Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : FERENGKI WAHYUDI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042847986

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4371 / MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

Kode/Nama UPBJJ : 18 / PALEMBANG

Masa Ujian : 2023.1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Adanya rantai gangguan (disruption) dalam rantai pasok menyebabkan munculnya
berbagai risiko. Risiko-risiko tersebut perlu diminimalkan agar tidak terjadi kerugian
yang lebih besar bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu untuk merancang
dan mengembangkan suatu pendekatan yang dapat meminimalkan risiko terhadap
disruption tanpa harus mengorbankan efisiensi. Jelaskan beberapa pendekatan tersebut.

Jawaban :
Untuk dapat mengatasi risiko bisnis perlu adanya sebuah strategi yang tertata dengan
baik. Ilmu risk management atau manajemen risiko bisnis sudah pasti harus kita ketahui
sebagai entrepreneur. Jika kita berani menghadapi risiko, kita juga harus memiliki
persiapan matang sebelumnya. Berikut ada 4 cara mudah memanajemen risiko bisnis :
1. Lakukan Identifikasi Risiko
Kita dapat mencoba identifikasi kira-kira apa jenis risiko yang dapat muncul,
apakah dari sisi finansial, pemasaran, produksi, dan sebagainya. Identifikasi
risiko ini dapat bermanfaat untuk mengenali kemungkinan adanya risiko yang
sedang maupun akan terjadi dalam bisnis kita. Output dari identifikasi risiko ini
adalah berupa daftar dari setiap risiko yang dapat terjadi pada bisnis kita.
2. Ranking Berdasar Kerugian
Setelah memiliki daftar tentang berbagai risiko bisnis, saatnya kita menganalisa
dan mengurutkannya berdasarkan dampak terburuk. Fokuslah pada risiko yang
paling besar akibatnya dan paling sering dialami terutama terhadap jenis bisnis
serupa. Cari apa saja dampaknya terhadap kita, karyawan, kelangsungan
perusahaan, dan lingkungan.
3. Lakukan Kontrol Risiko
Daftar dengan berbagai risiko ini tidak akan berarti jika tidak ada rencana aksi
yang dapat dilakukan untuk penanggulangannya. Dalam menyikapi risiko usaha
terdapat 5 bentuk sikap yang harus kita ambi, seperti :
a. Risk Avoidance (Menghindari Risiko)
Sikap berikut sering kali tidak efektif karena dengan menghindari risiko ini
berarti kita tidak berani mengambil kesempatan untuk berusaha dan
mengatasi risiko, kita bahkan tidak belajar akan apapun. Tindakan ini berarti
kita tidak melakukan tindakan yang dapat menyebabkan risiko tersebut
terjadi, termasuk tidak jadi melakukan suatu strategi usaha yang telah
disusun.
b. Risk Reduction (Mengurangi Risiko)
Hal ini mencari sebuah tindakan untuk mengurangi kerugian dari sebuah
risiko yang dapat terjadi. Kemungkinan risiko terjadi tetap ada, namun
dampaknya sebisa mungkin diminimalisasi. Misalnya, sistem alarm
pendeteksi kebakaran, kebakaran tetap dapat terjadi namun risiko kerugian
dapat dikurangi dengan sistem ini.
c. Risk Transfer (Memindahkan Risiko)
Selain menghindari dan mengurangi risiko, kita juga bisa mengalihkan risiko.
Kita bisa mengalihkan tanggung jawab kepada pihak lain dengan membayar
jasa tersebut. Contohnya jika kita memiliki perusahaan barang pecah belah
dan harus mengirimkannya ke tempat yang cukup jauh dan jalan yang kurang
memadai, daripada kita sendiri atau karyawan sendiri yang mengantar lebih
baik kita memilih membayar jasa pengantar yang memiliki asuransi barang
pecah belah. Tentu risikonya akan kita pindahkan ke pihak pengantar ini.
d. Risk Retention (Menerima risiko)
Menerima artinya kita hanya bisa merelakan kerugian tersebut terjadi. Sikap
ini tentunya diambil jika tidak ada cara lain untuk menghadapinya.
Contohnya jika kita salah menghitung uang atau salah mengirim barang
tentunya kerugian mau tidak mau harus kita terima. Perlu diingat pula jika
dampak kerugiannya terlalu besar maka lebih baik menghindari daripada
menerimanya.
4. Monitoring dan Review
Setelah kita berhasil mengidentifikasi risiko dan memilih strategi yang dapat
diterapkan untuk setiap risiko, saatnya kita untuk selalu waspada akan segala
isu yang ada. Sebuah isu adalah sebuah gejala dari datangnya sebuah risiko atau
bahkan krisis yang akan melanda. Sebuah isu tentu tidak selalu memiliki gejala
tapi setidaknya setelah mengenal jenis-jenis risiko bisnis ini maka kita akan tahu
di mana fokus kita akan tertuju jika risiko tersebut terjadi. Jika sebuah isu
tersebut telah menjadi risiko yang sebenarnya dan mendatangkan krisis, saatnya
kita meresolusi atau mengevaluasi apakah tindakan kita terhadap risiko tersebut
berhasil sesuai yang kita rencanakan atau tidak. Setidaknya setelah kita berhasil
mendapatkan hasil riview ini, kita bisa menjadikan masalah tersebut sebagai
bahan pembelajaran untuk dapat lebih baik jika menghadapi risiko ini kembali.
Jaringan retail pakaian H&M merupakan salah satu contoh terbaik
perusahaan yang menerapkan supply chain managment. H&M rata-rata
menganti desain pakaiannya setiap tiga minggu, sementara pesaing mengubah
desainnya setia dua atau tiga bulan. Hal ini dilakukan agar toko H&M selalu
mengikuti perkembangan tren busana yang terkini. Fokus bisnis ini menjadikan
rantai pasokan yang sangat responsif yang menjadi inti dari kesuksesan
bisnisnya.
Dalam membuat produk baru, agar perusahaan selalu memantau
berbagai media sosial untuk mengamati arah mode pakaian yang dapat dilihat
dari berbagai komunitas, para influencer dan para artis. Berdasarkan arah mode
yang mulai berkembang, para agen dengan cepat mengirim ide-ide busana ke
para desainer untuk membuat sketsa desain yang akan diproduksi di pusat-pusat
produksi H&M. Item-item baru kemudian diproduksi dan dikirim ke tokoh-
tokoh H & M dalam jangka waktu 4 – 6 minggu, dari item yang ada dapat diubah
dalam 2 minggu. Proses produksi yang singkat menciptakan kelangkaan desain,
tidak ada stok yang menumpuk di toko yang mendorong konsumen untuk
langsung melakukan pembelian apabila tersedia item yang diinginkan.
Persediaan setiap item produk yang dijual tidak dibuat dalam jumlah yang
banyak karena model pakaian akan berganti dengan cepat. H&M memiliki 12
tingkat perputaran persediaan per tahun yang dua kali lebih cepat daripada toko-
toko pesaingnya. Siklus pesanan terfokus jangka pendek semacam ini membuat
perkiraan menjadi sangat akurat, jauh lebih akurat daripada pesaing yang
mungkin memesan setiap bulan.
Untuk kelancaran produksi, H&M membeli sejumlah besar hanya
beberapa jenis kain atau bahan (hanya empat atau lima jenis, tetapi dapat
berubah dari tahun ke tahun) dengan cara ini, produsen kain dapat mengirimkan
kain dalam jumlah besar dengan cepat langsung ke pusat produksi H&M.
perusahaan membeli kain mentah dari berbagai pemasok dari berbagai negara
yang mampu menyediakan bahan dalam jumlah dan kualitas yang sesuai.
Pemasok-pemasok akan mengirimkan pesanan bahan dalam waktu 5 hari sejak
pesanan dilakukan. Terdapat keterbukaan informasi dan kerja sama yang baik
antara pusat produksi dengan para pemasok yang juga menjadi kunci agar
pemasok dapat mengirimkan pesanan dalam waktu yang cepat.
Pasar inti perusahaan adalah wanita berusia 24 – 35 tahun. Mereka
menjangkau pasar ini dengan menempatkan toko mereka dipusat kota dan
tempat-tempat dengan konsentrasi wanita yang tinggi dalam rentang usia ini.
Item pakaian diberi harga berdasarkan permintaan pasar, bukan berdasarkan
biaya pembuatan. Waktu tunggu yang singkat untuk pengiriman item fashion
unik yang dikombinasikan dengan produksi yang singkat memungkinkan H&M
menawarkan lebih banyak gaya dan pilihan kepada pelangan, namun tetap
menciptakan rasa urgensi untuk membeli karena item sering terjual habis
dengan cepat.
Perputaran persediaan yang cepat serta respon cepat terhadap perubahan
mode fashion menjadi kunci keberhasilan H&M. perusahaan dapt mengirimkan
pakaian ke toko-toko di seluruh dunia hanya dalam beberapa hari dan ke toko-
toko di berbagai kota besar di setiap negara dalam hitungan kurang dari dua
minggu. Pengiriman cepat ini tentunya memerlukan biaya ekstra, namun masih
rasional karena H&M dapat menanggung biaya pengiriman tersebut karena
tidak perlu melakukan banyak diskon pakaian dan juga tidak menghabiskan
banyak uang untuk iklan.
Kasus tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan no. 2 dan no 3.

2. Pelajari materi dalam modul 8 kegiatan Belajar 2 BMP Manajemen Rantai Pasokan.
Berdasarkan uraian kausu pada toko H & M tersebut. Jelaskan bagaiman H & M
mengatur tingkat ketersediaan produk optimalnya sehingga mampu menjadi pemimpin
retail fashion !

Jawaban :
H & M rata-rata mengganti desain pakaiannya setiap tiga minggu, semetara pesaing
mengubah desainnya setiap dua atau tiga bulan. Hal ini dilakukan agar toko H & M
selalu mengikuti perkembangan tren busana yang terkini. Fokus bisnis ini menjadikan
rantai pasokan yang sangat responsif yang menjadi inti dari kesuksesan bisnisnya.
Ditambah lagi adanya komunikasi yang baik dari setip sektor internal rantai pasokan
produksi yang ada di dalam H & M sendiri, hal ini yang membuat produktivitas H & M
sendiri menjadi meningkat dengan optimasi dan mampu menjadi pemimpin retail
fashion.
3. Pelajari materi pada Modul 9 Kegiatan Belajar 1 dan 2 BMP Manajemen Rantai
Pasokan. Jelaskan praktik Customer Relationship Management dan Supplier
Relationship Management yang dilakukan di H & M!
Jawaban :
 Praktik Customer Relationship Management yang dilakukan H&M adalah
menentukan terlebih dahulu pasar inti perusahaan mereka yakni wanita
berusia 24 – 35 tahun. Mereka menjangkau pasar ini dengan menempatkan
toko mereka dipusat kota dan tempat-tempat dengan konsentrasi wanita yang
tinggi dalam rentang usia ini. Item pakaian diberi harga berdasarkan biaya
pembuatan. Waktu tunggu yang singkat untuk pengiriman item fashion unik
yang dikombinasikan dengan produksi yang singkat memungkinkan H&M
menawarkan lebih banyak gaya dan pilihan kepada pelangan, namun tetap
menciptakan rasa urgensi untuk membeli karena item sering terjual habis
dengan cepat. Perputaran persediaan yang cepat serta respon cepat terhadap
perubahan mode fashion menjadi kunci keberhasilan H&M. perusahaan
dapat mengirimkan pakaian ke toko-toko di seluruh dunia hanya dalam
beberapa hari dan toko-tokodi berbagai kota besar di setiap negara dalam
hitungan kurang dari dua minggu. Pengiriman cepat ini tentunya
memerlukan biaya ekstra, namun masih rasional karena H&M dapat
menanggung biaya pengiriman tersebut karena tidak perlu melakukan
banyak diskon pakaian dan juga tidak menghabiskan banyak uang untuk
iklan.
 Pratik Suplier Relationship Management yang dilakukan H&M adalah
dengan cara membeli sejumlah besar hanya beberapa jenis kain atau bahan
(hanya empat atau lima jenis, tetapi dapat berubah dari tahun ke tahun).
Dengan cara ini, produsen kain dapat mengirimkan kain dalam jumlah besar
dengan cepat langsung ke pusat produksi H&M. Perusahaan membeli kain
mentah dari berbagai pemasok dari berbagai negara yang mampu
menyediakan bahan dalam jumlah dan kulaitas yang sesuai. Pemasok-
pemasok akan mengirimkan pemesanan bahan dalam waktu 5 hari sejak
pesanan dilakukan. Terdapat keterbukaan informasi dan kerja sama yang
baik antara pusat produksi dengan para pemasok yang juga menjadi kunci
agar pemasok dapat mengirimkan pesanan dalam waktu yang cepat.

Anda mungkin juga menyukai