PTK LENI Revisi
PTK LENI Revisi
Oleh
1435 H/2023 M
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................1
B. Definisi Istilah..........................................................................4
C. Rumusan Masalah....................................................................4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................4
Persoalan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia sampai saat ini adalah rendahnya
mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar.
Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut terus dilakukan. Upaya sentralnya
berporos pada pembaruan kurikulum pendidikan. Ini terbukti dengan adanya perubahan dari
KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ) menjadi KURTILAS (Kurikulum Dua Ribu Tiga
Belas). Kurikulum Dua Ribu Tiga Belas dikembangkan berdasarkan beberapa karakteristik atau
ciri utama. Misalnya berfokus pada tiga ciri utama, yaitu (1) berpusat pada siswa, (2)
memberikan mata pelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual, dan (3)
Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi
sentral dalam proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, siswa sebagai pihak yang
ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Siswa
itu akan menjadi faktor penentu, sehingga menuntut dan dapat mempengaruhi segala sesuatu
yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Jadi dalam proses pembelajaran yang
diperhatikan pertama kali adalah siswa atau anak didik, bagaimana keadaan dan kemampuannya,
baru setelah itu menentukan komponen-komponen yang lain. Apa bahan yang diperlukan,
bagaimana cara yang tepat untuk bertindak, alat dan fasilitas apa yang cocok dan mendukung,
semua itu harus disesuaikan dengan keadaan/karakteristik siswa. Itulah sebabnya siswa atau anak
didik menjadi subjek belajar. Proses kegiatan belajar mengajar memerlukan metode yang tepat
1
agar tujuan pendidikan nasional t ersebut dapat tercapai. Metode belajar yang tepat akan
memungkinkan seorang siswa menguasai ilmu dengan lebih mudah dan lebih cepat sesuai dengan
kapasitas tenaga dan pikiran yang dikeluarkan. Dengan kata lain, metode belajar yang tepat
1
Masnur Musllich. KURTILAS Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontektual. Jakarta: Bumi Aksara.
2007, hlm. 20
tersebut akan memungkinkan siswa belajar lebih efektif dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Pelajaran Fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian dari
Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami menghayati dan mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi pandangan
Materi yang sifatnya memberikan bimbingan terhadap siswa agar dapat memahami,
menghayati, dan mengamalkan pelaksanaan syariat tersebut, yang kemudian menjadi dasar
pandangan dalam kehidupan baik yang menyangkut masalah pribadi, keluarga, masyarakat, dan
lingkungannya. Demikian juga halnya dengan mata pelajaran Fiqih yang memiliki fungsi dan
peranan untuk mendorong tumbuhnya kesadaran beribadah kepada Allah SWT, membentuk
kebiasaan melaksanakan syari’at Islam dengan ikhlas dan melaksanakan tuntunan akhlak yang
mulia, juga mendorong tumbuhnya kesadaran mensyukuri nikmat Allah dengan mengolah dan
Fiqih merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan MIS Ishlahiyah Panipahan
Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir yang membelajari tentang hukum islam.
Berdasarkan survey yang peneliti lakukan di MIS Ishlahiyah Panipahan Kecamatan Pasir Limau
Kapas Kabupaten Rokan Hilir, pada dasarnya guru senantiasa melakukan upaya dalam
meningkatkan hasil belajar siswa, karena secara moral itu merupakan tanggung jawab guru dan
Depag RI, DirJen Kelembagaan Agama Islam, Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta,
2
Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir telah terformat dan terencana
sedemikian rupa. Namun, berdasarkan hasil tes awal yang penelii lakukan lakukan pada siswa
kelas I MIS Ishlahiyah Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir,
1. Ketika dilakukan tes tertlis sebagian siswa memperoleh nilai dibawah Kreteria
Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan yaitu 70. Dari 24 orang siswa hanya 5 orang
2. Sebanyak 60% dari 24 siswa tidak bisa menjawab soal latihan yang diberikan oleh
guru.
3. Hanya sekitar 5 orang siswa saja yang dapat menjawab pertanyaan guru ketika
pembelajaran di kelas.
Berdasarkan gejala di atas, peneliti menganalisa bahwa masih rendahnya hasil belajar
Fiqih siswa. Salah satu usaha guru yang akan dilakukan adalah dengan penerapan strategi
pembelajaran Questioning. Oleh sebab itu, Peneliti tertarik ingin melakukan suatu penelitian
tindakan sebagai upaya dalam melakukan perbaikan terhadap hasil belajar Fiqih siswa dengan
judul: “Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Pada Materi Rukun Islam Melalui Penerapan Strategi
Pembelajaran Questioning Siswa Kelas I MIS Ishlahiyah Panipahan Kecamatan Pasir Limau
B. Definisi Istilah
1. Penerapan adalah proses, cara menerapkan sesuatu3. Dalam hal ini adalah cara menerapkan
2. Strategi pembelajaran Questioning merupakan salah satu strategi guru dalam mengajar
3
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2007, hlm. 1198
4
David A. Methoods For Teaching. Yogyakarta: Pustakan Belajar. 2009, hlm. 172
3. Hasil belajar adalah merpaka tingkat kerbehasilan siswa mencapai tujuan yang telah
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan yang hendak dirumuskan
dalam penelitian ini adalah : Apakah Penerapan Strategi Pembelajaran Questioning Dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Pada materi Rukun Islam Siswa Kelas I MIS Ishlahiyah
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah hasil belajar Fiqih pada materi Rukun Islam siswa kelas I MIS Ishlahiyah
Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir dapat ditingkatkan melalui
2. Manfaat Penelitian
a. Siswa
Untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Fiqih Siswa Kelas I MIS Ishlahiyah
Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir pada mata pelajaran
Fiqih
b. Guru
1) Dengan adanya penelitian ini menjadi pedoman bagi guru untuk memilih metode
perbaikan selanjutnya.
5
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rodakarya. 2007, hlm. 141
c. Sekolah :
1) Meningkatkan prestasi sekolah yang dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar
siswa.
d. Peneliti
1) Penelitian ini merupakan salah satu usaha untuk memperdalam dan memperluas ilmu
pengetahuan penulis.
3) Sebagai bahan penelitian lebih lanjut bagi pihak yang terkait, di masa mendatang,
A. Kerangka Teoretis
Situasi dan kondisi yang baik ketika seorang guru memberikan pelajaran di dalam kelas
adalah adanya suasana kelas yang hidup tetapi terkendali: yaini adanya suara-suararesponse
(tanggapan-tanggapan) dari murid yang bersifat positif secara bersama-sama maupun seorang
demi seorang secara tertib (tidak ribut yang kacau balau).6 Oleh sebab itu sistem mengajar itu
harus bersifat komunikatif antara guru dengan murid, keterangan-keterangan guru itu dapat
dipahami mereka dan mereka merasa terikat dengan pelajaran-pelajaran yang disajikan oleh
guru itu.
(bertanya) merupakan strategi utama yang berbasis kontektual. Bertanya dalam pembelajaran
dipandanga sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan
berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan begian penting dari melaksanakan
pembelajaran yang bebasis unkuiry, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang
sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.7
Questioning adalah salah satu strategi belajar mengajar dengan cara guru mengajukanberbagai
pertanyaan kepada siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
Hampir seluruh semua aktivitas belajar, dapat menerapkan Questioning, antara siswa dengan
siswa, antara guru dengan siswa dan sebagainya. Aktivitas bertanya juga dikemukakan ketika
siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika menemui kesulitan, ketika mengamati dan
sebagainya. Aktivitas bertanya juga ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam
6
Tayar Yusuf. Ilmu Praktek Mengajar. Bandung: Al ma’rif. 2002, hlm. 65
7
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. 2011, hlm. 115
kelompok, ketika menemui kesulitan, ketika mengamati dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan itu
4) Guru meminta siswa untuk memberikan penjelasan tentang pertanyaan yang diberikan
oleh guru.
1) Strategi pembelajaran ini hanya bisa dilaksanakan pada kelas tertentu, seperti kelas 3,4
dan sebagaiya
2) Membutuhkan pemahaman yang mendalam bagi siswa untuk menjawab pertanyaan guru
3) Dibutuhkan keterampilan seorang guru dalam melaksakan strategi ini agar pembelajaran
8
Ibid. hlm. 115
9
Marno. Op. Cit. hlm. 126
10
Triano. Op. Cit. hlm. 115
11
Ibid. Hlm. 115
4) Pelakasanaan strategi ini membutuhkan variasi dalam pelaksanaannya misalnya hadiah,
pujian dan sebagainya, karena jika tidak siswa akan mudah bosan mengiktui
pembelajaran.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu
aspek potensi kemanusian saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para
pakar pendidikan tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif. 12
Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa
penting diketahui oleh guru, agar guru dapat merancang/mendesain pengajaran secara tepat
dan penuh arti. Setiap belajar mengajar keberhasilannya diukur dari berapa jauh hasil belajar
yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya. Artinya seberapa jauh hasil belajar
dimiliki siswa. Tipe hasil belajar harus nampak dalam tujuan pengajaran (tujuan
instruksional), sebab tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar mengajar.13
Robertus Angkowo menjelaskan hasil belajar merupakan suatu aktivitas mental dan
psikis yang berlansung dalam interaksi aktif dengan lingkungan demi menghasilkan
Aunurrahman menjelaskan hasil belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
Hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.16 Berdasarkan teori ini
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
12
Agus Suprijono. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yagyakarta: Pustaka Pelajar. 2009,
hlm. 7-6
13
Nana Sudjana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. 2009, hlm. 45
14
Robertus Angkowo. Optimalisasi Media Pembelajaran Mempengaruhi Motivasi, Hasil Belajar dan
Kepribadian. Jakarta: PT. Grasindo. 2007, hlm. 48
15
Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta. 2009, hlm. 35
16
Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Citpa. 2008, hlm. 13
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
Paul Suparno dalam Sardiman mengemukakan beberapa prinsip dalam hasil belajar
yaitu:
a. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat,
dengar, rasakan dan alami.
b. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus.
c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan
pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan,
tetapi perkembangan itu sendiri.
d. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan
lingkungannya.
e. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan,
motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari17
Dengan berpegang kepada prinsip tersebut maka akan tercipta suasana belajar dan
pembelajaran yang kondusif bagi tercapainya hasil belajar yang sesuai dengan potensi dan
cita-cita siswa serta kurikulum. Dengan demikian upaya pendidikan untuk menjadikan siswa
sebagai manusia seutuhnya akan tercapai melalui kegiatan belajar dan pembelajaran yang
diselenggarakan guru. Tentang ini Engku Muhammad Syafei, yang juga pelopor Pendidikan
Nasional Indonesia, mengingatkan “Jadilah Engkau jadi Engkau”. Artinya guru dan sekolah
harus berfungsi mengasah kecerdasan dan akal budi siswa, bukan membentuk manusia lain
Selanjunya hasil belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalam
proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut terutama dilihat dari sisi kognitif, karena aspek
ini yang sering dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah mengikuti pembelajaran
atau tes yang dilaksanakan oleh guru di kelas. Sehubungan dengan penelitian ini maka hasil
17
Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Persada. 2004, Edisi
Revisi, hlm. 38
18
Abdorrahkman Gintings. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniro. 2008, hlm. 15
belajar yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melaksanakan metode
Dalam pencapaian hasil belajar, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar
tersebut yang secara garis besar dikelompokkan dalam dua faktor, yaitu faktor internal
(berasal dari dalam diri), dan faktor eksternal (berasal dari luar diri. Slameto mengemukakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan
menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor
yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Yang termasuk dalam faktor intern seperti,
faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor ekstern yang
berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu, faktor
Selanjutnya Muhibbin Syah juga menambahkan bahwa secara global factor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni :
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi stategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari
materi-materi pelajaran.20.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, jelaslah bahwa faktor yang mempengaruhi dalam arti
menghambat atau mendukung proses belajar, secara garis besar dapat dikelompokkan dalam
dua faktor, yaitu faktor intern (dari dalam diri subjek belajar) dan faktor ekstern (dari luar diri
subjek belajar).
B. Kerangka Berfikir
19
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. 2003, hlm. 54-60
20
Muhibbin Syah. Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. 2008, hlm. 144
Strategi pembelajaran Questioning merupakan strategi pembelajaran yang berbasis
kontektual. Bertanya dalam proses pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk
mendorong, membimbing dan menilai kemampuan siswa, selain itu bertanya dapat
Selanjutnya bertanya dalam proses pembelajaran bagi siswa, adalah merupakan kegiatan
yang sangat penting dari melaksanakan pembelajaran yang bebasis unkuiry, yaitu menggali
informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek
Questioning dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.
Kemudian strategi Questioning juga dapat mempermudah guru untuk memulai pembelajaran
dengan terlebih dahulu mengetahuan pengetahuan awal siswa, dengan demikian strategi
Questioning sangat dimungkinkan dapat meningkatkan Hasil belajar Fiqih pada materi Jinayah
siswa kelas I MIS Ishlahiyah Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir.
yaitu pustakan Universitas Islam Riau, peneliti dapat mengambil sebuah karya ilmiah yang
relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan oleh Sri Wulandari pada tahun 2009 dengan
judul : Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Siswa Kelas I
Fiqih MIS Ishlahiyah Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir.
penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Leni Marlina, S.Pd.I
yaitu sama-sama menggunakan metode tanya jawab dalam proses pembelajaran. Sedangkan yang
menjadi perbedaannya adalah tujuannya. Adapun hasil penelitian saudari Leni Marlina, S.Pd.I
D. Indikator Keberhasilan
Sri Wulandari. Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Siswa Kelas IV SD
21
Agama Islam MIS Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Skripsi UIR. 2009
1. Indikator Kinerja
a. Aktivitas Guru
b. Aktivitas Siswa
3) Siswa diberikan selang waktu untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang diberikan
oleh guru
5) Siswa secara bergantian menjawab pertanyaan guru sesuai dengan arahan guru
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa yang pada mata pelajaran
Adapun yang menjadi indikator keberhasilan belajar siswa pada pelajaran Fiqih
secara klasikal yaitu apabila hasil belajar siswa secara klasikal mencapai 75%.22.
E. Hipotesis Tindakan
22
Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2008, hlm. 257
Berdasarkan uraian kerangka teoretis di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah
“Penerpan Strategi Pembelajaran Questioning dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih Jinayah
siswa kelas I MIS Ishlahiyah Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir”
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I MIS Ishlahiyah Panipahan
Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir tahun pelajaran 2020-2021 dengan jumlah
siswa sebanyak 24 orang. Sedangkan yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah Penerapan
Strategi Pembelajaran Questioning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I MIS
Ishlahiyah Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir Pada Mata
Pelajaran Fiqih.
B. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIS Ishlahiyah Panipahan Kecamatan Pasir
Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir. Adapun waktu penelitian ini dilakukan bulan Juli 2023.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Adapun setiap siklus dilakukan dalam 2 kali pertemuan.
Hal ini dimaksudkan agar siswa dan guru dapat beradaptasi dengan strategi pembelajaran yang
diteliti. Sehingga hasil penelitian tindakan kelas dapat dimanfaatkan dalam proses belajar
mengajar selanjutnya.
Agar penelitian tindakan kelas ini berhasil dengan baik tanpa hambatan yang mengganggu
kelancaran penelitian, peneliti menyusun tahapan-tahapan yang dilalui dalam penelitian tindakan
kelas, dan dapat dilihat daur siklus penelitian tindakan kelas (PTK) menurut Arikunto, sebagai
berikut :
Refleksi awal
Perencan 17
aan
Refleksi SIKLUS I
pelaksanaan
Pengamatan
SIKLUS II Pelaksanaan
Refleksi Perencanaan
Pengamatan
1. Perencanaan/Persiapan Tindakan
Pembelajaran Questioning.
b. Menyiapkan format pengamatan atau lembar observasi terhadap aktivitas yang dilakukan
guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan Strategi Pembelajaran
Questioning.
pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
Dalam penerapan Strategi Pembelajaran Questioning. dalam mata pelajaran Fiqih ada
d. Guru meminta siswa untuk memberikan penjelasan tentang pertanyaan yang diberikan
oleh guru.
23
Suharsimi Arikunto. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta. 2007, hlm 16.
3. Observasi
gejala yang tampak pada objek penelitian. 24 atau obsevasi yang dilakukan dalam penelitian ini
dilakukan oleh guru kelas I yang telah bersedia menjadi observer dalam penelitian ini dengan
menggunakan format pengamatan yang telah disediakan. Aspek-aspek yang diamati antara
lain:
aktivitas siswa.
4. Refleksi
dan menganalisa hasil dari proses pembelajaran yang dilaksanakan, sehingga diketahui
keberhasilan dan kelemahan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil dari analisa data
tersebut dijadikan sebagai landasan untuk siklus berikutnya, sehingga antara siklus I dan
siklus berikutnya ada kesinambungan dan diharapkan kelemahan pada siklus yang pertama
Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan data kualitatif dan data kuantitatif. Data
Kualitatif Yaitu data yang mendeskrfikan peristiwa yang telah diamati untuk memperoleh hasil
kesimpulan, misalnya observasi tentang hasil tes. Observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan
secara langsung kepada objek penelitian. Sedangkan yang kedua data kuantitatif adalah data
yang berwujud angka-angka hasil perhitungan dapat di proses dengan cara di jumlahkan dan
1. Observasi
24
Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2004, hlm. 158
Adapun yang diobservasi atau kegunaan observasi dalam penelitian ini adalah :
Questioning.
Questioning.
2. Tes Hasil Belajar dilaksanakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa
Setelah data terkumpul melalui observasi, data tersebut diolah dengan menggunakan rumus
F
p x 100%
N
Keterangan:
Dalam menentukan kriteria penilaian tentang hasil penelitian aktivitas guru dan siswa
dilakukan pengelompokkan atas 4 kriteria penilaian yaitu baik, cukup, kurang baik dan tidak
25
Anas Sudjono. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2004, hlm. 43
26
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 2002, hlm.
246
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. PROFIL MADRASAH IBTIDAIYAH ISHLAHIYAH
PANIPAHAN ROKAN HILIR
Madrasah Ibtidaiyah Ishlahiyah Paipahan Rokan Hilir didirikan oleh Faqih
Muhammad Yunus pada tanggal 18 Agustus 1990 yang diresmikan oleh Drs. ADNAN
YUS, Lc dengan No Piagam 03/c-IV/1980 dengan Nomor Statistik terbaru Madrasah 13
12 14 03 0003, NPSN 69725472, Akreditasi A dengan Nilai 92 . Madarasah Ibtidaiyah
Ishlahiyah Panipahan darat kecamatan pasir limau kapas kabupaten rokan hilir Propinsi
Riau.
Madrasah Ibtidaiyah Ishlahiyah Panipahan Rokan Hilir merupakan salah satu
Madrasah yang adadi dalam lingkungan Yayasan Madrasah Ishlahiyah Panipahan dari
5 Lembaga Madrasah dan Sekolah dimulai dari jenjang MDA sampai MA.
B. KEADAAN DAN POTENSI SEKOLAHSARANA PRASARANA
1). TANAH DAN HALAMAN
Tanah Madrasah Ibtidaiyah Ishlahiyah Paipahan Rokan Hilir merupakan milik Pondok
Pesantren Hubbulwathan yang sebahagian merupakan tanah wakaf. Luas areal
seluruhnya 15.340 M2 Keadaan Tanah Madrasah Ibtidaiyah Ishlahiyah Paipahan Rokan
Hilir
Status : Wakaf dan Milik Pontren HW
Gedung Madrasah pada umumnya pada kondisi baik. Jumlah ruang kelas untuk
menunjang proses kegiatan belajar mengajar memadai. Ruang kelas terdiri dari 6 kelas
mulai dari Kelas 1,2,3,4,5 dan 6
Keadaan Gedung Madrasah Ibtidaiyah Ishlahiyah Paipahan Rokan
Hilir
Luas Bangunan : 5.024 M2
MISI
VISI
1. MENINGAKTKAN KEUNGGULAN SISWA DALAM IT.
2. MENINGAKTKAN KEUNGGULAN SISWA DALAM BERWAWASAN
KEISLAMAN
3. MENINGKATKAN KUALITAS HASIL BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
SERTA PEMBINAAN SISWA DALAM PENGEMBANGAN DIRINYA DI
MADRASAH.
4. MENCETAK SISWA YANG AKTIF DALAM PELAKSANAAN ILMU
KEISLAMAN
5. MENTRANFORMASIKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN KEPADA WARGA
MADRASAH.
D. ANGGARAN MADRASAH
Anggaran Madrasah berasal dari dana pemerintah dan dana yang dihimpun dari
masyarakat peserta didik. Setiap peserta didik dikenakan biaya Rp. 80.000 s/d Rp.
100.000,- perbulan
Tahun Pemerintah SPP
E. PERSONIL MADRASAH
Madrasah Ibtidaiyah Ishlahiyah Paipahan Rokan Hilir didirikan pada tahun 1980.
Pimpinan sekolah yang pernah bertugas di Madrasah ini sejak awal berdirinya samai
sekarang adalah :
NAMA PERIODE BERTUGAS
1. MUSTAFA, S.Pd 1980 – 1987
E. HASIL PENELITIAN
Pada bab ini dibahas tentang hasil-hasil penelitian setelah pelaksanaan pembelajaran
inquiry pada siswa kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Ishlahiyah Paipahan Rokan Hilir
sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa hasil penelitian akan
dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Oleh karena itu hasil dan pembahasan akan
diuraikan berdasarkan data kuantitatif (data prestasi belajar ) dan data kualitatif (data
opservasi) dengan menggunakan statistik deskriktif.
A. Paparan Data Siklus I
1. Perencanaan
a. Peneliti melakukan diskusi awal dengan guru mata pelajaran untuk membahas
e. Membuat instrumen tes akhir siklus 1 untuk mengetahui hasil perkembangan siswa
B. Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus 1 berdasarkan hasil diskusi observasi diperoleh bahwapenelitian pada:
1). Pertemuan I
fiqih dan melakukan diskusi kecil dengan siswa tentang pengalaman serta kesan
dan perasan mereka pada saat mengikuti pelajaran fiqih selama ini. Kemudian
pengertian puasa dan berusaha meibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
hal ini dilakukan oleh guru untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran yaitu
kepada siswa atau memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada guru
tentang hal-hal yang belum mereka pahami. Namun dalam kegiatan ini guru
mengalami sedikit hambatan karena siswa terlihat takut dan malu dalam
mengemukakan pendapatnya. Hal ini disebakan karena selama ini dalam proses
pembelajaran siswa harus mengikuti cara belajar yang dipilih oleh guru, dan
dengan patuh siswa mempelajari urutan yang ditetapkan oleh guru dan kurang
merangkai kata untuk mengungkap apa yang mereka ketahui dan pahami tentang materi
yang diajarkan oleh guru karena sistem otoriterisme dan domnasi guru dalam
Namun hal ini tidak dijadikan oleh guru sebagai penghalang untuk menjalankan
tujuan yang ingin dicapainya yaitu mengaktifkan siswa dalam pemelajaran dan
meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan demikian guru selalu memberikan ransangan
berupa pertanyaan yang berkitan dengan materi pelajaran namun menarik perhatian siswa.
Cara yang dilakukan oleh guru untuk menarik perhatian siswa yaitu guru mengaitkan
materi pelajaran, dalam hal ini adalah nilai sosial dengan keadaan yang ering parasiswa
jumpai dalam kehidupan sehari-hari mereka. Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh
guru yang menarik perhatian siswa adalah ketika guru menanyakan pendapat para siswa
tentang nilai sosial yang sering mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari mereka
kemudian mencocokannya dengan teori atau penjelasan yang diberikan oleh guru pada
Usaha guru untuk mengaktifkan dan menarik perhatian siswa dalam pembelajaran
mulai menunjukkan perubahan positif, dimana siswa sudah mulai memberanikan diri
dalam menegemukakan pendapatnya tentang apa yang mereka ketahui tentang nilai sosial
Dari jumlah total 20 orang siswa, yang hadir pada pertemuan ini hanya 18 orang
siswa. Siswa yang menyimak arahan dan penjelasan gurusekitar 15 dari total siswa yang
hadir pada saat itu, siswa yang melakukan aktivitas negatif selama proses pembelajaran
(main-main, ribut, dll) berjumlah 3 orang. Siswa yang aktif dalam pemelajaran 10 orang,
dan yang mengajukan tanggapan berjumlah 4 orang, dari pertemuan pertama ini jumlah
siswa yang butuh bimbingan guru berjumlah 6 orang, dan yang masih pasif 6 sekitar
orang.
2). PERTEMUAN II
Pertemuan kedua berlangsung lebih baik dibandingkan pada pertemuan
sebelumnya, dimana siswa terlihat masih ragu dan takut ketika guru mulai
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi puasa namun
selama proses pembelajaran pertemuan kedua ini berlangsung guru selalu
memberikan ransangan dan latihan kepada para siswa dengan mengajukan
pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang sering mereka jumpai dalam kehidupan
sehari-hari mereka, membuat siswa lebih rileks dalam mengikuti pelajaran dan mulai
membangkitkan rasa percaya diri dalam mengemukakan apa yang mereka ketahui
dan pahami tentang materi puasa yang sering mereka lakukan dalam bulan suci
ramadhan.
Hal inilah yang kemudian memberikan rasa ketertarian para siswa untuk
mengikuti materi pelajaran fiqih, karena menurut mereka selama ini mereka hanya
diberikan penjelasan sesuai apa yang ada di buku teks atau apa yang dijelaskan
oleh guru mereka tanpa dilibatkan secara aktif dalam mencari dan menemukan sebuah
masalah. Namun setelah siswa diaktifkan dalam pembelajaran gairah belajar mereka
mulai hidup kembali, karena menurut para siswa, mereka diajak dan dilibatkan
langsung dalam proses pembelajaran yang dulunya mereka hanya sebagai opendengar
pasif, namun seteah model pembelajaran yang ditetapkan oleh guru yaitu model
pembelajaran inquiry melatih kemampuan para siswa mengemukakan pendapat,
berfikir kritis dan memecahkan masalah yang mampu membangkitkan kembali
semangat mereka untuk mengikuti pembelajaran karena mereka merasa mendapatkan
kepuasanya dalam pembelajaran.
3). PERTEMUAN III
Pada pertemuan ini guru memberikan evaluasi atau ulangan sebagai tes akhir
siklus 1. Sebelum lembar soal dibagikan kepada siswa, guru memberikan motivasi
kepada siswa dan menyakinkan bahwa siswa mampu menjawab soal yang diberikan.
Seteah itu, embar soal dibagikan kepada siswa dan siswa muai mengerjakan soal
tersebut.
Sebagian besar isi soal yang diberikan oleh guru meminta pendapat dan solusi
tentang permasalahan yang berkaitan dengan materi latar belakang materi pausa ,
serta hukum-hukum puasa. Isi soal yang sebagian besar meminta pendapat saran serta
solusi masing-masing individu siswa adalah agar siswa berlatih mengungkapkan
pendapat baik secara tertulis maupun lisan.
Dari hasil pembahasan soal yang dilakukan secara bersama-sama ternyata
masih banyak siwa yang belum mampu mencari masalh dengan baik. Olehnya itu, guru
memberikan arahan kepada siswa lebih mempersiapkan diri dalam mengikuti proses
pemelajaran, diadakan tindakan lanjut yaitu pada siklus II.
C. Aktivitas Belajar Siswa
Deskripsi hasil opservasi aktifitas siswa selama proses belajar mengajar
berlangsung adalah sebagi berikut :
Aktifitas Siswa Selama proses pembelajaran Berlangsung padaSiklus I
yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran sebanyak 91,5%, yang menyimak
penjelasan guru atau pengarahan guru 83%, yang melakukan aktifitas negatif
selama proses pembelajaran (main-main, ribut,dll) mencapai 11, 7%, siswa yang
depan kelas mencapai 30%, yang mengajukan tanggapan mencapai 16,7%, yang
masih perlu bim,bimbingan mencapai 40%, dan yang masih pasif dalam
Pada siklus ini dilaksanakan prestasi tes belajar yang berbentuk ulangan
harian setelah selesai penyajian materi untuk siklus I. Adapun hasil analisis skor
Objek 20
Skor Tertinggi 80
Skor Terendah 40
Rentang Skor 40
Ishlahiyah Paipahan Rokan Hilir pada siklus I adalah 53,21, dari skor ideal yang
mungkin dicapai adalah 100. Sedangkan secara individual skor yang dicapai
siswa pada pertemuan ini tersebut dengan skor tertinggi 80 dan skor terendah 40
dari skor tertinggi yang mungkin dicapai 100 dan skor terendah mungkin
35-54 Rendah 8 10
55-64 Sedang 5 55
68 Tinggi 7 35
Jumlah 28 100
Berdasarkan tabel 5 diatas, dapat dikemukakan bahwa pada
pembelajaran
inquiry secara umum penguasaan siswa terhadap materi Jinayat.
tidak ada, data prestasi belajar ini menjadi salah satu bahan refleksi
bimbingan guru.
e. Hasil Refleksi Siklus I
berhubungan dengan
kegiatan proses belajar mengajar.
masalah yang ada dengan berinteraksi dan saling percaya, terbuka dan rileks
mengembangkan pengetahuan.
a. Tahap perencanaan
bersama-sama
refleksi
sebagai berikut:
Pertemuan ke I
pertemuan pertama
siklus II ini, siswa terlihat jauh lebih siap dibandingkan dengan pada
pertemuan siklus I yang lalu, hal ini terbukti dengan semakian beragamnya
18 orang siswa. Dalam kegiatan awal guru memberikan apresiasi dan motivasi
kepada siswa cukup baik., ini dilihat dari siswa yang memperhatikan guru.
PERTEMUAN II
satu siswa untuk menunjukkan salah satu contoh jinayat yang wajib dipahami.
membangkitkan minat serta gairah belajar siswa., hal ini diihat dari kesiapan
pertemuan ini sekitar 19 orang siswa pada kegiatan awal ketua kelas
siswa cukup baik, ini dilihat dari siswa yang memperhatikan guru.
PERTEMUAN III
motivasi kepadasiswa
cukup baik, ini dilihat siswa yang memperhatikan guru. Semua siswa atau
20 orang siswa menyimak arahan dan penjelasan guru pada saat itu, siswa
ribut dll) sudah tidak ada lagi. Siswa yang aktif dalam pembelajaran 17
PERTEMUAN IV
Pada pertemuan ini dilakukan evaluasi atau ulangan sebagai tes siklus
II
Tabel 8 Keaktifan Siswa pada Siklus II
yang diajrkan
Tabel 6 diatas, diperoleh data bahwa siklus II dri 20 siswa, siswa yang
dll) mencapai 3,3%. Siswa yang aktif dalam pembelajran 66,5%. Siswa yang
mencapi 26,5% dan yang masih pasif dalam pembeljaran mencapi 16,5%.
Pada siklus ini dilaksanakan hasil tes belajar yang berbentuk ulangan harian
setelahj selesai penyajian materi untuk siklus II. Adapun hasil analisis skor
prestasi belajar siswa setelah diterpkan model pembelajaran inquiry dapat
Skor Tertinggi 90
Skor Terendah 70
Rentang Skor 20
Aliyah HUbbulwathan 53,21 dari skor ideal yang mungkin dicapai adalah 100.
Sedagkan secara individual skor yang dicapai siswa pada penerapan ini
terbesar dengan skor tertinggi 90 dan skor terendah 70 dari skor tertinggi
yang mungkin dicapai 100 dan skor terendah yang mungkin dicapai 0, dan
rentang skor 28
sebagai berikut :
35-54 Rendah 0 0
55-64 Sedang 0 0
68 Tinggi 0 95
Jumlah 1 5
menemukan (inquiry) pada siklus I dan siklus II dapat di ihat pada tabel 9
Siklus Subjek
1 I 20 100 80 40 40 53,21
2 II 20 100 90 70 20 77,3
siswa kelas XI Madrasah Aliyah Guppi Kindang dari siklus I yang tuntas 10
siswa atau 35% denagn nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 53,21 dan
pada siklus II meningkat 28 atau 100% dengan nilai rata-rata sebesar 77,3
pada siklus II, terjadi setelah diadakan perbaikan baik dianggap tidak
penelitian.
d. Hasil Refleksi Siklus II
XI Madrasah Aliyah Guppi Kindang pada tes awal dan setelah proes
8. Siswa yang masi pasif pada siklus I sebesar 35% pada siklus II
Hal ini juga sempat diamati oleh peneliti pada siklus II adalah
memahami pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) pada Siswa kelas 1 MI Ishlahiyah Panipahan Tahun
Pelajaran 2022/2023 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu :
(1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Berdasarkan pembahasan
dan Hasil Penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Pembelajaran Rukun Islam dengan
menggunakan metode Bermain pada siswa kelas 1 dirasa dapat meningkatkan proses skor dari
siklus I sebesar (2,62) atau (87,33%) peningkatan rata-rata perolehan skor dari siklus I sebesar (
2,98) atau (99,33%) dimana meningkat sebesar (0,36) atau ( 12%).
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses
pembelajaran tergantung pada beberapa factor. Faktor-faktor tersebut bias berasal dari pihak guru,
alat atau media bahkan metode pembelajaran yang digunakan.
Kemampuan guru dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi supaya siswa
lebih antusias dan mapu berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, serta teknik yang di gunakan
oleh guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi supaya siswa lebih antusisas dan mapu
berpartisifasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Faktor sari siswa yaitu, minant dan motivasi dalam
mengikuti proses pembelajaran, ketersediaan alat/media pembelajaran yang menarik dapat membantu
siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga akan diperoleh hasil belajar optimal.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa, dengan pengguanaan
metode bermain dapat meningkatkan proses pembelajaran Rukun Islam. Penelitian in dapt digunakan
sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin merubah atau meningkatkan kualitas proses
pembelajaran Rukun Islam dengan menggunakan metodee bermain dirasa sangat efektif karena usia
Madrasah Ibtidaiyah. Anak cenderung masih suka bermain, dan model-model bermain juga banyak
dijumpai dalam kehidupan sehari – hari.
60
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal antara lain sebagi berikut :
1. Guru Fiqih, hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam
mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas
pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan
kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru hendaknya mau membuka diri untuk menerima
berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajar.
Serta guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan metode yang sesuai dengan
tingkat kemauan siswa supaya pembelajaran lebih bervariasi dan tidak monoton menggunakan
paradigm lama shingga anak tidak bosan
2. Bagi Siswa, agar supaya selalu focus dalam mengikuti pelajaran supaya hasil lebih optimal.
3. Bagi Sekolah, hendaknya berusaha, menyediakan fasilitas yang dapat mendukug kelancaran
kegiatan belajar mengajar Fiqih
61
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudjono. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2004
Abdorrahkman Gintings. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniro. 2008
Arni Fajar. Portofolio dalam Pelajaran FIQIH. Bandung: PT. Remaja Karya. 2002
Agus Suprijono. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yagyakarta: Pustaka Pelajar.
2009
Masnur Muslich. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontektual. Jakarta: Bumi Aksara.
2007
Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2008
Robertus Angkowo. Optimalisasi Media Pembelajaran Mempengaruhi Motivasi, Hasil Belajar dan
Kepribadian. Jakarta: PT. Grasindo. 2007
Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2004,
Edisi Revisi
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta 2003
Nana Sudjana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. 2009
Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Citpa. 2008