Anda di halaman 1dari 20

INFEKSI

SALURAN
KEMIH
TOPIK
Definisi
Epidemiologi
Etiologi-Faktor Risiko
Manifestasi Klinis - Diagnosis
Tatalaksana
Kesimpulan
INFEKSI SALURAN KEMIH

Adalah kondisi ketika organ


saluran kemih seperti ginjal,
ureter, uretra atau kandung
kemih mengalami infeksi. Hal ini
ditandai dengan adanya bakteri
dalam urin disebut Bakteriuria.
ISK BERULANG

ISK berulang disebabkan oleh infeksi yang


berulangatau relaps dari fokus infeksi yang
persisten
-> Relaps
adalah ISK yang berulang dengan organisme yang
sama diikuti oleh terapi yang adekuat
-> Reinfeksi
adalah ISK berulang dengan bakteri yang diisolasi
sebelumnya setelah terapi dan dengan biakan urin
(-) atau disebabkan oleh bakteri kedua yang
diisolasi
ISK BERULANG

•ISK ≥ 2 episode dalam 6 bulan atau ≥ 3 episode


dalam 12 bulan/ setahun, disertai dengan adanya
keadaan tanpagejala diantara episode
kekambuhan
•ISK dengan 3 kultur urin positif selama periode 12
bulan, atau 2 kali infeksi selama 6 bulan
sebelumnya.
EPIDEMIOLOGI
Dapat terjadi dari usia muda sampai usia
tua
perempuan > laki-laki
40% Perempuan ISK >> ISK Berulang
•Sering oleh bakteri, jarang oleh jamur dan
virus
Wanita Post-menopause risiko meningkat
: prolaps panggul, kekurangan estrogen,
hilangnya lactobacilli di flora vagina,
peningkatan kolonisasi periurethral oleh
Escherichia coli (E. coli).
Insiden yang lebih tinggi dari penyakit
medis seperti diabetes melitus (DM).
ETIOLOGI
Berbagai jenis mikroba bakteri, virus, dan
jamur:
Penyebab terbanyak bakteri gram-negatif.
Bakteri yang umumnya menyebabkan ISK di
antaranya:

1.Escherichia coli (90%)


2.Enterobacter sp
3.Proteus mirabili
4.Providencia stuartii
5.Morganella morganii
6.Klebsiella pneumonia
7.Pseudomonas aeruginosa
8.Staphylococcus epidermidis
9.Streptococcus faecalis
FAKTOR RESIKO
•Ketidakmampuan atau kegagalan kandung kemih untuk
mengosongkan isinya secara sempurna
•Penurunan daya tahan tubuh
•Peralatan yang dipasang pada saluran perkemihan seperti
kateter dan prosedur sistoskopi

Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :


•Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat
pengosongan kandung kemih yang kurang efektif.
•Mobilitas menurun
•Nutrisi yang sering kurang baik
•Sistem imunitas menurun
FAKTOR RESIKO ISK
BERULANG
Pada wanita pra-menopause yang aktif
secaraseksual,
•Frekuensi hubungan seksual > 9 kali/minggu
meningkatkan risiko 10 kali lipat
•Penggunaan spermisida, diafragma vagina untuk
kontrasepsi,
•Memiliki pasangan seksual baru, dalam 1 tahun
terakhir
•Usia pertama kali terkena ISK
•Riwayat ISK pada kehamilan
•Disfungsi berkemih.
FAKTOR RESIKO ISK
BERULANG

Faktor lainnya (terkait perilaku)


•Berkemih sebelum dan sesudah senggama,
•teknik menyeka,
•mengenakan pakaian dalam yang ketat,
•kebiasaan menahan untuk berkemih dan vaginal
douching;
•Kondisi medis lainnya (kehamilan, imunosupresi ,
dan DM )
FAKTOR RESIKO ISK
BERULANG

Faktor lainnya (terkait nosokomial


daninstrumentasia)
•Paparan bakteri resisten antibiotik
•Penggunaan kateter urin menetap
•Nephtrostomy tube
•Stent ureter
KLASIFIKASI
Secara klinis

•Sistisis Akut               : Jumlah koloni bakteri uropatogen ≥103 /mL         
                                     Terapi antibiotik 1-7 hari
ISK Non Komplikata
Pielonefritis akut     : Jumlah koloni bakteri uropatogen ≥104 /mL            
                                  Terapi antibiotik 10-14 hari•

•ISK pada pasien dengan kelainan fungsional/structural:
-Pemakaian kateter-Urin residu setelah berkemih >100 ml
ISK Komplikata
-Uropati obstruktif (batu, tumor)
-ISK perioperati dan post op-•

•Sepsis didiagnosa bila terjadi infeksi disertai dengan tanda inflamasisi
Sepsis
stemik, dan dapat mengarah ke disfungsi organ dan syok septik
MANIFESTASI KLINIS
-Gejala umum ISK ( disuria, frekuensi,
urgensi, nyeri suprapubik, hematuria )
-Riwayat penyakit dengan ISK
-Urin berbau tidak sedap dan tampak
keruh
-Gejala sistemik ringan ( demam, mual,
muntah) – asimptomatik
-Piuria
-Tiga kultur urin (+) dalam 12 bulan
terakhir
MANIFESTASI KLINIS DAN
DIAGNOSIS

Dipstik urin dan kultur serta


resistensi bakteri
Laju aliran dan volume residu
USG saluran kemih
Dalam kasus tertentu : sistoskopi
fleksibel, nonkontra
CT KUB (kidneys, ureters and
bladder) atau CT urogram,
MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS

Urinalisis, (dipstik atau mikroskop) untuk mendeteksi piuria, sebagai metode untuk
memprediksi ISK memiliki sensitivitas 80-90% dan spesifisitas 50%
Kultur urin dan uji sensitivitas, gold standar untukmendeteksi organisme penyebab
dan menentukan jenisterapi antimikroba yang diperlukan.
Kultur urin direkomendasikan dalam ISK berulang atau jika terdapat faktor penyulit.
Investigasi lebih lanjut, seperti sistoskopi, disarankanpada wanita di atas usia 50
tahun. Ultrasonografi ginjal, pielogram intravena (IVP) dan CT-scan dapat
membantumendeteksi anomali struktural urogenital kongenital.
TATALAKSANA
Antibiotik

Terapi antimikroba merupakan tatalaksana utama untuk


ISK -> sensitif, aman, dan hemat biaya.

Agen antimikroba harus diresepkan sesuai dengan


sensitifitas bakteri yang menginfeksi, konsentrasi
uropatogen dalam urin dan keluhan berkemih.

Penting untuk dipertimbangkan ketika terjadi septikemia


atau infeksi parenkim, karena antimikroba biasanya
lebihtinggi kadarnya dalam urin daripada serum.
TATALAKSANA
1st line 2nd line

ISK bawah Kotrimoksazole 2x960 mg Ciprofloxacin 2x500 mg

Ranap : ceftriakson1x1
gr/Levofloxacin 4x500
pielonefritis Ciprofloxacin 2x500 mg
mg/Siprofloxacin 2x400 mg7-
14 hari

Ibu hamil B-lactam/cephalosporin

Kotrimoksazole 10mg/bb, dib
anak Amoxcilin 20-40 mg/bb
agi 2 dosis

Edukasi : perbanyak asupan cairan, menjaga higienitas
TATALAKSANA
Antibiotik Profilaksis
Risiko relatif dan manfaat dari strategi profilaksis pada ISK berulang harus didiskusikan
dengan pasien.
Strategi ini harus di ikuti dengan tindakan konservatif sebelumnya dandidasarkan pada
riwayat pasien dan faktor risiko.

Pertimbangkan untuk meresepkan estrogen vagina pada wanita peri- dan postmenopause

Standby antibiotic  Pemberian antibiotik “self-start” jika <1 episode per bulan

Post coital antibiotic Untuk ISK berulang yang dipicu oleh hubungan seksual ( uji coba dalam 6 bulan ) 

Continuous antibiotic
Profilaksis antibiotik dosis rendah yang terus menerus
prophylaxis

Continous urinary antiseptic Profilaksis berkelanjutan dengan methenamine hippurate sebagai alternatiflini perta


prophylaxis ma untuk profilaksis antibiotik berkelanjutan
TATALAKSANA

-Meningkatkan intake cairan oral, 2-3 liter per hari


-Anjurkan sering BAK
-Dianjurkan untuk membersihkan area genital Pre dan
post koitus serta menyeka dari depan kebelakang,
-Menghindari banyak pasangan seksual
-Menghindari kontrasepsi spermisida, diafragma, dan
douching vagina
TERIMA KASIH :)

Anda mungkin juga menyukai