Laporan Kasus Dengan Tindakan Eksisi Luas (Soft Tissue Tumor Glutea)
Laporan Kasus Dengan Tindakan Eksisi Luas (Soft Tissue Tumor Glutea)
Disusun oleh :
Nama : Muhammad Zulhaq Nurul Aqsha Soamole
NIM : 200106106
Mengetahui,
( ……………………………………… ) (……………………………………… )
I. BIODATA PASIEN
A. Identitas Klien
Nama / Inisial : Tn. R
TTL / Umur : 09 September 1981 / 40 Thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : Wiraswasta
Alamat : Cimunding, Banjarharjo
Masuk RS : Rabu, 22 Juni 2022
Tanggal Pengkajian : Kamis, 23 Juni 2022
Diagnosa Medis : Soft Tissue Tumor Glutea
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tarjono
Usia : 59 Tahun
Pendidikan : SD ( Sekolah Dasar )
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
F. Struktur fisik
1. Kepala
Bentuk : Normal
Warna rambut : Hitam
Distribusi rambut : Merata
Tekstur rambut : Halus
Kebersihan kulit kepala : Bersih
2. Mata
Kesimetrisan : Simetris
Ketajaman penglihatan : Normal
Pergerakan bola mata : Normal
Reflek kornea :+
Reflek pupil :+
Bentuk pupil : Isokor
Sklera : Ikterik
Konjungtiva : Anemis
3. Hidung
Bentuk : Simetris
Patensi nasal : Kanan + Kiri +
Rabas/sekret nasal : Tidak ada
Cuping hidung : Tidak ada
Reflek bersin : Tidak ada.
4. Mulut
Mukosa bibir : Lembab
Warna bibir : Merah
Bentuk bibir : Normal
Karies gigi : Tidak ada
Pergerakan lidah : Normal
Kebersihan lidah : Bersih
Tes pengecapan : Normal
Kondisi gusi : Merah
Reflek menelan : Kuat
Mulut berbau : Tidak
Mallampati score : I ( Satu )
Pemeriksaan tonsil : T1
5. Telinga
Posisi telinga : Simetris
Kebersihan lubang telinga : Bersih
Rabas/sekret telinga : Tidak ada
Fungsi pendengaran : Normal
6. Leher
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada
Peningkatan tekanan vena jugularis : Tidak ada
Pergerakan leher : Normal
Massa/ lesi : Tidak ada
Letak trakhea : Ditengah
Kaku kuduk : Positif
Kernig sign : Positif
Refleks brudzinski : Positif
7. Toraks, jantung dan paru
a. Inspeksi
1) Paru
Bentuk dada : Normal
Pengembangan dada : Simetris
Retraksi intercostal : Tidak ada
Pola napas : Regular
Massa/ lesi : Tidak ada
2) Jantung
Pembesaran jantung : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
Ictus cordis : Terlihat
b. Perkusi
Perkusi paru : Normal
Perkusi jantung : Normal
c. Palpasi
Palpasi paru : Normal
Palpasi jantung : Normal
d. Auskultasi
1) Paru :
Suara napas : Vesikuler
Lokasi :-
2) Jantung :
Bunyi jantung : S1 : Normal S2 : Normal
Irama jantung : Regular
8. Payudara dan aksila
Posisi payudara : Simetris
Pembesaran payudara : Tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe di aksila : Tidak ada
9. Abdomen
a. Inspeksi
Bentuk : Datar
Massa/lesi : Tidak ada
b. Bising usus : Normal, 5 kali permenit / abnormal, 30 kali permenit
c. Perkusi abdomen : Normal
d. Palpasi abdomen : Normal
Pembesaran hepar : Tidak ada
Pembesaran lien/limpa : Tidak ada
Ginjal : Tidak teraba
Nyeri tekan : Tidak ada
10. Genitalia dan anus
a. Genitalia pria
Kebersihan : Bersih
Edema : Tidak ada
Rabas/sekret : Tidak ada
Testis : Teraba
Lubang uretra : Normal
Lubang anus : Tidak ada ( Tertutup karena tumor )
b. Genitalia wanita
Kebersihan :-
Edema :-
Rabas/sekret :-
Labia mayora dan minora :-
Lubang anus :-
11. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas:
Pergerakan tangan kanan/kiri : Normal / Normal
Kekuatan otot tangan kanan/kiri : Normal / Normal
Koordinasi gerak : Normal
Refleks bisep tangan kanan/kiri : Normal / Normal
Refleks trisep tangan kanan/kiri : Normal / Normal
Capilarry refill time : Normal
b. Ekstremitas bawah:
Gaya berjalan : Abnormal, Dikarenakan ada benjolan
Kekuatan otot kaki kanan/kiri : Negatif / Positif
Refleks babinsky kaki kanan/kiri : Normal / Normal
Edema : Tidak ada
Capilary refill time : Normal
Refleks Lasegue : Negatif
12. Kulit
Warna : Normal
Tekstur : Halus
Turgor kulit : Kurang dari 2 detik
V. PENGKAJIAN SARAF KRANIAL
Tidak ada
VI. TEST DIAGNOSTIK
A. Hasil laboratorium (disertai dengan nilai normal dan satuan nilai)
Pengkaji
Induksi :-
Tenik :-
Pengaturan nafas :-
Teknik khusus : -
BLOKADE REGIONAL
Vasokonstriktor :-
Ukuran :-
CAIRAN
SECTIO CAESAREA
Keadaan bayi :-
Jenis kelamin :-
APGAR score :-
Analisa Data
Data Objektif :
Ekspresi wajah pasien menahan nyeri. Agens Cedera
1 Biologis Nyeri akut
Pasien tampak berkeringat
( STT Glutea )
Vital Sign :
Tekanan darah : 125/88 mmHg
Nadi : 103 x/mnt
RR : 21 x/mnt
Suhu : 36 C
Data Subjektif :
Pasien mengatakan prosedur operasi agar penyakitnya tersebut tidak muncul lagi.
Data Objektif :
Pasien agak tegang.
Pasien berkeringat.
Vital sign :
2 Tekanan darah : 125/88 mmHg Prosedur operasi Anxiety
Nadi : 103 x/menit
Respirasi Rate : 21 x/mnt
Suhu : 36C
Data Objektifnya :
Penyuntikan obat spinal anestesi menggunakan Bupivacaine 0.5% Dosis 3cc dengan
volume 15 mg
2 Penurunan curah jantung
Pasien terpasang Nasal Kanul dengan volume 3 lpm
Pada monitor tampak nilai tanda-tanda vital sebebagai berikut :
Tekanan darah : 119/78 mmHg
Nadi : 96 x/mnt
Respirasi Rate : 20 x/mnt
SPO2 : 100 %
Data Subjektif :
Pasien mengatakan badannya terasa dingin
Data Objektif :
Pasien mengigil dengan suhu 31C Terpapar suhu
3 Hipothermia
Tanda-tanda vital : ruangan
Tekanan darah : 115/77 mmHg
Nadi : 87 x/mnt
Respirasi Rate : 20 x/mnt
SPO2 : 99 %
No Symptom Etiologi Problem
Pasca Anestesi
Data Subjektif :
Pasien mengatakan kedinginan
Data Objektif :
Pasien menjalani operasi acral pasien terasa dingin Terpapar suhu
1 Hipothermia
Tanda-tanda Vital : ruangan
Tekanan darah : 110/75 mmHg
Nadi : 82 x/mnt
Respirasi Rate : 20 x/mnt
SPO2 : 99 %
Data Subjektif : -
Data Objektif :
Bekas luka setelah pembedahan eksisi luas.
Komplikasi Resiko infeksi area
2 Tanda-tanda vital : pembedahan pembedahan
Tekanan darah : 110/75 mmHg
Nadi : 82 x/mnt
Respirasi Rate : 20 x/mnt
SPO2 99 %
Problem ( Masalah Kepenataan Anestesi )
A. Pre Anestesi
Nyeri akut
Alasan pioritas :
Penyebab paling umum dari nyeri akut adalah kerusakan jaringan tubuh. Terdapat tiga
macam rangsangan pemicu kerusakan jaringan, yakni fisik, biologi, dan kimia. Nyeri akut
juga mungkin terkait dengan penyebab psikologis atau kondisi medis yang sedang dialami
pasien.
B. Intra Anestesi
Anxiety
Alasan pioritas :
Anxiety (cemas) merupakan salah satu masalah kesehatan anestesi yang sering muncul
pada pasien sebelum pembedahan dan pembiusan yang berpotensi muncul karena pasien
belum pernah dioperasi dan kurangnya pengetahuan dalam menjalani prosedur anestesi dan
pembedahan.
C. Pasca Anestesi
Hipothermia
Alasan pioritas :
Pasien dengan kondisi hipothermia ketika tidak diatasi dapat berkelanjutan sehingga
tidak terjadi shivering. Kondisi demikian akan menyebabkan pasien tidak nyaman dan dapat
menyebabkan timbulnya nyeri pada luka post operasi.
Suhu : 36 C
P: Lanjutkan intervensi
2. Anxiety Setelah dilakukan tindakan a. Kaji tingkat kecemasan a. mengkaji tingkat kecemasan S : Pasien mengatakan cemas Zul
keperawatan selama 1x15 b. Jelaskan prosedur tindakan b. menjelaskan tindakan jenis berkurang dan sudah paham akan
menit cemas pasien jenis tindakan anestesi yang tindakan anestesi yang akan prosedur operasi
berkurang/hilang dengan akan dilakukan dilakukan kepada orang tua O: KU sedang kesadaran CM
kriteria: c. Dampingi pasien dalam pasien
Pasien tampak lebih tenang,
mengurangi rasa cemas. c. mendampingi pasien dapat
a. Pasien tampak tenang dan pasien kooperatif.
mengurangi rasa cemas
kooperatif
Tekanan darah : 125/88 mmHg
b. Tanda-tanda vital dalam
batas normal Nadi : 103 x/menit
A: Cemas teratasi
P: Lanjutkan intervensi
pendampingan pasien di meja
operasi, pindahkan pasien dari
ruang penerimaan ke meja
operasi.
ASSESMEN PRA INDUKSI/ RE – ASSESMEN
Tanggal : 23 Juni 2022
Kesadaran : Composmentis GCS: E:4 V:5 M:6 Pemasangan IV line : 1 buah
TD : 125/88 mmHg Nadi : 103 x/mnt. Kesiapan mesin anestesi : Siap/baik
RR : 21 x/mnt Suhu : 36 C
0
Kesiapan Sumber gas medik : Siap/baik
Saturasi O2 : 99% Kesiapan volatile agent : Siap/baik
Gambaran EKG : Terlampir Kesiapan obat anestesi parenteral : Siap/baik
Kesiapan obat emergensi : Siap/baik
Penyakit yang diderita : Tidak ada
Penggunaan obat sebelumnya : Tidak ada
Gigi palsu : Tidak ada
Alergi : Tidak ada
Kontak lensa : Tidak ada.
Asesoris : Tidak ada
BB : 60 kg
CATATAN LAINNYA : makan minum terakhir/puasa pukul 12.00 WIB
II. Intra Anestesi
Nama : Tn. R No.RM : 1025569
Umur : 40 tahun Diagnosa : Soft Tissue Tumor Glutea
Jenis kelamin : Laki-laki Ruang : IBS
S - Bromage score 2
(Situation)
- Tekanan darah : 110/75 mmHg, Nadi : 82 x/mnt, Respirasi Rate : 20 x/mnt,
SPO2 99 %
- Pasien Tn,R pasca STT glutea dextra dengan anestesi spinal
- Tekanan darah awal 117/75 mmHg
- Selama intra anestesi pasien mengalami hipotensi dan kolaborasi dengan
DPJP pemberian ephedrine
B
- Pasien tidak mengalami perdarahan
(Background)
- Di ruang pemulihan tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak mual
muntah dan tidak pusing
- Analgetik ketorolac 90 mg (drip infus) sudah masuk saat operasi hampir
selesai.
Menuru saya, masalah tersebut sudah diatasi dengan baik sehingga hemodinamik
A dan fisiologis pasca anestesi pasien sudah stabil. Akan tetapi masih ada potensial
(Assestment/ komplikasi nyeri akut pasca prosedur bedah eksisi.
Analisa)
Tindakan Anestesi
Mulai anestesia X Selesai anestesia ←X Mulai pembedahan O→ Selesai pembedahan ←O
Teknik Regional/Blok Perifer Intubasi ↑ Ekstubasi ↓ Pemantauan
Jenis : SpO2 %
Lokasi : PE CO2 mm
Jenis Jarum / No : Hg FiO2
Kateter : □ Ya □ Lain-lain :
Cairan infus ml
Tidak Fiksasi cm
Obat-obat: Darah ml
Komplikasi : Urin ml
Perdarahan ml
Hasil : □ Total Blok □Partial
□ Gagal Lama pembiusan : jam
menit Lama pembedahan :
jam menit
Masalah Intra Anesstesi:
PASCA ANESTESI
S S S
SKALA
Frekuensi
Frekuensi
Tekanan
C C C
napas
darah
(Lingkar) O O O
SCORE
R SCORE R R
E E E
28 220 Gerakan penuh dari
0 Pergerakan
20 200 Saturasi O2 tungkai
1
26 180 2
3
12 160 4 Tak mampu
Pernafasan
8 180 140 5 Pernapasan ekstensi tungkai
6
160 120 7
8
140 100 Tak mampu fleksi
9 Kesadaran
120 80 10 Sirkulasi lutut
100 60
80 40 Tak mampu fleksi
Aktifitas
60 20 motorik pergelangn kaki
Kesadaran
Lama Masa Pulih :
Menginformasikan keruangan untuk menjemput pasien :
1. Jam : Penerima : 2. Jam : Penerima : 3. Jam :
Penerima :
Respirasi : Spontan
SPO2 : 99 %
Ventilator mode :-
Tidal volume : - Ml
I:E rasio :-
PEEP :-
PIP : - kali/menit
PS :-
FiO2 :-
SpO2 :-
Nadi : 82 kali/menit
Suhu badan : 36 C
BROMAGE SCORE
KRITERIA SCORE SAAT KELUAR
Gerak penuh dari tungkai 0
Tidak mampu ekstensi tungkai 1
Tidak mampu fleksi lutut 2 2
Tidak mampu fleksi pergelangan kaki 3
TOTAL SCORE
Score ≤ 2 pasien diperbolehkan keluar dari RR