Anda di halaman 1dari 4

NAMA:JULAINI

NIM:859143359
MATA KULIAH :PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

1. Sejak berlakunya UU No.20/2003 tentang sisdiknas maka digunakan istilah pendidikan


khusus, yang menurut pasal 32, ayat 1 “merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosianal, mental, social dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa”.

2. 8 Jenis kebutuhan khusus adalh sebagai berikut


1) Tunanetra
Tunanetra berarti kurang penglihatan, istilah ini dipakai untuk mereka yang
mengalami gangguan penglihatan yang mengakibatkan fungsi penglihatan tidak
dapat dilakukan. Oleh karena gangguan tersebut, penyandang tunanetra
menunjukan perbedaan yang signifikan dengan mereka yang penglihatannya
berfungsi secara normal.
2) Tunarunggu
Istilah tunarunggu dikenakan bagi mereka yang mengalami gangguan pendengaran,
mulai dari yang ringan sampai dengan yang berat. Gangguan ini dapat terjadi sejak
lahir (merupakan bawaan), dapat juga terjadi setelah kelahiran. Istilah lain yang
sering digunakan untuk menggambarkan anak yang mengalami gangguan
pendengaran adalah anak tuli
3) Gangguan komunikasi
Gangguan komunikasi atau dalam Bahasa inggris disebut communication disorder,
merupakan gangguan yang cukup signifikan karena kemampuan berkomunikasi
memungkinkan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Jika kemampuan
ini terganggu maka proses interaksi pun akan terganggu pula.
4) Tunagrahita
Tunagrahita atau sering dikenal dengan cacat mental adalah kemampuan mental
yang berbeda dibawah normal. Tolak ukur yang sering dikenakan untuk ini adalah
tingkat kecerdasan atau IQ. Anak yang secara signifikan mempunyai IQ di bawah
normal dikelompokkan sebagai anak tunagrahita.
5) Tunadaksa
Tunadaksa secara harfiah berarti cacat fisik. Oleh karena kecacatan ini, anak
tersebut tidak dapat menjalankan fungsi fisik secara normal. Anak yang kakinya
tidak normal karena kena polio atau yang anggota tubuhnya diamputasi karena satu
penyakit dapat dikelompokkan pada anak tunadaksa.
6) Tunalaras
Istilah tunalaras digunakan sebagai padanan dari istilah behavior disorder dalam
Bahasa inggris. Kelompok tunalaras sering juga dikelompokkan dengan anak yang
mengalami gangguan emosi (emotionally disturbance).
7) Anak berkesulitan belajar
Anak berkesulitan belajar merupakan anak-anak yang mendapat kesulitan belajar
bukan karena kelainan yang dideritanya. Anak-anak ini pada umumnya mempunyai
tingkat kecerdasan yang normal, namun tidak mampu mencapai prestasi yang
seharusnya karena mendapat kesulitan belajar.
8) Tunaganda
Sesuai dengan makna istilah tunaganda, kelompok penyandang kelainan jenis ini
adalah mereka yang menyandang lebih dari satu jenis kelainan. Misalnya,
penyandang tunanetra dan tunarunggu sekaligus, penyandang tunadaksa disertai
tunagrahita atau bahkan tunadaksa, tunarunggu dan tunagrahita sekaligus.
3. Berdasarkan waktu terjadinya, penyebab kelainan dapat dibagi menjadi tiga kategori
seperti berikut:
1) Penyebab prenatal, yaitu penyebab yang beraksi sebelum kelahiran. Artinya, pada
waktu janin masih berada dalam kandungan, mungkin sang ibu terserang virus,
misalnya virus rubella, mengalami trauma atau salah minum obat, yang semuanya
ini berakibat bagi munculnya kelainan pada bayi.
2) Penyebab perinatal, yaitu penyebab yang muncul pada saat atau waktu proses
kelahiran, seperti terjadinya benturan atau infeksi ketika melahirkan, proses
kelahiran dengan penyedotan (di-vacuum), pemberian oksigen yang terlampau
lama bagi anak yang lahir premature.
3) Penyebab postnatal, yaitu penyebab yang muncul setelah kelahiran, misalnya
kecelakaan, jatuh, atau kena penyakit tertentu. Penyebab ini tentu dapat dihindari
dengan cara berhati-hati, selalu menjaga kesehatan, serta menyiapkan lingkungan
yang kondusif bagi keluarga.
4. a) 2 payung hokum mengenai hak dan kewajiban anak berkebutuhan khusus adalah:
1.Pasala 31 UUD 1945 .
2.Undang-undang No.20/2003 tentang sikdiknas,Bab Lv,pasal 6.
b.berbunyi:
-Pasal 31 UUD 1945 berbunyi bahwa semua warga negara berhak mendapat
pendidikan.
-Undang-Undang No.20/2003 tentang Sisdiknas ,Bab lV pasal 6,berbunyi:
a.setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib
mengikuti pendidikan dasar.
b.setiap warga negara bertanggung jawab terhadap[ keberlangsungan penyelenggaraan
pendidikan.
5. 5.a Secara umum jenis-jenis layanan pendidikan ini, yang oleh Mclaughin & Lewis
(1985) disebut sebagai model layannan pendidikan, dapat dibedakkan dan
dideskripsikan sebagai berikut.
1. Layanann disekolah biasa
Anak-anak berkebutuhan khusus yang memenuhi syarat bersekolah bersama-sama
dengan anak-anak lain di sekolah biasa. Model ini yang dapat kita katakana sebagai
integrase penuh memnag merupakan model yang diingini oleh para penganut
inklusi (inclusion), yang menghendaki agar ABK secara penuh dilayani di sekolah
biasa yang terdekat dengan tempat tinggalny.
2. Sekolah biasa dengan guru konsultan
Dalma model layanan ini, ABK bersekolah di sekolah biasa. Sekolah tersebut di
banu oleh guru pendidikan khusus sebagai konsultan bagi para guru, kepala sekolah,
dan orang tua ABK yang ada disekolah tersebut. Dengan pengaturan seperti ini ,
peluang untuk pemenuhan kebutuhan ABK lebih terbuka.
3. Sekolah biasa dengan guru kunjung
Model ini hampir sama dengan model guru konsultan. ABk bersekolah di sekolah
biasa, dengan para guru yang mengajar di sekolah tersebut, dibantu oleh guru
kunjung. Guru kunjung ini adalah guru pendidikan khusus yang bertugas di lebih
dari satu sekolah. Oleh karena itu, ia tidak setiap hari berada disekolah-sekolah
tempatnmya bertugas.
4. Model ruang sumber
Dalam model ini, ABK belajar di kelas/sekolah biasa yang dilengkapi dengan ruang
khusus yang disebut ruang sumber (resource room) atau dapat pula disebut sebagai
ruang bimbingan khusus ABK belajar bersama-sama dengan siswa normal namun
pada waktu-waktu tertentu , ABK meninggalkan kelas biasa dan pergi keruang
sumber untu mendapat bimbingan dari guru pembimbing khusus (GPK)
5. Model kelas khusus
Dalam model ini, layanan untuk ABKL diberikan dikelas-kelas khusus terpisah dari
anak normal. Kelas ini mungkin berada di sekolah biasa tetapi mungkin juga
ditempat lain. Dengan demikian ABK mempunyai kelas sendiri, dengan para guru
yang disiapkan untuk melayani ABK jenis tertentu.
6. Model sekolah khusus siang hari
Model ini menyediakan layanan bagi ABK dalam satu sekolah khususnya pada
siang hari |(hari sekolah), sedangkan pada waktu-waktu diluar hari/jam,sekolah,
para ABK berada di rumah bersama keluarga dan di lingkungan masyarakat
sekitarnya.
7. Model sekolah dalam panti asuhan atau rumah sakit
Dalam model ini, layanann pendidikan bagi ABK diberikan di panti-panti asuhan
atau rumah sakit tempat ABL di rawat. Misalnya untuk anak-anak yang menderita
cerebral palsy, yang memerlukan perawatan intensif atau bagi penyandang
tunaganda atau bagi penyandang tunaganda, panti/rumah sakit merupakan tempat
tinggal mereka, sekaligus sebagai pendidikan bagi mereka.modul 2.halaman 2.28-
22.32

5.b Layanann disekolah biasa


Menurut saya pelayanan yang paling sesuai diterapkan di sekolah adalah Anak-anak
berkebutuhan khusus yang memenuhi syarat bersekolah bersama-sama dengan
anak-anak lain di sekolah biasa. Di karenakan dekat dengan tempat tinggal nya,d
Tidak perlu melakukan perjalanan jauh dan t
Mereka dapat kesempatan yang luas untuk berinteraksi dengan anak normal.

Anda mungkin juga menyukai