Materi KD 4
Materi KD 4
Desain Produk
Desain Produk adalah sebagai alat manajemen untuk menterjemahkan hasil kegiatan
penelitian dan pengembangan yang dilakukan sebelum menjadi rangcangan yang nyata yang
akan diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.
Pengertian Produk oleh W.J. Stanton ( 1981 ; 192 ), dimana :
“ Yang dikatakan produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak
berwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga nama baik perusahaan, nama baik toko
yang menjual, dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer yang diterima pembeli guna
memuaskan keinginannya.”
Pengertian desain dikemukakan pula oleh W.J. Syanton yang diterjemahkan oleh Y. Lamarto,
yaitu :
“ Desain adalah ragam khusus dari sebuah bentuk atau penampilan dalam seni, produk
atau ikhtiar.”
Ada pun pengertian dari desain produk itu dikemukan oleh Suyadi Prawirosentono dalam
bukunya Manajemen Produksi ( 1996 ; 1 ) :
“Product design adalah rancang bangun dari suatu produk ( barang ) yang akan
diproduksi.”
Franklin G Moore dan Thomas E Hederick dalam bukunya Manajemen Produksi dan Operasi
( 1999 : 121 ), mengatakan :
“ Desain produk merupakan hal yang paling penting, karena kesempatan yang dimiliki
produk baru sering menakjubkan. Dimana pada suatu waktu, produk baru dapat menaikan
dua kali atau tiga kali omset suatu organisasi “.
3. Perancangan Produk
Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Untuk membuat sebuah produk
biasanya kita akan melewati tahap-tahap sebagai berikut:
1. Market Research dan Feasibility Study Market Research
dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari market research ini bisa
didapatkan produk seperti apa yang konsumen butuhkan atau inginkan.
2. Brainstorming
Brainstorming, atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai curah pendapat, adalah
proses mengumpulkan ide-ide untuk mencari solusi/jalan keluar dari masalah yang
didiskusikan. Dari proses berdiskusi ini akan didapatkan garis besar barang yang akan
dibuat, cara kerja, komponen yang akan dipakai, dan lain sebagainya. Misalnya kita ingin
membuat mesin penghisap debu, akan terbayang untuk membuatnya dibutuhkan motor,
chasing/wadah, filter/saringan, hose/pipa, mulut pipa dan sebagainya.
3. Menentukan Tujuan dan Batasan Produk
Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak berlebihan dalam merancang produk
tersebut yang akan berakibat mahalnya harga jual ke konsumen. Konsumen tentu saja
menginginkan nilai tambah yang ditawarkan dalam produk tersebut sepadan dengan biaya
yang dikeluarkannya (reasonable price). Tentu saja market research diperlukan untuk
mengetahui selera pasar. Dari menentukan tujuan dan batasan ini kita memperoleh
spesifikasi komponen-komponen dan material apa saja yang akan dipakai.
4. Menggambar Produk
Dengan menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi komponen-komponen
yang sudah ditentukan dalam tahap-2 di atas, kita akan mendapatkan ilustrasi produk jadi.
Produk bisa digambar dalam 2 dimensi atau 3 dimensi, biasanya gambar 3 dimensi lebih
mudah dimengerti oleh sebagian besar orang. Merancang produk dalam 3 dimensi bisa
dilakukan dengan menggunakan software SolidWorks, Inventor, Catia dll.
5. Review Produk
Produk review dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada rancangan
yang sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi dengan melihat gambar
produk biasanya lebih mudah berkembang daripada hanya membayangkannya saja. Pada
tahap ini kembali dilakukan brainstorming untuk mendapatkan hasil yang optimal dan
meminimalisir masalah yang akan timbul ketika produksi masal nanti. Pada tahap ini pula
biasanya produk yang sedang dirancang perlu dibenahi disana-sini.
6. Membuat Prototype/Sample
Sample barang yang akan diproduksi masal bisa dibuat dengan berbagai cara. Untuk
produk-produk dari resin bisa dimodelkan dengan mesin rapid prototyping, desain body
mobil yang stylish bisa dimodelkan dengan tanah liat khusus, kardus pembungkus produk
bisa dibuat dengan tangan. Untuk produk-produk yang sudah umum tidak perlu sampai
membuat sample barangnya (produk-produk dari besi), namun memerlukan ketelitian
dalam menggambar dan tidak boleh ada kesalahan gambar yang bisa berakibat fatal:
barang reject.
7. Uji Coba
Sebelum dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita buat ini benar-benar
handal atau tidak. Ada yang mengujinya berdasarkan waktu, ditekan, dijatuhkan, dan lain-
lain. Produsen telepon seluler seperti nokia memiliki mesin khusus untuk menguji ponsel-
ponsel buatan mereka supaya tahan terhadap bantingan. Jika ditemukan hal-hal yang tidak
memuaskan tentu saja produk tersebut perlu didesain ulang (kembali ke tahap 3). Hal-hal
yang memuaskan tentu saja harus dilihat dari sudut pandang konsumen, bukan produsen.
Begitulah produsen-produsen besar saat ini mengkaji terus menerus produk mereka agar
nama produk yang mereka buat tetap terjaga.
8. Poduksi Masal
Dalam produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak sampai
menerima barang yang rusak.
9. Garansi
Garansi adalah layanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan yang membuat produk
tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada kerusakan pada barang tersebut.
Banyak konsumen yang lebih memilih membayar agak lebih mahal untuk mendapatkan
garansi dan ketenangan dalam pemakaian produk.
Seorang product designer harus melalui tahapan – tahapan dalam merencanakan suatu produk,
tahapan tersebut yaitu :
- Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan warna dari
produknya denga tidak mengabaikan penentuan harga
- Biaya dari pembuatan produk baru atau pengembangan dari produk yang sudah
ada apakah perusahaan mampu untuk membayarnya.
Untuk hal – hal tersebut diatas, maka riset ini perlu ditunjang dengan faktor – faktor yang
berupa waktu untuk menjalankan penelitian, mencari informasi atau keterangan
berdasarkan pengalaman.
3. Membuat sketsa
Dalam membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan dibuat akan terlihat jelas satu
dengan yang lainnya. Sketsa tersebut dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan
gambar kerja ( blue Print ), sketsa dari masing – masing produk walaupun sketsa ini tidak
menunjukan ukuran – ukuran yang sebenarnya, tapi dapat terlihat dal skala perbandingan.
Desain produk sebagai alat bantu dalam manajemen produksi bertitik tolak penelitian
dan pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Pentingnya desain produk terletak pada
penetapan secara rinci disain produk atau jasa yang akan dibuat, serta klasifikasi agar sesuai
dengan tujuan yang dikendaki.
Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi desain produk adalah sebagai berikut :
1. Fungsi produk
2. Standar dan Spesifikasi desain
3. Tanggung jawab Produk
4. Harga dan Volume
Keempat faktor tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut :
Product Design
Prototype
Gambar 2.1
Faktor – faktor yang mempengaruhi Desain Produk
( Yus R. Hardjadinata Manajemen Produksi / Operasi ( 1995 ; 20 ) )
8) Pendekatan etis
Suatu cara melakukan program yang ramah lingkungan dengan membebankan biaya etika
dan lingkungan pada tugas dari manajer operasi dan tim rekayasa nilai/analisis nilai.
Tujuan dari strategi desain yang etis dan ramah lingkungan adalah :
a. Mengembangkan produk yang lebih aman dan ramah lingkungan
b. Meminimalkan limbah bahan baku dan energi
c. Mengurangi kewajiban akan masalah lingkungan hidup
d. Meningkatkan efektifitas biaya dengan memeenuhi peraturan lingkungan hidup
e. Agar dikenal sebagai perusahaaan yang baik
7. Pertanyaan pertama yang biasanya muncul dalam aktivitas manajemen operasi adalah :
1. Produk apa yang akan diproduksi / dihasilkan ?
Sumber Ide / Gagasan Pengembangan Produk
a. Sumber Internal
Bagian penelitian dan pengembangan, yang memang memiliki tugas mengembangan
produk dan melakukan inovasi untuk menghasilkan ide-ide produk (barang dan atau
jasa) baru
Konsultan pemasaran yang bekerja untuk perusahaan. Perusahaan juga dapat
menyewa konsultan untuk mendapatkan masukan mengenai ide-ide baru berkaitan
dengan produk yang akan diproduksi
Tenaga penjual. Seperti diketahui bahwa tenaga penjualah yang selama ini
berhubungan langsung dengan konsumen, sehinga dari merekalah diharapkan ada
masukan menganai keinginan-keinginan konsumen terhadap produk perusahaan.
Keinginan konsumen itulah yang akan dijadikan dasar bagi pengembangan produk
baru perusahaan.
Peran aktif dari seluruh pihak yang ada dalam perusahaan. Setiap bagian dari
perusahaan seharusnya dapat memiliki peran dalam upaya mendapatkan ide dan
masukan mengenai produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan.
b. Sumber eksternal
Kecenderungan pasar. Dalam upaya menghasilkan dan mengembangkan produk yang
telah ada, perusahaan yang bijaksana seharusnya juga memperhatikan kecenderungan
pasar yang sedang terjadi, karena itu peluang
Produk yang dikeluarkan oleh pesaing. Mencontoh produk pesaing adalah aktivitas
pengembangan produk yang paling mudah dilakukan, perusahaan tidak perlu bekerja
keras mengumpulkan dan memilih ide, perusahaan tinggal mencontoh produk
pesaing yang ada. Meskipun tindkan ini paling mudah dilakukan, namun perlu
diwaspadai akan dampak negatif dari tindakan ini, yakni vonis pembajakan atau
turunnya nilai perusahaan.
Masukan/komplain dari pelanggan. Seringkali dalam kemasan produk, perusahaan
mencantumkan nomor pengaduan konsumen (Customer service center). Hal ini
dimaksudkan agar perusahaan dapat mendengar langsung bagaimana respon
konsumen terhadap produk yang dihasilkan dan dikonsumsi konsumen, serta apa
masukan konsumen akan hal tersebut.
Hasil Peramalan. Mendapatkan ide dari peramalan merupakan upaya lain dari
perusahaan dengan memanfaatkan data masa lalu yang dimiliki perusahaan.
Meskipun hasilnya sangat relatif dan dipengaruhi oleh ketersediaan dan dan metode
peramalan yang digunakan, namun cara ini cukup membantu perusahaan.
Desain Jasa
Output dari sebuah proses produksi dapat berupa barang atau jasa, dan bisa pula kombinasi
dari barang dan jasa. Antara barang danjasa memiliki perbedaan yang nyata, sehingga akan
mempengaruhui proses produksi yang dilakukan. Oleh karena itu, pemahaman akan proses
produksi yang menghasilkan barang tentunya akan berbeda dengan proses produksi yang
menghasilkan jasa sebagai outputnya. Beberapa Karakteristik Yang Membedakan Barang dan Jasa,
sebagai output dari proses transformasi/operasi
BARANG JASA
Berwujud, memiliki sifat fisik tertentu Tidak berwujud, dan tidak memiliki sifat
Dapat disimpan fisik
Proses produksinya banyak menggunakan Tidak dapat disimpan
mesin Proses produksinya lebih banyak
Proses produksi dan konsumsi tidak menggunakan faktor manusia
berlangsung dalam waktu yang sama Proses produksi dan konsumsi
Kontak dengan konsumen rendah berlangsung di waktu yang sama
Kualitas produk objektif, karena ada Kontak dengan konsumen/pengguna jasa
ukuran-ukurannya tinggi
Atribut, seperti harga, kemasan, dll,lebih Kualitas produk bersifat subjektif,
jelas. diantara pengguna jasa
Pasar lebih mudah diperluas (lebih luas) Atribut produk seringkali tidak jelas.
Pasar sulit diperluas (lebih bersifat lokal)
Untuk dapat mengetahui jenis – jenis proses produksi, terlebih dahulu harus mengetahui
pengertian dari pada proses produksi itu sendiri. Pengertian proses produksi dikemukakan oleh
Sofian Assauri dalam bukunya manajemen produksi dan operasi ( 1998 ; 78 ) adalah :
“ Proses Produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan mengunakan sumber – sumber ( tenaga
kerja, mesin, bahan – bahan dan modal ) yang ada.”
Sedangkan jenis – jenis produksi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1. Proses Produksi yang terus menerus ( Continous processes )
Adapun ciri – ciri dari proses produksi secara terus menerus adalah :
a. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah besar dengan variasi sangat kecil dan sudah
distandarisir
b. Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan
berdasarkan uturan pengerjaan dari produk yang dihasil dan sering disebut dengan product
layout
c. Mesin – mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini biasanya adalah mesin – mesin
yang bersifat khusus untuk menghasilkan produk tertentu
d. Apabila terjadi salah satu mesin atau peralatan rusak, maka seluruh proses produksi akan
dihentikan dalam waktu tertentu.
2. Proses produksi yang terputus – putus ( Intermitten Processes )
Proses produksi terputus – putus memiliki sifat atau ciri – ciri sebagai berikut :
a. Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang kecil atau bahkan tergantung pada banyaknya
pesanan
b. Penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang
sama dikelompokan pada tempat yang sama ( process layout )
c. Meisn – mesin yang dipergunakan adalah mesin – mesin yang bersifat umum yang dapat
digunakan untuk menghasilkan berbagai macam produk dengan variasi yang hampir sama
d. Proses produksi tidak mudah atau tidak akan berhenti walau pun terjadi kerusakan pada
salah satu mesin atau peralatan yang dipergunakan.
C. KONSEP SIKLUS HIDUP PRODUK
Product Life Cycle (PLC) yang menggambarkan lahirnya suatu produk baru sampai pada kematian
suatu produk yang dikatakan sudah lama. Secara sederhana, konsep ini menyatakan bahwa hampir
semua produk baru yang ditawarkan kepada masyarakat akan menjalani suatu siklus kehidupan
yang terdiri atas empat tahap dalam periode waktu terbatas.
Dengan mengidentifikasitahap-tahap yang berbeda dengan tantangan yang berbeda tahap suatu
produk berada, atau tahap yang akan dicapai, perusahaan dapat memformulasikan encana
pemasaran dengan lebih baik. Mengatakan suatu produk memiliki siklus hidup adalah menegaskan
empat hal :
1. Produk memiliki umur terbatas
3. Penjualan produk melewati tahap-tahap yang berbeda, dengan tantangan yang berbeda bagi
penjual.
4. Laba naik turun pada tahap yang berbeda dalam siklus hidup produk
5. Produk membutuhkan strategi pemasaran, keuangan, produksi, pembelian dan personel yang
berbeda dalam tiap tahap siklus hidup mereka.
Tiap tahap dalam PLC, membuka kesempatan-kesempatan baru dan menimbulkan masalah-masalah
baru bagi manajemen produksi. Bila diketahui kedudukan produk dalam siklus kehidupannya, maka
dapat dirumuskan rencana perbaikan desain dan pengembangan produk yang lebih baik. Secara
ringkas keempat tahap PLC tersebut dapat diperinci sebagai berikut :
PRODUK BARU
Karena produk-produk biasanya mati yang tidak perlu harus dibuang dan digantikan, Karena
perusahaan menghasilkan hamper semua pendapatan dan keuntungan dari produk-produk
baru, definisi dan desai harus dilakukan terus menerus.
Eksekusi
Jawab :
a. Menggunakan pendekatan mikroekonomi
Laba = TR – TC, dimana TR = P.Q = 10.Q
= 10Q – (Q2 – 4Q + 40)
= 10Q - Q2 + 4Q – 40
= 14Q - Q2 – 40
Agar laba optimal , maka turunan fungsi tersebut harus bernilai 0, sehingga
dlaba (dQ) = 14 - 2Q = 0
- 2Q = - 14
Q = 7 unit
BEP ->TR = TC
10Q = Q2 – 4Q + 40
= Q2 – 14Q + 40
Dengan rumus ABC diperoleh bahwa produk yang harus dihasilkan adalah, untuk dQ1 = 4
unit dan untuk Q2 = 10 unit.