SURAT PENCATATAN
CIPTAAN
Dalam rangka pelindungan ciptaan di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2014 tentang Hak Cipta, dengan ini menerangkan:
Pencipta
Nama : Kahar, SKM., MKM, Muhamad Iqbal, SST., MKM dkk
Alamat : Bukit Sejahtera II Blok A.2 No. 6 RT.003 RW. 008 Kel. Sudiang Kec.
Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan, 90242
Kewarganegaraan : Indonesia
Anggoro Dasananto
NIP. 196412081991031002
LAMPIRAN PENCIPTA
No Nama Alamat
1 Kahar, SKM., MKM Bukit Sejahtera II Blok A.2 No. 6 RT.003 RW. 008 Kel. Sudiang Kec. Biringkanaya
Perum Puri Fajar Blok A.5 No. 19 RT.003 RW.009 Kel. Cibeber Kec. Cimahi
2 Muhamad Iqbal, SST., MKM
Selatan
Jln. Rancabentang RT.003 RW. 012 Gg. Muslimin Kel. Cibeureum Kec. Cimahi
3 Ade Kamaludin, STr.Kes
Selatan
LAMPIRAN PEMEGANG
No Nama Alamat
1 Kahar, SKM., MKM Bukit Sejahtera II Blok A.2 No. 6 RT.003 RW. 008 Kel. Sudiang Kec. Biringkanaya
Perum Puri Fajar Blok A.5 No. 19 RT.003 RW.009 Kel. Cibeber Kec. Cimahi
2 Muhamad Iqbal, SST., MKM
Selatan
Jln. Rancabentang RT.003 RW. 012 Gg. Muslimin Kel. Cibeureum Kec. Cimahi
3 Ade Kamaludin, STr.Kes
Selatan
Puji dan syukur penulis panjatkan ke-Hadirat Allah SWT Yang Maha Suci lagi Maha
Tinggi, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya-Nya penulis dapat menyelesaikan modul
dengan judul “ECO ENZYM”. Sebagai seorang manusia, penulis tentunya tidak luput dari
kesalahan dan kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf kepada pembaca apabila
terdapat kesalahan baik dari segi penulisan, sumber, maupun isi yang sekiranya kurang
berkenan dihati para pembaca . Penulis sangat menerima saran-saran untuk perbaikan modul
ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita
semua Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
PENGERTIAN SAMPAH ..................................................................................... 1
JENIS-JENIS SAMPAH ...................................................................................... 3
KARAKTERISTIK SAMPAH................................................................................. 5
SUMBER-SUMBER SAMPAH ............................................................................. 6
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBUNAN SAMPAH .................. 7
PENGELOLAAN SAMPAH ................................................................................. 8
SEJARAH ECO ENZYM ...................................................................................... 14
PENGERTIAN ECO ENZYM .............................................................................. 15
MANFAAT ECO ENZYM ..................................................................................... 16
PRINSIP PEMBUATAN ECO ENZYM ................................................................ 18
CARA PEMBUATAN ECO ENZYM ..................................................................... 20
INDIKATOR KEBERHASILAN DALAM PEMBUATAN ECO ENZYM .................. 22
KANDUNGAN N P K PADA ECO ENZYM .......................................................... 23
UNSUR HARA MAKRO ...................................................................................... 25
CATATAN PENTING DALAM PEMBUATAN ECO ENZYM ................................ 27
DAFTAR PUSTAKA
ii
PENGERTIAN SAMPAH
Sampah secara umum dapat diartikan sebagai bahan buangan yang tidak
disenangi dan tidak diinginkan orang, dimana sebagian besar merupakan bahan atau
sisa yang sudah tidak dipergunakan lagi dan jika tidak ditangani dengan benar akan
Definisi sampah menurut Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 pasal 1 ayat (1)
adalah: “Sampah adalah sisa-sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam
Definisi menurut Sidik Wasito, yaitu : “Sampah adalah zat padat atau semi padat
yang terbuang atau sudah tidak berguna lagi baik yang dapat membusuk maupun
yang tidak dapat membusuk kecuali zat padat buangan atau kotoran manusia”.
Dengan demikian, maka sampah dapat diartikan sebagai benda yang tidak diperlukan
lagi, baik yang berbentuk padat atau semi padat sebagai hasil dari aktivitas manusia
yang secara ekonomi tidak mempunyai harga atau tidak mempunyai manfaat.
industri atau aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia lainnya. Sampah juga
merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai
Sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan
bersifat padat. Sampah ada yang mudah membusuk dan ada pula yang tidak mudah
membusuk. Sampah yang mudah membusuk terdiri dari zat-zat organik seperti
sayuran, sisa daging, daun dan lain sebagainya, sedangkan yang tidak mudah
membusuk berupa plastik, kertas, karet, logam, abu sisa pembakaran dan lain
sebagainya. Sampah organik atau sampah basah merupakan sampah yang mudah
terurai secara alam seperti kulit buah, kertas, sisa makanan dan sisa sayuran.
1
Sampah organik kering merupakan sampah yang kandungan airnya sedang seperti
kertas, dan dedaunan. Sedangkan sampah anorganik merupakan sampah yang sulit
terurai oleh alam seperti plastik, karet, logam dan besi. Sampah juga dikatakan
berpengaruh terhadap lingkungan dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu aspek fisik,
industri atau aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia lainnya. Sampah juga
merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai
Sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan
bersifat padat. Sampah ada yang mudah membusuk dan ada pula yang tidak mudah
membusuk. Sampah yang mudah membusuk terdiri dari zat-zat organik seperti
sayuran, sisa daging, daun dan lain sebagainya, sedangkan yang tidak mudah
membusuk berupa plastik, kertas, karet, logam, abu sisa pembakaran dan lain
sebagainya.
Sampah organik atau sampah basah merupakan sampah yang mudah terurai
secara alam seperti kulit buah, kertas, sisa makanan dan sisa sayuran. Sampah
organik kering merupakan sampah yang kandungan airnya sedang seperti kertas, dan
dedaunan. Sedangkan sampah anorganik merupakan sampah yang sulit terurai oleh
alam seperti plastik, karet, logam dan besi. Sampah juga dikatakan berpengaruh
terhadap lingkungan dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu aspek fisik, aspek kimia dan
2
JENIS-JENIS SAMPAH
Jenis- jenis sampah dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Sampah Basah (garbage), yaitu sejenis sampah yang terdiri dari barang-barang
yang mudah membusuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap, contohnya
sayursayuran, sisa makanan, buah-buahan dan lain sebagainya yang berasal dari
rumah tangga, rumah makan, pasar, pertanian dan lain-lain. Disebut sampah
organik dan umumnya mudah terurai oleh seleksi alam atau campur tangan
manusia.
2. Sampah Kering (rubbish), terdiri dari sampah yang dapat dibakar dan tidak dapat
dibakar. Sampah yang mudah terbakar umumnya zat-zat organik misalnya kertas,
kayu, kardus, karet dan sebagainya. Sampah yang tidak mudah terbakar sebagian
besar berupa zat anorganik misalnya logam, gelas, kaleng yang berasal dari
3. Abu (ashes), yang termasuk sampah ini adalah sisa-sisa dari pembakaran atau
bahan yang terbakar, bisa berasal dari rumah, kantor, pabrik, industri.
6. Sampah campuran, yaitu sampah yang berasal dari daerah pemukiman terdiri dari
7. Sampah industri, terdiri dari sampah padat dari industri, pengolahan hasil bumi
berasal dari pembangun gedung atau bangunan- bangunan lain, seperti batu-bata
3
9. Sampah hasil penghancuran Gedung (demolition Waste), adalah sampah yang
misalnya sampah beracun dan berbahaya misalnya sampah radioaktif, kaleng cat,
film bekas, sampah infeksius, misalnya bangkai hewan yang terinfeksi penyakit
4
KARAKTERISTIK SAMPAH
1. Garbage merupakan kategori sampah sisa- sisa dari sayur- mayur ataupun
potongan hewan hasil dari restoran, rumah tangga, hotel dan seluruhnya yang
mudah membusuk.
2. Rubbish merupakan pengolahan yang tidak bisa ataupun tidak mudah membusuk.
Contoh yang mudah dibakar misalnya sobekan sisa kain, kayu,dan kertas.
kemudian yang tidak mudah dibakar misalnya kaca, logam, kaleng, besi dll.
3. Ashes merupakan salah satu tipe abu ataupun hasil pembakaran baik dari rumah
5. Bangai Dead Animal merupakan tipe sampah hasil dari hewan yang mati sebab
5
SUMBER-SUMBER SAMPAH
Sumber-sumber sampah diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori antara lain:
1. Pemukiman penduduk Sampah ini terdiri dari sampah hasil kegiatan rumah tangga
2. Daerah Perdagangan Sampah dari pusat perdagangan atau pasar biasanya terdiri
3. Industri Sampah yang berasal dari daerah industri termasuk sampah yang berasal
dari pembangunan industri tersebut dan dari segala proses yang terjadi di dalam
industri.
4. Pertanian Sampah ini berupa sampah hasil perkebunan atau pertanian misalnya
6
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TIMBUNAN SAMPAH
Timbunan sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
1. Kepadatan, kegiatan dan jumlah penduduk. Suatu daerah yang berpenduduk lebih
daerah yang berpenduduk sedikit, demikian pula jenis dan jumlahnya. Pembuatan
Inti.
3. Iklim dan Musim. Timbulan sampah dinegara beriklim empat musim, pada musim
dingin akan berbeda dengan pada musim gugur. Sementara di Indonesia timbunan
4. Sosial Ekonomi dan Budaya. Sosial ekonomi dan budaya suatu masyarakat
6. Sumber atau asal Sampah. Timbulan sampah yang berasal dari pemukiman akan
berbeda dengan sampah yang berasal dari rumah sakit atau laboratorium.
7
PENGELOLAAN SAMPAH
Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan
Hidup, 2007).
masalah sampah harus dilihat dari titik mana dari mata rantai pembuangan sampah
masuk ke TPA hanya berupa sampah yang tidak dapat didaur ulang kembali.
Salah satu caranya adalah dengan mendaur ulang sampah non organik dan
membuat kompos untuk sampah organik untuk mengurangi volume sampah yang di
membawa pengaruh bagi masyarakat maupun lingkungan daerah itu sendiri. Banyak
udara, karena baunya yang tidak sedap, kesan jijik, mengganggu nilai estetika,
Teknik pengelolaan sampah dapat dimulai dari sumber sampah sampai pada
8
2. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi
lingkungan hidup.
Untuk itu manusia sebisa mungkin harus bisa mengurangi penggunaan sampah
yang dihasilkan tidak terlalu banyak dan mengurangi volume sampah di TPA. 14 Ada
a. Reduksi volume sampah secara mekanik. Dilakukan pemadatan pada dump truck
yang dilengkapi alat pemadat sehingga volume sampah jauh berkurang dan
b. Reduksi volume sampah secara pembakaran. Proses ini dapat dilakukan oleh
sekelompok masyarakat dengan catatan memilki ruang atau area terbuka cukup
sederhana. Syaratnya sampah harus dipisah antara yang dapat terbakar dan tidak
dapat dibakar serta plastik. Plastik jangan ikut dalam proses pembakaran karena
c. Reduksi sampah secara kimiawi. Cara ini disebut pyrolysis yaitu pemanasan tanpa
oksigen pada suatu reaktor. Umunya zat organik tidak tahan terhadap panas
sehingga dengan pemanasan tanpa oksigen ini akan memecah struktur zat
9
a. Penyelamatan Sumber Daya Alam, limbah yang masuk ke alam memiliki sebuah
daur hidup (life cycle) dimana tidak semua bahan dapat terdegradasi di alam
terutama dalam tanah. Contohnya sampah 15 plastik, bisa ratusan tahun sampah
ini terurai dalam tanah. Berbeda sekali dengan sampah organik yang bisa cepat
b. Mengurangi Limbah Beracun, hal ini sangat penting artinya, sebuah tindakan
dimana memilih atau menggunakan zat tidak beracun atau memiliki kadar racun
hama pada tumbuhan. Saat ini banyak sekali tanaman organik yang tidak
c. Mengurangi Biaya, dari semua tindakan reduksi harus bisa berdampak kepada
pengurangan biaya. Tidak ada artinya melakukan reduksi limbah tetapi disisi lain
tampa melalui proses daur ulang (Suyono dan Budiman, 2010). Contohnya seperti
kado yang menarik, pemanfaatan botol bekas untuk dijadikan wadah cairan misalnya
Menggunakan kembali barang bekas adalah wujud cinta lingkungan, bukan berarti
menghina. Syarat reuse adalah barang yang digunakan kembali bukan barang yang
10
barang yang lebih tahan lama, hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang
sebelum menjadi sampah dan sampah plastik yang digunakan bukan berupa
risiko zat plastik yang berdifusi kedalam makanan. (Kuncoro Sejati, 2009).
pertambahan populasi penduduk adalah sesuatu hal yang harus ditangani secara
serius. Salah satu cara mereduksi timbulan sampah yang ada dilingkungan adalah
gagasan perilaku baru yang tidak mudah diadopsi oleh masyarakat. Meski demikian
bukan bearti ide mengenai pemilahan sampah mustahil untuk direalisasikan (Benno
nonorganik seperti kertas, plastik, korang dll. Pengelolaan sampah dengan cara reuse
a. Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau
berulang-ulang.
b. Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama
e. Sampah yang telah dipilih dan dibersihkan kemudian dimanfaatkan kembali baik
11
1. Manfaat penggunaan kembali
a. Menghemat gas rumah kaca, menjaga sumber daya alam dan menghemat
energi lebih.
b. Mengalihkan unsur beracun seperti timbal, kadmium dan merkuri dari tempat
pembuangan sampah.
plastik.
kembali menjadi barang yang sama atau menjadi bentuk lain (Suyono dan Budiman,
2010).
untuk barang-barang yang tidak dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama.
sampah-sampah yang masih dapat diolah. Material yang dapat didaur ulang
diantaranya:
1. Botol bekas wadah kecap, saos, sirup, krim kopi baik yang putih bening maupun
12
2. Kertas, terutama kertas bekas kantor, koran, majalah, dan kardus.
3. Logam bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue, rangka meja, besi
rangka beton.
4. Plastik bekas wadah sampo, air mineral, jeringen, ember. Pengelolaan sampah
secara daur ulang merupakan salah satu cara yang efektif, dengan syarat sampah
yang digunakan adalah sampah yang dapat didaur ulang, memiliki nilai ekonomi
yang tinggi, tidak mengunakan jenis kertas berlapis minyak atau plastik, untuk
sebuah bentuk, wujud, tampilan, atau penggolong kata bagi sebuah benda. Dalam
seni dan perancangan, istilah bentuk sering kali digunakan untuk struktur formal
sebuah pekerjaan yaitu dengan cara menyusun dan mengkoordinasi unsur-unsur dan
bagi dari sebuah komposisi. Pada umumnya bentuk dapat dibendakan menjadi 2
golongan yaitu :
1. Bentuk beraturan Bentuk beraturan ini merupakan bentuk satu sama lainnya saling
tersusun secara rapi dan konsisten. Pada umunya bentuk beraturan ini bersifat
2. Bentuk tak beraturan Bentuk tak beraturan ini merupakan bentuk yang tidak
13
SEJARAH ECO ENZYM
Pada tahun 2003, seorang doctor dari Thailand menerima penghargaan dari
FAO (Lembaga dari PBB yang mengurus soal pangan dunia) regional Thailand untuk
ekoenzim. Penemuan ini merupakan suatu upaya yang dilakukan Dr. Rosukon
memperoleh hasil panen yang lebih baik sekaligus ramah lingkingan. Ekoenzim
sebagai bahan bakunya, kemudia dicampur dengan gula dan air, proses
Eco enzyme atau dalam bahasa indonesia disebut sebagai eko enzim
merupakan larutan yang diperoleh dari proses fermentasi zat sisa organik, gula, dan
air. Cairan eco enzyme mempunyai warna coklat gelap serta memiliki aroma
asam/segar yang cukup kuat. Berawal dari penemuan oleh Dr. Rosukon
Poompanvong, seorang peneliti dan pengawas lingkungan dari Thailand inovasi eco
enzyme ini memberikan kontribusi yang cukup besar untuk lingkungan. Beliau juga
bahkan juga di Eropa yang telah berhasil menghasilkan sebuah produk pertanian yang
14
PENGERTIAN ECO ENZYM
Eco-enzyme adalah ekstrak cairan yang dihasilkan dari fermentasi sisa
sayuran dan buah-buahan dengan substrat gula merah atau molase. Prinsip proses
ditambahkan air sebagai media pertumbuhan sehingga produk akhir yang diperoleh
berupa cairan yang lebih disukai karena lebih mudah digunakan dan mempunyai
Eco Enzyme adalah larutan zat organik kompleks yang diproduksi dari proses
fermentasi sisa bahan organik, gula, dan air. Cairan Eco Enzyme berwarna coklat
gelap dan memiliki aroma yang asam atau segar yang kuat. Selain itu, Eco Enzyme
juga dihasilkan dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran,
gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Komposisi sampah yaitu 54%
berasal dari sampah organik. Manfaat Eco Enzyme untuk pertanian yaitu sebagai
pupuk tanaman, filter udara, herbisida dan pestisida alami (Hemalatha, 2020).
tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasi seperti pada proses
pembuatan kompos, bahkan produk ini tidak memerlukan bak komposter dengan
spesifikasi tertentu. Wadah yang diperlukan hanya wadah dari plastik dan mempunyai
tutup yang masih rapat. Eco-enzyme umumnya dapat dibuat dari kulit buah dan sisa
sayuran salah satunya yaitu kulit pisang, kulit buah nanas, sayuran kol, sawi putih dan
15
MANFAAT ECO ENZYM
Pada saat proses fermentasi berlangsung terjadi reaksi:
4. Cairan pembersih untuk selokan, terutama pada selokan kecil sebagai saluran
6. Mampu memacu pertumbuhan tanaman dan akar, secara tidak langsung mampu
mengusir hama.
9. Membersihkan toilet.
lingkungan secara global ataupun ditinjau dari segi ekonomi. Manfaat bagi lingkungan,
selama proses fermentasi terjadi (hari pertama) akan memperoleh dan melepas suatu
gas O3 yang disebut sebagai ozon. Ozon ini bekerja dibawah lapisan stratosfer yang
dapat mengurangi gas rumah kaca dan logam berat yang terjebak diatmosfer.
Sebagaimana yang diketahui jika satu kandungan pada eco enzyme adalah asam
asetat, yang mampu membunuh kuman, virus dan bakteri. Sedangkan kandungan
enzyme itu sendiri yaitu lipase, tripsin, amylase yang dapat mencegah/membunuh
16
bakteri patogen. Selain itu dihasilkan juga NO3 dan CO3 yang sangat dibutuhkan oleh
tanah sebagai nutrisi. Manfaat dari segi ekonomi yaitu dapat mengurangi konsumsi
17
PRINSIP PEMBUATAN ECO ENZYM
Prinsip proses pembuatan eco enzyme sebenarnya mirip proses pembuatan
kompos, namun ditambah air sebagai media pertumbuhan sehingga produk akhir
yang diperoleh berupa cairan yang lebih disukai karena lebih mudah digunakan.
Keistimewaan eco enzyme ini adalah tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses
fermentasi seperti pada pembuatan kompos, bahkan produk ini tidak memerlukan bak
komposter dengan spesifikasi tertentu. Botol-botol bekas air mineral maupun bekas
produk lain yang sudah tidak digunakan dapat dimanfaatkan kebali sebagai tangka
fermentasi. Hal ini juga mendukung konsep reuse dalam menyelamatkan lingkungan.
Eco enzyme memiliki banyak manfaat seperti dapat digunakan sebagai growth factor
kerak dan penurunan suhu radiator mobil (Astuti et al., n.d., 2020).
Enzim dihasilkan melalui fermentasi campuran gula merah, air limbah dapur
atau sayuran segar serta limbah buah. Menurut Tang dan Tong (dalam Astuti et al.,
n.d., 2020) proses tersebut memakan waktu selama 3 bulan. Aplikasi enzim sampah
pada beberapa karakterisitik air limbah telah ditunjukkan dalam beberapa tahun
terakhir. Enzim sampah memainkan peranan penting untuk mencapai degradasi yang
Selama fermentasi karbohidrat diubah menjadi asam volatile dan disamping itu,
asam organik yang ada dalam bahan limbah juga larut ke dalam larutan fermentasi
karena pH enzim sampah bersifat asam di alam. Enzim sampah memiliki kekuatan
tertinggi untuk mengurangi atau menghambat patogen karena sifat asam dari enzim
menghasilkan asam piruvat. Asam piruvat dalam kondisi anaerob akan mengalami
18
penguraian oleh piruvat dekarbosilase menjadi etanol dan karbondioksida, dimana
bakteri Acetobacter akan merubah alkohol menjadi asetaldehid dan air yang
selanjutnya akan diubah menjadi asam astetat (Astuti et al., n.d., 2020)
19
CARA PEMBUATAN ECO ENZYM
Eco enzyme dapat dibuat dengan cara mencampurkan sampah organik berupa
limbah buah dan sayur dengan menambahkan gula dan air dengan perbandingan
3:1:10. Gula yang disarankan untuk pembuatan larutan eco enzyme ini adalah gula
merah. Sedangkan untuk sampah organik disarankan limbah sisa sayur atau buah
dengan keadaan tidak terlalu kering atau masih setengah basah. Pada pemakaian
bahan tersebut harus diperhatikan dengan baik, sebab akan mempengaruhi hasil
pertama fermentasi, alkohol akan dilepaskan, sehingga akan tercium bau alkohol dari
larutan eco enzyme tersebut. Kemudian pada bulan kedua, mulai tercium bau asam,
dimana bau tersebut merupakan bau asam asetat. Dengan banyaknya senyawa
seperti mineral dan vitamin tersebut akan terus rusak dan secara alami terbentuklah
enzim. Oleh sebab itu, waktu minimum pembuatan eco enzyme ini disarankan adalah
3 bulan. Setelah selesai difermentasi, produk fermentasi ini akan memiliki aktifitas
Bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik cair dan Eco Enzyme yaitu:
c. Air sumur atau air hujan, air PDAM yang sudah didiamkan 5 hari =10 liter
komposisi kulit buah/ sayur 30%, air 60% dan gula merah 10%. Perbandingan
pembuatan Eco Enzyme dapat menyesuaikan berat bahan yang ada atau yang
20
dikumpulkan. Tempat botol air mineral perbandingannya adalah bahan organik 300
a. Gula aren atau molase dimasukkan ke dalam air dan diaduk hingga larut
tercampur
b. Bahan organik dari kulit sayur dan buah diiris halus (disesuaikan tempat).
c. Bahan organik dimasukkan ke dalam campuran air dan gula merah atau molase.
d. Tempat dari campuran bahan organic dan gula merah atau molase ditutup dengan
rapat.
e. Tempat Eco Enzyme yang tertutup rapat harus dibuka tutup (jika menggunakan
wadah yang besar seperti toples plastic kerupuk) dan diaduk, tetapi jika
f. Setelah 3 bulan tercampur, tercium aroma tape yang harum dan segar,
menandakan Eco Enzyme telah berhasil dan dapat digunakan. Jika tercium bau
busuk menyengat dan berubah warna menjadi hitam disertai banyak belatung dan
21
INDIKATOR KEBERHASILAN DALAM
PEMBUATAN ECO ENZYM
Evaluasi, Proses fermentasi dalam pembuatan EE ini dapat dikatakan berhasil
dan dapat dipergunakan dengan hasil yang maksimal jika memenuhi kriteria indikator
dari warna, bau atau aroma serta kandungan gas. Adapun indikatornya antara lain:
a. Warna
perubahan warna dari awal proses hingga akhir proses fermentasi. Waktu selama itu
dibutuhkan untuk proses fermentasi dan pembusukan yang terjadi secara alami.
Awalnya airnya jernih, lama-kelamaan akan menjadi keruh dan kecoklatan. Namun
warna ini akan sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Tergantung dengan
bahan yang kita gunakan. Bahkan jika bahan yang digunakan sudah sama namun
Aromanya sesuai dengan bahan (tidak berbau busuk). Jika fermentasi berjalan
dengan baik, larutan fermentasi akan beraroma alkohol setelah 1 bulan, dan beraroma
Kalau jamurnya hitam berarti gagal, dan harus segera memulihkannya dengan
22
KANDUNGAN N P K PADA ECO
ENZYM
Pada pembuatan eco enzyme yang ditambahkan molase dalam
pH eco enzyme pada umumnya bersifat asam hal ini disebabkan oleh kandungan
asam organiknya. Kondisi asam yang baik akan memproduksi fitohormon (auxin,
generatif dan pematangan buah.48 Dalam sebuah penelitian menyatakan bahwa eco
enzyme mengandung unsur hara yang diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara tahun 2020, kandungan unsur hara yang terdapat dalam
eco enzyme antara lain K (0,91 ppm), P (6,13 ppm), N (0,05%), C-Organik (0,38%),
dan pH 4,26.
karena proses fermentasi dari ekoenzim yang masih berlangsung. Larutan ekoenzim
belum stabil setelah tiga bulan masa fermentasi. Pengaruh waktu fermentasi
merupakan faktor penentu dalam pengolahan bahan organik yang digunakan dalam
organik dengan bantuan mikroorganisme alami yang terdapat dalam kulit buah.
Semakin lama ekoenzim disimpan, maka kandungannya akan semakin baik (Nazim
ekoenzim juga dipengaruhi oleh penggunaan jenis gula. Umumnya, gula yang
digunakan untuk membuat ekoenzim adalah gula molase atau gula merah. Namun,
gula yang digunakan pada penelitian ini adalah gula merah sehingga dibutuhkan
23
waktu fermentasi yang lebih lama jika dibandingkan dengan menggunakan gula
molase. Hal ini disebabkan gula molase mengandung mikroorganisme aktif sebagai
sisa dari hasil produksi gula yang membantu mempercepat proses fermentasi.
Seperti halnya mahluk hidup lain, tanaman juga membutuhkan nutrisi yang
cukup untuk kehidupannya. Nutrisi tersebut adalah unsur hara, baik makro maupun
mikro yang dapat mendukung proses produksi dan pertumbuhannya. Sebagian dari
unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dan terdapat pada ekoenzim yaitu Nitrogen
(N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Nitrogen merupakan jenis unsur hara yang penting
nukleat sehingga harus tersedia untuk tanaman (Rahmah, 2018). Fosfor (P) bagi
buah, pembentukan biji serta berperan penting dalam penyimpanan dan penyaluran
energi ke seluruh sel tanaman (Jalaluddin dan Syafrina, 2017; Suwardiyono dan
agar terhindar dari serangan hama atau penyakit (Mahdiannoor et al., 2016).
sebagai pupuk organik cair dengan konsentrasi yang berbada mampu menghasilkan
pakcoy yang diamati, seperti tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, dan
biomassa basah tanaman. Hal ini berkaitan dengan perbedaan konsentrasi yang
terdapat pada tiap perlakuan dan kandungan unsur hara di dalamnya. Apabila unsur
hara yng dibutuhkan tanaman tersedia dalam jumlah dan betuk yang sesuai maka
24
UNSUR HARA MAKRO
Unsur hara makro adalah kelompok unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
dalam jumlah besar. Salah satu zat yang tergolong dalam unsur hara ini yaitu P
(Phosfor), K (Kalium), dan N (Nitrogen). Unsur hara makro memiliki peranan penting
batang, dan daun), sebagai agen dalam semua proses metabolisme, sebagai
1. C-Organik
C-Organik merupakan salah satu unsur hara yang penting bagi kualitas
kompos sebab unsur ini dapat memperbaiki sifat-sifat tanah. C-Organik dapat
berperan penting dalam mempebaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Didalam tanah
unsur ini juga berperan sebagi substrat dan habiat bagi mikroorganisme tanah. Pada
sebagai sumbe energi. Unsur ini juga mampu menyediakan hara yang dibutuhkan
oleh tanaman, salah satunya unsur N dan P. Dekomposisi dari unsur ini dapat
2. Nitrogen (N)
Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang memiliki peran sangat
besar bagi tanaman yaitu sebagai penyusun zat hijau daun, protein, lemak dan dapat
membantu pertumbuhan vegetatif tanaman. Unsur nitrogen ini diperoleh dari pupuk
kandang, urea (CO(NH2)2), pupuk Za ((NH4)2SO4), dan berbagai jenis pupuk daun.
Indikasi kekurangan unsur ini dapat menyebabkan warna daun berubah warna
menjadi kekuningan atau kuning, pada jaringan daun akan mati, serta dapat membuat
25
3. Fosfor (P)
Fosfor merupakan salah satu unsur hara makro yang memiliki peran sangat
penting bagi tanaman yaitu sebagai penyusun inti sel lemak dan protein tanaman.
Unsur fosfor ini disuplai dari pupuk kandang, pupuk TSP (Ca(H2PO4)2), dan pupuk
daun yang disemprotkan pada tanaman. Pupuk fosfor berfungsi untuk merangsang
pertumbuhan akar, bunga, dan pematangan buah. Indikasi kekurangan unsur ini
biasanya ditandai dengan memerahnya bagian bawah daun, terutama dibagian tulang
4. Kalium (K)
Kalium merupakan salah satu unsur hara makro yang memliki peran penting
bagi tanaman yaitu sebagai penyusun protein dan karbohidrat pada tanaman. Selain
disuplai oleh pupuk kandang, unsur ini diperoleh dari pupuk KCL, kalium sulfat atau
ZK (K2SO4), KNO3 (potassium kalium nitrat), serta pupuk daun. Dalam pertumbuhan
tanaman, unsur ini memliki peran sebagai memperkuat bagian kayu tanaman,
serta kekeringan. Dampak kekurangan unsur kalium ini dapat menyebabkan pada
ujung daun menguning dan semakin lama akan berubah warna menjadi coklat. Jika
26
CATATAN PENTING DALAM
PEMBUATAN ECO ENZYM
1. Gunakan wadah yang bisa mengembang karena wadah akan terisi gas, maka dari
2. Sampah untuk membuat enzim tidak termasuk kertas, logam atau bahan kaca.
3. Hindari makanan berminyak, ikan atau sisa daging (bisa digunakan sebagai bahan
kompos kebun). Untuk membuat enzim berbau segar, tambahkan kulit jeruk/ lemon
4. Warna ideal dari enzim eco adalah coklat gelap. Jika berubah menjadi hitam,
tambahkan gula dalam jumlah sama untuk memulai proses fermentasi lagi.
5. Mungkin memiliki lapisan putih, hitam atau coklat di atas enzim, abaikan saja Jika
anda menemukan llalat dan cacing dalam wadah, biarkan dan reaksi kimia enzim
segar.
dalam tanah.
c. Giling residu, tuangkan ke dalam mangkuk toilet, tambahkan gula merah dan
27
DAFTAR PUSTAKA
Abel, Geraldine, Retno Suntari, and Ania Citraresmini. “Pengaruh Biochar Sekam Padi
Dan Kompos Terhadap C-Organik, NTotal, C/N Tanah, Serapan N, Dan
Pertumbuhan Tanaman Jagung Di Ultisol.” Jurnal Tanah dan Sumberdaya
Lahan 8, no. 2 (June 1, 2021): 451–60.
Andesta, Deny, Andi Rahmad Rahim, Nur Fauziyah, and Siska Ermawati.
“Pemanfaatan Limbah Sampah Rumah Tangga Menjadi Pupuk Organik Di Desa
Banjarmadu” 2 (2020): 9.
Andinata, Yoffi. “Kajian Limbah Buah Dan Sayur Dengan Ilmu Agroteknologi Sebagai
Energi Alternatif Bio Baterai,” 2020, 8.
Anwar, Chairul, A. Jatmiko, M. Mila, I. Irwandani, A. Taher, and P.M. Sari. “The
Development of Multi-Representation Media Based on Instagram on
Temperature and Heat Materials,”Journal of Physics:Conference Series 1572,
no.1 (2020):04
Anwar, Chairul. Hakikat Manusia Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Suka-Press.2019
Anwar, Chairul, Dwi Susanti, Fredi Ganda Putra, Netriwati, Kiki Afandi, Santi
Widyawati. “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Tipe POE dan
Aktifitas Belajar Terhadap Kemampuan Metakognitif”. Jurnal Inomatika, 2.2
(2020): 93- 105
Arihati, Desy Bangkit, Devita Cahyani Nugraheny, Arie Purwa Kusuma, and Niken
Vioreza. “Pemanfaatan Limbah Sayuran Sebagai Bahan Baku Pembuatan
Pupuk Cair Dan Pupuk Kompos” 2 (2019): 6.
Arisanti, Desi. “Ketersedian Nitrogen Dan C-Organik Pupuk Kompos Asal Kulit Pisang
Goroho Melalui Optimalisasi Uji Kerja Kultur Bal.” Jurnal Vokasi Sains dan
Teknologi 1, no. 1 (November 29, 2021): 1–3.
Astuti, A. P., Tri, E., Maharani, W., (2020) Semarang, U. M., Semarang, U. M.,
Semarang, U. M., & Gula, V. (n.d.). Pengaruh Variasi Gula Terhadap Produksi
Ekoenzim Menggunakan Limbah Buah Dan Sayur. 470–479.
D. Kurniawati, N. Noval, and K. Nastiti, “POTENSI ANTISEPTIK POLIHERBAL DAUN
SIRIH (Piper betle), KULIT JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DAN TANAMAN
BUNDUNG (Actinuscirpus grossus) PADA TINDAKAN KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN,” Din. Kesehat. J. Kebidanan Dan Keperawatan, vol. 11, no. 1, pp.
420–431, 2020, doi: 10.33859/dksm.v11i1.552.
H. KRISNANI et al., “Perubahan Pola Pikir Masyarakat Mengenai Sampah Melalui
Pengolahan Sampah Organik Dan Non Organik Di Desa Genteng, Kecamatan
Sukasari, Kab. Sumedang,” Pros. Penelit. dan Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 4, no.
2, pp. 281–289, 2017, doi: 10.24198/jppm.v4i2.14345.
J. Wahyudi et al., “Emisi Gas Rumah Kaca (Grk) Dari Pembakaran Terbuka Sampah
Rumah Tangga Menggunakan Model Ipcc Greenhouse Gases Emissions From
Municipal Solid Waste Burning Using Ipcc Model,” J. Litbang, vol. XV, no. 1, pp.
65–76, 2019.
Juniartini, N. L. P. (2020). Pengelolaan Sampah Dari Lingkup Terkecil dan
Pemberdayaan Masyarakat sebagai Bentuk Tindakan Peduli Lingkungan.
Jurnal Bali Membangun Bali, 1(1), 27–40.
https://doi.org/10.51172/jbmb.v1i1.106
L. Pranata, I. Kurniawan, S. Indaryati, M. T. Rini, K. Suryani, and E. Yuniarti, “Pelatihan
Pengolahan Sampah Organik Dengan Metode Eco Enzym,” Indones. J.
Community Serv., vol. 1, no. 1, pp. 171–179, 2021, [Online]. Available:
http://ijocs.rcipublisher.org/index.php/ijocs/article/view/23.
Megah, S. I., Dewi, D. S., & Wilany, E. (2018). Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga
Digunakan Untuk Obat Dan Kebersihan. Minda Baharu, 2(1), 50.
https://doi.org/10.33373/jmb.v2i1.2275
Prabekti, Y. S. (2020). Eco-Fermentor: Alternatif Desain Wadah Fermentasi Eco-
Enzyme. Bogor Agricultural University (IPB), 43(1), 7728.
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/44120/2/INTI-
ECOFERMENTOR.pdf
Suryani, A. Mulyadi, and D. Afandi, “Analisis Gangguan Pendengaran Tipe
Sensorineural Pada Pekerja Akibat Kebisingan Di Industri Mebel Kayu Di Kota
Pekanbaru,” J. Ilmu Lingkung., vol. 9, no. 1, pp. 1–11, 2015.
T. W. Prayojana, A. N. Fazri, and B. Saputra, “Dampak Urbanisasi Terhadap
Pemukiman Kumuh (Slum Area),” J. Kependud. dan Pembang. Lingkung., vol.
2, no. 1, pp. 13–22, 2020, [Online]. Available:
http://jkpl.ppj.unp.ac.id/index.php/JKPL/article/view/12/7.
Y. Kurniaty and F. Nararaya, Bani Haji Wahyu, Turawan, Nabila Ranatasya.
Nurmuhamad, “Mengefektifkan Pemisahan Jenis Sampah sebagai Upaya
Pengelolaan Sampah Terpadu di Kota Magelang,” Varia Justicia, vol. 12, no. 1,
p. 140, 2016.