Anda di halaman 1dari 27

Makalah Sistem Informasi Spasial Kehutanan

INTERPRETASI CITRA

OLEH :
KELOMPOK 14 B

1. Juan Dionisius Agusno (M011181311)


2. Vivi Nuraeni (M011181078)
3. A. Aznan Aznawi (M011181080)

LABORATORIUM PERENCANAAN DAN SISTEM INFORMASI


KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
DASAR TEORI
Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari
suatu objek. Citra terbagi 2 yaitu ada citra yang bersifat analog dan ada citra yang
bersifat digital. Citra analog adalah citra yang bersifat kontinu seperti gambar
pada monitor televisi, foto sinar X, hasil CT Scan dll. Sedangkan pada citra digital
adalah citra yang dapat diolah oleh computer. Pengolahan citra digital adalah
sebuah disiplin ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan perbaikan
kualitas gambar (peningkatan kontras, transformasi warna, restorasi citra),
transformasi gambar (rotasi, translasi, skala, transformasi, geometrik), melakukan
pemilihan citra ciri (feature images) yang optimal untuk tujuan analisis,
melakukan proses penarikan informasi atau deskripsi objek atau pengenalan objek
yang terkandung pada citra, melakukan kompresi atau reduksi data untuk tujuan
penyimpanan data, transmisi data, dan waktu proses data. Input dari pengoalahan
citra adalah citra, sedangkan outputnya adalah citra hasil pengolahan.
Citra atau Image merupakan istilah lain dari gambar, yang merupakan
informasi berbentuk visual. Suatu citra diperoleh dari penangkapan kekuatan sinar
yang dipantulkan oleh objek. Ketika sumber cahaya menerangi objek, objek
memantulkan kembali sebagian cahaya tersebut. Pantulan ini ditangkap oleh alat-
alat pengindera optik, misalnya mata manusia, kamera, scanner dan sebagainya.
Bayangan objek tersebut akan terekam sesuai intensitas pantulan cahaya. Ketika
alat optik yang merekam pantulan cahaya itu merupakan mesin digital, misalnya
kamera digital, maka citra yang dihasilkan merupakan citra digital. Pada citra
digital, kontinuitas intensitas cahaya dikuantisasi sesuai resolusi alat perekam.
Teknologi penginderaan jauh satelit dipelopori oleh NASA Amerika
Serikat dengan diluncurkannya satelit sumberdaya alam yang pertama, yang
disebut ERTS-1 (Earth Resources Technology Satellite) pada tanggal 23 Juli
1972, menyusul ERTS-2 pada tahun 1975, satelit ini membawa sensor RBV
(Retore Beam Vidcin) dan MSS (Multi Spectral Scanner) yang mempunyai
resolusi spasial 80 x 80 m. Satelit ERTS-1, ERTS-2 yang kemudian setelah
diluncurkan berganti nama menjadi Landsat 1, Landsat 2, diteruskan dengan
seriseri berikutnya, yaitu Landsat 3, 4, 5, 6,7 dan terakhir adalah Landsat 8 yang
diorbitkan tanggal 11 Februari 2013, NASA melakukan peluncuran satelit
Landsat Data Continuity Mission (LDCM). Satelit ini mulai menyediakan produk
citra open access sejak tanggal 30 Mei 2013, menandai perkembangan baru dunia
antariksa. NASA lalu menyerahkan satelit LDCM kepada USGS sebagai
pengguna data terhitung 30 Mei tersebut. Satelit ini kemudian lebih dikenal
sebagai Landsat 8. Pengelolaan arsip data citra masih ditangani oleh Earth
Resources Observation and Science (EROS) Center. Landsat 8 hanya memerlukan
waktu 99 menit untuk mengorbit bumi dan melakukan liputan pada area yang
sama setiap 16 hari sekali. Resolusi temporal ini tidak berbeda dengan landsat
versi sebelumnya.
Tabel 1. Spesifikasi Kanal-Kanal Spektral Sensor Pencitra LDCM (Lansat-8)

Indeks vegetasi adalah besaran nilai kehijauan vegetasi yang diperoleh dari
pengolahan sinyal digital data nilai kecerahan (brightness) beberapa kanal data
sensor satelit. Untuk pemantauan vegetasi, dilakukan proses perbandingan tingkat
kecerahan kanal cahaya merah (red) dan infra merah dekat (near infra red /NIR).
Penyerapan cahaya merah oleh klorofil dan pemantulan cahaya infra merah dekat
oleh jaringan mesofil pada daun akan membuat nilai kecerahan yang diterima
sensor satelit melalui kanal-kanal tersebut akan jauh berbeda. Pada daratan tanpa
vegetasi, termasuk wilayah perairan dan pemukiman, lahan kosong terbuka, atau
kondisi vegetasi yang rusak, tidak dapat memberikan nilai rasio yang tinggi pada
perbandingan nilai kanal-kanal tersebut. Dan sebaliknya pada daratan dengan
vegetasi yang rapat dan kondisi sehat, perbandingan nilai kedua kanal tersebut
memberikan nilai yang sangat tinggi.
1. Interpretasi citra
Interpretasi citra adalah proses pengkajian citra melalui proses identifikasi
dan penilaian mengenai objek yang tampak pada citra. Dengan kata lain,
interpretasi citra merupakan suatu proses pengenalan objek yang berupa gambar
(citra) untuk digunakan dalam disiplin ilmu tertentu seperti Geologi, Geografi,
Ekologi, Geodesi dan disiplin ilmu lainnya.
Pengenalan objek merupakan bagian penting dalam interpretasi citra.
Untuk itu, identitas dan jenis objek pada citra sangat diperlukan dalam analisis
pemecahan masalah. Karakteristik objek pada citra dapat digunakan untuk
mengenali objek yang dimaksud dengan unsur interpretasi. Menurut Lillesand dan
Kiefer (1990), unsur interpretasi yang dimaksud dalam hal ini adalah:
1. Rona dan Warna
Rona dan warna merupakan unsur pengenal utama atau primer terhadap
suatu objek pada citra penginderaan jauh. Rona ialah tingkat kegelapan atau
tingkat
kecerahan objek pada citra, sedangkan warna ialah wujud yang tampak oleh mata
dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spectrum tampak.
2. Bentuk
Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau
kerangka suatu objek sebagaimana terekam pada citra penginderaan jauh.
3. Ukuran
Ukuran merupakan ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi
lereng dan volume. Ukuran objek citra berupa skala.
4. Tekstur
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra. Tekstur dinyatakan
dengan kasar, halus atau sedang. Contoh: hutan bertekstur kasar, belukar
bertekstur
sedang, semak bertekstur halus.
5. Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak
objek bentukan manusia dan beberapa objek alamiah. Contoh: perkebunan karet
atau kelapa sawit akan mudah dibedakan dengan hutan dengan pola dan jarak
tanam
yang seragam.
6. Bayangan
Bayangan sering menjadi kunci pengenlan yang penting bagi beberapa
objek dengan karakteristik tertentu. Sebagai contoh, jika objek menara diambil
tepat dari atas, objek tersebut tersebut tidak dapat diindefikasi secara langsung.
Maka untuk mengenali objek tersebut adalah menara yaitu dengan melihat
bayangannya.
7. Situs
Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain disekitarnya. Situs
bukan ciri objek secara langsung, tetapi kaitannya dengan faktor lingkungan.
8. Asosiasi
Asosiasi merupakan keterkaitan antara objek satu dengan objek yang lain.
Karena adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu objek pada citra sering
merupakan petunjuk adanya objek lain. Sekolah biasanya ditandai dengan adanya
lapangan olahraga.
2. Elemen dasar citra
Citra digital mengandung sejumlah elemen-elemen dasar. Elemen-elemen
dasar inilah yang dimanipulasi dalam pengolahan citra. Elemen-elemen dasar
yang penting diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Kecerahan (brightness)
Kecerahan disebut juga sebagai intensitas cahaya. Kecerahan pada suatu
titik (piksel) di dalam suatu citra sebenarnya adalah intensitas rata-rata dari suatu
area yang melingkupinya.
b. Kontras (contrast)
Kontras menyatakan sebaran terang (lightness) dan gelap (darkness) dalam
suatu citra. Citra dengan kontras rendah dicirikan oleh sebagian besar komposisi
citranya adalah terang atau sebagian besar gelap. Citra dengan kontras yang baik,
komposisi gelap dan terangnya tersebar secara merata.
c. Kontur (contour)
Kontur adalah keadaan yang ditimbulkan oleh perubahan intensitas pada
pixel-pixel yang bertetangga. Karena adanya perubahan intensitas inilah, maka
tepi-tepi (edge) objek pada citra dapat dideteksi.
d. Warna (color)
Warna adalah persepsi yang dirasakan oleh sistem visual manusia terhadap
panjang gelombang cahaya yang dipantulkan oleh objek. Setiap warna
mempunyai panjang gelombang yang berbeda-beda. Warna yang diterima oleh
sistem visual manusia (mata) merupakan hasil kombinasi cahaya dengan panjang
gelombang yang berbeda-beda. Kombinasi warna yang memberikan rentang
warna yang paling lebar adalah red (R), green(G), dan blue(B).
e. Bentuk (shape)
Bentuk adalah properti intrinsik dari objek tiga dimensi. Bentuk
merupakan properti intrinsic utama untuk sistem visual manusia karena manusia
lebih sering menginterpretasikan suatu objek berdasarkan bentuknya daripada
elemen lainnya.
f. Tekstur (texture)
Tekstur dicirikan sebagai distribusi spasial dari derajat keabuan di dalam
sekumpulan pixelpixel yang bertetangga. Sehingga, tekstur tidak dapat
didefinisikan untuk sebuah pixel. Tekstur merupakan karakteristik untuk
menganalisa permukaan berbagai jenis citra objek.
3. Landsat 8
Pada tanggal 11 Februari 2013, NASA meluncurkan satelit Landsat Data
Continuity Mission (LDCM). Satelit ini mulai menyediakan produk citra open
access sejak tanggal 30 Mei 2013, menandai perkembangan baru dunia antariksa.
NASA lalu menyerahkan satelit LDCM kepada USGS sebagai pengguna data
terhitung 30 Mei tersebut. Satelit ini kemudian lebih dikenal sebagai Landsat 8.
Pengelolaan arsip data citra masih ditangani oleh Earth Resources Observation
and Science (EROS) Center. Landsat 8 hanya memerlukan waktu 99 menit untuk
mengorbit bumi dan melakukan liputan pada area yang sama setiap 16 hari sekali.
Resolusi temporal ini tidak berbeda dengan landsat versi sebelumnya.

Landsat 8 merupakan kelanjutan dari misi Landsat yang untuk pertama kali
menjadi satelit pengamat bumi sejak 1972 (Landsat 1). Landsat 1 yang awalnya
bernama Earth Resources Technology Satellite 1 diluncurkan 23 Juli 1972 dan
mulai beroperasi sampai 6 Januari 1978. Generasi penerusnya, Landsat 2
diluncurkan 22 Januari 1975 yang beroperasi sampai 22 Januari 1981. Landsat 3
diluncurkan 5 Maret 1978 berakhir 31 Maret 1983; Landsat 4 diluncurkan 16 Juli
1982, dihentikan 1993. Landsat 5 diluncurkan 1 Maret 1984 masih berfungsi
sampai dengan saat ini namun mengalami gangguan berat sejak November 2011,
akibat gangguan ini, pada tanggal 26 Desember 2012, USGS mengumumkan
bahwa Landsat 5 akan dinonaktifkan. Berbeda dengan 5 generasi pendahulunya,
Landsat 6 yang telah diluncurkan 5 Oktober 1993 gagal mencapai orbit.
Sementara Landsat 7 yang diluncurkan April 15 Desember 1999, masih berfungsi
walau mengalami kerusakan sejak Mei 2003.
Sebenarnya landsat 8 lebih cocok disebut sebagai satelit dengan misi
melanjutkan landsat 7 dari pada disebut sebagai satelit baru dengan spesifikasi
yang baru pula. Ini terlihat dari karakteristiknya yang mirip dengan landsat 7, baik
resolusinya (spasial, temporal, spektral), metode koreksi, ketinggian terbang
maupun karakteristik sensor yang dibawa. Hanya saja ada beberapa tambahan
yang menjadi titik penyempurnaan dari landsat 7 seperti jumlah band, rentang
spektrum gelombang elektromagnetik terendah yang dapat ditangkap sensor serta
nilai bit (rentang nilai Digital Number) dari tiap piksel citra.
Seperti dipublikasikan oleh USGS, satelit landsat 8 terbang dengan
ketinggian 705 km dari permukaan bumi dan memiliki area scan seluas 170 km x
183 km (mirip dengan landsat versi sebelumnya). NASA sendiri menargetkan
satelit landsat versi terbarunya ini mengemban misi selama 5 tahun beroperasi
(sensor OLI dirancang 5 tahun dan sensor TIRS 3 tahun). Tidak menutup
kemungkinan umur produktif landsat 8 dapat lebih panjang dari umur yang
dicanangkan sebagaimana terjadi pada landsat 5 (TM) yang awalnya ditargetkan
hanya beroperasi 3 tahun namun ternyata sampai tahun 2012 masih bisa berfungsi.
Satelit landsat 8 memiliki sensor Onboard Operational Land Imager (OLI)
dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) dengan jumlah kanal sebanyak 11 buah.
Diantara kanal-kanal tersebut, 9 kanal (band 1-9) berada pada OLI dan 2 lainnya
(band 10 dan 11) pada TIRS. Sebagian besar kanal memiliki spesifikasi mirip
dengan landsat 7.
Dibandingkan versi-versi sebelumnya, landsat 8 memiliki beberapa
keunggulan khususnya terkait spesifikasi band-band yang dimiliki maupun
panjang rentang spektrum gelombang elektromagnetik yang ditangkap.
Sebagaimana telah diketahui, warna objek pada citra tersusun atas 3 warna dasar,
yaitu Red, Green dan Blue (RGB). Dengan makin banyaknya band sebagai
penyusun RGB komposit, maka warna-warna obyek menjadi lebih bervariasi.
Ada beberapa spesifikasi baru yang terpasang pada band landsat ini
khususnya pada band 1, 9, 10, dan 11. Band 1 (ultra blue) dapat menangkap
panjang gelombang elektromagnetik lebih rendah dari pada band yang sama pada
landsat 7, sehingga lebih sensitif terhadap perbedaan reflektan air laut atau
aerosol. Band ini unggul dalam membedakan konsentrasi aerosol di atmosfer dan
mengidentifikasi karakteristik tampilan air laut pada kedalaman berbeda.
Deteksi terhadap awan cirrus juga lebih baik dengan dipasangnya kanal 9
pada sensor OLI, sedangkan band thermal (kanal 10 dan 11) sangat bermanfaat
untuk mendeteksi perbedaan suhu permukaan bumi dengan resolusi spasial 100
m. Pemanfaatan sensor ini dapat membedakan bagian permukaan bumi yang
memiliki suhu lebih panas dibandingkan area sekitarnya. Pengujian telah
dilakukan untuk melihat tampilan kawah puncak gunung berapi, dimana kawah
yang suhunya lebih panas, pada citra landsat 8 terlihat lebih terang dari pada area-
area sekitarnya.
Sebelumnya kita mengenal tingkat keabuan (Digital Number-DN) pada
citra landsat berkisar antara 0-256. Dengan hadirnya landsat 8, nilai DN memiliki
interval yang lebih panjang, yaitu 0-4096. Kelebihan ini merupakan akibat dari
peningkatan sensitifitas landsat dari yang semula tiap piksel memiliki kuantifikasi
8 bit, sekarang telah ditingkatkan menjadi 12 bit. Tentu saja peningkatan ini akan
lebih membedakan tampilan obyek-obyek di permukaan bumi sehingga
mengurangi terjadinya kesalahan interpretasi. Tampilan citra pun menjadi lebih
halus, baik pada band multispektral maupun pankromatik.
Terkait resolusi spasial, landsat 8 memiliki kanal-kanal dengan resolusi
tingkat menengah, setara dengan kanal-kanal pada landsat 5 dan 7. Umumnya
kanal pada OLI memiliki resolusi 30 m, kecuali untuk pankromatik 15 m. Dengan
demikian produk-produk citra yang dihasilkan oleh landsat 5 dan 7 pada beberapa
dekade masih relevan bagi studi data time series terhadap landsat 8.
Kelebihan lainnya tentu saja adalah akses data yang terbuka dan gratis.
Meskipun resolusi yang dimiliki tidak setinggi citra berbayar seperti Ikonos, Geo
Eye atau Quick Bird, namun resolusi 30 m dan piksel 12 bit akan memberikan
begitu banyak informasi berharga bagi para pengguna. Terlebih lagi, produk citra
ini bersifat time series tanpa striping (kelemahan landsat 7 setelah tahun 2003).
Dengan memanfaatkan citra-citra keluaran versi sebelumnya, tentunya akan lebih
banyak lagi informasi yang dapat tergali.

4. Combinasi band
Combinasi band atau sering disebut sebagai citra komposit karena dalam
prosesnya kita akan melakukan komposit (penggabungan) 3 kanal (band) untuk
mendapatkan warna merah (Red), hijau (green) dan biru (blue). Dalam software
SAGA GIS proses komposit ini dinamakan sebagai “RGB composite”. Sebagai
contoh, proses komposit band 4,3,2 pada citra Landsat 8 OLI akan menghasilkan
citra dengan warna alami (natural color).
Gambar. Citra Komposit Band 4,3,2 Landsat 8-OLI

Perlu dicatat bahwa pemilihan band untuk dilakukan komposit akan BERBEDA


untuk citra dari Landsat 8 OLI dan versi Landsat sebelumnya (dalam contoh ini
yaitu Landsat 4-5 TM). Berikut beberapa komposit kanal menggunakan area of
interest wilayah Timor Barat menggunakan Landsat 8-OLI (dan perbedaannya
pada Landsat 5/7 TM) yang disesuaikan dengan tujuan utama pemetaan.

Bands 3,2,1
Kombinasi kanal ini akan menghasilkan   “warna alami” (natural color)
karena  kombinasi ini akan menampilkan citra yang sama dengan sistem visual
manusia.
Band 4,3,2
Komposit baku untuk “false color” dimana vegetasi akan tampak sebagai
daerah berbayang merah. Semakin “baik” vegetasi (contoh vegetasi hutan),   maka
akan semakin tampak berwarna merah gelap.Daerah perkotaan yang padat akan
nampak berwarna biru. Kombinasi ini paling sering digunakan dalam studi
vegetasi, monitoring drainase dan pola tanah, serta tahapan dalam pertumbuhan
tanaman.

Bands 7,4,2
Kombinasi ini akan memperlihatkan “natural like”seperti halnya
kombinasi 4-3-2 (Landsat 8) atau 3-2-1 (Landsat 5/7) dimanavegetasi akan
tampak hijau gelap,tanah kosong akan tampak berwarna merah  muda (pink), dan
air akan tampak berwarna biru. Kombinasi ini sangat berguna dalam bidang
geologi, pertanian dan wetland. Jika terdapat kebakaran maka akan tampak
berwarna merah.

Bands 4,5,1
Vegetasi sehat akan tampak berwarna merah, coklat, oranye dan kuning.
Tanah akan nampak berwarna hijau dan coklat. Air yang jernih dan dalam akan
tampak semakin gelap pada kombinasi ini.Untuk studi vegetasi maka dengan
penambahan kanal Mid-IR akan  meningkatkan sensitivitas dalam deteksi
beberapa tahapan pertumbuhan atau stres tumbuhan tersebut, tetapi mesti cermat
ketika intepretasi dilakukan pada citra yang diambil saat musim hujan. Kombinasi
ini juga berguna dalam membandingkan area yang mengalami banjir (flood).
Bands 4,5,3
Kombinasi ini akan semakin memperjelas batas antara darat-air.
Kombinasi kanal ini juga memperlihatkan perbedaan kelembaban yang berguna
bagi analisis kondisi tanah dan vegetasi. Secara umum, semakin lembab tanah
maka akan semakin terlihat berwarna gelap oleh karena kemampuan penyerapan
(absorpsi)
spektrum infra-merah oleh air.
Bands 7,5,3
Kombinasi ini juga akan memberikan tampilan “natural-like” dimana
vegetasi akan tampak sebagai area berbayang hijau yang gelap dan terang ketika
musim pertumbuhan. Permukaan daratan yang panas seperti kebakaran hutan atau
kaldera gunung berapi akan memberikan efek kejenuhan pada kanal Mid-IR
sehingga akan tampak sebagai baying berwarna merah atau kuning. Dengan
demikian salah satu aplikasi khusus dari kombinasi ini yaitu digunakan dalam
monitoring kebakaran hutan.

Bands 5,4,3
Seperti kombinasi kanal 4-5-1, maka kombinasi ini akan memberikan
banyak informasi dan warna yang kontras. Vegetasi yang sehat akan berwarna
hijau cerah dan tanah berwarna lembayung muda (mauve). Kombinasi ini sangat
berguna dalam studi vegetasi dan pertanian serta digunakan secara luas dalam
pengelolaan areal kayu dan serangan hama.
Bands 5,4,1
Kombinasi ini terlihat serupa dengan kombinasi 7-4-2 dimana vegetasi
yang baik akan terlihat hijau cerah, kecuali kombinasi ini lebih baik jika
digunakan dalam studi yang berkaitan dengan pertanian.

Bands 7,5,4
Oleh karena kombinasi kanal ini tidak menggunakan kanal tampak (visible
band) dengan demikian kombinasi ini sangat baik dalam penetrasi atmosfer. Garis
pantai dan laut akan terlihat jelas. Kombinasi ini seringkali digunakan untuk
menemukan karakteristik kelembaban dan tekstur tanah. Vegetasi akan terlihat
berwarna biru. Kombinasi kanal ini akan berguna dalam studi geologi.

Bands 5,3,1

Kombinasi ini lebih menunjukkan tekstur topografis, sementara kombinasi


7-3-1 lebih memperlihatkan perbedaan tipe berbatuan.
HASIL INTERPRETASI CITRA
1. Citra yang di gunakan
Cittra yang digunakan dalah citar tahun 2019 yang diperoleh melalui citra
satelit landsat 8. Citra yang di interpretasi adalah citra dari bulan september, citra
ini memiliki penutupan awan yang relatif lebih sedikit di bandingkan dengan
bulan-bulan lainnya pada tahun 2019.
2. Kombinasi band
Kombinasi band yang digunakan adalah kombinasi band 357. Kombinasi
ini akan memperlihatkan “natural like”seperti halnya kombinasi 4-3-2 (Landsat 8)
atau 3-2-1 (Landsat 5/7) dimana vegetasi akan tampak hijau gelap,tanah kosong
akan tampak berwarna merah  muda (pink), dan air akan tampak berwarna biru.
Kombinasi ini sangat berguna dalam bidang geologi, pertanian dan wetland. Jika
terdapat kebakaran maka akan tampak berwarna merah.

Gambar 1. Penutupan Lahan Tahun 2019 (Path 126/Row 61)


Gambar 2. Penutupan Lahan Tahun 2019 (Path 126/Row 61)
No Land Use Warna Rona Bentuk Tekstur Ukuran Situs Bayangan Asosiasi Pola Kenampakan
1 Hutan Hijau Gelap Bercak- Kasar Kecil Daratan ada Jauh dari Tidak
(tanah
Primer cak pemukiman teratur
miring,
datar,dsb);
pegunungan

2 Hutan Hijau Terang Bercak-cak Kasar Kecil Daratan Tidak ada Sawah, Tidak
(tanah
Tanaman perkebunan teratur
miring,
datar,dsb)
No Land Use Warna Rona Bentuk Tekstur Ukuran Situs Bayangan Asosiasi Pola Kenampakan
1 Pertambanga Ungu Gelap Berpetak- Kasar Sedang Dataran Tidak ada Jauh dari Tidak
rendah
n petak pemukiman teratur

2 Pertanian Hijau Gelap Bercak-cak, Kasar Kecil Daratan Tidak ada Pemukiman teratur
(tanah
Lahan sebagian ,
miring,
Campur menggumpal datar,dsb) Hutan
sekunder
No Land Use Warna Rona Bentuk Tekstur Ukuran Situs Bayangan Asosiasi Pola Kenampakan
1 Lahan Kering Hijau Gelap Hexagonal Kasar Kecil Lahan Tidak ada Rumah teratur
Terbuka Pondok,
(Berpetak)
daerah
perkampungan

2 Semak Hijau Gelap Bercak-cak, Kasar Kecil Daratan Tidak ada Hutan Primer, Tidak
(tanah
Beukar sebagian hutan teratur
miring,
menggumpal datar,dsb) sekunder
No Land Use Warna Rona Bentuk Tekstur Ukuran Situs Bayangan Asosiasi Pola Kenampakan
1 Transmigrasi Ungu Pucat Kotak-kotak Kasar Sedang Dataran Tidak ada Rawa, Tidak
rendah, pantai
yang saling beraturan
rawa
berdekatan

2 Tubuh Air Coklat Gelap Memanjang Halus Sedang Membelah Tidak ada Muara Tidak
daratan
tidak sungai teratur
beraturan

Blue 6680 Hutan Primer


Green 16248
Red 7407
18000
16000
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
Blue Green Red

Series1

Blue 9865 Hutan Tanaman


Green 21697
Red 8698
25000

20000

15000

Series1
10000

5000

0
Blue Green Red
Blue 9865 Pertanian Lahan Campur

Green 21697 25000


Red 8698
20000

15000

Series1
10000

5000

0
Blue Green Red

Blue 12442 Pertambangan

Green 12074

Red 9013
14000

12000

10000

8000
Series1
6000

4000

2000

0
Blue Green Red

Blue 7207 Pertanian Lahan Kering

Green 25563 30000


Red 8744
25000

20000

15000
Series1

10000

5000

0
Blue Green Red
Blue 5209 Tubuh Air

Green 6011
8000
Red 7283
7000

6000

5000

4000
Series1
3000

2000

1000

0
Blue Green Red

Blue 6964 Semak Belukar

Green 19844

Red 8065
25000

20000

15000

Series1
10000

5000

0
Blue Green Red

Blue 7435 Transmigrasi

Green 21055

Red 7435

25000

20000

15000

Series1
10000

5000

0
Blue Green Red

Anda mungkin juga menyukai