Anda di halaman 1dari 16

BUPATI TORAJA UTARA

PROVINSI SULAWESI SELATAN


PERATURAN BUPATI TORAJA UTARA
NOMOR TAHUN 2020

TENTANG

TATA CARA PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH


TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI TORAJA UTARA,

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan lingkungan yang bersih,


sehat dan asri, maka perlu dilakukan pengelolaan
sampah secara terpadu, komprehesif dan terintregasi
dari rumah tangga, lingkungan dan dinas serta di
tingkat kelurahaan dan kecamatan dengan cara
pelibatan peran serta masyarakat dan dunia usaha
secara proporsional, efektif dan efisien;
b. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal
8 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara
Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Sampah,
maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang
Pengelolaan Sampah secara Mandiri;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Bupati Toraja Utara tentang
Tata Cara Penyelenggaran Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Rumah Tangga.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang


Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Kabupaten Toraja Utara di Provinsi
Sulawesi Selatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 101, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4874);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahu 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5601);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 188,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5347);
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 97
Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 223);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara Nomor 12
Tahun 2015 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran
Daerah Kabupaten Toraja Utara Tahun 2015 Nomor
12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Toraja
Utara Nomor 54);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara Nomor 4
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Toraja Utara Tahun 2016 Nomor 4, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Toraja Utara
Nomor 61).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TORAJA UTARA TENTANG


PENYELENGGARAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN
SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Toraja Utara.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
4. Bupati adalah Bupati Toraja Utara.
5. Orang adalah orang perorangan dan/atau kelompok
orang.
6. Badan usaha adalah organisasi yang berbentuk
perseroan terbatas , perseroan komanditer, perseroan
lainnya, badan usaha milik negara atau daerah,
persekutuan, perkumpulan, firma, koperasi, yayasan
atau organisasi sejenis.
7. Pelaku usaha atau produsen adalah orang yang
menghasilkan, mengimpor, dan/atau mendistribusikan
suatu produk dan/atau kemasan produkmelalui suatu
usaha dan/atau kegiatan.
8. Produk adalah barang dan/atau jasa kebutuhan sehari-
hari yang dikonsumsi dan/atau dimanfaatkan orang
secara luas.
9. Kemasan adalah wadah dan/atau pembungkus suatu
barang.
10. Dinas Lingkungan Hidup adalah Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Toraja Utara.
11. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya keadaan, dan makluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi keberlangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
12. Sampah Rumah Tangga adalah sisa kegiatan sehari-
hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat.
13. Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga adalah
sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan
komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas
sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.
14. Sumber sampah adalah asal timbulan sampah.
15. Penghasil sampah adalah setiap orang dan/atau akibat
proses alam yang menghasilkan timbulan sampah.
16. Sampah organik adalah sampah sejenis sampah basah
yang mengandung zat organik bersumber dari rumah
tangga yang dapat diolah menjadi kompos.
17. Sampah anorganik adalah sampah sejenis sampah yang
tidak mengandung zat anorganik bersumber dari rumah
tangga yang dapat diolah menjadi kompos.
18. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat,
konsentrasi dan/atau volumenya memerlukan
pemilahan khusus.
19. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sismatis
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pemilahan, pengurangan dan penanganan sampah.
20. Pengurangan sampah adalah rangkaian upaya
mengurangi timbulan sampah yang dilakukan melalui
kegiatan pembatasan timbulan sampah, daur ulang
sampah, dan/atau pemanfaatan kembali sampah.
21. Penanganan sampah adalah rangkaian upaya dalam
pengelolaan sampah yang meliputi: pemilahan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan
pemrosesan akhir sampah.
22. Timbulan sampah adalah besarnya sampah yang
dihasilkan, bersumber dari sisa hasil kegiatan atau
proses per orang per hari dalam satuan volume ataupun
berat.
23. Tempat sampah adalah tempat dikumpulkan dan
dibuangnya sampah organik.
24. Pemilahan adalah kegiatan mengelompokkan dan
memisahkan sampah sesuai dengan jenis sampah.
25. Pewadahan adalah kegiatan menampung sampah
sementara dalam suatu wadah individual ataupun
komunal ditempat sumber sampah.
26. Pengumpulan adalah kegiatan mengambil dan
memindahkan sampah dari sumber sampah ke tempat
penampungan sementara atau tempat pembuangan
akhir sampah.
27. Pengangkutan adalah kegiatan membawa sampah dari
sumber atau tempat penampungan sementara menuju
tempat pengolahan sampah atau tempat pemrosesan
akhir dan atau ketempat pembuangan akhir dengan
menggunakan kendaraan Pengangkut sampah.
28. Pengolahan sampah adalah upaya penanganan sampah
dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan
jumlah sampah.
29. Tempat Pembuangan Sementara yang selanjutnya
disingkat TPS adalah dalah tempat sebelum sampah
diangkut ketempat pendaur ulang, pengelolaan,
dan/atau tempat pengelolaan sampah terpadu.
Di lokasi TPS inilah kita dapat melihat perilaku
masyarakat dalam membuang sampah dimana perilaku
tersebut tentu akan berdampak pada kondisi
lingkungan TPS.
30. Tempat Pembuangan Akhir yang selanjutnya disingkat
TPA adalah merupakan salah satu tempat yang
digunakan untuk membuang sampah yang sudah
menacapai tahap akhir dalam pengelolaan sampah yang
dimulai dari pertamakali sampah dihasilkan,
dikumpulkan, diangkut, dikelola dan dibuang.

BAB II

MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Pasal 2

Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah untuk


menjadi pedoman teknis penyelenggaraan pengelolaan
sampah rumah tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga di Kabupaten Toraja Utara.

Pasal 3

Tujuan ditetapkan Peraturan Bupati ini adalah untuk:


a. meningkatkan peran aktif Masyarakat dalam
pengelolaan sampah;
b. meningkatkan peran aktif aparat pemerintah dalam
penyelenggaraan manajemen pengelolaan sampah,
mulai dari Kepala RT, Kepala Lingkungan, Kepala
Lembang dan Lurah , Camat dan instansi terkait;
c. meningkatkan kualitas lingkungan;
d. menjadikan sampah sebagai sumber daya; dan
e. mewujudkan Daerah yang bersih, asri dan sehat.

Pasal 4

Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi:


a. maksud, tujuan dan ruang lingkup;
b. jenis sampah;
c. pengelolaan sampah;
d. tugas, tanggung jawab dan wewenang Pemerintah
Daerah;
e. perizinan;
f. kemitraan;
g. Sosialisasi;
h. Larangan;
i. Sanksi Administrasi; dan
j. Penutup.

BAB III

JENIS SAMPAH

Pasal 5

Sampah dalam Peraturan Bupati ini meliputi:


a. sampah rumah tangga; dan
b. sampah sejenis sampah rumah tangga.

Pasal 6

(1) Sampah rumah tangga (sampah domestik) dan sampah


sejenis sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 terdiri dari:
a. sampah organik;
b. sampah anorganik; dan
c. sampah spesifik
(2) Sampah spesifik sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(1) huruf c meliputi:
a. sampah yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun;
b. sampah yang mengandung limbah berbahaya dan
beracun;
c. sampah yang timbul akibat bencana;
d. puing bongkaran bangunan;
e. sampah yang secara teknologi belum dapat diolah;
dan
f. sampah yang timbul secara periodik.
BAB IV
PENGELOLAAN SAMPAH
Bagian Ke Satu
Umum
Pasal 7
(1) Pengaturan/pengendalian pengelolaan sampah
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
(2) Seluruh masyarakat wajib berperan aktif dan
bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah yang
dihasilkan dan/atau timbul akibat aktifitas yang
dilakukan.

Pasal 8
Pengelolaan sampah meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. pengurangan sampah; dan
b. penanganan sampah.

Bagian Kedua
Pengurangan Sampah
Pasal 9
Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan dengan pembatasan timbulan sampah
melalui cara sebagai berikut:
a. pelaksanaan kegiatan yang menghindari/mencegah
pemakaian wadah minuman/makanan sekali pakai,
dan atau wadah/sarana kegiatan lain sekali pakai;
b. penggunaan bahan yang dapat digunakan ulang,
bahan yang dapat didaur ulang, dan atau bahan yang
mudah diurai oleh proses alam;
c. pengumpulan dan penyerahaan kembali
sampah/kemasan yang sudah digunakan kepada
pabrik atau produsen;
d. pelaksanaan daur ulang sampah; dan
e. pemanfatan sampah.
Pasal 10
(1) Setiap orang wajib melakukan pembatasan timbulan
sampah.
(2) Dalam kegiatan pembatasan timbulan sampah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setiap orang
wajib menggunakan bahan yang dapat digunakan
ulang, dapat didaur ulang, dan /atau mudah terurai
oleh proses alam.

Pasal 11
Setiap Badan Usaha wajib:
a. menggunakan bahan baku produksi dan/atau kemasan
yang menimbulkan sampah sesedikit munkin, dapat
digunakan ulang, dapat didaur ulang dan/atau dari
bahan yang mudah terurai oleh proses alam; dan
b. memanfaatkan kembali sampah secara aman bagi
kesehatan dan lingkungan.
Bagian ke Tiga
Penangan Sampah
Pasal 12
Penanganan sampah meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. pemilahan;
b. pengumpulan;
c. pengemasan;
d. pemanfaatan; dan
e. pemrosesan akhir sampah.
Pasal 13
Setiap orang dan/atau badan wajib berperan aktif dalam
penanganan sampah.

Pasal 14
Peran aktif setiap orang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 dilaksanakan sebagai berikut:
a. menyediakan tempat pembuangan sampah di rumah,
di kantor, di mobil/angkutan umum, di tempat
usaha/pasar dan/atau tempat beraktifitas lainnya;
b. melakukan pemilahan sampah dan pemisahan tempat
pembuangan sampah organik dengan sampah
anorganik dan sampah spesifik;
c. melakukan pengemasan sampah sesuai jenisnya
dalam kantong plastik, sehingga memudahkan
pengumpulan sampah oleh petugas kebersihan; dan
d. meletakkan sampah di tempat yang sudah disiapkan
pada waktu jadwal pengangkutan sampah yang diatur
oleh Pemerintah Daerah.

Pasal 15

Setiap orang wajib bertanggung jawab atas sampah yang


berasal dari bongkaran bangunannya, dan/atau barang-
barang rongsokan yang dihasilkan, dengan membuang
langsung ke TPA setelah berkoordinasi dengan Perangkat
Daerah yang menangani kebersihan lingkungan.
Pasal 16

Setiap pedagang dan/atau pemilik usaha yang


menimbulkan sampah dalam jumlah yang banyak wajib
bertanggung jawab menyediakan wadah sampah yang
sesuai untuk menampung sampah yang timbulkan dan
membuangnya ke TPA setelah berkoordinasi dengan
Perangkat Daerah yang menangani kebersihan
lingkungan.

Pasal 17

Setiap orang yang melaksanakan kegiatan/acara yang


menghasilkan banyak orang bertanggung jawab atas
sampah yang ditimbulkan sebagai berikut:
a. wajib mempersiapkan tempat sampah sehingga tidak
berbau dan tidak mengotori lingkungan sekitar;
b. wajib membersihkan lokasi acara/ kegiatan dalam
waktu 24 jam setelah acara selesai; dan
c. wajib membuang sampah yang ditimbulkan langsung
ke TPA, dengan terlebih dahulu dikoordinasikan dengan
petugas kebersihan.

Pasal 18

Setiap pemilik atau pemakai persil, wajib bertanggung


jawab memelihara kebersihan persil miliknya atau yang
berada dalam pemakaiannya.

Pasal 19

Pemanfaatan sampah dapat dilakukan dengan cara:


a. pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk kompos
yang ramah lingkungan untuk pekarangan, pertamanan
dan pertanian; dan
b. pemanfaatan sampah anorganik melalui proses
daur ulang.

BAB V

TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN


PEMERINTAH DAERAH

Pasal 20

Pemerintah Daerah mempunyai tugas, tanggung jawab


dan kewenangan penyelenggaraan pengelolaan sampah
sebagai berikut:
a. melakukan pembinaan, pemantuan, pengawasan dan
pengaturan penyelenggaraan pengelolaan sampah;
b. melakukan pengumpulan sampah dari tempat yang
telah ditentukan;
c. melakukan pengangkutan sampah dari tempat
pembuangan sementara ke TPA;
d. menyelenggarakan pemilahan sampah sesuai
ketentuan dan memenuhi standar kesehatan;
e. melaksanakan pemusnahaan sampah sesuai standar
kesehatan;
f. menyelenggarakan proses pemanfaatan sampah/daur
ulang sampah;
g. melaksanakan kerja sama dengan pihak lain dalam
rangka efisiensi dan efektifitas pengelolaan sampah;
h. melaksanakan sosialisasi tata cara pengelolaan
sampah;
i. memberikan penghargaan kepada masyarakat dalam
pengelolaan sampah;
j. menetapkan pendirian Bank Sampah;
k. menfasilitasi rantai bisnis sampah;
l. menetapkan lokasi tempat penampungan sementara,
tempat pemilahan sampah terpadu dan/ atau tempat
prosesan akhir sampah; dan
m. memungut retribusi sampah.

Pasal 21

(1) Camat, Lurah dan Kepala Lembang bertanggung jawab


atas pembinaan, dan pemantuan, pengelolaan sampah
dalam wilayah kerjanya.
(2) Dalam melakukan pembinaan dan pemantuan
pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Camat, Lurah dan Kepala Lembang wajib
berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup.

Pasal 22

(1) Daur ulang sampah dilakukan pada:


a. skala rumah tangga;
b. skala pasar;
c. skala kawasan melalui TPS 3R;
d. skala kota melalui TPST;
e. bank sampah.
(2) Daur ulang sampah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a dilakukan dengan cara:
a. wajib memilah dan menyediakan wadah pemilahan
sampah; dan
b. mendaur ulang bahan yang dapat mudah diurai
oleh proses alam (organik) melalui pengomposan.
(3) Daur ulang sampah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b dilakukan dengan cara:
a. wajib melakukan pemilahan sampah;
b. wajib menyediakan wadah terpilah; dan
c. mendaur ulang bahan yang dapat mudah diurai
oleh proses alam (organik) melalui pengomposan.
(4) Daur ulang sampah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c dilakukan dengan cara:
a. menyediakan sarana dan prasarana daur ulang
sampah;
b. memilah sampah organik dan sampah anorganik;
c. mendaur ulang bahan yang dapat mudah diurai
oleh proses alam (organik) melalui pengomposan
sampah skala kawasan;
d. mendaur ulang bahan yang tidak dapat diurai oleh
proses alam (anorganik) dalam skala kawasan
melalui pembuatan produk kreatif berbahan
sampah anorganik.
(5) Daur ulang sampah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d dilakukan dengan cara:
a. menyediakan sarana dan prasarana daur ulang
sampah;
b. memilah sampah organik dan sampah anorganik;
c. mendaur ulang bahan yang dapat mudah diurai
oleh proses alam (organik) melalui pengemposan
sampah skala perkotaan; dan
d. mendaur ulang bahan yang tidak dapat diurai oleh
proses alam (anorganik) skala perkotaan melalui
pembuatan produk kreatif berbahan sampah
anorganik.

Pasal 23
(1) Dalam rangka mendorong penangan sampah secara
baik, maka dapat didirikan Bank sampah didirikan
pada setiap Kelurahan.
(2) Kelembagaan bank sampah dapat diprakarsai oleh
Pemerintah Kelurahan atau perorangan, BUM
Lembang, Koperasi, Badan Usaha Milik Masjid,
Yayasan dan Kelompok Swadaya Masyarakat.
(3) Pemerintah Daerah dapat menyediakan bank sampah
induk yang operasionalisasinya dapat bermitra dengan
swasta atau lembaga kemasyarakatan untuk proses
daur ulang dan/atau pengomposan.
(4) Mekanisme bank sampah unit:
a. menerima sampah dari masyarakat yang terpilah;
b. menetapkan standar harga;
c. menimbang dan melakukan pencatatan penjualan
sampah dalam buku tabungan;
d. menjual sampah ke bank sampah induk;
e. melayani penarikan keuntungan hasil penjualan
sampah; dan
f. bagi hasil penjualan sampah antara penabung dan
pelaksana.
(5) Mekanisme bank sampah induk:
a. menerima sampah dari bank sampah;
b. menetapkan standar harga;
c. menimbang, mencatat dan membayar sampah dari
bank sampah unit; dan
d. menjual sampah kepada mitra (BUMD, BUMN, dan
Swasta).
BAB VI
PERIZINAN

Pasal 24

Setiap orang atau badan yang melakukan usaha


pengelolaan sampah wajib memiliki Surat Izin Usaha
Pengelolaan Sampah (SIUPS). SIUPS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. pengangkutan sampah; dan
b. pengolahaan sampah.
Pasal 25
(1) Bupati menunjuk Kepala Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu sebagai pejabat yang berwewenang
menerbitkan SIUPS.
(2) Permohonan SIUPS sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (1) diajukan kepada Bupati melalui
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu.
(3) Syarat-syarat permohonan SIUPS ditetapkan dalam
peraturan tersendiri.

BAB VII
SOSIALISASI
Pasal 26

(1) Sosialisasi pengurangan sampah ditujukan untuk:


a. masyarakat Kabupaten Toraja Utara;
b. pengunjung/wisatawan;
c. pelaku usaha.
(2) Sosialisasi dilakukan oleh Pimpinan Daerah,
Perangkat Daerah, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama,
TP PKK, Dasawisma, Dunia Usaha dan Mitra Pemda
Toraja Utara.
(3) Sosialisasi dilakukan lewat:
a. media massa (elektronik dan cetak), media luar
ruang (spanduk, umbul-umbul, billboard dll), media
sosial, media online, dan media khusus (stiker,
poster, dan pengumuman di kapal dan pelabuhan);
b. kegiatan tahunan kampanye dan sosialisasi
pengurangan sampah skala kabupaten.
(4) Segala berhubungan Biaya terkait sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber
lain yang sah.

BAB VIII
KEMITRAAN
Pasal 27
(1) Pemerintah Daerah dapat, melaksanakan kemitraan
dengan pihak lain dalam pelaksanaan dan pembinaan
pemilahan sampah.
(2) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dalam bentuk perjanjian kerja sama sesuai ketentuan
peraturan perundang-udangan yang berlaku.

BAB IX
LARANGAN
Pasal 28
Setiap orang atau badang dilarang:
a. membuang sampah dan atau limbah ke sungai,
saluran air hujan dan saluran pengairan;
b. membuang sampah di jalan, taman kota, tempat-
tempat umum dan/atau tempat yang tidak
diperuntukkan sebagai tempat pembuangan sampah;
c. membakar sampah yang menimbulkan bahaya
kebakaran atau menganggu lingkungan, dan/atau
tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan
sampah; dan
d. melakukan penangan sampah/limbah dengan
pembuangan terbuka.

BAB X
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 29
(1) Setiap orang atau badan usaha yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
dikenakan sanksi administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan
c. penghentian sementara atau pencabutan izin bagi
badan usaha.

BAB XI
PENUTUP
Pasal 30
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Bupati ini dengan
menempatkan dalam Berita Daerah Kabupaten
Toraja Utara.

Ditetapkan di Rantepao
pada tanggal

BUPATI TORAJA UTARA,

KALATIKU PAEMBONAN
Diundangkan di Rantepao
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN TORAJA UTARA,
REDE RONI BARE

BERITA DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA TAHUN 2020 NOMOR

Anda mungkin juga menyukai