yang tidak potensial membutuhkan uang untuk biaya hidup.
dikonsumsi pada saat tertentu. Pola makan yang benar adalah makanan
secukupnya dan tidak berlebihan. Jika sudah terpenuhi maka juga akan
17
mencukupkan zat tenaga, zat pembangun serta zat pengatur gizi tubuh,
menjadikan gizi yang cukup bagi tubuh dan tidak mudah terserang
penyakit karena daya tahan tubuh yang baik. Menurut Oetoro (2018),
e. Jenis Makanan
yang dikonsumsi. Bagi yang memiliki berat badan yang ideal, maka
g. Frekuensi Makan
beraneka ragam zat gizi dalam takaran yang cukup dan tidak
berlebihan. Pola makan yang sehat bisa dilihat dari 3 yaitu jenis,
1) Jumlah Makanan
masuk dalam tubuh kita disini bisa porsi penuh atau separurh porsi.
cukup.
2) Jenis Makanan
seperti beras, jagung, dan gandum selain itu bisa diperolah dari
olahannya.
3) Frekuensi Makan
malam, dan makan selingan. Pola makan yang baik dan benar
berbeda dengan orang dewasa, hal ini porsi makan balita lebih
4) Jadwal Makan
makanan sehari hari yang tidak sehat. Pola makan yang buruk bisa
akan membuat gula darah naik dan lebih berisiko terkena penyakit
21
obesitas.
jenis makanan yang dikonsumsi setiap hari yang mengandung zat gizi
seperti karbohidrat, lemak, mineral, protein, vitamin, kadar air ataupun zat
asupan gizi pada makanan pokok, lauk nabati, sayur dan buah-buahan
(Kemenkes, 2014).
22
Sedangkan dari protein hewani ialah telur, ayam, ikan, daging, susu dan
untuk zat pengatur pada makanan berasal dari sayur sayuran dan buah
pola makan adalah faktor ekonomi, sosial budaya, agama, pendidikan, dan
a. Faktor ekonomi
sendiri.
c. Faktor agama
makan dengan baik dan benar. Dalam budaya mempunyai suatu cara
penyajian makannya.
d. Faktor Pendidikan
e. Faktor lingkungan
gigi dan mulut yang paling manjur (Hamdani, 2018). Kebersihan mulut
Oral hygiene dalam kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting, beberapa
pembersihan yang dilakukan oleh lidah dan air liur, tetapi apabila lidah
dan air liur tidak dapat bekerja dengan semestinya akan menimbulkan
terdapat gigi dan lidah yang berperan penting dalam proses pencernaan
awal. Selain gigi dan lidah, ada pula saliva yang penting untuk
bersih sehingga harus selalu dibersihkan. Salah satu tujuan perawatan gigi
25
melalui mulut (misal : tifus, hepatitis) mencegah penyakit mulut dan gigi,
seluruh tubuh. Orang yang giginya tidak sehat, pasti kesehatan dirinya
mundur. Sebaliknya yang giginya sehat dan terawat baik, seluruh dirinya
sehat dan segar bugar. Menggosok gigi sebaiknya dilakukan setiap selesai
dan seluruh rongga mulut. Dibersihkan dari sisa-sisa makanan, agar tidak
ada sesuatu yang membusuk dan menjadi sarang bakteri (Irianto, 2017).
sebagai berikut:
pasta gigi.
b. Praktik Sosial
c. Pengetahuan
d. Status Kesehatan
lansia yang masih mempunyai gigi dapat dilakukan dengan cara menyikat
giginya sendiri, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Bila
sikat gigi dan pasta gigi perlahan-lahan di bawah air yang mengalir. Pada
saat tidur, gigi palsu sebaiknya dilepas. Sedangkan bagi lansia yang tidak
mempunyai gigi, setiap selesai makan harus rajin gosok gigi untuk
pulpa. Karies gigi juga dapat dialami oleh setiap orang serta dapat timbul
pada satu permukaan gigi atau lebih dan dapat meluas kebagian yang lebih
Permukaan keras tidak dapat dibersihkan dengan sikat gigi atau tusuk gigi.
menyebabkan gigi mulai goyang, jika tidak segera dirawat hal ini
(halitosis) adalah bau nafas yang tidak enak, tidak menyenangkan dan
menusuk hidung. Bau mulut dapat diatasi dengan menjaga kebersihan gigi
pada gusi (gingival). Gingivitis sering terjadi dan bisa timbul kapan saja.
gigi dari soketnya. Kejadian hilangnya gigi dapat terjadi pada anak – anak
29
tinggi. Kehilangan gigi dapat terjadi pada bagian anterior, posterior, atau
(Senjaya, 2016).
gigi geligi lebih sering disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan
Kehilangan gigi lebih dari 3 gigi posterior dalam satu lengkung rahang
lagi menempati poisi yang normal untuk menerima beban yang terjadi
periodontal.
b. Erupsi berlebih
alvelar. Bila hal ini terjadi tanpa pertumbuhan tulang alveolar, maka
ekstrusi.
31
posterior.
Bila lansia sudah kehilangan sebagian gigi aslinya, maka gigi yang
masih ada akan menerima tekanan mastikasi lebih besr sehingga terjadi
Kehilangan gigi pada bagian depan atas dan bawah sering kali
Celah antara gigi yang hilang menyebabkan gigi mudah disisipi sisa
terjadi plak.
“Hubungan Antara Oral Hygiene dan Kehilangan Gigi Dengan Status Gizi
32
mayoritas 0-10 gigi 71.1%. Status gizi lansia dikategorikan kurus 61.4%.
Hasil uji chi square menunjukkan bahwa ada hubungan antara oral
fungsional lebih banyak yaitu seesar 69,1% daripada kehilangan gigi non
lebih besar (32,7%) dibandingkan dengan gizi lebih (18,2%). Hasil uji
gigi dengan status gizi di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia
Kualitas Hidup di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2020”.
sebagian terhadap status gizi dan kualitas hidup lansia di UPT Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2020 berdasarkan jumlah gigi yang ada
(p<0,05). Jumlah gigi yang ada dan jumlah functional tooth units (FTUs)
Lansia
Gambar 2.1
Kerangka Teoritis
34
adalah :
Oral Hygiene
Pola Makan
Kehilangan Gigi
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.1. Populasi
orang.
3.3.2. Sampel
N
n= 2
1+ N (d )
237
=
1+ 337(0,01)
35
36
237
=
1+ 2,37
237
=
3,37
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
dengan cara:
akan diteliti.
menggunakan rumus:
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
2) Kurang kooperatif
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian
langsung dari subjek sebagai sumber informasi yang diteliti misalnya data
hasil wawancara.
38
b. Data Sekunder
c. Data Tersier
Data tersier yaitu bahan pustaka melalui textbook, jurnal dan internet.
a. Data primer diperoleh dari hasil yang diambil langsung dari responden
oleh sebelumnya.
makan lansia.
39
berikut:
a. Editing
b. Coding
c. Entring
d. Data Processing
Semua data yang telah diinput kedalam aplikasi komputer akan diolah
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
kesalahan (Alpha) yaitu sebesar 5% atau 0,05. Apabila p value ≤0,05 maka
diterima yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel
1) Bila pada 2x2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5, maka
2) Bila tabel 2x2 dan tidak ada nilai E<5, maka uji yang dipakai
3) Bila tabelnya lebih dari 2x2, misalnya 3x2, 3x3, dsb, maka digunakan
berikut :
a. Informed Consent
responden.
c. Confidentiality
DAFTAR PUSTAKA
Barnes, I. and Walls, A. (2016) Perawatan Gigi Terpadu Untuk Lansia. Jakarta:
EGC.
Dinkes Aceh (2021) ‘Profil Dinas Kesehatan Aceh’. Banda Aceh: Dinas
Kesehatan Provinsi Aceh. Available at: https://dinkes.acehprov.go.id.
Oetoro, D. S. (2018) ‘1000 Jurus Makan Pintar dan Hidup Bugar’. Jakarta.
Tucker (2017) Patient Care Standart : Nursing Process Diagnosis and Outcome.
Jakarta: EGC.
Nama :
Umur :
Pendidikan :
berjudul Hubungan antara Oral Hygiene dan Kehilangan Gigi dengan Pola Makan
pada Lansia di Desa Aron Glumpang VII Kecamatan Matangkuli Aceh Utara.
Saya telah dijelaskan bahwa jawaban kuesioner ini hanya digunakan untuk
keperluan penelitian dan saya secara suka rela bersedia menjadi responden
penelitian ini
Responden
KUESIONER
48
I. Identitas Responden
No Responden :
Nama :
Umur :
Suhu :
Alamat :
Keterangan
SL : Selalu
S : Sering
KD : Kadang-Kadang
J : Jarang
TP : Tidak Pernah
No Pernyataan SL S KD J TP
1 Anda makan satu hari rata-rata 3 porsi
nasi yang dikonsumsi 3 kali dalam
sehari
2 Makan pagi pada jam 07.00-08.00
dengan porsi 1 piring nasi
3 Anda mengkonsumsi makanan selingan
jam 10.00 sebanyak 2 potong roti dan 1
potong buah.
4 Anda makan siang jam 13.00-14.00
dengan porsi 1 piring karbohidrat
5 Anda mengkonsumsi makanan selingan
jam 17.00 sebanyak 2 potong roti dan 1
potong buah.
6 Anda makan sore/malam jam 19.00
dengan porsi 1 piring karbohidrat
7 Anda mengkonsumsi makanan yang
bervariasi seperti nasi, sayur, buah dan
49
lauk pauk.
8 Anda mengurangi makanan berlemak
tinggi pada setiap kali makan seperti
daging merah dan gorengan
9 Anda mengkonsumsi buah seperti pisang
dan papaya sebagai makanan selingan
10 Anda mengkonsumsi makanan cemilan
yang bersumber tepung-tepungan seperti
kue dan roti.
11 Apakah anda sering mengkonsumsi
makanan pedas
12 Apakah anda sering makan makanan siap
saji seperti mie instan dan bakso.
III.Oral Hygiene
No Pernyataan Ya Tidak
1 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setelah makan
dan sebelum tidur
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan
sore hari
3 Sikat gigi yang benar adalah yang ujung sikatnya kecil
dan pipih sehingga dapat menjangkau bagian belakang
gigi
4 Sikat gigi perlu diganti secara rutin
5 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak
perlu disikat
6 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh
bagian gigi (depan, belakang, sela-sela gigi)
7 Setelah menggosok gigi tidak harus berkumur dengan
air yang bersih
8 Menggosok gigi menggunakan pasta gigi (odol)
berfluoride (odol yang rasanya mint dan terasa dingin
setelah menggunakannya)
9 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan
sekali
10 Membersihkan rongga mulut sehari sekali.
a. Ya
b. Tidak
a. >10 gigi
b. 6-10 gigi
c. <6 gigi