Dirkrimsus Polda Sulsel - Upaya Penerbitan Peti
Dirkrimsus Polda Sulsel - Upaya Penerbitan Peti
PETI adalah kegiatan memproduksi mineral dan batubara yang dilakukan oleh
masyarakat atau perusahaan tanpa memiliki izin, tidak menggunakan prinsip
pertambangan yang baik, serta memiliki dampak negatif bagi lingkungan hidup,
ekonomi, dan sosial.
Kegiatan ini juga memicu terjadinya konflik yang menggangu stabilitas Kamtibmas,
selain itu, PETI juga mengabaikan kewajiban - kewajibannya, baik terhadap Negara
maupun terhadap masyarakat sekitar.
Kegiatan pertambangan tanpa izin (PETI) disejumlah daerah yang berada di Prov.
Sulawesi Selatan kembali marak terjadi. Aktivitas tambang ilegal ini kian meningkat
dipicu harga komoditas minerba yang terus menguat dan meningkatknya kegiatan
pembangunan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang terus meningkat dan
berkembang menyebabkan adanya peningkatan permintaan material tambang.
Menyikapi hal ini, Polda Sulsel telah melakukan tindakan preemtif, preventif, dan
represif yang bertujuan untuk menertibkan pelaku tambang illegal dan pengendalian
bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang bekerja tidak sesuai dengan
aturan serta melakukan penegakan hukum bagi pelaku pertambangan illegal /
pertambangan tanpa izin.
Pertambangan Tanpa Izin (PETI) terus menjadi perhatian Polda Sulsel dan
Pemerintah Prov. Sulsel, sehingga diperlukan upaya bersama dan dukungan
seluruh pihak untuk mendorong penanganan PETI beserta dampak yang
ditimbulkan.
UPAYA YG TELAH DILAKUKAN OLEH POLDA SULSEL
DALAM MENGATASI PETI DI PROV. SULSEL
FAKTOR
PENYEBAB Kurangnya pengawasan dan adanya pembiaran dari
TERJADINYA pihak - pihak yang berwenang.
PETI
❑ Dari sisi regulasi, PETI melanggar Undang - Undang Nomor : 3 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Undang - Undang Nomor : 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara :
- Pada Pasal 158, dijelaskan bahwa setiap orang yang melakukan penambangan
tanpa izin dipidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak
Rp100.000.000.000.
- Pasal 160, dijelaskan bahwa setiap orang yang memiliki IUP pada tahap eksplorasi,
tetapi melakukan kegiatan operasi produksi, dipidana penjara paling lama 5
tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000.000.
❑ Selain Pasal – Pasal tersebut di atas, diatur juga bagi orang yang menampung,
memanfaatkan, melakukan pengolahan dan/atau pemurnian, pengembangan dan/atau
pemanfaatan pengangkutan, penjualan mineral dan/atau batubara yang tidak berasal dari
pemegang IUP, IUPK, IPR, SIPB atau izin lainnya akan dipidana dengan pidana penjara,
sebagaimana diatur dalam Pasal 161 dengan sanksi pidana penjara paling lama 5 tahun
dan denda paling banyak Rp100.000.000.000.
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS POLDA SULSEL