Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI PERTAMBANGAN UMUM

“POTENSI PERTAMBANGAN NIKEL DI INDONESIA”

DOSEN: DR. SUTOYO, MSI.,

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD ROHMATUL SYAWAL

(142210221)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan artikel yang berjudul “Potensi Pertambangan Nikel Di
Indonesia”. Ucapan terima kasih pertama penulis tujukan kepada yang terhormat
Bapak DR. Sutoyo, MSI., selaku Dosen pembimbing dalam tugas ini karena telah
membimbing selama penulisan ini sehingga memperlancar dalam pembuatan
paper ini. Ucapan terima kasih selanjutnya penulis tujukan kepada kedua orang
tua yang telah menjadi support system bagi penulis dalam penyusunan tugas ini
sehingga dapat selesai sesuai jadwal serta tidak lupa kepada teman-teman yang
telah memberikan dukungan dan semangat.

Artikel ini disusun guna memenuhi tugas dari dosen pada mata kuliah Akuntansi
Pertambangan Umum, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Selain itu, kami juga berharap agar artikel ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca supaya dimasa yang akan dating Indonesia sebagai Negara dengan
cadangan nikel terbanyak di dunia dapat memanfaatkan seluruh potensi yang
dimilikinya. Sehingga dapat mendorong kesejahteraan masyarakat Indonesia..

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan artikel ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman-teman. Aamiin

Yogyakartya, 20 Maret 2023

Muhammad Rohmatul Syawal

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
ABSTRAK.......................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN........................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
A. CADANGAN NIKEL INDONESIA....................................................................3
B. EKSPOR NIKEL INDONESIA..........................................................................4
BAB III.............................................................................................................................6
A. KESIMPULAN.....................................................................................................6
B. SARAN..................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................7

iii
ABSTRAK

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya alam
yang melimpah, termasuk bahan tambang, salah satunya yakni nikel. Hasil olahan
nikel yaitu feronikel, merupakan bahan baku pembuatan stainless steel, yakni
pelapis besi anti karat. Sampai saat ini masih banyak ditemui berbagai
permasalahan terkait pengiriman feronikel. Kurangnya perhatian terhadap potensi
ekspor nikel dan bagaimana pengolahan nikel untuk menjadi bahan setengah jadi
menjadi hambatan Negara dalam memaksimalkan potensi pertambangan komoditi
nikel. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui prospek pertambangan komoditi
nikel di Indonesia dimasa yang akan dating.

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai negara yang kaya akan Sumber Daya Alam(SDA) telah dianugrahi
dengan banyak kekayaan alam. Hingga tahun ini tercatat sebanyak lebih dari 20
komoditas tambang yang telah di ekplorasi dan dimanfaatkan serta tersebar lebih dari
2.700an tempat penambangan di seluruh Indonesia baik yang memiliki izin operasi
maupun illegal mining. Salah satu komoditas tambang yang memiliki potensi besar
adalah komoditi Nikel.

Nikel merupakan salah satu barang tambang penting di dunia. Manfaatnya yang
begitu besar bagi kehidupan sehari-hari, seperti pembuatan logam anti karat, campuran
pada pembuatan stainless steel, baterai nickel-metal hybride, dan berbagai jenis barang
lainnya. Keserbagunaan ini pula yang menjadikan nikel sangat berharga dan memiliki
nilai jual tinggi di pasaran dunia. Setidaknya sejak 1950 permintaan akan nikel rata-rata
mengalami kenaikan 4% tiap tahun, dan diperkirakan sepuluh tahun mendatang terus
mengalami peningkatan (Dalvi, Bacon, dan Osborn, 2004).

Bijih nikel diperoleh dari endapan nikel laterit yang terbentuk akibat pelapukan
batuan ultramafik yang mengandung nikel 0,2 – 0,4 % (Golightly, 1981). Jenis-jenis
batuan tersebut antara lain olivine, piroksin, dan amphibole (Rajesh, 2004). Nikel laterit
umumnya ditemukan pada daerah tropis, dikarenakan iklim yang mendukung terjadinya
pelapukan, selain topografi, drainase, tenaga tektonik, batuan induk, dan struktur geologi
(Elias, 2001).

Selama ini eksplorasi dan penambangan terhadap nikel yang berjalan di Indonesia
belum terlaksana dengan maksimal. Hingga pada tahun ini, tercatat Indonesia hanya
mampu mengekspor hasil tambang nikel mentah saja. Pada tahun 2022 lalu, pemerintah
Indonesia memberlakukan kebijakan berupa peraturan larangan nikel mentah ke
unieropa, namun naas nya ketika sedang berkasus dengan Unieropa, pemerintah
Indonesia harus kalah dalam gugatan larangan nikel mentah.

1
Untuk itu dengan memiliki kekayaan Sumber Daya Alam komoditas nikel yang
massive ini seharusnya pemerintah Indonesia mampu mendorong perekonomian Negara
melalui surplus komoditas nikel yang sangat besar ini. Lantas mengapa hingga saat ini
pertambangan nikel Indonesia belum maksimal ? Dan seberapa banyak cadangan nikel
yang tersimpan di bumi pertiwi ini?

B. RUMUSAN MASALAH

Dari permasalahan diatas, dapat dirumuskan beberapa pertanyaan sebagai berikut:


1. Bagaimana cadangan komoditi nikel di Indonesia?
2. Mengapa komoditi nikel menjadi sangat potensial dimasa mendatang?

C. TUJUAN PENULISAN
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa banyak cadangan nikel di Indonesia
2. Untuk mengetahui mengapa komoditi nikel akan menjadi potensial dimasa yang akan
datang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. CADANGAN NIKEL INDONESIA

Indonesia merupakan negara pengekspor nikel yang menguasai total 20% ekspor
nikel dunia sebelum larangan ekspor bijih nikel diberlakukan dua tahun lalu. Indonesia
memproduksi 1 juta metrik ton per tahun dan menyumbang 37% dari total produksi nikel
dunia pada tahun 2021, yakni sekitar 2,7 juta metrik ton. Namun, terlepas dari adanya
larangan ekspor, Indonesia tetap mampu meraup keuntungan dari ekspor produk berbasis
nikel sebesar $20,9 miliar pada tahun 2021. Nilai ini meningkat drastis, mengingat
pendapatan ekspor produk berbasis nikel Indonesia 7 tahun lalu hanya berada di angka
$1 miliar. Jokowi berpendapat bahwa konsistensi Indonesia pada kebijakan ini akan
mengantarkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai $3 triliun pada tahun
2030
Dilansir dari website Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral(ESDM)
Republik Indonesia, cadangan nikel yang ada di dunia diperkirakan terdapat sebesar
139.419.000 Ton. Dari jumlah tersebut sebanyak 72 juta ton nikel atau sebanyak 52%
dari cadangan nikel dunia terdapat dibumi pertiwi ini.
Dengan kekayaan cadangan nikel ini potensi Indonesia sebagai pengekspor tambang
komoditi nikel akan menjadi salah satu pemasok pendapatan Negara yang besar. Selain
itu dengan banyaknya cadangan nikel yang kita miliki dapat menarik investor untuk
menanamkan modalnya di Indonesia sehingga akan tercipta banyak lapangan pekerjaan
baru bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Seperti yang kita ketahui sekarang, bahwa kebutuhan akan nikel dimasa yang akan
dating akan meningkat sangat pesat. Nikel akan merupakan bahan pembuan stainless
steal, atau baja anti karat. Dimana dimasa diakan dating barang ini akan menjadi
kebutuhan seluruh manusia.
Selain sebagai sebagai bahan utama stainless steal, nikel juga dapat digunakan
menjadi bahan lain yang tentunya berguna dan memiliki nilai ekonomi dan jual. Maka
dari itu perlu diperhatukan mengenai surplus nikel agar dapat membawa keuntungan bagi
negara.

3
B. EKSPOR NIKEL INDONESIA

Melihat potensi nikel yang besar, Pemerintah Indonesia berusaha untuk


meningkatkan nilai tambah barang bagi Indonesia dengan membuat aturan larangan
ekspor nikel mentah mulai 2020. (Permen ESDM, 2019). Ini membuat Uni Eropa,
sebagai salah satu konsumen besar nikel dunia mangajukan gugatan ke WTO atas
Indonesia untuk mencabut kebijakan pelarangan ekspor nikel mentah. Joko Widodo,
Presiden Republik Indonesia, menyatakan bahwa kebijakan pelarangan adalah hak
Indonesia atas kepemilikan sumber daya alam. Beliau menegaskan bahwa dengan adanya
pelarangan ekspor nikel mentah, produk industri pengolahan logam dan nilai ekspor
produk pengolahan logam berkembang pesat. (Evandio, 2022)

Data dan fakta yang ada menunjukkan bahwa Indonesia memiliki cadangan nikel
yang besar di dunia dan berusaha meningkatkan nilai tambah dalam negeri dengan
melarang ekspor nikel mentah. Namun, kebijakan ini mendapatkan tantangan dalam
bentuk gugatan dari Uni Eropa, sehingga terdapat gap apakah terdapat kebijakan lain
yang dapat ditempuh oleh Indonesia selain melarang ekspor nikel mentah. Namun
naasnya pada saat siding kasus gugatan di WTO Indonesia mengalami kekalahan.

Perlu instrumen lain yang harus disusun pemerintah dalam penetapan peraturan
mengenai ekspor nikel di Indonesia agar kita tidak hanya menjual nikel mentah, namun
juga harus diolah terlebih dahulu agar dapat meninhkatkan nilai jual.

Di samping melihat potensi yang dapat dikapitalisasi Indonesia, pemerintah perlu


memperhatikan sejumlah isu penting yang menyertai kebijakan pelarangan ekspor bijih
nikel. Isu yang dimaksud meliputi: kerugian pendapatan negara dan ketenagakerjaan.

Indonesia perlu mempertimbangkan potensi kerugian dalam pendapatan negara.


Pelarangan ekspor nikel berisiko menurunkan penerimaan pajak negara dari perusahaan
dan bea keluar sehingga hilirisasi industri nikel harus dapat menutup kerugian tersebut.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah menciptakan insentif untuk menarik
investor. Insentif dapat berupa tax holiday atau cuti pajak bagi investor, yakni
pengurangan hingga pembebasan pajak penghasilan (PPh) badan dalam jangka waktu
tertentu. Selain itu, dukungan pemerintah dalam bentuk kemudahan perizinan untuk
mempersingkat pengurusan izin investasi juga dapat meminimalisasi kerugian dari
berkurangnya pendapatan ekspor.

4
Adapun beberapa investor asing telah menunjukkan minatnya untuk berinvestasi
dalam pemurnian dan pemrosesan nikel di Indonesia. Perusahaan asal Tiongkok, GEM
Co, memiliki komitmen investasi $30 miliar dan bersedia terlibat dalam kemitraan
proyek pengembangan industri nikel Indonesia. Pada pertengahan April 2022, raksasa
baterai China CATL juga mulai menjajaki investasi di Indonesia untuk penambangan
nikel dan produksi baterai kendaraan listrik.

Isu selanjutnya berkaitan dengan ketenagakerjaan. Meskipun larangan ekspor


bijih nikel diklaim berpeluang meningkatkan penyerapan tenaga kerja, terutama di sektor
peleburan, pemerintah juga perlu memikirkan dampak perampingan sektor
pertambangan. Terlepas dari belum adanya data yang cukup kredibel menggambarkan
penyerapan tenaga kerja Indonesia di sektor pertambangan nikel, data BPS menyebutkan
proporsi angkatan kerja industri manufaktur Indonesia tahun 2018-2020 belum
meningkat signifikan. Dampaknya, pelarangan ekspor belum dapat dipastikan akan
menguntungkan masyarakat dalam aspek ini.

Langkah Indonesia untuk melakukan pelarangan ekspor bijih nikel bukanlah


langkah yang bebas dari risiko. Kegigihan Indonesia hanya akan membawa keuntungan
apabila diimbangi dengan pemberian perhatian khusus dan penanggulangan risiko dari
pemerintah Indonesia terhadap isu-isu pajak, kemudahan berinvestasi, transfer nilai
tambah dari perusahaan tambang ke smelter, dan peningkatan tenaga kerja secara nyata.
Dibutuhkan sinergi dalam kerjasama untuk menanggulangi risiko dan memanfaatkan
potensi terkait kebijakan larangan ekspor nikel Indonesia.

5
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya mineral, terutama
nikel. Hal ini dibuktikan dengan sebanyak 52% cadangan nikel diseluruh dunia berada
di Negara Indonesia. Dengan surplus nikel tersebut terdapat potensi Indonesia sebagai
pengekspor nikel terbesar di dunia apabila pemerintah mampu mengelola komodti
sumber daya alam tersebut dengan tepat dan efisian sehingga dapat meningkatkan
perekonomian Indonesia serta kesejahteraan masyarakat melalui pembnukaan
lapangan pekerjaan baru..

B. SARAN

Saya selaku penulis menyadari bahwa dalam penulisan paper ini tidak luput dari
kesalahan. Sedikit masukan dari penulis mengenai pentingnya pengelolaan komoditi
nikel di Indonesia yang harus diperketat dengan instrument-instrumen hukum yang
kuat dan tertata dengan rapi. Sehingga negara dapat memaksimalkan kekayaan nikel
yang ada di Indonesia dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

6
DAFTAR PUSTAKA
Winona, C. V. (2022). Industri Nikel Indonesia pasca sengketa perdagangan dengan uni
eropa. Pusat Studi Perdagangan Dunia, Universitas Gadjah Mada. Retrieved March 22, 2023,
from https://cwts.ugm.ac.id/2022/11/03/industri-nikel-indonesia-pasca-sengketa-
perdagangan-dengan-uni-eropa/
Kementrian ESDM(2021). Peluang Investasi Nikel Indonesia . Kementerian Esdm Ri -
booklet. Retrieved March 22, 2023, from https://www.esdm.go.id/id/booklet/booklet-
tambang-nikel-2020
Nugroho, A. S. (2022). Pembatasan Sebagai solusi Pelarangan Ekspor Bahan baku nikel:
studi Kasus Ekspor bahan Baku nikel Indonesia. JURNAL PERSPEKTIF BEA DAN
CUKAI, 6(1), 98–113. https://doi.org/10.31092/jpbc.v6i1.1563

Anda mungkin juga menyukai