Anda di halaman 1dari 28

i

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Pengesahan................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Judul (Jurnal Yang Dilaporkan)...................................................................1
B. Abstrak.........................................................................................................1
C. Latar Belakang.............................................................................................2
D. Metodologi...................................................................................................3
E. Hasil dan Pembahasan Penelitian.................................................................3
F. Kesimpulan dan Saran..................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi......................................................................................................10
B. Etiologi.......................................................................................................10
C. Patofisiologi...............................................................................................11
D. Komplikasi.................................................................................................11
E. Penatalaksanaan.........................................................................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................14
B. Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Judul (Jurnal Yang di Laporkan)


“Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Umum
Daerah Andi Makkasau Parepare”

B. Abstrak
Prevalensi sectio caesarea di RSUD Andi Makkasau Parepare pada tahun
2016sebanyak 873 persalinan, pada tahun 2017 sebanyak 893 persalinan, pada
tahun 2018 sebanyak 626 persalinan. Di mana prevalensi sectio caesarea di
Rumah sakit lain yang ada di Kota Parepare yaitu Rumah Sakit Fatima Parepare
pada tahun 2016 sebanyak 290 persalinan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
karakteristik ibu bersalin dengan sectio caesarea di RSUD Andi Makkasau
Parepare, jenis penelitian ini yaitu kualitatif dengan desain penelitian deskriptif.
Populasinya seluruh pasien ibu hamil yang melakukan persalinan dengan sectio
caesarea sebanyak 150 persalinan dan sampel penelitia yaitu sebagian dari ibu
hanil yang melakukan persalinan dengan sectio caesarea dengan metode
pengambilan sampel yaitu teknik aksidental sampling dengan jumlah 30 sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang melakukan sectio caesarea
berdasarkan umur 20-35 sebanyak 25 orang, pendidikan SMA sebanyak 18 orang,
pekerjaan sebagai IRT sebanyak 24 orang, paritas 1-2 kali sebanyak 23 orang,
kondisi jantung janin yang tidak normal sebanyak 1 orang, tali pusar janin melilit
sebanyak 3 orang, posisi janin tidak normal sebanyak 1, tidak ada yang
mengalami cacat lahir, partus lama sebanyak 5 orang, preeklamsia sebanyak 3
orang, kondisi kesehatan kronis ibu sebanyak 2 orang, Cephalopelvic
Disproportion sebanyak 6 orang, dan ketuban pecah dini sebanyak 11 orang.
Disarankan untuk ibu hamil melakukan control untuk mencegah terjadinya
komplikasi dalam kehamilan.
Kata Kunci : Karakteristik ibu, persalinan, sectio caesarea

1
Abstract
he prevalence of sectiocaesarea at AndiMakkasauParepare Regional Hospital in
2016 totaled 873 deliveries, in 2017 there were 893 deliveries, in 2018 there were
626 deliveries. Where the prevalence of sectiocaesarea in another hospital in the
City of Parepare is Fatima Parepare Hospital in 2016 as many as 290
deliveries.The purpose of this study was to determine the characteristics of
maternal women with sectiocaesareaat AndiMakkasauParepare Regional
Hospital, the type of study was qualitative with descriptive research design. The
population of all pregnant women who delivered in a caesarea section was 150
births and the research sample was a portion of pregnant women who delivered a
cesarean section with a sampling method that was an accidental sampling
technique with a total of 30 samples.The results showed that pregnant women
who performed sectiocaesarea based on age 20-35 were 25 people, high school
education were 18 people, work as IRT were 24 people, parity 1-2 times were 23
people, fetal heart condition was abnormal as many as 1 person fetal umbilical
cords are wrapped around 3 people, 1 abnormal fetal position, no one has birth
defects, 5 old parturition, 3 preeclampsia, 2 chronic maternal health conditions, 2
Cephalopelvic Disproportion, and amniotic fluid broke out early as many as 11
people. It is recommended for pregnant women to control to prevent
complications in pregnancy.
Keywords: Characteristics of the mother, childbirth, caesarean section.

C. Latar Belakang
Sectio caesareamerupakan pengeluaran janin melalui insisi dinding abdomen
(laparotomi) dan dinding uterus (histerektomi). Persalinan dengan
sectiocaesareaberisiko kematian 25 kali lebih besar dan berisiko infeksi 80 kali
lebih tinggi dibanding persalinan pervaginam.
Di Indonesia sectio caesarea umumnya dilakukan bila ada indikasi medis
tertentu, sebagai tindakan mengakhiri kehamilan dengan komplikasi. Selain itu
sectio caesareajuga menjadi alternative persalinan tanpa indikasi medis karena
dianggap lebih mudah dan nyaman.2Caesarea di lakukan hanya benar-benar di

2
butuhkan misalnya janin benar-benar tidak dapat lewat jalan lahir, misalnya
panggul sempit, janin terlalu besar, plasenta letak rendah ada keadaan gawat
darurat yang butuh persalinan segera. Selain indikasi medis ada juga indikasi
sosial dimana para ibu hamil sengaja meminta persalinan operasi walaupun tanpa
alasan medis yang tepat. Seperti, untuk menghindari terjadinya kerusakan pada
alat kelamin, rasa takut dalam nyeri persalinan, dan rasa tidak nyaman serta
jadwal/waktu kelahiran bisa diatur. Hal ini menyebabkan pasien lebih memilih
operasi secsio sesarea dari pada persalinan normal/ pervaginam.
Berdasarkan hasil survei di RSUD Andi Makkasau Parepare jumlah kelahiran
pada tahun 2016 sebanyak 2414 kelahiran, sedangkan pada tahun 2017 jumlah
kelahiran 2113 kelahiran, sedangkan pada tahun 2018 jumlah kelahiran sebanyak
1362 kelahiran. Jumlah kelahiran yang melakukan tindakan Sectio Caesarea pada
tahun 2016 sebanyak 873 persalinan, sedangkan pada tahun 2017 sebanyak 893
persalinan, sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 626 persalinan.3 Sedangkan, di
Rumah Sakit lain yang ada di Kota Parepare yaitu Rumah Sakit Fatima Parepare
sebanyak 290 persalinan sectio caesarea pada tahun 2016.

D. Metodologi
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain deskriptif.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan sectio
caesare sebanyak 150 persalinan dengan jumlah sampel sebagian dari jumlah ibu
hamil yang melakukan sectio caesarea . Penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik Accidental Sampling. Instrumen penelitian menggunakan
kuesioner. Analisis ini menggunakan analisis univariat. Penelitian ini
dilaksanakan di RSUD Andi Makkasau Parepare, yang dilaksanakan pada bulan
Juni-Juli 2019.

E. Hasil dan Pembahasan Penelitian


A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian berdasarkan Tabel 1 menunjukkan distribusi responden
menurut umur yaitu usia tertinggi pada kategori umur 20-35 tahun sebanyak 25

3
orang (83%) dan terendah pada kategori umur >35 tahun sebanyak 5 orang
(17%). Distribusi reponden berdasarkan Tingkat Pendidikan yaitu tingkat
pendidikan tertinggi pada kategori tamat SMA sebanyak 18 orang (60%) dan
tingkat pendidikan terendah pada kategori tamat SD sebanyak 2 orang (7%).
Distribusi reponden berdasarkan tingkat pekerjaan yaitu pekerjaan tertinggi pada
kategori Ibu Rumah Tangga sebanyak 24 orang (80%) dan pekerjaan terendah
pada PNS sebanyak 1 orang (3%) dan distribusi reponden berdasarkan tingkat
paritas yaitu paritas tertinggi pada kategori 1-2 anak sebanyak 23 orang (76%)
dan tingkat paritas terendah kategori >3 anak sebanyak 7 orang ( 24%).
Hasil penelitian berdasarkan Tabel 2 dari 30 jumlah responden frekuensi
kondisi jantung janin yaitu kondisi jantung normal sebanyak 29 orang (97%) dan
kondisi jantung tidak normal sebanyak 1 orang (3%), menurut frekuensi posisi
tali pusar janin yaitu posisi tali pusar janin normal sebanyak 27 orang (90%) dan
posisi tali pusar janin tidak normal sebanyak 3 orang (10%), menurut frekuensi
posisi janin normal sebanyak 29 orang (97%) dan posisi janin tidak normal
sebanyak 1 orang (3%) dan menurut frekuensi cacat lahir janin yaitu tidak ada
yang mengalami cacat lahir janin.
Hasil penelitian berdasarkan Tabel 3 dari 30 jumlah responden frekuensi
partus lama yaitu partus lama normal sebanyak 25 orang (83%) dan partus lama
tidak normal sebanyak 5 orang (17%), menurut frekuensi preeklamsia yaitu
Tekanan darah normal sebanyak 27 orang (90%) dan Tekanan darah tidak
normal sebanyak 3 orang (10%), menurut frekuensi riwayat penyakit ibu yaitu
tidak memiliki riwayat penyakit sebanyak 28 orang (93%) dan memiliki riwayat
penyakit sebanyak 2 orang (7%), menurut frekuensi masalah plasenta yaitu tidak
ada yang mengalami masalah plasenta , menurut frekuensi Cepalo Pelvic
Disproportion (CPD) yaitu memilikimasalah Cepalo Pelvic Disproportion (CPD)
sebanyak 6 orang (20%) dan tidak memiliki masalah Cepalo Pelvic
Disproportion (CPD) sebanyak 24 orang (80%), dan menurut frekuensi ketuban
pecah dini yaituyang tidak megalami ketuban pecah dini sebanyak 9 orang
(70%) dan yang mengalami ketuban pecah dini sebanyak 9 orang (30%).

4
Pembahasan Hasil Penelitian
Umur reproduksi optimal seorang ibu antara 20-35 tahun karena pada usia
tersebut rahim siap menerima kehamilan, mental sudah matang dan sudah mampu
merawat bayi dan dirinya. Sedangkan umur di bawah 20 tahun dan di atas 30
tahun akan meningkatkan risiko kehamilan dan persalinan. Penyebab terjadinya
SC di umur 20-35 tahun bisa karena faktor komplikasi pada persalinan yang dapat
menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu dan bayinya. Komplikasi yang
mungkin timbul saat kehamilan juga dapat mempengaruhi jalannya persalinan
sehingga sectio caesarea dianggap sebagai cara terbaik untuk melahirkan janin.
Komplikasi tersebut antara lain: Disproporsi Fetavelvik, persalinan tidak maju,
pre eklampsi, KPD, gawat janin, kelanan letak, dan bayi gameli.
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupan keluarganya .Hal ini bukan merupakan indikasi keterkaitan pekerjaan
dengan sectio caesarea, namun hanya menunjukkan kurangnya informasi/
pengetahuaan tentang indikasi section caesarea.Mayoritas ibu yang mengalami
sectio caesarea pada pekerjaan adalah ibu rumah tangga. hal ini disebabkan
kurangnya pengetahuan atau menerima informasi baik dari media maupun dari
tenaga kesehatan khususnya tentang indikasi sectio caesarea dibandingkan dengan
ibu hamil yang bekerja di luar rumah.
Pengetahuan merupakan salah satu domain yang sangat penting
membentuk tindakan seseorang dalam pengambilan keputusan pelayanan
kesehatan. Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan tingkat pendidikan
seseorang.
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin cepat
memahami tentang resiko persalinan yang akan dihadapi pada proses persalinan
yang akan dihadapi dengan demikian mereka akan cepat pergi ke tempat
pelayanan kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit. Pendidikan adalah
sesuatu yang dapat membawa seseorang untuk memiliki ataupun meraih wawasan
dan pengetahuan seluas-luasnya. Orang-orang yang memiliki pendidikan yang
lebih tinggi akan memiliki wawasan dan pengetahuan yang lebih luas jika
dibandingkan yang lebih rendah.

5
Paritas merupakan jumlah kelahiran yang menghasilkan janin yang lahir
hidup. Paritas yang aman adalah 1-2 jumlah anak. Apabila lebih dari 3
mempunyai angka kematian yang lebih tinggi.Resiko pada paritas tinggi dapat
membahayakan si janin maupun ibu karena pada jumlah kelahiran yang terlalu
sering melahirkan rahim akan semakin lemah karena jaringan parut uterus akibat
kehamilan yang berulang dapat mengakibatkan ibu mengalami komplikasi saat
kehamilan maupun persalinan. Seorang wanita yang telah mengalami kehamilan
sebanyak 3 kali atau lebih memiliki risiko lebih besar mengalami kontraksi yang
lemah pada saat persalinan.
Jika detak jantung bayi melemah atau malah sangat cepat sementara kontraksi tak
stabil dokter bisa menyarankan untuk operasi caesar. Terlalu lama membiarkan
janin dalam kondisi jantung tak stabil dalam proses persalinan bisa menimbulkan
kondisi gawat janin yang membahayakan nyawa bayi.Denyut jantung janin diatas
160 / menit atau dibawah 100 / menit.9 denyut jantung janin yang tidak normal
bisa terjadi ketika janin tidak menerima asupan oksigen yang cukup selama berada
di dalam rahim. Aliran darah yang tidak memadai melalui plasenta dan tali pusar
membuat janin dalam kondisi yang membahayakan, sehingga mengakibatkan
hipoksia.
Posisi janin yang tidak normal seperti letak lintang adalah suatu keadaan
dimana janin melintang didalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu,
sedangkan bokong berada pada sisi yang lainnya. Kehamilan melintang dilahirkan
dengan sectio caesaria untuk menghindari trauma kepala, yang dapat berakibat
fatal bagi si janin.
Cacat lahir janin adalah suatu keadaaan dimana janin tidak menerima
Oksigen cukup, sehingga mengalami resiko hipoksia serius dapat mengancam
kesehatan janin, Ibu dengan riwayat cacat lahir janin tidak dapat melakukan
kelahiran normal karena akan membahayakan keselamatan ibu dan bayi.
Bayi terlilit tali pusar tidak selalu membahayakan dan tidak mencekik bayi,
karena tali pusar yang sehat dilindungi oleh jelly yang di sebut Wharton’s jelly.
Jelly ini berfungsi menjaga tali pusar tetap elastis meski bayi aktif bergerak dalam
kandungan. Namun, yang perlu di khawatirkan bila pembuluh darah dalam tali

6
pusar terjepit atau tertekan akibat gerakan janin dalam kandungan. Hal ini dapat
menghambat aliran darah yang mengakibatkan tali pusar melilit janin terlalu kuat
pada leher janin.
Partus lama merupakan salah satu indikasi di lakukannya sectio caesarea.
Partus tidak maju disebabkan oleh banyak faktor, antara lain kelainan letak janin,
kelainan panggul, kelainan his, pimpinan partus yang salah, janin besar, atau
kelainan kongenital, ketuban pecah dini dan paling banyak di sebabkan oleh his
yang tidak adekuat dan kelainan letak janin.10Ketika persalinan tiba, tetapi
kontraksi yang terjadi tidak sesuai dengan harapan maka perlu di lakukan tindakan
induksi, jika kontraksi masih tetap berlangsung kurang baik maka persalinan di
bantu dengan alat forcep (vakum) namun jika cara tersebut tidak berhasil maka
akan segera di lakukan tindakan sectio caesarea.
Preeklamsia bisa terjadi karena kurangnya pemeriksaan selama kehamilan
berlangsung sebagai deteksi dini, yang dapat menyebabkan terjadi pre eklampsia
pada saat persalinan sehingga ibu harus di lakukan tindakan sectio caesarea. Ibu
yang mengalami preeklamsi berat (keracunan kehamilan, hipertensi kehamilan)
atau eklampsia (preeklampsia yang disertai kejang) harus di lakukan tindakan
sectio caesarea. Tindakan sectio caesarea untuk perbaikan keadaan ibu dan
mencegah kematian janin dalam uterus.
Preeklamsia dapat diawali dengan pembengkakan pada bagian kaki, tangan,
wajah dan naiknya tekanan darah ≥ 140/90 mmHg dan dapat menimbulkan
komplikasi yang lebih parah lagi sampai berakibat pada kematian.7 Preeklampsia
berakibat fatal jika tidak segera mendapatkan tindakan, merusak plasenta sehingga
menyebabkan bayi lahir dalam keadaan tidak bernyawa, atau lahir prematur,
penyakit ini juga membahayakan ginjal ibu hamil. Pada beberapa kasus, bisa
menyebabkan ibu hamil mengalami koma. Untuk mencegah hal tersebut jalan
terbaik adalah dilakukannya tindakan sectio caesarea.
Penyakit yang dapat menyerang seorang ibu seperti asma yang merupakan
masalah kesehatan yang serius pada ibu hamil dan pada saat persalinan.6 Ibu yang
mengalami persalinan sectio caesarea cenderung menderita penyakit asma karena
adanya penyempitan saluran pernapasan sehingga sulit untuk melakukan

7
persalinan normal. Pada persalinan normal membutuhkan banyak tenaga dan
pernapasan yang lancar saat proses mengejan.
Letak plasenta ada di atas janin sehingga pada proses persalinan janin mulus
keluar. Namun terkadang plasenta tidak berada di tempat yang seharusnya bahkan
menutup sebagian atau keseluruhan jalan lahir. Bila terjadi plasenta previa
kemungkinan besar akan di lakukan caesar karena di khawatirkan akan terjadi
pendarahan yang membahayakan jiwa ibu. Bila plasenta previa tidak disertai
perdarahan dokter akan berupaya mempertahankan kehamilan hingga usia janin
mencukupi.
Panggul sempit disebabkan karena bentuk tubuh atau postur tubuh dan
bentuk panggul ibu yang kecil sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan
persalinan normal. Sectio caesarea di lakukan untuk mencegah hal – hal yang
membahayakan nyawa ibu. Panggul sempit apabila ukurannya 1-2 cm kurang dari
ukuran yang normal. Halhal yang dapat terjadi apabila tidak dilakukan sectio
caesarea yaitu, rupture uteri, terjadi fistula karena anak terlalu lama menekan pada
jaringan lahir, terjadi edema dan bahaya pada janin yaitu pada panggul sempit
sering terjadi ketuban pecah dini dan kemudian infeksi intrapartum, terjadi prolaps
funikuli dan dapat merusak otak yang mengakibatkan kematian pada janin.
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput janin sebelum proses
persalinan dimulai. Hal ini menyebabkan insden sectio caesarea. Ketuban Pecah
Dini merupakan salah satu penyulit dalam kehamilan dan persalinan yang
/berperan dalam meningkatkan kesakitan dan kematian maternal-perinatal yang
disebabkan adanya infeksi, yaitu dimana selaput ketuban yang menjadi
penghalang masuknya kuman tidak ada sehingga dapat membahayakan bagi ibu
dan janinnya. Ketuban pecah dini (KPD) merupakan suatu istilah yang digunakan
untuk wanita hamil yang mengalami pecahnya ketuban sebelum waktunya untuk
melahirkan

F. Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa karakteristik ibu bersalin yang mengalami Sectio Caesarea pada usia 20-

8
35 tahun sebanyak 83%, tingkat pendidikan tertinggi SMA sebanyak 81%, bekerja
sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 80% dan paritas tertinggi pada 1-2 anak
sebanyak 76%.Kondisi janin dilakukannya sectio caesarea di RSUD Andi
Makkasau Parepare yaitu kondisi tidak normal adalah detak jantung janin tidak
normal sebanyak 3%, tali pusar melilit sebanyak 10%, dan posisi janin tidak
normal sebanyak 3%, dan tidak ada yang mengalami cacat laihr janin.Kondisi ibu
yang menyebabkan dilakukannya sectio caesarea di RSUD Andi Makkasau
Parepare yaitu mengalami partus lama sebanyak 17%, preeklamsia sebanyak 10%,
kondisi kesehatan kronis ibu sebanyak 7%, Cephalopelvic Disporpotion tidak
normal sebanyak 20%,danmengalami ketuban pecah dini sebanyak 37%.
Berdasarkan hasil dari penelitian diatas maka peneliti dapat memberikan saran
bagi ibu hamil diharapkanlebih menjaga kehamilannya, baik dengan menyiapkan
makanan bergizi, memeriksakan kandungan secara berkala sehingga dapat
mendeteksi beberapa kelainan dan persiapan menjelang kelahiran. Suami juga
harus tahu risiko yang akan ditanggung ibu hamil sehingga lebih waspada
terhadap segala sesuatunya termasuk kemungkinan biaya jika tindakan sectio
caesrea menjadi satu satunya pilihan untuk menyelamatkan ibu dan bayi.
Diharapkan bagi institusi kesehatan agar dapat memberikan informasi ke
masyarakat mengenai faktor-faktor penyebab sectio caesarea yaitu ibu yang
mengalami Preeklamsia, partus lama, CPD, Ketuban pecah dini dan faktor
lainnya. Di harapkan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang
sama yang lebih mendalam tentang faktor lain yang mempengaruhi persalinan
dengan sectio caesarea.

9
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Defenisi CPD (Cefalo Pelvik Disporportion)


Disproporsi kepala panggul yaitu suatu keadaan yang timbul karena
tidak adanya keseimbangan antara panggul ibu dengan kepala janin
disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar sehingga tidak dapat
melewati panggul ataupun kombinasi keduanya (Cunningham, et al.,2014).
Jika kepala janin belum masuk ke dalam pintu atas panggul pada saat aterm,
mungkin akan dilakukan sectio caesarea karena risiko terhadap janin semakin
besar apabila persalinan tidak semakin maju. Apabila kepala janin telah
masuk ke dalam pintu panggul, pilihannya adalah seksio sesarea elektif atau
percobaan persalinan (Jones, 2001). Ibu hamil dengan risiko tinggi terjadinya
disproporsi kepala panggul seharusnya dibawa ke rumah sakit yang memiliki
fasilitas ruangan operasi sebelum proses persalinan dimulai (Toh-Adam, et
al.,2012).
B. Etiologi
Sebab-sebab yang dapat menimbulkan kelainan panggul dapat dibagi
sebagai berikut Menurut Rachimhadi (2009):
1) Kelainan karena gangguan pertumbuhan
2) Kelainan karena penyakit tulang panggul atau sendi-sendinya
3) Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang
4) Kelainan panggul disebabkan kelainan aggota bawah Coxitis, luxatio,
atrofia. Salah satu anggota menyebabkan panggul sempit miring fraktura
dari tulang panggul yang menjadi penyebab kelainan panggul.
Penyebab dari Cephalopelvic Disproportion sendiri antara lain oleh
karena:
(a) Kapasitas panggul yang kecil atau ukuran panggul yang sempit
(b) Ukuran janin yang terlalu besar atau yang paling sering menyebabkan
CPD.
Kedua hal di atas yang terjadi pada saat yang bersamaan.

10
C. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya CPD berhubungan erat dengan penyebab CPD
itu sendiri, yaitu kapasitas panggul atau ukuran panggul yang sempit dan
ukuran janin terlalu besar. Pasien atas indikasi Cephalopelvic disproportion
(CPD) dengan Conjugata Vera < 8½ perlu di lakukan pembedahan yang
biasa disebut dengan sectio caesarea. Sedangkan untuk pasien yang memiliki
Conjugata Vera > 8 ½ -10 cm, dapat dilakukan persalinan percobaan, jika
persalinan berhasil maka pasien akan mengalami periode post partum atau
nifas. Pada priode ini dapat terjadi distensi kantung kemih yang dapat
mengakibatkan odem dan memar di uretra. Keadaan ini mengakibatkan
penurunan sensitivitas & sensasi kantung kemih dan pasien dapat mengalami
gangguan eliminasi urin. Namun, jika persalinan percobaan gagal maka
penanganan selanjutnya adalah dilakukannya sectio caesarea.
D. Komplikasi
1) Ibu: partus lama, ruptur uteri, tekanan kepala janin yang lama pada jalan
lahir akan menimbulkan gangguan sirkulasi setempat sehingga timbul
ischaemia, kemudian timbul nekrosis dan beberapa hari kemudian akan
timbul fistula vesiko-vaginal atau recto-vaginal, ruptur simfisis.
2) Bayi: kematian perinatal akibat infeksi intra partum, prolaps tali pusat,
moulage yang berat pada kepala, sehingga menimbulkan perdarahan intra
cranial, perlukaan/fraktur pada tulang kepala bayi.
E. Penatalaksanaan
1) Persalinan Percobaan
Setelah dilakukan penilaian ukuran panggul serta hubungan antara
kepala janin dan panggul dapat diperkirakan bahwa persalinan dapat
berlangsung per vaginan dengan selamat dapat dilakukan persalinan
percobaan. Cara ini merupakan tes terhadap kekuatan his, daya akomodasi,
termasuk moulage karena faktor tersebut tidak dapat diketahui sebelum
persalinan. Persalinan percobaan hanya dilakukan pada letak belakang
kepala, tidak bisa pada letak sungsang, letak dahi, letak muka, atau
kelainan letak lainnya. Ketentuan lainnya adalah umur kehamilan tidak

11
boleh lebih dari 42 mingu karena kepala janin bertambah besar sehingga
sukar terjadi moulage dan ada kemungkinan disfungsi plasenta janin yang
akan menjadi penyulit persalinan percobaan.
Pada janin yang besar kesulitan dalam melahirkan bahu tidak akan
selalu dapat diduga sebelumnya. Apabila dalam proses kelahiran kepala
bayi sudah keluar sedangkan dalam melahirkan bahu sulit, sebaiknya
dilakukan episiotomy medioateral yang cukup luas, kemudian hidung dan
mulut janin dibersihkan, kepala ditarik curam kebawah dengan hati-hati
dan tentunya dengan kekuatan terukur. Bila hal tersebut tidak berhasil,
dapat dilakukan pemutaran badan bayi di dalam rongga panggul, sehingga
menjadi bahu depan dimana sebelumnya merupakan bahu belakang dan
lahir dibawah simfisis. Bila cara tersebut masih juga belum berhasil,
penolong memasukkan tangannya kedalam vagina, dan berusaha
melahirkan janin dengan menggerakkan dimuka dadanya. Untuk
melahirkan lengan kiri, penolong menggunakan tangan kanannya, dan
sebaliknya. Kemudian bahu depan diputar ke diameter miring dari panggul
untuk melahirkan bahu depan.
Persalinan percobaan ada dua macam yaitu trial of labour dan test of
labour. Trial of labour serupa dengan persalinan percobaan di atas,
sedangkan test of labour sebenarnya adalah fase akhir dari trial of labour
karena baru dimulai pada pembukaan lengkap dan berakhir 2 jam
kemudian. Saat ini test of labour jarang digunakan karena biasanya
pembukaan tidak lengkap pada persalinan dengan pangul sempit dan
terdapat kematian anak yang tinggi pada cara ini. Keberhasilan persalinan
percobaan adalah anak dapat lahir sontan per vaginam atau dibantu
ekstraksi dengan keadaan ibu dan anak baik. Persalinan percobaan
dihentikan apabila pembukaan tidak atau kurang kemajuannnya, keadaan
ibu atau anak kurang baik, ada lingkaran bandl, setelah pembukaan
lengkap dan ketuban pecah kepala tidak masuk PAP dalam 2 jam
meskipun his baik, serta pada forceps yang gagal. Pada keadaan ini
dilakukan seksio sesarea.

12
2) Sectio Caesarea Sectio caesarea elektif dilakukan pada kesempitan
panggul berat dengan kehamilan aterm, atau disproporsi cephalopelvik.
Seksio juga dapat dilakukan pada kesempitan panggul ringan apabila ada
komplikasi seperti primigravida tua dan kelainan letak janin yang tak dapat
diperbaiki. Sectio caesarea sekunder (sesudah persalinan selama beberapa
waktu) dilakukan karena peralinan perobaan dianggap gagal atau ada
indikasi untuk menyelesaikan persalinan secepat mungkin sedangkan
syarat persalinan per vaginum belum dipenuhi.
3) Simfisiotomi
Tindakan ini dilakukan dengan memisahkan panggul kiri dan kanan
pada simfisis. Tindakan ini sudah tidak dilakukan lagi.
4) Kraniotomi dilakukan pada janin yang meninggal.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Disproporsi kepala panggul yaitu suatu keadaan yang timbul karena tidak
adanya keseimbangan antara panggul ibu dengan kepala janin disebabkan oleh
panggul sempit, janin yang besar sehingga tidak dapat melewati panggul ataupun
kombinasi keduanya (Cunningham, et al.,2014). Patofisiologi terjadinya CPD
berhubungan erat dengan penyebab CPD itu sendiri, yaitu kapasitas panggul atau
ukuran panggul yang sempit dan ukuran janin terlalu besar. Komplikasi yang
mungkin terjadi pada kasus CPD pada ibu yaitu partus lama, ruptur uteri, tekanan
kepala janin yang lama pada jalan lahir akan menimbulkan gangguan sirkulasi
setempat sehingga timbul ischaemia, kemudian timbul nekrosis dan beberapa hari
kemudian akan timbul fistula vesiko-vaginal atau recto-vaginal, ruptur simfisis.
Sedangkan pada bayi yaitu kematian perinatal akibat infeksi intra partum, prolaps
tali pusat, moulage yang berat pada kepala, sehingga menimbulkan perdarahan
intra cranial, perlukaan/fraktur pada tulang kepala bayi.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada kasus CPD yaitu persalinan
percobaan, sectio caesarea sectio caesarea elektif dilakukan pada kesempitan
panggul berat dengan kehamilan aterm, simfisiotomi dan kraniotomi dilakukan
pada janin yang meninggal.

B. Saran
Bagi masyarakat khususnya ibu yang sedang hamil dengan panggul sempit
sebaiknya melakukan pemeriksaan secara teratur ke bidan atau dokter. Kurangi
ngemil makanan manis dan kontrol kenaikan berat badan yang berlebihan sebab
berpotensi melahirkan bayi besar. Pada kehamilan kedua dan seterusnya jangan
lupa beritahukankepada bidan atau dokter yang akan menolong tentang riwayat
persalinan yang lalu, misalnya pernah melahirkan dengan dibantu vakum atau
forsep. Ibu hamil sebaiknya rajin melakukan olahraga yang sesuai dengan
kehamilan agar tidak terjadi obesitas atau kenaikan berat badan berlebih, misalnya
aktifitas jalan pagi setelah usia kehamilan tujuh bulan dan tidak ada

14
kontraindikasi (misalnya tensi tinggi atau plasenta previa), olahraga yang aman
untuk ibu hamil akan memperkuat daya tahan fisik ibu. Persiapan finansial
(menabung) sejak dini bila kemungkinan melahirkan dengan operasi caesar.
Suami hendaknya memprioritaskan keselamatan istri dan janin dalam kandungan
dengan menjadi pengambil keputusan utama dalam keluarganya. Dukungan dari
seluruh anggota keluarga terutama secara mental dan spiritual.
Panggul luas saja tidak cukup harus didukung dua hal yang lain kekuatan ibu
mengejan dan keadaan bayi, maka dari itu pemeriksaan kehamilan secara teratur
sangat berarti bagi penentuan keberhasilan proses melahirkan. Baik secara alami
spontan maupun operaasi caesar. Kelahiran yang baik bukan sekedar hidup namun
juga bayi dan ibu bisa dalam kondisi baik ke masa depan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hakimi. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta:


Yayasan Essentia Medika.

Hardiana. (2016). Manajemen Asuhan Kebidanan Ibu Post Seksio Sesarea (Sc)
Hari Ke II Pada Ny.”M” Di Rskdia Pertiwi Makassar Tahun 2016.

Hijrian, Rahim, I., & Hengky, H. K. (2020, Mei 2). Karakteristik Ibu Bersalin
Dengan Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Umum Daerah Andi Makkasau
Parepare. Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan, 3, 257-265.

Nanda.(2013). Diagnosa Keperwatan Defenisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.

Purwoastuti, Endang, dkk (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui
Yogyakarta:Pustaka Baru Press.

Rahmadhani, N. I. (2018). Hubungan Mobilisasi Dini Post Sectio Caesaria


Dengan ProsesPenyembuhan Luka Operasi Di Ruang Nifas Rumah Sakit
Umum Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2018. Skripsi Penelitian.

Rakerkesnas. (2019). Strategi Penurunan AKI dan Neonatal. Tanggerang.

Saleha, S. (2013). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Sari dkk. 2016.Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care).Jakarta: Trans


Info Media.

Sudarti. 2010. Asuhan Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika

Susiana, S. (2019). Angka Kematian Ibu: Faktor Penyebab dan Upaya


Penanganannya. Bidang Kesesjahteraan Sosial Info Singkat Kajian
Singkat Terhadap Isu Aktual dan Strategis , 13-18.

Suwipah. (2016). Tinjauan Pustaka. http://repository.ump.ac.id/2116/2/Suwipah%


20BAB%20II.pdf. Diakses pada tanggal 17 Juli 2020Pukul 13.15 WIB.

Toh-Adam, R., Srisupundit, K., & Tongsong, T. (2012). Short Stature as an


Independent Risk Factor for Cephalopelvic Disproportion in a
Country of Relatively Small-Sized Mothers. Archives Of Gynecology
And Obstetrics, 285(6), 1513-1516

Walyani, E. S., & Purwoastuti, E. (2017). Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan
Menyusui. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru Press.
Vol. 3, No. 2 Mei 2020
pISSN 2614-5073, eISSN 2614-3151
Telp. +62 853-3520-4999, Email: jurnalmakes@gmail.com
Online Jurnal: http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes

KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN SECTIO CAESAREA


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANDI MAKKASAU PAREPARE

Characteristics of Mother Breeding withSectio Caesarea inRegional Public Hospital


AndiMakkasauParepare

Hijriani*, Iradhatullah Rahim, Henni Kumaladewi Hengky


Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Parepare
*(Email: hijrianihijrah@gmail.com)

ABSTRAK

Prevalensi sectio caesarea di RSUD Andi Makkasau Parepare pada tahun 2016sebanyak 873
persalinan, pada tahun 2017 sebanyak 893 persalinan, pada tahun 2018 sebanyak 626 persalinan. Di
mana prevalensi sectio caesarea di Rumah sakit lain yang ada di Kota Parepare yaitu Rumah Sakit
Fatima Parepare pada tahun 2016 sebanyak 290 persalinan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
karakteristik ibu bersalin dengan sectio caesarea di RSUD Andi Makkasau Parepare, jenis penelitian
ini yaitu kualitatif dengan desain penelitian deskriptif. Populasinya seluruh pasien ibu hamil yang
melakukan persalinan dengan sectio caesarea sebanyak 150 persalinan dan sampel penelitia yaitu
sebagian dari ibu hanil yang melakukan persalinan dengan sectio caesarea dengan metode
pengambilan sampel yaitu teknik aksidental sampling dengan jumlah 30 sampel. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ibu hamil yang melakukan sectio caesarea berdasarkan umur 20-35 sebanyak 25
orang, pendidikan SMA sebanyak 18 orang, pekerjaan sebagai IRT sebanyak 24 orang, paritas 1-2 kali
sebanyak 23 orang, kondisi jantung janin yang tidak normal sebanyak 1 orang, tali pusar janin melilit
sebanyak 3 orang, posisi janin tidak normal sebanyak 1, tidak ada yang mengalami cacat lahir, partus
lama sebanyak 5 orang, preeklamsia sebanyak 3 orang, kondisi kesehatan kronis ibu sebanyak 2 orang,
Cephalopelvic Disproportion sebanyak 6 orang, dan ketuban pecah dini sebanyak 11 orang.
Disarankan untuk ibu hamil melakukan control untuk mencegah terjadinya komplikasi dalam
kehamilan.

Kata Kunci : Karakteristik ibu, persalinan, sectio caesarea

ABSTRACT
The prevalence of sectiocaesarea at AndiMakkasauParepare Regional Hospital in 2016
totaled 873 deliveries, in 2017 there were 893 deliveries, in 2018 there were 626 deliveries. Where
the prevalence of sectiocaesarea in another hospital in the City of Parepare is Fatima Parepare
Hospital in 2016 as many as 290 deliveries.The purpose of this study was to determine the
characteristics of maternal women with sectiocaesareaat AndiMakkasauParepare Regional Hospital,
the type of study was qualitative with descriptive research design. The population of all pregnant
women who delivered in a caesarea section was 150 births and the research sample was a portion of
pregnant women who delivered a cesarean section with a sampling method that was an accidental
sampling technique with a total of 30 samples.The results showed that pregnant women who
performed sectiocaesarea based on age 20-35 were 25 people, high school education were 18 people,
work as IRT were 24 people, parity 1-2 times were 23 people, fetal heart condition was abnormal as
many as 1 person fetal umbilical cords are wrapped around 3 people, 1 abnormal fetal position, no
one has birth defects, 5 old parturition, 3 preeclampsia, 2 chronic maternal health conditions, 2
Cephalopelvic Disproportion, and amniotic fluid broke out early as many as 11 people. It is
recommended for pregnant women to control to prevent complications in pregnancy.

Keywords : Characteristics of the mother, childbirth, caesarean sectio

257
Vol. 3, No. 2 Mei2020

PENDAHULUAN
Jumlah kelahiran yang melakukan tindakan
Sectio caesareamerupakan
Sectio Caesarea pada tahun 2016 sebanyak
pengeluaran janin melalui insisi dinding
873 persalinan, sedangkan pada tahun 2017
abdomen (laparotomi) dan dinding uterus
sebanyak 893 persalinan, sedangkan pada
(histerektomi). Persalinan dengan
tahun 2018 sebanyak 626 persalinan.3
sectiocaesareaberisiko kematian 25 kali lebih
Sedangkan, di Rumah Sakit lain yang ada di
besar dan berisiko infeksi 80 kali lebih tinggi
Kota Parepare yaitu Rumah Sakit Fatima
dibanding persalinan pervaginam.1
Parepare sebanyak 290 persalinan sectio
Di Indonesia sectio caesarea umumnya
caesarea pada tahun 2016.4
dilakukan bila ada indikasi medis tertentu,
sebagai tindakan mengakhiri kehamilan METODE PENELITIAN
dengan komplikasi. Selain itu sectio Jenis penelitian yang digunakan adalah
caesareajuga menjadi alternative persalinan kualitatif dengan desain deskriptif. Populasi
tanpa indikasi medis karena dianggap lebih dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil
mudah dan nyaman. Caesarea di lakukan
2
yang melakukan sectio caesare sebanyak 150
hanya benar-benar di butuhkan misalnya janin persalinan dengan jumlah sampel sebagian dari
benar-benar tidak dapat lewat jalan lahir, jumlah ibu hamil yang melakukan sectio
misalnya panggul sempit, janin terlalu besar, caesarea . Penelitian ini adalah dengan
plasenta letak rendah ada keadaan gawat menggunakan teknik Accidental Sampling.
darurat yang butuh persalinan segera. Selain Instrumen penelitian menggunakan kuesioner.
indikasi medis ada juga indikasi sosial dimana Analisis ini menggunakan analisis univariat.
para ibu hamil sengaja meminta persalinan Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Andi
operasi walaupun tanpa alasan medis yang Makkasau Parepare, yang dilaksanakan pada
tepat. Seperti, untuk menghindari terjadinya bulan Juni-Juli 2019.
kerusakan pada alat kelamin, rasa takut dalam
HASIL PENELITIAN
nyeri persalinan, dan rasa tidak nyaman serta
Hasil penelitian berdasarkan Tabel 1
jadwal/waktu kelahiran bisa diatur. Hal ini
menunjukkan distribusi responden menurut
menyebabkan pasien lebih memilih operasi
umur yaitu usia tertinggi pada kategori umur
secsio sesarea dari pada persalinan normal/
20-35 tahun sebanyak 25 orang (83%) dan
pervaginam.2
terendah pada kategori umur >35 tahun
Berdasarkan hasil survei di RSUD
sebanyak 5 orang (17%). Distribusi reponden
Andi Makkasau Parepare jumlah kelahiran
berdasarkan Tingkat Pendidikan yaitu tingkat
pada tahun 2016 sebanyak 2414 kelahiran,
pendidikan tertinggi pada kategori tamat SMA
sedangkan pada tahun 2017 jumlah kelahiran
sebanyak 18 orang (60%) dan tingkat
2113 kelahiran, sedangkan pada tahun 2018
pendidikan terendah pada kategori tamat SD
jumlah kelahiran sebanyak 1362 kelahiran.
sebanyak 2 orang (7%). Distribusi reponden

258
Jurnal Ilmiah Manusiadan Kesehatan

berdasarkan tingkat pekerjaan yaitu pekerjaan Pelvic Disproportion (CPD) yaitu


tertinggi pada kategori Ibu Rumah Tangga memilikimasalah Cepalo Pelvic Disproportion
sebanyak 24 orang (80%) dan pekerjaan (CPD) sebanyak 6 orang (20%) dan tidak
terendah pada PNS sebanyak 1 orang (3%) dan memiliki masalah Cepalo Pelvic
distribusi reponden berdasarkan tingkat paritas Disproportion (CPD) sebanyak 24 orang
yaitu paritas tertinggi pada kategori 1-2 anak (80%), dan menurut frekuensi ketuban pecah
sebanyak 23 orang (76%) dan tingkat paritas dini yaituyang tidak megalami ketuban pecah
terendah kategori >3 anak sebanyak 7 orang dini sebanyak 9 orang (70%) dan yang
( 24%). mengalami ketuban pecah dini sebanyak 9
Hasil penelitian berdasarkan Tabel 2 orang (30%).
dari 30 jumlah responden frekuensi kondisi
jantung janin yaitu kondisi jantung normal PEMBAHASAN
sebanyak 29 orang (97%) dan kondisi jantung
Umur reproduksi optimal seorang ibu
tidak normal sebanyak 1 orang (3%), menurut
antara 20-35 tahun karena pada usia tersebut
frekuensi posisi tali pusar janin yaitu posisi tali
rahim siap menerima kehamilan, mental sudah
pusar janin normal sebanyak 27 orang (90%)
matang dan sudah mampu merawat bayi dan
dan posisi tali pusar janin tidak normal
dirinya. Sedangkan umur di bawah 20 tahun
sebanyak 3 orang (10%), menurut frekuensi
dan di atas 30 tahun akan meningkatkan risiko
posisi janin normal sebanyak 29 orang (97%)
kehamilan dan persalinan. Penyebab terjadinya
dan posisi janin tidak normal sebanyak 1 orang
SC di umur 20-35 tahun bisa karena faktor
(3%) dan menurut frekuensi cacat lahir janin
komplikasi pada persalinan yang dapat
yaitu tidak ada yang mengalami cacat lahir
menyebabkan kematian atau kesakitan pada
janin.
ibu dan bayinya.5,6 Komplikasi yang mungkin
Hasil penelitian berdasarkan Tabel 3
timbul saat kehamilan juga dapat
dari 30 jumlah responden frekuensi partus
mempengaruhi jalannya persalinan sehingga
lama yaitu partus lama normal sebanyak 25
sectio caesarea dianggap sebagai cara terbaik
orang (83%) dan partus lama tidak normal
untuk melahirkan janin. Komplikasi tersebut
sebanyak 5 orang (17%), menurut frekuensi
antara lain: Disproporsi Fetavelvik, persalinan
preeklamsia yaitu Tekanan darah normal
tidak maju, pre eklampsi, KPD, gawat janin,
sebanyak 27 orang (90%) dan Tekanan darah
kelanan letak, dan bayi gameli.
tidak normal sebanyak 3 orang (10%), menurut
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus
frekuensi riwayat penyakit ibu yaitu tidak
dilakukan terutama untuk menunjang
memiliki riwayat penyakit sebanyak 28 orang
kehidupan keluarganya .Hal ini bukan
(93%) dan memiliki riwayat penyakit
merupakan indikasi keterkaitan pekerjaan
sebanyak
dengan sectio caesarea, namun hanya
2 orang (7%), menurut frekuensi masalah
menunjukkan kurangnya informasi/
plasenta yaitu tidak ada yang mengalami
pengetahuaan tentang indikasi sectio
masalah plasenta , menurut frekuensi Cepalo

259
Vol. 3, No. 2 Mei2020

caesarea.Mayoritas ibu yang mengalami mengalami komplikasi saat kehamilan maupun


sectio caesarea pada pekerjaan adalah ibu persalinan. Seorang wanita yang telah
rumah tangga. hal ini disebabkan kurangnya mengalami kehamilan sebanyak 3 kali atau
pengetahuan atau menerima informasi baik lebih memiliki risiko lebih besar mengalami
dari media maupun dari tenaga kesehatan kontraksi yang lemah pada saat persalinan.8
khususnya tentang indikasi sectio caesarea Jika detak jantung bayi melemah atau
dibandingkan dengan ibu hamil yang bekerja malah sangat cepat sementara kontraksi tak
di luar rumah.1 stabil dokter bisa menyarankan untuk operasi
Pengetahuan merupakan salah satu caesar. Terlalu lama membiarkan janin dalam
domain yang sangat penting membentuk kondisi jantung tak stabil dalam proses
tindakan seseorang dalam pengambilan persalinan bisa menimbulkan kondisi gawat
keputusan pelayanan kesehatan. Penguasaan janin yang membahayakan nyawa bayi.Denyut
pengetahuan erat kaitannya dengan tingkat jantung janin diatas 160 / menit atau dibawah
pendidikan seseorang. 100 / menit.9denyut jantung janin yang tidak
Semakin tinggi pendidikan seseorang normal bisa terjadi ketika janin tidak menerima
maka akan semakin cepat memahami tentang asupan oksigen yang cukup selama berada di
resiko persalinan yang akan dihadapi pada dalam rahim. Aliran darah yang tidak memadai
proses persalinan yang akan dihadapi dengan melalui plasenta dan tali pusar membuat janin
demikian mereka akan cepat pergi ke tempat dalam kondisi yang membahayakan, sehingga
pelayanan kesehatan seperti puskesmas atau mengakibatkan hipoksia.
rumah sakit. Pendidikan adalah sesuatu yang Posisi janin yang tidak normal seperti
dapat membawa seseorang untuk memiliki letak lintang adalah suatu keadaan dimana
ataupun meraih wawasan dan pengetahuan janin melintang didalam uterus dengan kepala
seluas-luasnya. Orang-orang yang memiliki pada sisi yang satu, sedangkan bokong berada
pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki pada sisi yang lainnya. Kehamilan melintang
wawasan dan pengetahuan yang lebih luas jika dilahirkan dengan sectio caesaria untuk
dibandingkan yang lebih rendah.7 menghindari trauma kepala, yang dapat
Paritas merupakan jumlah kelahiran berakibat fatal bagi si janin.
yang menghasilkan janin yang lahir hidup. Cacat lahir janin adalah suatu
Paritas yang aman adalah 1-2 jumlah anak. keadaaan dimana janin tidak menerima
Apabila lebih dari 3 mempunyai angka Oksigen cukup, sehingga mengalami resiko
kematian yang lebih tinggi.Resiko pada paritas hipoksia serius dapat mengancam kesehatan
tinggi dapat membahayakan si janin maupun janin, Ibu dengan riwayat cacat lahir janin
ibu karena pada jumlah kelahiran yang terlalu tidak dapat melakukan kelahiran normal
sering melahirkan rahim akan semakin lemah karena akan membahayakan keselamatan ibu
karena jaringan parut uterus akibat kehamilan dan bayi.10
yang berulang dapat mengakibatkan ibu

260
Jurnal Ilmiah Manusiadan Kesehatan

Bayi terlilit tali pusar tidak selalu lakukan tindakan sectio caesarea. Tindakan
membahayakan dan tidak mencekik bayi, sectio caesarea untuk perbaikan keadaan ibu
karena tali pusar yang sehat dilindungi oleh dan mencegah kematian janin dalam uterus.
jelly yang di sebut Wharton’s jelly. Jelly ini Preeklamsia dapat diawali dengan
berfungsi menjaga tali pusar tetap elastis meski pembengkakan pada bagian kaki, tangan,
bayi aktif bergerak dalam kandungan. Namun, wajah dan naiknya tekanan darah ≥ 140/90
yang perlu di khawatirkan bila pembuluh darah mmHg dan dapat menimbulkan komplikasi
dalam tali pusar terjepit atau tertekan akibat yang lebih parah lagi sampai berakibat pada
gerakan janin dalam kandungan. Hal ini dapat kematian.7 Preeklampsia berakibat fatal jika
menghambat aliran darah yang mengakibatkan tidak segera mendapatkan tindakan, merusak
tali pusar melilit janin terlalu kuat pada leher plasenta sehingga menyebabkan bayi lahir
janin. dalam keadaan tidak bernyawa, atau lahir
Partus lama merupakan salah satu prematur, penyakit ini juga membahayakan
indikasi di lakukannya sectio caesarea. Partus ginjal ibu hamil. Pada beberapa kasus, bisa
tidak maju disebabkan oleh banyak faktor, menyebabkan ibu hamil mengalami koma.
antara lain kelainan letak janin, kelainan Untuk mencegah hal tersebut jalan terbaik
panggul, kelainan his, pimpinan partus yang adalah dilakukannya tindakan sectio caesarea.8
salah, janin besar, atau kelainan kongenital, Penyakit yang dapat menyerang
ketuban pecah dini dan paling banyak di seorang ibu seperti asma yang merupakan
sebabkan oleh his yang tidak adekuat dan masalah kesehatan yang serius pada ibu hamil
kelainan letak janin. Ketika persalinan tiba,
10
dan pada saat persalinan.6 Ibu yang mengalami
tetapi kontraksi yang terjadi tidak sesuai persalinan sectio caesarea cenderung
dengan harapan maka perlu di lakukan menderita penyakit asma karena adanya
tindakan induksi, jika kontraksi masih tetap penyempitan saluran pernapasan sehingga sulit
berlangsung kurang baik maka persalinan di untuk melakukan persalinan normal. Pada
bantu dengan alat forcep (vakum) namun jika persalinan normal membutuhkan banyak
cara tersebut tidak berhasil maka akan segera tenaga dan pernapasan yang lancar saat proses
di lakukan tindakan sectio caesarea. mengejan.11
Preeklamsia bisa terjadi karena Letak plasenta ada di atas janin
kurangnya pemeriksaan selama kehamilan sehingga pada proses persalinan janin mulus
berlangsung sebagai deteksi dini, yang dapat keluar. Namun terkadang plasenta tidak berada
menyebabkan terjadi pre eklampsia pada saat di tempat yang seharusnya bahkan menutup
persalinan sehingga ibu harus di lakukan sebagian atau keseluruhan jalan lahir. Bila
tindakan sectio caesarea. Ibu yang mengalami terjadi plasenta previa kemungkinan besar
preeklamsi berat (keracunan kehamilan, akan di lakukan caesar karena di khawatirkan
hipertensi kehamilan) atau eklampsia akan terjadi pendarahan yang membahayakan
(preeklampsia yang disertai kejang) harus di jiwa ibu. Bila plasenta previa tidak disertai

261
Vol. 3, No. 2 Mei2020

perdarahan dokter akan berupaya Berdasarkan hasil penelitian yang telah


mempertahankan kehamilan hingga usia janin dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
mencukupi.1 karakteristik ibu bersalin yang mengalami
Panggul sempit disebabkan karena Sectio Caesarea pada usia 20-35 tahun
bentuk tubuh atau postur tubuh dan bentuk sebanyak 83%, tingkat pendidikan tertinggi
panggul ibu yang kecil sehingga tidak SMA sebanyak 81%, bekerja sebagai Ibu
memungkinkan untuk melakukan persalinan Rumah Tangga sebanyak 80% dan paritas
normal. Sectio caesarea di lakukan untuk tertinggi pada 1-2 anak sebanyak 76%.Kondisi
mencegah hal – hal yang membahayakan janin dilakukannya sectio caesarea di RSUD
nyawa ibu. Panggul sempit apabila ukurannya Andi Makkasau Parepare yaitu kondisi tidak
1-2 cm kurang dari ukuran yang normal. Hal- normal adalah detak jantung janin tidak
hal yang dapat terjadi apabila tidak dilakukan normal sebanyak 3%, tali pusar melilit
sectio caesarea yaitu, rupture uteri, terjadi sebanyak 10%, dan posisi janin tidak normal
fistula karena anak terlalu lama menekan pada sebanyak 3%, dan tidak ada yang mengalami
jaringan lahir, terjadi edema dan bahaya pada cacat laihr janin.Kondisi ibu yang
janin yaitu pada panggul sempit sering terjadi menyebabkan dilakukannya sectio caesarea di
ketuban pecah dini dan kemudian infeksi RSUD Andi Makkasau Parepare yaitu
intrapartum, terjadi prolaps funikuli dan dapat mengalami partus lama sebanyak 17%,
merusak otak yang mengakibatkan kematian preeklamsia sebanyak 10%, kondisi kesehatan
pada janin.10,12 kronis ibu sebanyak 7%, Cephalopelvic
Ketuban pecah dini merupakan Disporpotion tidak normal sebanyak
pecahnya selaput janin sebelum proses 20%,danmengalami ketuban pecah dini
persalinan dimulai. Hal ini menyebabkan sebanyak 37%.
insden sectio caesarea. Ketuban Pecah Dini Berdasarkan hasil dari penelitian diatas
merupakan salah satu penyulit dalam maka peneliti dapat memberikan saran bagi ibu
kehamilan dan persalinan yang /berperan hamil diharapkanlebih menjaga kehamilannya,
dalam meningkatkan kesakitan dan kematian baik dengan menyiapkan makanan bergizi,
maternal-perinatal yang disebabkan adanya memeriksakan kandungan secara berkala
infeksi, yaitu dimana selaput ketuban yang sehingga dapat mendeteksi beberapa kelainan
menjadi penghalang masuknya kuman tidak dan persiapan menjelang kelahiran. Suami juga
ada sehingga dapat membahayakan bagi ibu harus tahu risiko yang akan ditanggung ibu
dan janinnya. Ketuban pecah dini (KPD) hamil sehingga lebih waspada terhadap segala
merupakan suatu istilah yang digunakan untuk sesuatunya termasuk kemungkinan biaya jika
wanita hamil yang mengalami pecahnya tindakan sectio caesrea menjadi satu satunya
ketuban sebelum waktunya untuk melahirkan.8 pilihan untuk menyelamatkan ibu dan bayi.
Diharapkan bagi institusi kesehatan agar dapat
KESIMPULAN DAN SARAN
memberikan informasi ke masyarakat

262
Jurnal Ilmiah Manusiadan Kesehatan

mengenai faktor-faktor penyebab sectio peneliti selanjutnya untuk melakukan


caesarea yaitu ibu yang mengalami penelitian yang sama yang lebih mendalam
Preeklamsia, partus lama, CPD, Ketuban pecah tentang faktor lain yang mempengaruhi
dini dan faktor lainnya. Di harapkan bagi persalinan dengan sectio caesarea.

DAFTAR PUSTAKA Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Umum


1. Astuti, Desi Maritaning. Faktor-Faktor Daerah Moewardi Surakarta Tahun2014
Yang Berhubungan Dengan Persalinan .Surakarta; Universitas Muhammadiyah
Sectio Caesarea Di RSU PKU Surakarta, Fakultas Ilmu Kesehatan; 2016.
Muhammadiyah Kota Yogyakarta 2016. 8. Hapsari, Dian Indahwati dan Tuti
Yogyakarta; Universitas ‘Aisyiyah Hendraningsih. Determinan Peningkatan
Yogyakarta, Fakultas Ilmu Kesehatan; Angka Kejadian Tindakan Sectio
2017 Caesarea PadaIbu Bersalin di Rumah
2. Rezeki, Sri dan Maya Sari. Karakteristik Sakit Ade Muhammad Djoen Kabupaten
Ibu Bersalin Dengan Indikasi Sectio Sintang. Jurnal Mahasiswa Dan Penelitian
Caesarea Di Rumah Sakit Martha Friska Kesehatan: Pontianak; 2018.
Pulo Brayan Pada Tahun 2018. Wahana 9. Maryani. Determinan Persalinan Seksio
Inovasi; 2018: 7; 131-135. Sesarea Di RSUD Wates Kulon
3. Rekam Medik RSUD Andi Makkasau ProgoTahun 2016. Yogyakarta. Naskah
Parepare. Data Persalinan Sestio Publikasi; 2017.
Caesarea. Parepare; 2019. 10. Sumelung, Veibymiaty.,Rina Kundre,
4. Agustina, Vistaria Vensensia. Lentera Michael Karundeng. Faktor – faktor yang
ACITYA. Parepare. Jurnal Kesehatan. Berperan Meningkatnya Angka Kejadian
2018; 5(1); 2356-3028. Section Caesarea di Rumah Sakit Umum
5. Maisyaroh, Siti. Karakteristik Ibu Bersalin Daerah Liun Kendage Tahuna. E-journal
dengan Section Caesarea di bangsal; Keperawatan; 2014. 2:1-6.
2012. 11. Suherman, Ulfa Damayanti, and Ayu Dwi
6. Hutagalung, Evita Sartika, Hiswan Putri Rusman. "Faktor Yang Berhubungan
Rasmaliah. Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Pemanfaatan Antenatal Care Di
dengan Seksio Sesarea di RumahSakit Puskesmas Madising Na Mario Kota
Santa Elisabeth Medan Tahun 2013-2014. Parepare." Jurnal Ilmiah Manusia Dan
Medan; Mahasiswa Departemen Kesehatan 1.1 (2018): 1-15.
Epidemiologi FKM USU, Staf Pengajar 12. Adrian, Kevin. Tiap Wanita Hamil
Departemen Epidemiologi FKM USU; Berisiko Mengalami Gangguan Plasenta.
2014. Alodokter.https://www.motherand
7. Muhammad, Rasdiana. Karakteristik Ibu baby.co.id/article/2018/5/5/9923/Masalah-
Yang Mengalami Persalinan Dengan

263
Vol. 3, No. 2 Mei2020

plasenta-yang-wajib-bumil-ketahui;2018.
(6 Oktober 2019)
LAMPIRAN
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden menurut Umur, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan
dan Paritas ibu Bersalin Sectio Caesarea di RSUD Andi Makkasau Kota Parepare
Variabel Frekuensi (f) Persen (%)
<20 atau >35 5 17
Umur 20-35 25 83
SD
SMP 2 7
Pendidikan 4 13
SMA 18 60
Akademik/PT 6 20
PNS 1 3
Swasta 2 7
Pekerjaan Petani/nelayan/pedagang 3 10
Buruh 0 0
Ibu Rumah Tangga (IRT) 24 80
1-2 anak 23 76
Paritas >3 anak 7 24
Total 30 100

Sumber : Data primer tahun 2019


Tabel 2. Distribusi menurut kondisi jantung janin, tali pusar, posisi janin dan cacat lahir pada ibu
bersalin Sectio Caesarea di RSUD Andi Makkasau Parepare
Variabel
Normal f %
Kondisi jantung 29 97
Tidak normal 1 3
Normal
Tali pusar 27 90
Tidak normal 3 10
Normal
Posisi janin 29 97
Tidak normal 1 3
Memiliki
Cacat lahir janin 0 0
Tidak memiliki 30 100
Total 30 100

Sumber : Data primer tahun 2019


Tabel 3. Distribusi menurut partus lama, Preeklamsia, Kondisi Kesehatan Kronis, Masalah Plasenta,
Cephalopelvic Disporpotion (CPD), dan Ketuban Pecah Dinipada ibu bersalin
Sectio Caesarea di RSUD Andi Makkasau Parepare
Variabel f %
normal 25 83
Partus Lama tidak normal 5 17
Tekanan darah normal 120/80 mmHg 27 90
Preeklamsia Tekanan darah tidak normal 140/90 mmHg 3 10
Kondisi Kesehatan Tidak Menderita 28 93
Kronis Ibu Menderita 2 7
Normal
Masalah Plasenta 30 100
Tidak normal 0 0
Cepalopelvic Memiliki 6 20
Disoroportion 24 80
(CPD) Tidak memiliki

264
Jurnal Ilmiah Manusiadan Kesehatan

Mengalami 11 37
Ketuban pecah dini
Tidak mengalami 19 63
Total 30 100

Sumber : Data primer tahun 2019

265

Anda mungkin juga menyukai