Anda di halaman 1dari 8

SEBAIK-BAIK

PROFESI WAFA

ADALAH GURU INDONESIA

AL-QUR'AN

Menjadi guru adalah kemuliaan yang Allah berikan kepada hamba pilihannya.
Sebab sebaik-baik pekerjaan adalah mengajar kebaikan bagi orang lain.
Orang yang terpilih menjadi guru adalah sebuah kemuliaan yang harus di
syukuri, ada beberapa kemuliaan menjadi guru:
Manusia dimuliakan Allah karena Ilmu, Nabi Adam di pilih menjadi
Khalifah di muka bumi dari makhluk lainnya karena keutamaan ilmu.

‫َٰٓل‬
‫ٱ ْل َم ِئ َك ِة َف َق اَل َأۢن ِب ُٔـ وِنى ِبَأْس َم ٓاِء َٰٓه ُؤ ٓاَل ِء ِإ ن‬ ‫َو َع َّلَم َءاَد َم ٱ َأْلْس َم ٓاَء ُك َّلَه ا ُثَّم َع َر َض ُه ْم َع ىَل‬
‫َٰص ِد ِقي َن‬ ‫ُك نُت ْم‬
Artinya: "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-
benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para
Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda
itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!"
(Q.S. Al-Baqarah: 31).

Mengajar adalah aktifitas para nabi dan para ulama, maka menjadi guru
berarti kita telah meneladani para Nabi dan Ulama. Dan sebuah
kemuliaan bagi orang yang ikut menjadi pewaris nabi.
Kemuliaan guru berbanding lurus dengan kemuliaan ilmu, sehingga
seluruh jagad alam raya mendoakan orang yang menjadi pengajar
kebaikan.

‫َّن َهَّللا َو َم اَل ِئَك َت ُه َو َأْه َل ال َّس َم َو اِت َو ا َأْلَر ِض ي َن َح َّتى الَّن ْم َلَة ِفي ُجْح ِرَه ا َو َح َّتى ا ْل ُحو َت‬
‫َلُي َص ُّلو َن َع ىَل ُم َع ِّلِم الَّناِس ا ْل َخْي َر‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya, penduduk langit


dan bumi, sampai pun semut di sarangnya dan ikan di lautan turut
mendoakan kebaikan untuk orang yang mengajarkan kebaikan
kepada manusia.” (H.R. Tirmidzi)

Peran terbesar perubahan bangsa menjadi lebih baik itu karena jasa
terbesar para guru. Hanya guru yang berkualitas yang bisa melahirkan
generasi yang berkualitas. Sebuah bangsa akan maju dan bangkit karena
orang-orang di dalamnya berkualitas.

Semua ilmu adalah ilmu Allah, baik ilmu yang terkait akhirat ataupun ilmu
yang terkait dunia. Semua ilmu yang bermanfaat untuk dunia akhirat adalah
baik. Karena pada hakikatnya tidak ada bedanya dari keduanya. Allah
mengajari nama-nama dan itu adalah ilmu dunia. Ilmu yang menyebabkan dia
bisa mengelola dunia. Maka mengajar ilmu Allah asalkan di niatkan karena
Allah akan mendapatkan kemulian menjadi guru.
Ilmu itu mempunyai derajat kemuliaan. Semua ilmu yang bermanfaat itu
mulia, namun ilmu yang paling mulia adalah ilmu yang menyebabkan kita
mengenal Allah yaitu Al-Qur'an. Jika semua guru mulia, namun yang
paling mulia adalah guru Al-Qur'an, sebab mereka mengajar ilmu yang
paling mulia. Jika menjadi guru adalah sebuah kemuliaan yang harus di
syukuri, maka menjadi guru Al-Qur'an adalah kemuliaan yang di lebihkan
dari guru yang lainnnya.
Maka menjadi guru Al-Qur'an harus lebih bersyukur lagi di banding guru
lainnya. Pantang bagi guru Al-Qur'an untuk mengeluh karena urusan
dunia. Sebab Allah telah muliakan dengan kemuliaan akhirat. Ada
beberapa kemulian menjadi guru Al-Qur'an :

Pertama
Al-Qur'an adalah ilmu yang langsung Allah ajarkan kepada hamba Nya.

‫ َع َّلَم ٱ ْل ُق ْر َءا َن‬, ‫ٱل َّرْح َٰم ُن‬


(Tuhan) Yang Maha Pemurah,Yang telah mengajarkan
Al-Qur'an. (Q.S. Ar Rahman : 1-2)

Maka guru Al-Qur'an harus sangat bangga dan bersyukur karena menjadi
kepanjangan aktifitas nya Allah, yaitu mengajar Al-Qur'an.

Kedua
Al-Qur'an adalah panglimanya ilmu, ilmu yang lainnya ibarat para
prajuritnya. Selainnya Al-Qur'an adalah turunan darinya. Karena panglima
maka seharusnya guru Al-Qur'an serius saat mengajarkan ilmu yang
paling mulia ini. Maka sangat heran kalau ada lembaga Islam masih
menomor sekiankan Al-Qur'an di lembaganya. Padahal Al-Qur'an
merupakan panglimnya ilmu.
Ketiga
Setiap muslim itu mengharap rahmat Allah dengan diterima amalnya
nanti di akhirat, sedangkan amal fisik diri sendiri sangat terbatas dan bisa
jadi impas dengan dosanya setelah ditimbang di akhirat. Karena itulah
setiap muslim membutuhkan amalan yang terus mengalir pahalanya
(amal jariyah). Amal jariyah yang paling deras pahalanya adalah pahala
mengajar Al-Qur'an, sebab setiap huruf yang di baca mendapat 10
kebaikan dan pahala itu diberikan kepada pembacanya dan juga guru
yang mengajarkannya. Bisa dibayangkan jika guru Al-Qur'an punya 100
murid dan setiap muridnya juga punya 100 murid dan seterusnya sampai
hari akhirat. Bayangkan betapa besar pahala jariyah tersebab mengajar
Al-Quran.

Keempat
Ilmu yang di butuhkan setiap hari adalah Al-Qur'an, ialah petunjuk
kehidupan yang dibaca setiap hari. Tidak ada ilmu yang dibaca setiap hari
sampai kiamat kecuali Al-Qur'an. Dia dibutuhkan saat bahagia, bingung,
dan sedih. Bahkan saat sakit kita akan minta di bacakan Al-Qur'an bukan
bahasa Inggris atau fisika.

Kelima
Memperbaiki bangsa ini adalah dengan ilmu pengetahuan, namun jika
semua ilmu dipelajari namun jauh dari Al-Qur'an jangan berharap
peradaban bangsa akan maju. Mungkin bisa maju secara teknologi,
namun tanpa peradaban. Dikarenakan semua di ajarkan kecuali Al-
Qur'an.
Maka jika mau membangun bangsa ini menjadi maju berperadaban,
mulailah dari panglimanya ilmu yaitu Al-Qur'an. Maka akan lahir generasi
Ahli Al-Qur'an yang akan mengelola bangsa ini di kemudian hari.
LURUSKAN NIAT
Kenapa guru Al-Qur'an berbeda-beda semangat dan kualitasnya
dalam mengajar? Apa yang membuat mereka berbeda-beda?
Kenapa ada guru Al-Quran yang harnya sekedar ngajar, tidak serius
mengajari murinya?
Semua itu kembali kepada niatnya. Setidaknya ada 3 level niat guru Al-
Qur'an :
1. Guru terpaksa.
Guru terpaksa adalah guru yang terpaksa menjadi guru Al-Qur'an
karena sudah tidak ada pilihan lainnya. Sekiranya ada pilihan kerja
lainnya dia tidak akan menjadi guru Al-Qur'an. Baginya, guru Al-
Qur'an adalah pelarian daripada tidak bekerja. Dia malu terlihat
menganggur sehingga terpaksa menjadi guru Al-Qur'an.
Guru yang seperti ini tidak punya energi dalam mengajar Al-Qur'an,
dia datang dengan kondisi tidak semangat mengajar. Melainkan
hanya sebagai pelarian saja.

2. Guru matrealistis
Guru materialistis adalah guru yang motivasinya karena dorongan
mendapatkan materi (gaji). Tidak salah mendapatkan gaji sebagai
guru Al-Qur'an, namun menjadi masalah jika mengajarnya karena
dorongan gaji. Guru seperti ini hanya punya energi berdasarkan
besarnya gaji, jika gajinya berkurang atau habis berkuranglah energi
mengajarnya. Ada nasehat yang sangat berharga:
“kalau anda menjadi guru, jangan pernah tujuannya adalah
dunia (gaji), sebab menjadi guru tidak akan pernah menjadi
guru, namun jika mau kehidupanmu penuh barokah dan
tercukupi jadilah guru.”
3. Guru idealis
Guru idealis adalah guru yang hanya fokus untuk mengajar Al-
Qur'an, fokusnya adalah bagaimana siswanya bisa bagus
pembelajaran Al-Qur'an nya, ada gaji ataupun tidak ada gaji dia akan
terus mengajar.
Dalam fikirannya adalah bagaimana membuat siswanya menjadi
generasi ahli Al-Qur'an di masa yang akan datang. Dalam fikirannya
hanyalah harapan pahala yang akan menjadi amal jariyah yang deras
pahalanya.

JADILAH GURU TERBAIK


Karena guru adalah profesi terbaik dan guru Al-Qur'an adalah guru
terbaik, maka seyogyanya guru Al-Qur'an menjadi guru terbaik.
Sebagaimana Sabda Nabi Shallallu 'Alaihi Wasallam :

‫خيركم من تعلم القرآن وعلمه‬


“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan
mengajarkannya”. (HR. Bukhori)

Ada dua syarat menjadi guru terbaik: Guru yang terus belajar dan guru
yang terus mengajar. Maka hanya guru yang belajar yang layak mengajar
Setidaknya ada dua kompetensi yang harus terus di pelajari guru Al-
Quran:
1. Ilmu Al-Qur'an
Kualitas ilmu Al-Quran sesuai yang di ajarkan mulai dari kualitas
bacaan, Hafalah, Pemahaman Al-Quran.

2. Metodologi mengajar
Mengajar Al-Qur'an butuh terus diupdate, karenanya tidak ada guru
yang berhenti belajar dalam cara mengajar. Karena setiap guru
mengalami kebingungan dalam mengajar siswanya, itu artinya ilmu
mengajarnya perlu di update.
SYARAT MENJADI GURU
Kualitas siswa bergantung kualitas guru. Ada dua kualitas guru yang
harus dimiliki :
1. Kualitas Mendidik
Kualitas mendidik adalah kemampuan untuk melahirkan siswa
berperilaku shaleh. Kualitas keshalehan siswa adalah tujuan utama
sebelum kualitas pengetahuannya. Indikator siswa yang shaleh itu
adalah siswa yang ibadahnya bagus dan akhlaknya indah.
Untuk melahirkan siswa yang shaleh tidak bisa dengan pengajaran
pengetahuan, keshalehan itu di transfer melalui perilaku keshalehan
guru. Teladan guru yang akan membentuk keshalehan siswa. Maka
syarat pertama menjadi guru itu adalah shaleh agamanya, yaitu guru
yang ibadahnya bagus dan akhlaknya indah.
Maka kualitas mendidik adalah kepekaan guru terhadap perubahan
perilaku buruk siswa. Dia punya jiwa pengubah perilaku siswa, dan
hanya guru yang shaleh yang punya kepekaan tersebut.
Rusaknya generasi karena guru hanya mentransfer ilmu
pengetahuan, tidak peka pada perilaku buruk siswa. Sehingga
lahirlah siswa yang pintar dan cerdas namun buruk akhlaknya.

2. Kualitas Mengajar
Kemampuan mengajar adalah kemampuan untuk membuat siswa
semangat belajar. Dia menguasai materi yang di ajarkan. Apalagi
guru Al-Qur'an harus betul-betul menjadi guru terbaik dengan
betul-betul fasih, berkualitas bacaan dan hafalannya.
Fokus guru adalah mempu mengantarkan siswa menguasai
pelajaran yang di ajarkannya. Ulama-ulama dahulu dalam mengajar
sangat luar biasa. Muridnya tidak akan dipindahkan keguru yang lain
kecuali yakin siswanya betul-betul telah menguasai ilmu yang di
ajarkannya.
Dalam kualitas mengajar ini setidaknya ada tiga ciri guru ahli dalam
mengajar, atau bisa disebut sebagai guru otak kanan:
1. Bisa mengajar macam-macam siswa
Karena faham bahwa dalam kamus guru otak kanan, bahwa tidak
ada siswa yang tidak bisa diajari. Karena selemah-lemahnya otak
siswa dalam menyerap pelajaran tetap bisa diajari, karena itulah dia
akan terus belajar menjadi guru terbaik.

2. Bisa membuat materi menjadi mudah di fahami siswa


Guru otak kanan selalu punya cara untuk membuat siswanya mudah
dalam menyerap materi yang diajarkan. Maka suksesnya guru bisa
dilihat seberapa banyak siswanya menguasai materi yang diajarkan.

3. Di tunggu-tunggu siswa karena sangat menyenangkan


Guru otak kanan adalah guru yang selalu menyiapkan kejutan-
kejutan baru yang selalu membuat siswanya senang dan betah
belajar. Karena siswa senang kepada gurunya, pelajaran sesulit
apapun ditangan guru menyenangkan akan menjadi mudah bagi
siswanya.

Wallahu'alam bisshawab

Anda mungkin juga menyukai