TMK 3 - Teori Portofolio Dan Analisa Investasi
TMK 3 - Teori Portofolio Dan Analisa Investasi
TUGAS 3
2. Berikut adalah empat asumsi yang digunakan dalam Capital Asset Pricing Model (CAPM),
tetapi tidak digunakan dalam Arbitrage Pricing Theory (APT):
1. Asumsi Pasar Bersih (Market Efficiency Assumption): CAPM mengasumsikan bahwa
pasar keuangan adalah pasar yang efisien, di mana semua informasi yang relevan tersedia
untuk semua investor secara bebas dan segera. APT tidak menggunakan asumsi ini.
2. Asumsi Portofolio Mengambang Bebas Risiko (Assumption of a Risk-Free Portfolio):
CAPM mengasumsikan bahwa terdapat portofolio mengambang bebas risiko yang
tersedia bagi semua investor. APT tidak membutuhkan asumsi ini, karena tidak ada
keterkaitan langsung dengan portofolio bebas risiko.
3. Asumsi Risiko Sistematis (Assumption of Systematic Risk): CAPM menggunakan
asumsi bahwa risiko yang relevan bagi aset adalah risiko sistematis atau risiko pasar.
APT tidak terikat pada asumsi ini dan memperbolehkan adanya faktor risiko tambahan
yang tidak terkait dengan pasar.
4. Asumsi Pemilihan Portofolio Optimal (Assumption of Optimal Portfolio Selection):
CAPM mengasumsikan bahwa investor memilih portofolio optimal dengan
mempertimbangkan tingkat risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan. APT tidak
mengasumsikan pemilihan portofolio optimal, karena fokusnya lebih pada identifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi harga aset.
Dengan mengabaikan asumsi-asumsi ini, APT memberikan fleksibilitas yang lebih besar
dalam menganalisis hubungan antara harga aset dan faktor-faktor risiko yang lebih luas.
3. Dalam pemilihan pialang, ada beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan. Berikut
adalah lima faktor penting yang perlu dipertimbangkan:
1. Kredibilitas dan Keandalan: Salah satu faktor paling penting adalah kredibilitas dan
keandalan pialang. Pastikan pialang yang dipilih terdaftar dan diawasi oleh Badan
Pengawas Pasar Modal (OJK) di Indonesia. Cek juga reputasi dan sejarah pialang,
termasuk pengalaman dan lama beroperasi di industri.
2. Biaya Transaksi: Biaya transaksi adalah faktor penting dalam pemilihan pialang. Periksa
biaya komisi yang dikenakan untuk setiap transaksi, baik pembelian maupun penjualan
saham. Selain itu, perhatikan juga biaya lainnya seperti biaya administrasi, biaya
penarikan, dan biaya lain yang mungkin dikenakan oleh pialang.
3. Produk dan Layanan: Pastikan pialang menawarkan produk dan layanan yang sesuai
dengan kebutuhan dan preferensi Anda. Periksa apakah pialang menyediakan akses ke
instrumen investasi yang Anda minati, seperti saham, obligasi, reksa dana, atau derivatif.
Selain itu, perhatikan pula kemudahan akses melalui platform perdagangan, layanan
pelanggan, dan penawaran informasi dan riset pasar.
4. Keamanan dan Proteksi Investor: Keamanan dana dan proteksi investor adalah faktor
penting dalam pemilihan pialang. Pastikan pialang memiliki sistem keamanan yang kuat
untuk melindungi informasi dan dana Anda. Periksa juga apakah pialang terdaftar
sebagai anggota Lembaga Penyelesaian Perselisihan (LPP) atau memiliki mekanisme
penyelesaian sengketa lainnya untuk melindungi hak-hak investor.
5. Pendekatan Investasi dan Riset: Penting untuk memahami pendekatan investasi dan riset
yang dilakukan oleh pialang. Periksa apakah pialang menyediakan analisis riset pasar,
rekomendasi saham, dan strategi investasi yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko
Anda. Juga, perhatikan apakah pialang memiliki tim analis yang berkualitas dan dapat
memberikan informasi dan panduan yang akurat.
Dalam pemilihan pialang, penting untuk melakukan riset dan membandingkan berbagai
pilihan yang tersedia. Pertimbangkan faktor-faktor di atas serta kebutuhan dan preferensi
pribadi Anda untuk membuat keputusan yang tepat dalam memilih pialang yang sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan investasi Anda.
4. Fraksi saham merujuk pada pecahan atau bagian kecil dari satu lembar saham. Dalam
beberapa kasus, harga saham yang terlalu tinggi membuat sulit bagi investor individu untuk
membeli satu lembar saham secara keseluruhan. Oleh karena itu, fraksi saham
memungkinkan investor untuk membeli sebagian kecil dari satu lembar saham.
Penerapan fraksi saham biasanya terjadi dalam perdagangan saham online atau di platform
perdagangan elektronik. Misalnya, jika harga satu lembar saham suatu perusahaan adalah
Rp 1.000.000 dan investor hanya ingin berinvestasi Rp 100.000, maka dengan
menggunakan fraksi saham, investor dapat membeli 1/10 (sepuluh persen) lembar saham,
yaitu setara dengan 0,1 lembar saham.
Penerapan fraksi saham memungkinkan investor dengan modal terbatas untuk berinvestasi
dalam saham-saham perusahaan yang memiliki harga per lembar yang tinggi. Dengan
memiliki sebagian kecil saham tersebut, investor masih dapat mendapatkan manfaat dari
pergerakan harga saham dan dividen yang mungkin dibayarkan oleh perusahaan.
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua pasar saham atau pialang menyediakan opsi fraksi
saham. Beberapa negara atau peraturan pasar modal mungkin memiliki pembatasan terkait
fraksi saham. Selain itu, biaya transaksi dan ketentuan lainnya terkait fraksi saham dapat
bervariasi antara pialang dan platform perdagangan yang berbeda. Penting bagi investor
untuk memahami ketentuan dan biaya yang terkait dengan fraksi saham sebelum melakukan
transaksi.