Anda di halaman 1dari 3

SOP/PU/12/2018 Page 1 of 3

PENATALAKSANAAN
EKSANTEMAPOUS DRUG
ERUPTION
No. Dokumen : SOP/PU/12/2021

SOP
No. Revisi : 00

Tanggal terbit : 05 April 2021


Halaman : 1- 3

BLUD
dr.Rokhmah Maulidina, M.Kes
PUSKESMAS
NIP: 198312082010012011
CUKIR

1. Pengertian Exanthematous Drug Eruption adalah salah satu bentuk reaksi alergi

ringan pada kulit yang terjadi akibat pemberian obat yang sifatnya

sistemik. Obat yang dimaksud adalah zat yang dipakai untuk menegakkan

diagnosis, profilaksis, dan terapi. Bentuk reaksi alergi merupakan reaksi

hipersensitivitas tipe IV (alergi selular tipe lambat) menurut Coomb and

Gell. Nama lainnya adalah erupsi makulopapular atau morbiliformis.

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang disebabkan oleh

virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain.

2. Tujuan Pasien yang mengalami Eksantermapous drug eruptioan dapat segera

tertangani dengan benar terhindar dari kompliasi.

3. Kebijakan Permenkes No 5 tahun 2015 tentang pedoman prakteek klinis bagi dokter

di fasilitas pelayanan kesehatan primer .

SK Kepala Puskesmas No. 188.4/010/415.17.5/2021 tentang

Pemberlakuan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas Cukir.

SK Pemeriksaan Umum No : 188.4/118/415.17.5/2021

4. Referensi PerMenKes no 5 tahun 2015 tentang Pedoman praktek klinis bagi dokter

di fasilitas pelayanan kesehatan primer.

5. Alat dan bahan a. Stetoskop


b. Tensimeter
c. Senter
d. Obat-obatan

6. Prosedur a. Petugas melakukan anamnesa tentang keluhan :


SOP/PU/12/2018 Page 2 of 3

Gatal ringan sampai berat yang disertai kemerahan dan bintil pada
kulit. Kelainan muncul 10-14 hari setelah mulai pengobatan.
Biasanya disebabkan karena penggunaan antibiotik (ampisilin,
sulfonamid, dan tetrasiklin) atauanalgetik-antipiretik non
steroid.Kelainan umumnya timbul pada tungkai, lipat paha, dan lipat
ketiak, kemudian meluas dalam 1-2 hari. Gejala diikuti demam
subfebril, malaise,
dan nyeri sendi yang muncul 1-2 minggu setelah mulai
mengkonsumsi obat, jamu, atau bahan-bahan yang dipakai untuk
diagnostik (contoh: bahan kontras radiologi).
b. Petugas memberikan Penatalaksanaan
Prinsip tatalaksana adalah menghentikan obat terduga. Pada dasarnya
erupsi obat akan menyembuh bila obat penyebabnya dapat diketahui
dan segera disingkirkan.
Farmakoterapi yang diberikan, yaitu:
1) Kortikosteroid sistemik: Prednison tablet 30 mg/hari dibagi
dalam 3 kali pemberian per hari selama 1 minggu.
2) Antihistamin sistemik:
- Setirizin 2x10 mg/hari selama 7 hari bila diperlukan;atau
- Loratadin 10 mg/hari selama 7 hari bila diperlukan.
3) Topikal : Bedak salisilat 2% dan antipruritus (Menthol 0.5% -
1%)
c. Petugas memberikan konseling dan edukasi
1) Prinsipnya adalah eliminasi obat penyebab erupsi.
2) Pasien dan keluarga diberitahu untuk membuat catatan kecil di
dompetnya tentang alergi obat yang dideritanya.
3) Memberitahukan bahwa kemungkinan pasien bisa sembuh
dengan adanya hiperpigmentasi pada lokasi lesi.Topikal : Bedak
salisilat 2% dan antipruritus (Menthol 0.5% - 1%).
SOP/PU/12/2018 Page 3 of 3

7. Bagan Alir
Petugas
melakukan
anamnesa

Melakukan
pemeriksaan fisik

Memberikan pengobatan
sesuai kebutuhan

Memberikan
penyuluhan ttg
person higyne

8. Hal-hal yang perlu Ketepatan diagnosa untuk menentukan pengobatan.


diperhatikan

9. Unit Terkait a. Buku register pasien.


b. Buku pasien rawat jalan.

10. Dokumen terkait a. Buku register pasien.


b. Buku pasien rawat jalan.

11. Rekaman historis No. Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
perubahan diberlakukan
1. Format lama - Item disesuaikan
1-10 menjadi formatanya 08 Januari 2018
1-11 - Prosedur dan bagan
alirnya

Anda mungkin juga menyukai