Anda di halaman 1dari 16

DESAIN PRODUK DAN JASA

A. ARTI PERENCANAAN PRODUK DAN JASA

Desain Produk

1. Pengertian Desain Produk

Desain Produk adalah sebagai alat manajemen untuk menterjemahkan hasil kegiatan
penelitian dan pengembangan yang dilakukan sebelum menjadi rangcangan yang nyata yang
akan diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.
Pengertian Produk oleh W.J. Stanton ( 1981 ; 192 ), dimana :
“ Yang dikatakan produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak
berwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga nama baik perusahaan, nama baik toko
yang menjual, dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer yang diterima pembeli guna
memuaskan keinginannya.”

Pengertian desain dikemukakan pula oleh W.J. Syanton yang diterjemahkan oleh Y. Lamarto,
yaitu :
“ Desain adalah ragam khusus dari sebuah bentuk atau penampilan dalam seni, produk
atau ikhtiar.”

Ada pun pengertian dari desain produk itu dikemukan oleh Suyadi Prawirosentono dalam
bukunya Manajemen Produksi ( 1996 ; 1 ) :
“Product design adalah rancang bangun dari suatu produk ( barang ) yang akan
diproduksi.”

Franklin G Moore dan Thomas E Hederick dalam bukunya Manajemen Produksi dan Operasi
( 1999 : 121 ), mengatakan :
“ Desain produk merupakan hal yang paling penting, karena kesempatan yang dimiliki
produk baru sering menakjubkan. Dimana pada suatu waktu, produk baru dapat menaikan
dua kali atau tiga kali omset suatu organisasi “.

Keputusan penting dalam manajemen operasional adalah menentukan desain produk


seperti apa yang akan dihasilkan perusahaan. Hal ini dikarenakan kegiatan dari manajemen
operasional adalah melakukan transformasi input menjadi output, sehingga apa saja tindakan
transformasi yang akan dilakukan mencacu pada output yang seperti apa atau bagaiman yang
akan dihasilkan perusahaan. Berkaitan dengan keputusan desain adalah keputusan dalam
menentukan kualitas seperti apa yang akan diwujudkan oleh perusahaan. Dalam dunia bisnis
terjadi persaingan artinya setiap perusahaan yang menghasilkan produk baik berupa barang
maupun jasa hamper selalu menghadapi persaingan dari perusahaan lain. Sehingga agar dapat
mempertahankan diri dalam dunia persaingan secara jangka panjang maka kualitas merupakan
konsep penting yang harus dipahami oleh manajer operasional dalam menjalankan aktifitasnya
Konsep desain produk dan berbagi hal mengenai kualitas akan secara singkat
dipaparkan dalam modul ini.
Perusahaan menghasilkan output untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
akan kepuasan, sehingga output yang dihasilkan seharusnya dapat memuaskan konsumen. Oleh
karena itu produk bisa diartikan sebagai kepuasan yang ditawarkan produsen (perusahaan)
kepada konsumen. Untuk dapat mencapai maksud tersebut maka sudah selayaknya perusahaan
memfokuskan diri pada pengembangan keunggulan bersaing melalui strategi bisnis,
diantaranya pembedaan (diferensiasi), biaya rendah (kepemimpinan biaya), respon cepat
(rapid respon) atau kombinasi diantaranya ketiga strategi tersebut.

2. Maksud dan Tujuan Desain Produk


Produk Desain mempunyai maksud dan tujuan untuk membantu perusahaan dalam
menciptakan dan mengembangkan produk baru atau untuk menjamin hasil produki yang
sesuai dengan keinginan pelanggan disatu pihak serta dipihak lain untuk menyesuaikan dengan
kemampuan perusahaan.

Maksud dari Desain Produk, antara lain :


a. Untuk menghindari kegagalan – kegagalan yang mungkin terjadi dalam pembuatan suatu
produk.
b. Untuk memilih metode yang paling baik dan ekonomis dalam pembuatan produk.
c. Untuk menentukan standarisasi atau spesifikasi produk yang dibuat.
d. Untuk menghitung biaya dan menentukan harga produk yang dibuat.
e. Untuk mengetahui kelayakan produk tersebut apakah sudah memenuhi persyaratan atau
masih perlu perbaikan kembali.

Sedangkan tujuan dari Desain Produk itu sendiri, adalah :


a. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan mempunyai nilai jual yang tinggi.
b. Untuk menghasilkan produk yang trend pada masanya.
c. Untuk membuat produk seekonomis mungkin dalam penggunaan bahan baku dan biaya –
biaya dengan tanpa mengurangi nilai jual produk tersebut.

3. Perancangan Produk
Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Untuk membuat sebuah produk
biasanya kita akan melewati tahap-tahap sebagai berikut:
1. Market Research dan Feasibility Study Market Research
dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari market research ini bisa
didapatkan produk seperti apa yang konsumen butuhkan atau inginkan.
2. Brainstorming
Brainstorming, atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai curah pendapat, adalah
proses mengumpulkan ide-ide untuk mencari solusi/jalan keluar dari masalah yang
didiskusikan. Dari proses berdiskusi ini akan didapatkan garis besar barang yang akan
dibuat, cara kerja, komponen yang akan dipakai, dan lain sebagainya. Misalnya kita ingin
membuat mesin penghisap debu, akan terbayang untuk membuatnya dibutuhkan motor,
chasing/wadah, filter/saringan, hose/pipa, mulut pipa dan sebagainya.
3. Menentukan Tujuan dan Batasan Produk
Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak berlebihan dalam merancang produk
tersebut yang akan berakibat mahalnya harga jual ke konsumen. Konsumen tentu saja
menginginkan nilai tambah yang ditawarkan dalam produk tersebut sepadan dengan biaya
yang dikeluarkannya (reasonable price). Tentu saja market research diperlukan untuk
mengetahui selera pasar. Dari menentukan tujuan dan batasan ini kita memperoleh
spesifikasi komponen-komponen dan material apa saja yang akan dipakai.
4. Menggambar Produk
Dengan menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi komponen-komponen
yang sudah ditentukan dalam tahap-2 di atas, kita akan mendapatkan ilustrasi produk jadi.
Produk bisa digambar dalam 2 dimensi atau 3 dimensi, biasanya gambar 3 dimensi lebih
mudah dimengerti oleh sebagian besar orang. Merancang produk dalam 3 dimensi bisa
dilakukan dengan menggunakan software SolidWorks, Inventor, Catia dll.
5. Review Produk
Produk review dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada rancangan
yang sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi dengan melihat gambar
produk biasanya lebih mudah berkembang daripada hanya membayangkannya saja. Pada
tahap ini kembali dilakukan brainstorming untuk mendapatkan hasil yang optimal dan
meminimalisir masalah yang akan timbul ketika produksi masal nanti. Pada tahap ini pula
biasanya produk yang sedang dirancang perlu dibenahi disana-sini.
6. Membuat Prototype/Sample
Sample barang yang akan diproduksi masal bisa dibuat dengan berbagai cara. Untuk
produk-produk dari resin bisa dimodelkan dengan mesin rapid prototyping, desain body
mobil yang stylish bisa dimodelkan dengan tanah liat khusus, kardus pembungkus produk
bisa dibuat dengan tangan. Untuk produk-produk yang sudah umum tidak perlu sampai
membuat sample barangnya (produk-produk dari besi), namun memerlukan ketelitian
dalam menggambar dan tidak boleh ada kesalahan gambar yang bisa berakibat fatal:
barang reject.
7. Uji Coba
Sebelum dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita buat ini benar-benar
handal atau tidak. Ada yang mengujinya berdasarkan waktu, ditekan, dijatuhkan, dan lain-
lain. Produsen telepon seluler seperti nokia memiliki mesin khusus untuk menguji ponsel-
ponsel buatan mereka supaya tahan terhadap bantingan. Jika ditemukan hal-hal yang tidak
memuaskan tentu saja produk tersebut perlu didesain ulang (kembali ke tahap 3). Hal-hal
yang memuaskan tentu saja harus dilihat dari sudut pandang konsumen, bukan produsen.
Begitulah produsen-produsen besar saat ini mengkaji terus menerus produk mereka agar
nama produk yang mereka buat tetap terjaga.
8. Poduksi Masal
Dalam produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak sampai
menerima barang yang rusak.
9. Garansi
Garansi adalah layanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan yang membuat produk
tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada kerusakan pada barang tersebut.
Banyak konsumen yang lebih memilih membayar agak lebih mahal untuk mendapatkan
garansi dan ketenangan dalam pemakaian produk.

4. Tahapan – Tahapan Kegiatan Desain Produk

Seorang product designer harus melalui tahapan – tahapan dalam merencanakan suatu produk,
tahapan tersebut yaitu :

1. Memformulasikan hasil marketing research


Adapun yang menjadi titik tolak dalam tahapan kegiatan Desain Produk adalah riset
pemasaran. Untuk mengetahui produk yang diinginkan pelanggan, product designer dapat
memperoleh data dari riset pemasaran yang langsung berhubungan dengan pelanggan.
Riset ini dilakukan baik untuk produk yang betul – betul baru maupun untuk produk yang
sudah ada.

Pengembangan suatu riset dalam perusahaan akan menghasilkan sebuah gagasan


atau ide untuk membuat suatu produk, dimana ide tersebut diperoleh dari data yang
didapatkan saat riset itu sendiri dilakukan. Dalam riset pembuatan produk baru atau
pengembangan produk yang sudah ada, perusahaan harus mempertimbangkan hal – hal
sebagai berikut :

- Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan warna dari
produknya denga tidak mengabaikan penentuan harga
- Biaya dari pembuatan produk baru atau pengembangan dari produk yang sudah
ada apakah perusahaan mampu untuk membayarnya.
Untuk hal – hal tersebut diatas, maka riset ini perlu ditunjang dengan faktor – faktor yang
berupa waktu untuk menjalankan penelitian, mencari informasi atau keterangan
berdasarkan pengalaman.

2. Mempertimbangkan kemampuan fasilitas perusahaan


Untuk melaksanakan kegiatan pembuatan suatu produk, maka desainer harus
mempertimbangkan kemampuan dari perusahaan itu sendiri, diantaranya : tenaga kerja,
mesin – mesin, peralatan penunjang dan perkakas lainnya. Dalam membuat produk,
desainer harus mempertimbangkan biaya yang seekonomis mungkin.

3. Membuat sketsa
Dalam membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan dibuat akan terlihat jelas satu
dengan yang lainnya. Sketsa tersebut dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan
gambar kerja ( blue Print ), sketsa dari masing – masing produk walaupun sketsa ini tidak
menunjukan ukuran – ukuran yang sebenarnya, tapi dapat terlihat dal skala perbandingan.

4. Membuat gambar kerja


Pembuatan gambar kerja ini adalah merupakan tahap akhir dalam kegiatan Desain
Produk, dimana dalam gambar kerja ini dapat digambarkan bentuk dan ukuran yang
sebenarnya dengan skala yang diperkecil. Selain itu, dalam gambar kerja juga diperlihatkan
bahan – bahan yang akan dipergunakan dalam pembuatan produk tersebut. Setelah gambar
kerja tersebut selesai dirancang, kemudian diserahkan kepada pelaksana kegiatan untuk
segera dipelajari dan dikerjakan lebih lanjut cara proses produksinya.

5. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Desain Produk

Desain produk sebagai alat bantu dalam manajemen produksi bertitik tolak penelitian
dan pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Pentingnya desain produk terletak pada
penetapan secara rinci disain produk atau jasa yang akan dibuat, serta klasifikasi agar sesuai
dengan tujuan yang dikendaki.

Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi desain produk adalah sebagai berikut :

1. Fungsi produk
2. Standar dan Spesifikasi desain
3. Tanggung jawab Produk
4. Harga dan Volume

Keempat faktor tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut :

Product Design

Function Design Specification Product Liability Price and Volume


and Standard

Prototype

Gambar 2.1
Faktor – faktor yang mempengaruhi Desain Produk
( Yus R. Hardjadinata Manajemen Produksi / Operasi ( 1995 ; 20 ) )

Faktor – faktor yang mempengaruhi Desain Produk :


1. Fungsi Produk
Setiap produk yang akan dihasilkan mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda,
hal ini tergantung untuk keperluan apa produk itu dibuat. Dengan demikian bahwa desain
produk itu berhubungan bentuk dan fungsi dari suatu produk. Keduanya memegang peranan
penting dalam menentukan suatu desain produk yang pada dasarnya untuk memberikan
kepuasan yang maksimal bagi konsumen atau pelanggan baik segi kualitan maupun segi
kuantitas.
2. Standar dan Spesifikasi Desain
Dalam hal spesifikasi dan standar desain suatu produk akan terlihat dari :
- Sambungan - sambungan
Dalam hal ini perusahaan harus merencanakan bagaimana menyambung bagian-bagian
supaya tidak terlihat ada bagian yang kosong.
- Bagian
Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran keserasian desain disambung dengan
bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi satu kesatuan yang kuat
- Bentuk
Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan mengenai keindahan dengan
Penyesuaian menurut fungsi dan kegunaannya.
- Ukuran
Yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian – bagian produk secara
keseluruhan.
- Mutu
Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk tersebut, apabila akan
digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu produk tersebut harus tinggi bila
dibandingkan dengan produk yang akan digunakan dalam jangka waktu yang pendek.
- Bahan
Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai mutu yang baik, maka bahan
yang dipergunakan pun harus dapat menunjang agar semua yang diharapkan dapat
terwujud dan pelanggan merasakan kepuasan tersendiri.
- Warna
Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen, karena tiap orang mempunyai ciri dan
kesukaan yang khas terhadap warna tertentu. Dan hal inilah yang harus dicermati oleh
perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.
3. Tanggungjawab Produk
Ini adalah merupakan salah satu tanggung jawab dari produsen sebagai pembuat produk
kepada konsumen akan keselamatan dan kenyamanan pemakai produk tersebut. Oleh
karena itu faktor ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan pada
waktu mendesain produk tersebut.
4. Harga dan Volume
Harga dihubungkan dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk yang akan
dibuat berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda dengan produk yang
dibuat untuk dipasakan kepada konsumen luas yang harganya relatif lebih murah sehingga
desain produknya akan berbeda pula.
5. Prototype
Prototype merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototype ini
memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan
memproduksi maka prototype diusahakan untuk dibuat terlebih dahulu.
Dari pengujian prototype tersebut, apabila lulus uji coba mungkin memberikan
gambaran mengenai perubahan – perubahan yang perlu dilakukan serta sebagai informasi
dalam penyusunan terakhir desain produk.

6. Permasalahan Desain Produk

1) Desain yang tangguh(Robust Design)


Adalah sebuah desain yang dapat diproduksi sesuai dengan permintaan walaupun pada
kondisi yang tidak memadai pada proses produksi.

2) Desain Modular(Modular Design)


Adalah bagian atau kompenen sebuah produk dibagi menjadi komponen yang dengan
mudah dapat ditukar atau digantikan, desain modular menawarkan fleksibilitas pada
produk dan penawaran.

3) Computer aided desain (CAD),


Perancang dengan bantuan computer (Comuter aided desain) adalah penggunaan
computer secara interaktif untuk mengembangkan dan mendokumentasikan sebuah
produk, walaupun penggunaan dan variasi software CAD sangat luas, CAD secara umum
masih digunakan untuk membuat gambaran kasar dan gambar tiga dimensi.

4) Computer – Aided Manufacturing (CAM)


Produksi dengan bantuan komputer (Computer – Aided Manufacturing – CAM) merujuk
pada penggunaan program komputer khusus untuk memandu dan mengendalikan
peralatan produksi. Keuntungan dari CAM adalah :
a. Kualitas produk
b. Waktu desain yang lebih pendek
c. Pengurangan biaya produksi
d. Ketersediaan data
e. Kemampuan baru

5) Teknologi Virtual Reality(Reality Virtual Technology)


Teknologi Virtual Reality merupakan bentuk komunikasi secara tampilan dimana gambar
menggantikan benda aslinya, tetapi masih memungkinkan pengguna untuk menanggapi
secara interaktif.

6) Analisis Nilai(Value Analysis)


Analisis nilai berusaha memperbaiki cara untuk menghasilkan produk yang lebih baik atau
lebih ekonomis. Teknik dan keuntungan analisis nilai sama dengan yang terdapat pada
rekayasa nilai, walaupun perubahan kecil pada penerapannya mungkin diperlukan karena
analisis nilai terjadi saat produk sedang diproduksi.

7) Etika dan Desain yang Ramah Lingkungan(Environtmentally Friendly Design)


Manajer operasi yang paling etis dan peka terhadap lingkungan adalah meningkatkan
produktivitas ketika mengirimkan barang dan jasa yang diinginkan.

8) Pendekatan etis
Suatu cara melakukan program yang ramah lingkungan dengan membebankan biaya etika
dan lingkungan pada tugas dari manajer operasi dan tim rekayasa nilai/analisis nilai.
Tujuan dari strategi desain yang etis dan ramah lingkungan adalah :
a. Mengembangkan produk yang lebih aman dan ramah lingkungan
b. Meminimalkan limbah bahan baku dan energi
c. Mengurangi kewajiban akan masalah lingkungan hidup
d. Meningkatkan efektifitas biaya dengan memeenuhi peraturan lingkungan hidup
e. Agar dikenal sebagai perusahaaan yang baik

9) Produksi Ramah Lingkungan


Konsep produksi ramah lingkungan (green manufacturing) adalah memuat produk ramah
linkungan melalui proses yang efsien, yang bisa menjadi bisnis yang
menguntungkan.Panduan bagi manajer operasi dalam membuat desain produk yang ramah
lingkungan :
a. Membuat produk yang dapat didaur ulang
b. Menggunakan bahan baku yang dapat didaur ulang
c. Menggunakan komponen yang tidak membahayakan
d. Menggunakan komponen yang lebih ringan
e. Menggunakan energi yang lebih sedikit
f. Menggunakan bahan baku yang lebih sedikit

10) Standar hukum dan industry,


Standar hukum dan industry dapat membantu manajer operasi dalam membuat keputusan
yang bertanggung jawab etika dan sosial. Standar hokum dan indusrti memberikan arahan
bagi manajer dalam desain produk, pembuatan atau perakitan dan pembongkaran atau
pembuangan.

7. Pertanyaan pertama yang biasanya muncul dalam aktivitas manajemen operasi adalah :
1. Produk apa yang akan diproduksi / dihasilkan ?
Sumber Ide / Gagasan Pengembangan Produk
a. Sumber Internal
Bagian penelitian dan pengembangan, yang memang memiliki tugas mengembangan
produk dan melakukan inovasi untuk menghasilkan ide-ide produk (barang dan atau
jasa) baru
 Konsultan pemasaran yang bekerja untuk perusahaan. Perusahaan juga dapat
menyewa konsultan untuk mendapatkan masukan mengenai ide-ide baru berkaitan
dengan produk yang akan diproduksi
 Tenaga penjual. Seperti diketahui bahwa tenaga penjualah yang selama ini
berhubungan langsung dengan konsumen, sehinga dari merekalah diharapkan ada
masukan menganai keinginan-keinginan konsumen terhadap produk perusahaan.
Keinginan konsumen itulah yang akan dijadikan dasar bagi pengembangan produk
baru perusahaan.
 Peran aktif dari seluruh pihak yang ada dalam perusahaan. Setiap bagian dari
perusahaan seharusnya dapat memiliki peran dalam upaya mendapatkan ide dan
masukan mengenai produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan.

b. Sumber eksternal
Kecenderungan pasar. Dalam upaya menghasilkan dan mengembangkan produk yang
telah ada, perusahaan yang bijaksana seharusnya juga memperhatikan kecenderungan
pasar yang sedang terjadi, karena itu peluang
 Produk yang dikeluarkan oleh pesaing. Mencontoh produk pesaing adalah aktivitas
pengembangan produk yang paling mudah dilakukan, perusahaan tidak perlu bekerja
keras mengumpulkan dan memilih ide, perusahaan tinggal mencontoh produk
pesaing yang ada. Meskipun tindkan ini paling mudah dilakukan, namun perlu
diwaspadai akan dampak negatif dari tindakan ini, yakni vonis pembajakan atau
turunnya nilai perusahaan.
 Masukan/komplain dari pelanggan. Seringkali dalam kemasan produk, perusahaan
mencantumkan nomor pengaduan konsumen (Customer service center). Hal ini
dimaksudkan agar perusahaan dapat mendengar langsung bagaimana respon
konsumen terhadap produk yang dihasilkan dan dikonsumsi konsumen, serta apa
masukan konsumen akan hal tersebut.
 Hasil Peramalan. Mendapatkan ide dari peramalan merupakan upaya lain dari
perusahaan dengan memanfaatkan data masa lalu yang dimiliki perusahaan.
Meskipun hasilnya sangat relatif dan dipengaruhi oleh ketersediaan dan dan metode
peramalan yang digunakan, namun cara ini cukup membantu perusahaan.

Desain Jasa

1. Pengertian Desain Jasa


Merancang produk jasa merupakan tantangan karena jasa pada umumnya mempunyai
karakteristik yang unik. Satu alasan peningkatan produktifitas dalam jasa begitu rendah adalah
karena baik desain maupun pengantaran produk jasa menyertakan adanya interaksi pelanggan.
Ada berbagai teknik yang dapat diterapkan pada produk jasa untuk mengefisienkan biaya
dan meningkatkan produk diantaranya:
1. Penyelarasan selera (customization) yang ditunda sedapat mungkin.
2. Modulirize dengan menyediakan paket-paket.
3. Automatisasi atau mengurangi interaksi konsumen dengan menggunakan mesin untuk
mengganti tenaga manusia.
4. Moment of Truth adalah saat penting antara penyedia jasa dan konsumen yang berkesan
meningkatkan atau menurunkan harapan konsumen.
Situasi dan kondisi yang ada selamanya tidak selalu sama, demikian pula yang terjadi dalam
dunia bisnis. Sehingga konsep manajemen operasional juga harus beradaptasi dengan berbagai
perubahan yang terjadi pada dunia bisnis yang menghasilkan barang dan jasa. Untuk produk jasa
seperti perbankan, keuangan, asuransi, transportasi, komunikasi, kesehatan dan berbagai jasa
lainnya pada tahap perancangan mempunyai tantangan tersendiri karena karakteristiknya unik.
Salah satu alasan produktifitas jasa susah diperbaiki adalah karena desain produk jasa
memasukkan unsure interaksi konsumen. Dalam hal ini konsumen dapat berpartisipasi dalam :
1. Desain jasa, misalnya dengan spesifikasi desain dapat berupa kontrak atau penjelasan
tertulis dengan foto (seperti operasi plastik atau tata rambut).
2. Pengantaran jasa seperti uji tekanan jantung atau proses melahirkan bayi.
3. Desain dan pengantaran jasa seperti konseling, pendidikan tinggi, manajemen kauangan
pribadi atau menata interior.
2. Dokumen Untuk Jasa
            Dokumentasi pada jasa sering berbentuk perintah kerja yang eksplisit yang memerinci apa
yang akan terjadi pada moment of truth.

B. JENIS-JENIS PRODUK DAN JASA

Output dari sebuah proses produksi dapat berupa barang atau jasa, dan bisa pula kombinasi
dari barang dan jasa. Antara barang danjasa memiliki perbedaan yang nyata, sehingga akan
mempengaruhui proses produksi yang dilakukan. Oleh karena itu, pemahaman akan proses
produksi yang menghasilkan barang tentunya akan berbeda dengan proses produksi yang
menghasilkan jasa sebagai outputnya. Beberapa Karakteristik Yang Membedakan Barang dan Jasa,
sebagai output dari proses transformasi/operasi

BARANG JASA
 Berwujud, memiliki sifat fisik tertentu Tidak berwujud, dan tidak memiliki sifat
 Dapat disimpan fisik
 Proses produksinya banyak menggunakan  Tidak dapat disimpan
mesin  Proses produksinya lebih banyak
 Proses produksi dan konsumsi tidak menggunakan faktor manusia
berlangsung dalam waktu yang sama  Proses produksi dan konsumsi
 Kontak dengan konsumen rendah berlangsung di waktu yang sama
 Kualitas produk objektif, karena ada  Kontak dengan konsumen/pengguna jasa
ukuran-ukurannya tinggi
 Atribut, seperti harga, kemasan, dll,lebih  Kualitas produk bersifat subjektif,
jelas. diantara pengguna jasa
 Pasar lebih mudah diperluas (lebih luas)  Atribut produk seringkali tidak jelas.
 Pasar sulit diperluas (lebih bersifat lokal)
Untuk dapat mengetahui jenis – jenis proses produksi, terlebih dahulu harus mengetahui
pengertian dari pada proses produksi itu sendiri. Pengertian proses produksi dikemukakan oleh
Sofian Assauri dalam bukunya manajemen produksi dan operasi ( 1998 ; 78 ) adalah :

“ Proses Produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan mengunakan sumber – sumber ( tenaga
kerja, mesin, bahan – bahan dan modal ) yang ada.”

Sedangkan jenis – jenis produksi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1. Proses Produksi yang terus menerus ( Continous processes )
Adapun ciri – ciri dari proses produksi secara terus menerus adalah :
a. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah besar dengan variasi sangat kecil dan sudah
distandarisir
b. Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan
berdasarkan uturan pengerjaan dari produk yang dihasil dan sering disebut dengan product
layout
c. Mesin – mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini biasanya adalah mesin – mesin
yang bersifat khusus untuk menghasilkan produk tertentu
d. Apabila terjadi salah satu mesin atau peralatan rusak, maka seluruh proses produksi akan
dihentikan dalam waktu tertentu.
2. Proses produksi yang terputus – putus ( Intermitten Processes )
Proses produksi terputus – putus memiliki sifat atau ciri – ciri sebagai berikut :
a. Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang kecil atau bahkan tergantung pada banyaknya
pesanan
b. Penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang
sama dikelompokan pada tempat yang sama ( process layout )
c. Meisn – mesin yang dipergunakan adalah mesin – mesin yang bersifat umum yang dapat
digunakan untuk menghasilkan berbagai macam produk dengan variasi yang hampir sama
d. Proses produksi tidak mudah atau tidak akan berhenti walau pun terjadi kerusakan pada
salah satu mesin atau peralatan yang dipergunakan.
C. KONSEP SIKLUS HIDUP PRODUK
Product Life Cycle (PLC) yang menggambarkan lahirnya suatu produk baru sampai pada kematian
suatu produk yang dikatakan sudah lama. Secara sederhana, konsep ini menyatakan bahwa hampir
semua produk baru yang ditawarkan kepada masyarakat akan menjalani suatu siklus kehidupan
yang terdiri atas empat tahap dalam periode waktu terbatas.

Dengan mengidentifikasitahap-tahap yang berbeda dengan tantangan yang berbeda tahap suatu
produk berada, atau tahap yang akan dicapai, perusahaan dapat memformulasikan encana
pemasaran dengan lebih baik. Mengatakan suatu produk memiliki siklus hidup adalah menegaskan
empat hal :
1. Produk memiliki umur terbatas
3. Penjualan produk melewati tahap-tahap yang berbeda, dengan tantangan yang berbeda bagi
penjual.
4. Laba naik turun pada tahap yang berbeda dalam siklus hidup produk
5. Produk membutuhkan strategi pemasaran, keuangan, produksi, pembelian dan personel yang
berbeda dalam tiap tahap siklus hidup mereka.

Tiap tahap dalam PLC, membuka kesempatan-kesempatan baru dan menimbulkan masalah-masalah
baru bagi manajemen produksi. Bila diketahui kedudukan produk dalam siklus kehidupannya, maka
dapat dirumuskan rencana perbaikan desain dan pengembangan produk yang lebih baik. Secara
ringkas keempat tahap PLC tersebut dapat diperinci sebagai berikut :

I (Introduction) = tahap perkenalan


karena produk-produk pada fase perkenalan ini sedang disesuaikan dengan kondisi
pasarnya dan teknik-teknik produksinya, mungkin diperlukan pengeluaran lain-lain
untuk penelitian, pengembangan produk, modifikasi dan perbaikan proses serta
pengembangan pemasok.

a. Strategi peluncuran cepat (rapid skimming strategy)


Peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi yang tinggi.
Perusahaan berusaha menetapkan harga tinggi untuk memperoleh
keuntungan yang mana akan digunakan untuk menutup biaya pengeluaran
dari pemasaran.
b. Strategi peluncuran lambat (slow skimming strategy)
Merupakan peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan sedikit promosi.
Harga tinggi untuk memperoleh keuntungan sedangkan sedikit promosi untuk
menekan biaya pemasaran.
c. Strategi penetrasi cepat (rapid penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk pada harga yang rendah dengan biaya promosi
yang besar. Strategi ini menjanjikan penetrasi pasar yang paling cepat dan
pangsa pasar yang paling besar.
d. Strategi penetrasi lambat (slow penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk baru dengan tingkat promosi rendah dan harga
rendah. Harga rendah ini dapat mendorong penerimaan produk yang cepat
dan biaya promosi yang rendah.

G (growth) = tahap pertumbuhan


dalam fase pertumbuhan, desain produk telah mulai stabil dan diperlukan
peramalan kebutuhan kapasitas yang efektif.
Selama tahap pertumbuhan perusahaan menggunakan beberapa strategi untuk
mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin dengan cara:

a. Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk baru


dan gaya yang lebih baik.
b. Perusahaan menambahkan model – model baru dan produk – produk penyerta
(yaitu, produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi
produk utama)
c. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
d. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran
distribusi yang baru.
e. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk
(product awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih
produk (product preference advertising)
f. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap
harga dilapisan berikutnya.

M (Maturity) = tahap kedewasaan


saat sebuah produk mencapai kematangan, pesaing mulai bermunculan. Produksi
dalam jumlah besar dan inovatif sangatlah sesuai pada fase ini. Pengendalian biaya
yang sangat baik, berkuranganya pilihan dan potongan lini produk mungkin akan
efektif atau diperlukan untuk meningkatkan keuntungan dan pangsa pasar.

a. Perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang kuat dan lebih


berkonsentrasi sumber daya pada produk yang lebih menguntungkan dan
pada produk baru.
b. Memodifikasi pasar dimana perusahaan berusaha untuk memperluas pasar
untuk merek yang mapan.
c. Perusahaan mencoba menarik konsumen yang merupakan pemakai
produknya.
d. Menggunakan strategi peningkatan keistimewaan (feature improvement) yaitu
bertujuan menambah keistimewaan baru yang memperluas keanekagunaan,
keamanan atau kenyaman produk.
e. Strategi defensif dimana perusahaan untuk mempertahankan pasar yang mana
hasil dari strategi ini akan memodifikasi bauran pemasaran.
f. Strategi peningkatkan mutu yang bertujuan meningkatkan kemampuan
produk, misalnya daya tahan, kecepetan, dan kinerja produk.
g. Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk menambah daya tarik estetika
produk seperti model, warna, kemasan dan lain – lain.
h. Menggunakan take-off strategy yang mana marupakan salah satu strategi yang
digunakan untuk mencapai fase penerimaan konsumen baru, strategi ini dapat
memperbaharui pertumbuhan pada saat produk masuk dalam kematangan.

D (Decline) = tahap penurunan


Fase penurunan, manajemen mungkin perlu sedikit kejam pada produk yang siklus
hidupnya mendekati akhir. Produk yang hamper mati biasanya adalah produk yang
buruk bagi investasi sumber daya dan kemampuan manajerial.
a. Manambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi
persaingan yang baik.
b. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk
c. Mencari pasar baru
d. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian dalam
industri dapat diatasi
e. Mengurangi investasi perusahaan secara selesktif dengan cara meninggalkan
konsumen yang kurang menguntungkan.
f. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai secara cepat
g. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.

Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan


menurun antara lain:
a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program
produksiny a agar lebih efisien.
c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada
barang yang sudah ada.
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
Gambar 01.Konsep Daur Hidup Produk Dalam Pengembangan Produk Baru

Strategi Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)


Bila Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) dianggap sebagai nilai strategik bagi suatu
perusahaan, maka manajernya harus dapat menentukan dimana posisi Siklus Hidup Produk
(Product Life Cycle) produknya. Identifikasi tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
ini dapat ditentukan dengan kombinasi tiga faktor yang menunjukan ciri status produk dan
membandingkan hasilnya dengan pola yang umum. Tahap Siklus Hidup Produk (Product Life
Cycle) suatu produk dapat ditentukan dengan mengidentifikasikan statusnya dalam market
volume, rate of change of market volume.

Tahapan PLC Pilihan Strategi


Perkenalan (Introduction) Masih menyesuaikan pasar dan banyak biaya untuk: 1) Riset, 2)
Pengembangan produk, 3) Modifikasi proses, dan 4) Pengembangan pemasok.
Pertumbuhan (Growth) Desain produk sudah stabil sehingga perlu peramalan
kebutuhan kapasitas yang efektif dan perlu peningkatan kapasitas agar dapat memenuhi
permintaan Kematangan (Maturity) Pesaing sedah dapat dipastikan dan memerlukan inovasi,
pengendalian biayaharus lebih baik, meningkatkan keuntungan dengan pembatasan lini
produk. Penurunan (Decline) Produk hamper matimaka mungkin perlu menghentikan produk
tersebut dan menggantinya dengan desain produk baru.

PRODUK BARU
Karena produk-produk biasanya mati yang tidak perlu harus dibuang dan digantikan, Karena
perusahaan menghasilkan hamper semua pendapatan dan keuntungan dari produk-produk
baru, definisi dan desai harus dilakukan terus menerus.

1) Tahap-Tahap Pengembangan Produk Baru


1. Identifikasi produk yang telah ada ( produk lama )
2. Mencari dan menggali ide-ide tentang produk baru
3. Menyaring ide-ide yang ada
4. Menganalisis masing-masing ide yang telah tersaring
5. Menentukan ide yang paling mungkin dikembangkan
6. Melaksanakan pengembangan ide produk baru tersebut
7. Membuat sampel dan menguji produk baru
8. Menguji produk baru di pasar ( Tes pemasaran )
9. Memproduksi dan memasarkan produk baru tersebut dalam arti yang sesungguhnya
10. Melakukan pelayanan purna jual

2) Peluang Penciptaan Produk Baru


1. Memahami Konsumen
merupakan permasalahan utama dalam pengembangan produk baru. Banyak produk
penting biasanya dipikirkan pertama kali, bahkan dibentuk pleh pengguna dan bukan
oleh produsen.
2. Perubahan ekonomis
menyebabkan meningkatnya tingkat kemakmuran pada jangka panjang, tetapi siklus
ekonomi dan harga berubah pada jangka pendek.
3. Perubahan sosiologis dan demografis
dapat muncul pada beberapa faktor seperti berkurangnya ukuran keluarga. Tren ini
merubah prefensi pada ukuran rumah, apartemen, dan mobil
4. Perubahan teknologi
yang membuat segalanya, mungkin dari telepon genggam hingga Ipod hingga jantung
buatan
5. Perubahan politik atau peraturan
menghasilkan perjanjian perdagangan yang baru, tariff yang baru, dan juga persyaratan
kontrak yang baru dengan pemerintah.
6. Perubahan lain dapat muncul melalui kebiasaan pasar, standart profesional, pemasok
dan distributor.ex: a. Praktek di pasar, b. Standar profesi, c. Supplier, d. Distributor
7. Manajer operasi harus menyadari adanya faktor-faktor ini dan dapat mengantisipasi
perubahan dalam peluang produk, produk itu sendiri, volume produk dan bauran
produk.

3) Pentingnya Produk Baru


Perusahana perlu terus menerus melakukan upaya penciptaan produk baru atau
pembaharuan produk karena untuk dapat mengimbangi persaingan yang dihadapi
diantaranya produk substitusi maupun perubahan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Walaupun pada kenyataannya seringkali produk baru banyak yang gagal untuk dapat
dipasarkan akan tetapi usaha yang terus-menerus untuk memperkenalkan produk baru
harus tetap dilakukan.
Oleh karenanya seleksi produk, pendefinisian produk maupun desain produk sangat
penting dilakukan terus menerus sehingga manajer operasi dan organisasinya harus
memahami resiko kegagalan yang mungkin terjadi. Dan harus menampung banyak produk
baru sementara aktifitas yang dijalankan tetap dilakukan.
Gambaran pentingnya produk baru dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut :

Rancangan Produk SDM Modal Bahan Baku

Produk Manufaktur Penelitian & Gagasan Penciptaan Produk


Pengembangan
Rancangan pabrik
& Pelayanan

Eksekusi

Produk Penjualan Pasar

PADA TAHAP APA SEBAIKNYA DILAKUKAN PENGEMBANGAN PRODUK?


Secara umum, pengembangan produk dapat dilakukan pada semua tahap.
Pengembangan produk baru dapat dilakukan bahkan ketika sebuah produk lama masih dalam
tahap perkenalan, apabila saat itu produk tersebut sudah mulai mendapat serangan dari
pesaing misalnya, sehingga perlu dibantu oleh produk baru perusahaan untuk menghadapi
pesaing tersebut.
Pengembangan produk baru juga dapat dilakukan saat produk lama mulai memasuki
tahap pertumbuhan, dengan maksud untuk mendukung produk yang telah ada (meski ada sisi
negatifnya juga). Dan Pengembangan produk baru menjadi lazim dilakukan saat produk lama
mulai dewasa dan mengalami kejenuhan, sebelum produk benar-benar dilupakan konsumen,
Pengembangan produk baru perlu secepatnya dilakukan.

Sistem Pengembangan Produk


Sebuah strategi pengembangan produk yang efektif menghubungkan keputusan
produk dengan arus uang, dinamika pasar, siklus hidup produk, dan kemampuan organisasi.
Sebuah perusahaan harus mempunyai dana untuk mengembangkan produk, memahami
perubahan yang terus terjadi di pasar, mempunyai potensi yang diperlukan, dan juga sumber
daya. Sistem pengembangan produk tidak hanya menentukan keberhasilan produk, tetapi juga
masa depan perusahaan.

Tim Pengembangan Produk


Tim pengembangan produk bertanggung jawab mengubah permintaan pasar menjadi
sebuah produk yang dapat mencapai tahap keberhasilan. Tim ini terdiri atas perwakilan dari
pemasaran, produksi, pembelian, penjaminan kualitas dan pelayanan lapangan. Banyak juga
tim yang memasukkan perwakilan dari para penyedia barang atau jasa.

1) Tahapan Pengembangan Produk


a. Ide yang bisa berasal dari berbagai sumber dari dalam perusahaan misalnya bagian Riset
dan Pengembangan dan dari luar melalui pemahaman perilaku konsumen, persaingan,
teknologi, pekerja, persediaan. Tahapan ini menjadi dasar untuk memasuki pasar dan
biasanya mengikuti strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan.
b. Kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk merealisasikan ide. Dengan melakukan
koordinasi dari berbagai bagian yang terkait di perusahaan yang bersangkutan.
c. Permintaan konsumen untuk menang dalam bersaing dengan cara mengidentifikasi
posisi dan manfaat produk yang diinginkan konsumen melaului atribut tentang produk.
d. Spesifikasi fungsional, bagaimana suatu produk bisa berfungsi? Dengan melalui
identifikasi karakteristik engineering produk, kemungkinan dibandingkan dengan
produk dari pesaing.
e. Spesifikasi produk : Bagaimana produk dibuat? Melaui spesifikasi fisik seperti ukuran,
dimensi.
f. Review desain: Apakah spesifikasi produk sudah memenuhi kebutuhan konsumen ?
g. Tes pasar: Apakah produk memenuhi harapan konsumen? Untuk memastikan prospek
ke depannya melalui perjualan dalam jumlah besar.
h. Perkenalan di pasar dengan memproduksi secara masal untuk dipasarkan.
i. Evaluasi: untuk mengukur sukses atau gagal, karena apabila gagal secara cepat bisa
diganti produk lain.yang lebih menguntungkan.

2) Quality Function Deployment (QFD)


Adalah suatu proses menetapkan keinginan pelanggan dan menerjemahkannya menjadi
atribut agar tiap area fungsional dapat memahami dan melaksanakannya. QFD berkaiatan
dengan:
1. Menetapkan apa yang akan memuaskan pelanggan
2. Menerjemahkan keinginan pelanggan dan memperkenalkan solusi.
QFD digunakan diawal proses desain untuk membantu menetapkan apa yang dapat
memuaskan pelanggan dan kemana penyebaran usaha-usaha berkualitas. Terdapat enam
langkah dasar :
1. Kenali keinginan pelanggan
2. Kenali bagaimana produk / jasa akan memuaskan keinginan pelanggan.
3. Hubungan keinginan pelanggan dengan bagaimana produk akan dibuat untuk
memenuhi keinginan pelanggan tersebut.
4. Kenali hubungan antar sejumlah bagaimana pada perusahaan.
5. Buat tingkat kepentingan
6. Evaluasi produk pesaing

3) Pengorganisasian Pengembangan Produk


Banyak perusahaan yang membuat departemen tersendiri untuk bagian penelitian
dan pengembangan produk, kemudian departemen rekayasa manuifaktur untuk merancang
produk, dilanjutkan departemen produksi yang memproduksi secara masal produk
tersebut. Cara seperti itu mempunyai kelebihan yaitu adanya tugas dan tanggung jawab
yang tetap tetapi mempunyai kelemahan yaitu kekurangan pemikiran ke masa depan. Cara
lain yang dapat dilakukan adalah dengan menugaskan seorang manajer prodyk untuk
“memenangkan” produk melalui system pengembangan produk dan organisasi terkait. Ada
juga pendekatan yang terbaru yaitu dengan menggunakan tim yang dikenal sebagai:
a. Tim Pengembangan Produk yang bertanggung ajawab untuk menerjewmahkan
permintaan pasar menjadi sebuah produk yang dapat memnacapi keberhasilan produk
dalam arti dapat dipasarkan, dapat diproduksi dan mampu memberikan pelayanan.
b. Tim Desain yang bertanggung jawab dalam membuat desain produk sesuai keinginan
konsumen dan sesuai dengan kemampuan perusahaan untuk memproduksinya.
c. Tim Rekayasa Nilai yang biasanya terbentuk dari gabungan semua unsure yang
terpengaruh yang dikenal dengan lintas fungsional sehingga pengembangan produk
yang lebih cepat dilakukan melalui kinerja simultan dari aspek yang beragam.

4) Manufacturability dan Value Engineering


Kemampuan untuk diproduksi dan rekayasa nilaiadalah aktifitas yang menolong
memperbaiki desain, produksi, pemeliharaan dan penggunaan sebuah produk. Hal ini
dilakukan dengan tujuan antara lain:
a. Mengurangi kerumitan/kompleksitas produk.
b. Standarisasi tambahan dari komponen.
c. Perbaikan aspek fungsional produk.
d. Memperbaiki desain pekerjaan dan keamanan pekerjaan.
e. Memperbaiki kemudahan pemeliharaan produk.
f. Desain yang tangguh

BEBERAPA ALTERNATIF PENGEMBANGAN PRODUK

1. Mengembangkan produk yang benar-benar baru (Paling sulit = ?)


Mengembangkan produk yang benar-benar baru memang merupakan alternatif yang paling
sulit dilakukan, mengingat saat ini hampir semua kebutuhan manusia telah tersedia
produknya di pasaran. Coba renungkan, adakah kebutuhan kita sehari-hari yang tidak dapat
dipenuhi oleh deretan produk di pasaran ? Rasanya sangat sulit menemukannya, karena
semua kebutuhan kita, sudah ada alat pemuasnya di pasaran, tinggal kita mampu
mendapatkannya atau tidak.

2. Penambahan produk yang telah ada ( Diversifikasi Produk )


Diversifikasi produk dapat dilakukan dengan beberapa alternatif berikut ini :
- Diversifikasi konsentrik, masih ada hubungan teknologi dan kegunaan. Sebagai contoh,
Perusahaan mobil (Suzuki, Honda, dll) yang juga memproduksi sepeda motor. Mobil
dan motor secara umum memiliki teknologi yang relatif sama (otomotif), namun
keduanya masih memiliki kegunaan yang sama, yakni sebagai alat transportasi.
- Diversivikasi horizontal, masih ada hub. Teknologi meskipun kegunaan berbeda.
sebagai contoh Mitsubishi yang menghasilkan produk mobil, tapi juga memproduksi
pendingin udara (AC), dimana keduanya memilki kegunaan yang berbeda
- Diversifikasi konglomerat, tidak ada hubungan apapun dengan produk lama, artinya
antara produk yang satu dan produk baru berikutnya tidak memiliki keterkaitan baik
secara teknologi maupun secara kegunaan. Perhatikan kelompok usaha “INDO”.
Indocement, bergerak di bidang produksi semen. Indomobil, bergerak di bidang
industri otomotif. Indomart, dibidang ritel, dan “indo’-‘Indo’ yang lain. Intinya, antara
satu ‘Indo’ dengan ‘Indo’ yang lain, produknya memiliki karakteristik yang sangat jauh
berbeda.

3. Modifikasi produk yang sudah ada


Perbaikan produk lama. Perbaikan ini dilakukan untuk menyempurnakan fungsi produk
yang telah ada. Sebagai contoh, perusahaan memperbaiki kemampuan menangkap sinyal
dari sebuah handphone yang sebelumnya sinyalnya kurang kuat.
- Efisiensi produk lama. Efisiensi dilakukan disamping untuk mengefisienkan biaya
produksi, sehingga harganya menjadi lebih murah, namun jug agar konsumen tetap
mampu membeli meski kondisi ekonomi mungkin sedang kurang baik. Sebagai contoh
perusahaan mengeluarkan produk dengan kemasan yang lebih Kecil
- Penambahan manfaat produk lama. Penambahan manfaat untuk lebih bisa memenuhi
keinginan dan kebutuhan konsumen yang semakin bertambah. Sebagai contoh,
perusahaan melengkapi produk handphone-nya dengan berbagai fitur tambahan,
seperti fasilitas kamera, pemutar musik, dll.
- Pelengkap produk lama. Mencipakan produk baru untuk melengkapi produk yang telah
ada juga dilakukan untuk lebih bisa memuaskan konsumen, seperti penciptaan asesoris
tambahan produk otomotif maupun handphone, misalnya.

4. Mengembangkan produk lokal yang belum ada


Pengembangan produk lokas yang belum ada juga dapat menjadi sebuah alternatif,
khususnya bagi produk-produk (seperti obat-obatan, onderdil mobil, dsb) yang selama ini
hanya didatangkan dari luar negeri.

5. Meniru produk yang sudah ada di pasar

BERAPA YANG HARUS DIPRODUKSI ?


Misalkan sebuah perusahaan diperkirakan beroperasi dengan fungsi biaya totalnya TC = Q 2 –
4Q + 40, dan apabila harga jual produk adalah Rp 10,-, berapa produksi optimalnya dan BEP-
nya ?

Jawab :
a. Menggunakan pendekatan mikroekonomi
Laba = TR – TC, dimana TR = P.Q = 10.Q
= 10Q – (Q2 – 4Q + 40)
= 10Q - Q2 + 4Q – 40
= 14Q - Q2 – 40
Agar laba optimal , maka turunan fungsi tersebut harus bernilai 0, sehingga
dlaba (dQ) = 14 - 2Q = 0
- 2Q = - 14
Q = 7 unit
BEP ->TR = TC
10Q = Q2 – 4Q + 40
= Q2 – 14Q + 40
Dengan rumus ABC diperoleh bahwa produk yang harus dihasilkan adalah, untuk dQ1 = 4
unit dan untuk Q2 = 10 unit.

b. Dengan menggunakan pendekatan BEP


Di dalam sebuah Perusahaan, diketahui :
Biaya tetapnya ( FC ) : Rp 300.000,-
Biaya variabel ( VC ) : Rp 40,- / unit
Harga jual (P) : RP 100,- / unit
Kapasitas produksi maksimal : 10.000 unit

BEP dalam unit


FC Rp 300.000
BEP = = =5.000 Unit
P−VC Rp100−Rp 40

BEP dalam rupiah


FC Rp300.000
= =Rp 500.000
BEP =
1− ( )
TVC
S
1− (
Rp 400.000
Rp1.000 .000 )
Keterangan :
FC : Biaya tetap
VC : Biaya variabel per unit
P : Harga Jual per unit
TVC : Total biaya variabel
S : Volume penjualan dalam rupiah

Anda mungkin juga menyukai