BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2022/2023
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian
MOTIVASI BERPRESTASI
A. Pengertian Motivasi
1. Motivasi
Motivasi adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk berbuat sendiri.
Motivasi merupakan kondisi internal individu yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
Peran motivasi adalah sebagai pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah
(Gleitman 1986)
2. Filosofi Motivasi
a. Pada hakekatnya motivasi diyakini sebagai hasil penguatan (reinforcement). Contoh :
Perolehan nilai bagus atau pujian guru akan menambah motivasi belajar
b. Dorongan seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya positif (seorang yang baik)
adalah motivasi untuk mendapatkan standar kepuasan diri (cognitive dissonance)
c. Teori atribusi menemukan dua fenomena motivasi, yaitu :
1) Siswa yang meyakini bahwa sukses atau gagal itu disebabkan oleh faktor kemampuan
dan usaha dalam diri (internal)
2) Siswa yang percaya bahwa berhasil atau gagal itu disebabkan oleh faktor luar diri
(external). Keyakinan inilah yang perlu diluruskan
1. Kebutuhan fisik (makan, pakaian, tempat tinggal, air dan udara), kebutuhan ini paling
dasar sifatnya.
2. Kebutuhan rasa aman, bebas suasana ancaman dan bahaya
3. Kebutuhan untuk diterima dan dikasihsayangi atau dicintai
4. Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan & persetujuan
5. Kebutuhan ingin tahu, mengerti, dan menyelidiki
6. Kebutuhan mendapatkan keindahan dan kondisi teratur
7. Kebutuhan aktualisasi diri menjadi apapun yang diinginkan
g. Maslow dalam teori kebutuhannya menggambarkan motivasi dalam bentuk Piramid
sebagai berikut :
Kebutuhan
Aktualisasi
(actuallyzation
4. Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah dorongan untuk berjuang, bekerja habis-habisan untuk
mencapai sukses. Daya dorong yang terdapat dalam diri seseorang sehingga orang tersebut
berusaha untuk melakukan sesuatu tindakan / kegiatan dengan baik dan berhasil dengan
predikat unggul (excellent); dorongan tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau berasal
dari luar dirinya. Orang yang motivasinya tinggi bukan berarti tidak pernah gagal. Tetapi bila
gagal ia akan bangkit, bahkan berusaha lebih keras lagi. Sampai akhirnya sukses (Weiner,
1980)
1. Motivasi pertama adalah motivasi yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation). Dia
melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi, misalnya
orang patuh pada bos karena takut dipecat, anak belajar karena diancam tidak diberi uang
saku
2. Motivasi kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation). Motivasi
ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada tujuan di dalamnya.
Seseorang mau melakukan sesuatu karena dia ingin mencapai suatu sasaran atau prestasi
tertentu.
3. Sedangkan motivasi yang ketiga adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam
(inner motivation), yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya.
a. Faktor Individual
Dalam hal ini, faktor individual yang dimaksud terutama adalah faktor intelegensi dan
faktor penilaian individu tentang dirinya.
b. Faktor Lingkungan
Maksud dari faktor lingkungan disini adalah segala sesuatu yang berada diluar diri
individu, yang turut mempengaruhi motivasi berprestasinya.
1) Lingkungan Keluarga
Relasi yang kurang harmonis dalam keluarga dapat menimbulkan gangguan-gangguan
emosional pada anggota keluarga, termasuk anak sebagai anggota sebuah keluarga.
2) Lingkungan Sosial
Merupakan lingkungan sekitar tempat individu hidup dan bergaul sehari-hari. Lingkungan
sekitar yang banyak memberikan rangsangan akan membantu meningkatkan rasa ingin
tahu individu
3) Lingkungan Akademik
Lingkungan akademik menyangkut sejauh mana sebuah institusi pendidikan dapat
memenuhi kebutuhan individu sebagai siswa berprestasi di sekolahnya,
1. Tetapkan tujuan (goal setting), yakin dan optimislah bahwa kita dapat berubah, bahkan kita
memang harus berubah untuk mencapai titik maksimum
2. Susunlah target yang masuk akal. Saya harus meraih peningkatan dalam setiap kurun waktu, 2
atau 3 poin seminggu
3. Belajar menggunakan bahasa prestasi. Gunakanlah kata-kata optimistis misalnya “masih ada
peluang lagi”. Jadikan konsep ini sebagai budaya berfikir, berbicara, berdialog, dan bertindak
4. Belajar sendiri cermat menganalisis diri. Masih adakah cara berfikir, perilaku, dan kebiasaan
saya yang kurang menguntungkan
5. Perkaya motivasi. Kekayaan motivasi membuat kita tidak kehabisan pemasok daya
penggerak. Fokuskan pada motivasi instrinsik (dalam diri). Sentuhan perasaan, fikiran, dan
motivasi dari orang-orang terdekat juga dapat dimanfaatkan