Makalah Lapkas Fix
Makalah Lapkas Fix
PENDAHULUAN
A. PENGANTAR
WHO , aborsi berarti keluarnya janin dengan berat badan <500 gram atau
abortus dapat berbeda- beda pula. Dinegara maju oleh karena teknologi
keluarnya hasil konsepsi ketika usia kehamilan <20 minggu atau berat
abortus lanjut. Abortus dini bila terjadi pada Trimester pertama (kurang
1
dari 12 minggu ) dan abortus lanjut bila terjadi 12-24 minggu (trimester
hanya sekitar 4 % abortus yang terjadi pada trimester kedua dan hanya
ditemukan1.
Oleh karena kejadian abortus yang sulit di indentifikasi sejak awal maka
abortus.
2
infeksi. Bagaimana dengan diagnosis dan terapi yang diberikan pada
BAB II
LAPORAN KASUS
I. ANAMNESA
A. Identitas Penderita
Nama : Ny. R
Agama : Islam
Alamat : Dok IX
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
No RM : 422243
HPHT : 16/10/2017
TP : 23/07/2018
2018)
B. Keluhan Utama : Pasien Kiriman dari Praktek dr. Daniel Sp.OG dengan
3
C. Riwayat Penyakit Sekarang
06 maret 2018 pukul 17.50 WIT membawa pengantar dari praktek dr. Daniel
sejak ±1hari SMRS yang disertai pula dengan nyeri perut sejak 1 hari
dialami secara tiba-tiba tanpa ada riwayat jatuh sebelumnya. Pada Satu hari
sebelum keluar flek-flek pasien merasakan nyeri perut bagian bawah yang
tidak tertahankan.
Riwayat DM : Disangkal
Riwayat operasi :-
4
E. Riwayat Obstetri
Persalinanan Kehamilan
A.
B. Riwayat Haid
Menarche : 15 tahun
TP : 23 Juli 2018
C. Riwayat Perkawinan
A. Status Generalis
BB: 44 Kg TB : 149 cm
5
Tanda vital :
T : 110/80mmHg Rr : 22 x/ menit
N : 98x/menit S : 36,5 0C
Kepala
Pulmo
Inspeksi : simetris
Abdomen
membesar.
6
Perkusi :Timpani pada daerah bawah processus xyphoideus, redup
Ekstremitas : Oedema
- -
+ +
Akral dingin
- -
- -
B. Status Ginekologis
a.Pemeriksaan Luar
Abdomen
• Inspekulo : portio licin,lunak, OUE tertutup, fluxus ada sedikit valsava (-)
• Pemeriksaan Dalam
Vulva/Vagina : Tidak ada kelainan, tampak sisa-sisa darah di vagina dan vulva
7
Pembukaan : OUE tertutup, belum ada pembukaan.
Pasien Ny. R usia 22 tahun membawa pengantar dari dr. Daniel Sp.OG
16/10/2017 TP: 23/07/2018. telah keluar flek-flek dan gumpalan darah sejak
kemarin yang disertai dengan nyeri perut bagian bawah. Pemeriksaan fisik
8
abdomen : nyeri tekan (+), vagina : keluar darah (+). Inspekulo :Perdarahan dari
kavum uteri, OUE tertutup tidak teraba jaringan dan tidak berbau. Pemeriksaan
dalam ditemukan Perdarahan dari kavum uteri, OUE tertutup tidak teraba jaringan
dan tidak berbau dan pemeriksaan luar nyeri tekan abdomen Pemeriksaan
VI. DIAGNOSIS
G3P0A2 Gravida 19 minggu+Mised abortion
Instruksi:
1. Anamnesa
2. Cek Laboratorium
5. Alih rawat ke VK
VIII. FOLLOW UP
Tanggal : 06/03/2018 Jam 17.00 Wit
S : Pasien kiriman dari praktek dr. Daniel
Sp.OG dengan Diagnosa G3P0A2 gravida
19 minggu +missed abortion
O : KU : Baik, Kes : CM
TD : 110/70 mmHg
N : 98 x/menit
9
S : 36,5°C
RR : 22 x/m
St. Gen : Dalam Batas Normal
A : G3P0A2 gravida 19 minggu + missed
abortion
P : 1. Anamnesa
2. Cek Laboratorium
3. Rencana pemasangan Folley Cateter 50
cc
4. Rencana Terapi Gastrol 1/8 tab (/ 6 jam)
5. Alih rawat ke VK
10
Laporan Partus
1. Pukul 06.00 WIT Lahir Janin dalam keadaan masih terbungkus selaput
ketuban
3. Perdarahan ±10 cc
11
O : KU : Baik, Kes : CM
TD : 110/ 70mmHg
N : 86 x/menit
S : 36,5°C
RR : 22 x/m
St. Gen : Dalam Batas Normal
12
LAPORAN KURETASE
1. Dilakukan aseptic didaerah vulva dan vagina, dengan posisi pasien litotomy diatas meja
8. Dilakukan kuretase tajam secara sistematis dan hati-hati dengan sendok kuret no 6, kesan
bersih
13
Tanggal : 07/03/2018 Jam 11.00 WIT
S : -
O : KU : Baik, Kes : CM
TD : 120/ 60mmHg
N : 69x/menit
S : 36,5°C
RR : 19 x/m
St. Gen : Dalam Batas Normal
14
BAB III
PEMBAHASAN
Istilah abortus habitualis digunakan kalau seorang wanita mengalami tiga kali
abortus spontan adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis maupun
mekanis.1
Penyebab abortus habitualis lebih dari satu (multipel) dan sering terdapat
lebih dari satu faktor yang terlibat. Penyebab abortus berulang yang diketahui
yakni:3
15
1). Kelainan Zygote: kelainan genetik (kromosomal)
normal dengan ovum yang normal pula. Kelainan genetik pada suami atau
isteri dapat menjadi sebab kelainan pada zigot dengan akibat terjadinya
menderita cacat.
gangguan fase luteal. Gangguan ini bisa menyebabkan disfungsi tuba dengan
akibat transpor ovum terlalu cepat, mobilitas uterus yang berlebihan, dan
interval post ovulatoar kurang dari 14 hari dan infertil sekunder dengan
16
Pada kasus ini etiologi gangguan hormonal tidak dapat ditegakkan karena
menstruasi yang ada pada pasien ini yaitu teratur maka dapat dikatakan tidak
aliran darah. APS dikenal juga dengan nama Hughes syndrome merupakan
penyakit autoimun yang pada dekade akhir ini makin dikenal sebagai salah
satu penyebab abortus berulang. Tipe APS ada dua, yakni (primer) bila tidak
disertai dengan penyakit pokok yang mendasari dan (sekunder) bila APS ini
neoplasma.
Berdasarkan teori dan penelitian yang ada bahwa penyakit Lupus telah
menjadi penyebab abortus maka, tidak menutup kemungkinan pasien ini bisa
17
androgen yang tidak adekuat), sinar Ultraviolet, obat-obatan dan infeksi
spesifik yang ditemukan pada penderita LES adalah ANA (anti nuclear
antibody), anti ds- DNA (Anti-double stranded DNA) dan anti-sm antibody.
Ikatan auto antibody ini dengan antigennya akan membentuk kompleks imun
uterus yang luas, serviks inkompeten yang membuka tanpa rasa nyeri,
kavum uteri.
tetapi pada kelainan bawaan seperti uterus bikornis, sebagian besar kehamilan
dapat berlangsung terus dengan baik. Walaupun pada abortus habitualis perlu
18
pula apakah tidak ada sebab lain dari abortus habitualis, sebelum menganggap
uterusnya apakah ada kelainan atau tidak, dan pada kasus ini berdasarkan
pemeriksaan ginekologi yang ada menunjukkan tidak ada kelainan uterus, dan
mental, akan tetapi masih belum jelas penyebabnya. Yang peka terhadap
terjadinya abortus ialah wanita yang belum matang secara emosional, dan
makanan untuk janin yang sedang tumbuh. Teori bahwa nutrisi pada ibu hamil
sangat penting dalam menunjang kehidupan janin, telah ada sejak dulu
semakin berkembang. Ibu yang kekurangan nutrisi pada saat hamil baik
19
asupan makanan atau nutrisi melalui darah ibu yang masuk ke plasenta, dan
jika berlangsung secara terus-menerus maka janin tidak berkembang dan bisa
mati.
7) .Penyakit infeksi
penyakit infeksi parasit dan virus yang selalu dicurigai sebagai penyebab
abortus habitualis.
Rubeola atau campak adalah infeksi yang sangat menular dan jika
kerusakan sel akibat virus rubella dan akibat pembelahan sel oleh virus.
nekrosis yang tersebar secara fokal di epitel vili korealis dan sel endotel
peredaran (sirkulasi) janin sebagai emboli sel endotel yang terinfeksi. Hal ini
20
khas embriopati pada awal kehamilan adalah terjadinya nekrosis seluler tanpa
Sel yang terinfeksi virus rubella memiliki umur yang pendek. Organ
janin dan bayi yang terinfeksi memiliki jumlah sel yang lebih rendah daripada
bayi yang sehat. Virus rubella juga dapat memacu terjadinya kerusakan
dengan cara apoptosis. Jika infeksi maternal terjadi setelah trimester pertama
janin, baik yang bersifat humoral maupun seluler, dan adanya antibodi
yaitu pemeriksaan antobodi IgG dan IgM untuk mengidentifikasi apakah ibu
terinfeksi virus atau tidak, dan menentukan jenisnya akut maupu kronik.
21
3.2. Apakah Diagnosis dan Penatalaksanaan pada kasus ini tepat ?
3.3.1 Diagnosis
rahim dengan berat janin kurang dari 500 gram pada usia kehamilan 20
Pada kasus ini ini telah missed abortion yaitu kehilangan buah
kehamilan pada usia kurang dari 20 minggu dan telah terjadi kematian
Habitualis.
3.3.2 Pengelolaan
dan olah raga. Terapi dengan hormon progesteron, vitamin, hormon tiroid,
tanda syok dan hemodinamik yang tidak stabil serta tanda-tanda vital. Jika
22
stabilisasi hemodinamik, memberikan oksigen, dan mengirim jaringan
kateter ±50 cc untuk induksi persalinan. Pemberian Gastrul 1/8 tablet dan
23
3.3. Kesimpulan
1. Abortus habitualis adalah abortus yang terjadi tiga kali atau lebih abortus
kekurangan nutrisi dan O2. Bagian yang terlepas dianggap benda asing,
uterus, dilatasi servix, dan presentasi atau ekspulsi seluruh atau sebagian
hasil konsepsi
5. Etilogi pasti pada kasus ini tidak dapat diketahui, karena pemeriksaan
24
Daftar Pustaka
3. Cunningham F.G. et.all. 2014. Abortus . Obstetri Williams Edisi 23. Volume 2
4. Dorland W.A.N., 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta : EGC
pp. 1776
25