Jurnal Sipilis-Dikonversi
Jurnal Sipilis-Dikonversi
ABSTRAK
Sifilis adalah salah satu infeksi menular seksual atau IMS dan disebabkan oleh Treponema
pallidum.Menurut laporan Kasus sifilis terjadi pada populasi waria, lelaki seks lelaki atau LSL,
wanita penjaja seks atau WPS, dan pengguna napza suntik atau penasun. Di RS X, terdapat 40
kasus baru sifilis di RS Dr. Hasan Sadikin (RSHS). Dari total kasus tersebut 5 kasus diantaranya
disertai infeksi HIV.Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan sifilis dengan HIV/
AIDS.Penelitian ini menggunakan metode literature review. Sumber pustaka yang digunakan untuk
penyusunan jurnal ini melibatkan 21 pustaka yang berasal dari buku, jurnal nasional, dan jurnal
internasional. Jurnal yang digunakan tentang penelitian adalah penelitian yang terbaru dalam proses
pencarian di dalam database jurnal nasional maupun internasional. Tahun penerbitan jurnal dan
buku yang digunakan adalah tahun 2006-2019.Beberapa penelitian menunjukkan kejadian
HIV/AIDS pada pasien sifilis dan sebaliknyakejadian sifilis pada pasien HIV/ AIDS memiliki
hubungan timbal balik, yaitu sifilis dapat meningkatkan kejadian infeksi HIV maupun sebaliknya.
ABSTRACT
Syphilis is a sexually transmitted infection or STI and is caused by Treponema pallidum. According
to reports Syphilis cases occur in populations of transvestites, male sex men or MSM, female sex
workers or FSWs, and injecting drug users or IDUs. In Hospital X, there were 40 new cases of
syphilis and 5 of them were accompanied by HIV infection. Research aims to determine the
relationship of syphilis with HIV / AIDS. This study uses the literature review method. Literature
sources used for the preparation of this journal involved 21 libraries originating from books,
national journals, and international journals. The journals used in research are the most recent
research in the search process in national and international journal databases. The year of
publication of the journals and books used was 2006-2019. Several studies have shown the
incidence of HIV / AIDS in syphilis patients and conversely the incidence of syphilis in HIV/ AIDS
patients has a reciprocal relationship, ie syphilis can increase the incidence of HIV / AIDS infection
and vice versa.
25
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 1 Hal 25 - 30, Februari 2020
Global Health Science Group
26
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 1 Hal 25 - 30, Februari 2020
Global Health Science Group
neurosifilis pada HIV positif cukup dengan sifilis 3,63 kali lebih mudah
tinggi. Neurosifilis dapat mempengaruhi terinfeksi HIV dibandingkan LSL tanpa
terjadinya gangguan system saraf pusat sifilis (Kemenkes RI, 2013).
(SSP) yang terkait dengan infeksi HIV
(Firlag-Burkacka et al., 2016). PEMBAHASAN
Sifilis merupakan suatu penyakit sistemik
Beberapa penelitian menunjukkan kronis berat yang disebabkan oleh T.
hubungan antara sifilis dengan infeksi Pallidum dengan subspesies pallidum.
HIV. Menurut Park et al (2016), dari 30 Sifilis disebut sebagai “the great imitator
pasien sifilis sebanyak 5 (16,7%) pasien andmimicker” dikarekan manifestasinya
diantaranya positif HIV. Dari laporan yang beragam dan cepat berubah. Sifilis
tersebut didapatkan bahwa infeksi HIV yang termasuk dalam IMS memiliki cara
berkaitan dengan kejadian sifilis(IR 6,26; penularan melalui hubungan seksual
P = 0,003) (Park et al., 2016). Guanghua dengan kontak vagina, anogenital,
et al (2018) melaporkan bahwa sebanyak orogenital. Selain itu, sifilis dapat
107 (22,2%) pasien HIV menderita sifilis ditularkan tanpa hubungan seksual seperti
dan memiliki odds ratio (OR) = 3,61 kontak dengan lesi kulit penderita,
(2,84-4,59) dan p < 0,001 (Gonghua et tranfusi darah, maupun dari ibu ke anak
al., 2018). Pada penelitian tersebut melalui plasenta.
menunjukkan bahwa pasien HIV
memiliki 3,61 kali lebih mudah terkena Sifilis dapat dibedakan menjadi sifilis
sifilis.Di India, Reynolds et al kongenital dan sifilis akuisata (didapat).
melaporkan bahwa kejadian infeksi HIV Sifilis kongenital yaitu sifilis yang terjadi
pada pasien sifilis tinggi, incidence rate = sejak bayi dan ditularkan oleh ibunya saat
16,1 (10,2-24,2) dengan rate ratio = 3,27 kehamilan maupun persalinan (Marcelena
(2,01-5,09) p < 0,001 (Reynolds,2006). dan Menaldi, 2018; Tudor et al., 2019).
Sifilis akuisata yang cara penularannya
Kasus sifilis pada pasien HIV/AIDS terutama dengan kontak seksual memiliki
cukup banyak dilaporkan. Menurut patogenesis. Kontak hubungan seksual
laporan Survey Terpadu Biologi dan dengan penderita, patogen masuk
Perilaku (STBP) pada tahun 2011 (penetrasi) melalui membran mukosa atau
terdapat kejadian sifilis pada WPS yang abrasi pada kulit. Selanjutnya patogen
terinfeksi HIV sebanyak 16,7%; harus melekat pada sel epitel dan
sedangkan pada WPS tanpa infeksi HIV komponen matriks ekstraseluler
sebanyak 9,4% (OR = 1,91). Pada (fibronektin dan laminin). Selanjutnya
populasi LSL yang terinfeksi HIV terjadi patogen akan menyebar melalui aliran
sebanyak 23,8% kejadian sifilis, darah dan limfa. Patogen akan menembus
sedangkan pada LSL tanpa infeksi HIV matriks ekstraseluler dan akan terjadi
sebesar 16,67% (OR = 3,63). Dari kedua infeksi sistemik. Patogen yang berkumpul
populasi tersebut, secara statistik pada epidermis pada lesi sifilis sekunder
menyatakan adanya korelasi antara akan ditularkan melalui mikro abrasi kulit
kejadian sifilis dengan infeksi HIV. yang terjadi pada kopulasi (Peeling et al.,
Korelasi tersebut adalah WPS dengan 2018). Selanjutnya patogen akan
sifilis 1,91 kali lebih mudah tertular HIV bereplikasi pada jaringan lokal dan
dibandingkan WPS tanpa sifilis; dan LSL menyebar berulang kali hingga akhirnya
27
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 1 Hal 25 - 30, Februari 2020
Global Health Science Group
sistem imun adaptif teraktivasi. Sel pasien sifilis. Hal ini sesuai dengan
penyaji antigen atau antigen presenting penelitian Agustina et al (2011), yang
cell (APC) akan membawa antigen menyebutkan beberapa faktor pada sifilis
patogen dan mengaktivasi sel B dan sel T yang diperkirakan memiliki kontribusi
limfosit. Hal tersebut menyebabkan untuk terjadinya proses transmisi HIV.
terjadinya infiltrasi perivaskular oleh
limfosit (terutama sel T CD4+ dan Faktor yang dimaksud yaitu kerusakan
CD8+), histiosit, dan sel plasma dengan sawar epitel sebagai pintu masuk (atau
pembengkakan dan proliferasi sel endotel keluar) HIV; kedatangan sejumlah besar
yang merupakan gambaran histopatologis makrofag dan sel T membuat lingkungan
yang khas pada semua stadium sifilis kaya akan reseptor HIV; produksi sitokin
(Cruz et al., 2012; Peeling et al., 2018). oleh makrofag yang distimulasi
lipoprotein treponemal dapat
Infeksi HIV merupakan suatu penyakit meningkatkan replikasi HIV; T. pallidum
sistemik yang menyerang imunitas dan dapat menginduksi ekspresi gen HIV-1
disebabkan oleh virus HIV. Infeksi HIV dari monosit dan makrofag; dan
dapat menyebabkan AIDS yang lipoprotein T. pallidum dapat
merupakan fase terakhir yang ditandai menginduksi CCR5 dari monosit yang
dengan rendahnya imunitas tubuh dan merupakan ko-reseptor utama transmisi
berkembangnya infeksi oportunis dan HIV (Agustina et al., 2011). Namun
atau tumor. Virus ini merupakan jenis hingga saat ini penulis belum dapat
retrovirus yang memiliki dua salin genom menemukan penjelasan patogenesis
ribonucleic acid (RNA) untai tunggal terjadinya sifilis pada pasien HIV positif.
yang memiliki envelope. Retrovirus Sehingga masih diperlukan penelitian
merupakan virus yang memiliki lebih lanjut mengingat tingginya kejadian
kemampuan membuat deoxyribonucleic sifilis pada pasien HIV positif. Namun
acid (DNA) pro-viral dari RNA; yang demikian, HIV dan sifilis memiliki faktor
merupakan proses kebalikan transkripsi risiko yang hampir sama. Faktor risiko
genetik pada biasanya (Justiz dan Gulick, yang dimaksud adalah homoseksual, jenis
2019). kelamin laki-laki, dan penggunaan napza
suntik (penasun).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
adanya hubungan timbal balik antara Menurut WHO, faktor risiko adalah
sifilis dan infeksi HIV. Hubungan atribut, karakteristik, atau paparan apapun
tersebut berarti bahwa sifilis dapat dari seseorang yang meningkatkan
meningkatkan kejadian infeksi HIV, dan kemungkinan mengembangkan penyakit
sebaliknya infeksi HIV dapat atau cedera. Menurut Kemenkes RI,
menyebabkan kejadian sifilis. sifilis banyak terjadi pada orang dengan
Berdasarkan patogenesis dari kedua pasangan seksual multipel, LSL, waria,
penyakit, dapat dilihat bahwa pada lesi dan penasun (Kemenkes RI, 2013).
sifilis akan terakumulasi sel-sel Berdasarkan suatu penelitian kohort di
peradangan, terutama sel CD4+. Dimana Peru, didapatkan risiko tinggi sifilis pada
sel-sel yang memiliki reseptor CD4+ kategori usia lebih dari 17 tahun, LSL,
merupakan target dari virus HIV sehingga HIV-positif, pasangan seksual multipel,
memudahkan terjadinya infeksi HIV pada hubungan seksual tanpa kondom (Park et
28
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 1 Hal 25 - 30, Februari 2020
Global Health Science Group
29
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 1 Hal 25 - 30, Februari 2020
Global Health Science Group
30