Anda di halaman 1dari 12
GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGIUSAHA DAN ATAU KEGIATAN DI PROVINSL LAMPUNG DENGAN RAHMAN TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang 2. balws untuk melestarikan Lingkungan hidup agar tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta mahluk hidup Tainya perla dilskekan pengendalian terhadap pembuangan air limbah ke lingkungan; b. bahwa semua usaha dan atau kegiatan yang mempunyai potensi menimbulkan pencemaran tingkungan hidup perky dilakukan pengendatian terhadap pembuangan air limbah secara bijaksana dengan memperhatikan kepentingan generasi sekarang dan mendatang serta keseimbangan ekologis : c baiwa hingga saat ini telah banyak dikelunrkan ketentuan Baku Mutu Air Limbab oleh Kementerian Negara Linghungan Hidup yang belum terakomodir dalam Keputusan Gubernur Lampung Nomor 104 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Air Limbsh di Provinsi Lampung: Gd. bahwa sctiap pelanygaran terhadap hetentuan Baku Mutu Air Limbah yang telah ditetapkan, baik yang telah atau berpotensi menimbulkan pencomarin dan/atau kerusakan lingkungan wajib univk diberikun sanksi yang fegas, dan hal fersebul juga helum terakomodit dalam Keputusan Gubernur Lampung Nomor 104 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Air Limbah di Provinsi Lampung; fe. bahwa berdasarkan huruf ¢ don d di atas dipandang perhi untuk dilakukan penggantian Keputusan Gubernur Lampung 104 Tahun 1999 dan ditetapkan Baku Mutu Air Limbah Bagi Ustha dan atau Jampnng dalam hentek Pera Lampung Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat | Lampung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1964 nomor 98, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 2688) : Undang-Undang Nomor $ Tahun 1984 tentang Periadusirian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tumbahan Lemburan Ri Neyurs Nomor 3237), Undang-Undang Nonor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100. Tambahan Lembaran Negara Ri Nomor 3495), vw Memperhatikan Undang-Undang Nomor 23 ‘Tahun 1997 tentar Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3839), Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 7, ‘Tambahan Lembaran Negara RU Nowor 4377), Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Dacrah (Lembaran Nogara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembatan Negara RI Nomor 4437) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 199) tentang Rawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 199) Nomor 35 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3441); Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 199i tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3445 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomnor 3838), Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 ‘Yentang Pengciolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153), Peraluran Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 16 Tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga ‘Tekmis Daerah: Provinsi Lampung, Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 134/M/SK/1988 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Akibat Kegiatan Usaha Industri Tethadap Lingkungan Hidup, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP- SV/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kepintan Industry Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP- S2/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Fiotel Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP- S8/MENLHV/12/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Keaintan Rumah Sakit: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP- 42/MENLH/I(/1996 tentang Baku Mutu Limboh Cair Bagi Kegiatan instalasi, Depot dan Terminal Minyak; Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP- OF/MENI.H/1/1998 tentang Baki Mutu fimbah Cair Bagi Kawasen Industri, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 1i0 Tahun 2003 tentang Pedeman Penetapatan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Pada Sumber Air, Kepumusan Memteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11] Tahun 2003 sobagaimana diubah dengan Keputusan Menteri Negara ijingkungan Hidup Nomor 142 ‘Tahun 2003 tentang Pedoman Mengenaai Syarat dan Tata Cara Serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Raku Muto Air Limbah Domestik: 10. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 113 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Batubara; il. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2006 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegiatan Rumah Pemotongan Hewan; 12. Keputusan Gubernur Lampung Nomor 20 Tahun 2005 tentang Metoda Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan. MEMUTUSKAN : Menetapkan | PERATURAN GUBERNUR TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAG! USAHA DAN ATAU KEGIATAN DI PROVINSI LAMPUNG. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan 1. Gubernur adalah Gubemur Lampung. 2. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota di Provinsi Lampung. 3. Instansi adalah instansi yang hertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan hidup di Pemerintahan Provinsi, Pemerintahan Kabupaten dan Pemerintahan Kota. 4. Usaha dan atau Kegiatan adalah suatu aktivitas baik dalam bentuk pemrosesan suatu bahan, pelayanan jasa, penyimpanan dan Jain lain yang menghasilkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup berupa pembuangan air limbah, 5. Industri adalah kegiaian ekonomi yang mengolah bahan mentah. baban baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. 6, Hotel Berbintang adalah jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan yang untuk menyediakan jasa pelayanan, penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi wou. 7. Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. 8. Depot adalah tempat kegiatan penerimaan, penimbunan dan penyaluran. kembali Bahan Bakar Minyak (BBM) yang penerimaan/penyalurannya dilaksanakan dengan menggunakan sarana angkutan pengairan (sungai, laut), sistem pipa, mobil tangki/bridgen dan Rail Tank Wagon (RTW). 9. Batubara adalah bahan bakar hidrokarbon padat yang terbentuk dari tetumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen dan terkena pengaruh panas serta tekanan yang berfangsung Jama. 10. Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Batubara adalah serangkaian kegiatan penambangan dan kegiatan pengolahan/pencucian batubara. 11, Kegiatan Penambangan Batubara adalah pengambilan batubara yang meliputi penggalian, pengangkutan, dan penimbunan baik pada tambang terbuka maupun tambang bawah tanah, 12. Kegiatan Pengelolaan Batubara adalah proses peremukan, pencucian, pemekatan dan atau senyawa belerang dari batubara tanpa mengubah sifat kimianya. 13. Titik Penaatan (point of comfliance) adalah satu atau lebih lokasi yang dijadikan acuan untuk pemantauan dalam rangka penaatan baku mutu air jimbah. 14. Rumah Pemotongan Hewan yang selanjutnya disebut RPH adalah suatu bangunan atau kompleks bangunan dengan desain dan konstruksi khusus yang memenuhi persvaratan teknis dan higienis tertentu serta digunakan sebagai tempat pemotongan hewan, 15. Usaha dan/atau kegiatan RPH meliputi : pemotongan, pembersihan fantai tempat pemotongan, pembersihan kandang penampung, pembersihan kandang isolasi, dan/atau pembersihan isi perut dan air sisa perendaman. 16. Air Limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. 17. Air Limbah Domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan pemukiman (real estate), rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. 18. Mutu Air Limbah adalah keadaan air limbah yang dinyatakan dengan debit, kadar dan beban pencemaran. 19. Baku Mutu Air Limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan 20. Baku Mutu Air Limbah Domestik adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah domestik yang dioiah secara terpadu (kolektif) yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan . Debit Maksimum adalah debit tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan. . Kadar Maksimum adalah kadar tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan. 23. Beban Pencemaran Maksitnum adalah beban tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan. 24, Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke sumber air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu. yang menycbabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya 25. Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air: 26. Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi dawatau komponen lain yang masuk atau dimasukkan kedalamnya. R= BABII MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud ditetapkannya Peraturan adalah sebagai pedoman bagi setiap penanggungjawab usaha dan atau kegiatan penghasil air limbah, instansi pengelola lingkungan hidup daerah dan pihak lainnya dalam mengupayakan pengendalian pencemaran air. Pasal 3 Tujuan ditetapkannya Peraturan ini adalah dalam rangka mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan dan menjamin mutu kualitas air sehingga air tetap bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya serta dapat dijadikan pedoman dalam upaya pengendalian pencemaran air. BAB IIT BAKU MUTU AIR LIMBAH JENIS USAHA DAN ATAU KEGIATAN Pasal 4 @) Baku Mutu Air Limbah untuk jenis usaha dan atau kegiatan yang diatur dalam Peraturan ini meliputi (i) a. Industri Tapioka; b. Industri Gula; Industri Kelapa Sawit (Crude Palm Oil) yang tidak melakukan pemanfaatan air limbah ke tanah (Non Land Applications): d, Industri Karet yang tidak melakukan pemanfaatan air limbah ke tanah (No Land Applications), Industri Asam Sitrat; Industri Mono Sodium Glutamat; Industri Kertas; Industri Penyamakan Kulit; Industri Alkohol atau Etil Alkohol (Etanol), Industri Pengolahan Buah-buahan, Industri Pengolah Daging dan Unggas; Industci Pengolahan Sayur-sayucan: Industri Sabun; Industri Deterjen, Industri Minyak Nabati atau Minyak Goreng, Industri Pengolahan Kacang Kedele; Industri Makanan Spesifik; Industri Minuman Ringan; Industri Kayu Lapis dan Papan Partikel (Particle Board); Industri Rumah Potong Hewan: Industri Pengolahan Ikan dan Jenis Lain, Industri Kawasan Industri yang memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpadu: Industri Sodium Siklamat: Industri Tepung Kelapa, Hotel Berbintang; Rumah Sakit; Limbah Domestik: b. Pengelolaan Batubara; cc. Instalasi, Depot dan Terminal Minyak; reo ota mo 3 Sfo4¥noyos "3 geax Baku mutu air limbah jenis usaha dan atau kegiatan dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 Peraturan ini Untuk jenis usaha dan atau kegiatan yang ketentuan baku mutu air fimbahnya belum termasuk ditetapkan pada ayat (1), maka Baku Mutu Air Limbah usaha dan atau kegiatan tersebut diatur ketentuan sebagaimana tercantum dalam Lampiran JI Peraturan imi. Apabila hasil kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau hasil kajian Upaya Pengelolaan lingkungan (UKL) dan Upaya Pernantauan Lingkungan (UPL) suatu usaha dan atau kegiatan mensyaratkan Baku Mutu Air Limbah lebih ketat dari Baku Mutu Air Limbah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2), maka untuk usaha dan atau kegiatan tersebut diberlakukan Baku Mutu Air Limbah sebagaimana yang dipersyaratkan oleh AMDAL atau UKL dan UPI.. BABIV IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH Pasal 5 Setiap usaha dan atau kegiatan yang akan membuang air limbah ke air atau sumber air wajib mendapat izin tertulis dari Bupati/Walikota, serta mentaati persyaratan yang ditetapkan dalam izin. (2) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada hasi! kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). (3) Dalam hal pemberian izin pembuangan air timbah diterbitkan oleh Bupati/Walikota kepada usaha dan atau kegiatan, maka dalam izin tertulis tersebut wajib dicantumkan : a. kewajiban untuk mengolah limbah: b. _ persyaratan mutu dan kuantitas air limbah yang boleh dibuang ke media lingkungan; c. persyaratan cara pembuangan air limbah; d, persyaratan untuk mengadakan sarana dan prosedur penanggulangan keadaan darurat; e. persyaratan untuk melakukan pemaniauan mutu dan debit air limbah: £ persyaratan jain yang ditentukan oleh hasil pemeriksaan analisis mengenai dampak Jingkungan wajib melaksanakan analisis mengenai dampak lingkungan: g. larangan pembuangan secara sekaligus dalam satu saat atau melepaskan dadakan, hb, larangan untuk melakukan pengenceran air limbah dan upaya penaatan batas kadar yang dipersyaratkan, an melakukan suatu swapantau dan kewajiban untuk melaporkan hasil swapantau. (4) Ketentuan mengenai syarat, tata cara perizinan pembuangan air limbah harus mengikuti ketentuan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 111 Tahun 2003 sebagaimana diubah dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 142 Tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air 5 BAB VI KEWAJIBAN Pasal 6 (1) Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang membuang air limbah ke Pperairan umum atau media lingkungan lainnya wajib mencegah dan menanggulangi terjadinya pencemaran air. (2) Kadar parameter dan debit yang dipersyaratkan untuk suatu jenis air limbah yang diperbolehkan untuk dibuang ke perairan umum dan atau media lingkungan lainnya hamas lebih kecil atau minimal sama dengan batasan maksimum kadar setiap parameter dan debit maksimum buangan air timbah (3) Dalam izin pembuangan air limbah, kadar maksimum setiap parameter yang ditetapkan tidak hacus sama dengan batas maksimum pada baku air limbah tetapi dapat ditctapkan lebih rendah berdasarkan daya tampung lingkungan yang akan menerima aliran air limbah tersebut. Pasal 7 Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 Peraturan ini, diwajibkan : a. melakukan pengolahan air limbah sehingga mutu air Jimbah yang dibuang ke lingkungan tidak melampaui Baku Mutu Air Limbah yang telah ditetapkan; 6 membuat saluran pernbuangan air limbah yang kedap air sehingga tidak terjadi perembesan limbah cair ke lingkungan; ©, memasang alat ukur debit buangan air limbah pada saluran pembuangan akhir pengolahan air limbah dan melakukan pencatatan debit harian air limbah tersebut; d. tidak melakukan pengenceran air limbah e, memeriksakan kadar parameter Baku Mutu Air Limbah sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini secara periodik sckurang-kurangaya satu kali dalam scbulan; re a (2) 3) (D GB) (4) memisahkan saluran pembuangan air limbah dengan saluran pembuangan air hujan; melakukan pencatatan produksi bulanan senyatanya: menyampaikan laporan tentang catatan debit harian, kadar parameter Baku Mutu Air Limbah, produksi bulanan setiyatanya sebagaimana dimaksud dalam huruf o, ¢ dan g sekurang-kurangnya tiga bulan sekali kepada instansi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan hidup di Pemerintahan Kabupaten/Kota yang bersangkutan, dengan tembusan disampaikan kepada Kementerian Negara Lingkungan Hidup, instansi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan hidup di Pemerintahan Provinsi, instansi teknis sektoral yang membidangi serta pihak lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 8 Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan atau kegiatan yang menghasilkan air limbah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota melalui instansi yang, bertangguny jawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup Pembinaan dan pengawasan oleh instansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali dan apabila dipandang perlu dapat dilakukan setiap bulan sekali Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi : a. Pembinaan dan penyuluhan mengenai pcraturan perundang-undangan vang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup; Pembinaan tentang pengolahan air limbah; Penerapan kebijakan-kebijakan insentif reputasi dan disinsentif reputasi; Evaluasi tingkat ketaatan usaha dan atau kegiatan dalam melakukan upaya pengendalian pencemaran ait. aes Pasal 9 Instansi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan hidup di wilayah Kabupaten/Kota wajib memberikan peringatan tertulis kepada penanggung jawab usaha dan atau kegiatan di wilayah administratifnya masing-masing yang terbukti telah melanggar ketentuan pasal 4 ayat (2) dan pasal 5 ayat (1). Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak dikeluarkannya peringatan tertulis scbagaimana dimaksud pada ayat (i), pihak yang diberi peringatan tidak mengindahkan peringatan atau tetap tidak mematuhi ketentuan pasal yang dilanggarnya, maka Kepala Instansi yang bertanggung jawab dapat melakukan pelarangan terhadap kegiatan dan/atau usaha untuk melakukan pembuangan air limbah ke lingkungan. Bupati/Walikota dapat menghentikan sementara operasional usaha dan atau kegiatan apabila pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat membahayakan lingkungan hidup. Bupati/Walikota atau Kepala Instansi penanggungjawab pengelotaan lingkungan hidup Kabupaten/Kota waiib dengan segera mencabut keputusan tentang penghentian usaha dan aiau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) apabila pihak yang diberikan sanksi telah mematuhi ketentuan yang dilanggarnya. BAB VII LARANGAN Pasal 10 Setiap usaha dan atau kegiatan dilarang membuang air limbah ke perairan umum atau media lingkungan yang dapat menimbulkan pencemaran, kerusakan lingkungan, kerugian pada orang, Jain dan atau lingkungan hidup. Pasal 11 Apabila usaha dan atau kegiaian melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10. maka penanggung jawab usaha dan atau kegiatan wajib membayar ganti kerugian dan atau melakukan tindakan tertentu, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku Pasal 12 Apabila sanksi yang telah diberikan sebagaimana tersebut pada Pasal 9 Peraturan ini kepada suatu usaha dan atan kegiatan yang menimbulkan pencemaran air ternyata tidak efektif, dila pihak perbuatan usaha dan atau kegiatan terscbut memiliki tingkat kesalahan yang relatif’ berat, akibat yang ditimbulkan relatif besar seria menimbulkan keresahan masyarakat, maka usaha dan atau kegiatan tersebut dapat diancam dengan sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 41, pasal 42, pasal 43, pasal 44, pasal 45, pasal 46, pasal 47 undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN DAN PENUTUP. Pasal 13 Gubernur akan meninjau kembali baku mutu air limbah usaha dan atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran | Peraturan ini, sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun dengan berpedoman kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 14 Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Keputusan Gubermur Kepala Daerah Tingkat 1 Lampung Nomor 104 tahun 1999 tanggal 29 Desember 1999 tentang Baku Mutu Limbah Cair 4i Provinsi Doerah ‘Tingkat [ Lampung dinyatakan tidak berlaku lagi Pasal 15 Peraturan Gubernur ini mulai pada tanggal diundangkan, Agar setiap orang mengotahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Lampung Ditetapkan di Telukbetung, pada tanggal @ Agustus 2006 GUBERNUR LAMPUNG, SJACHROEDIN Z.P, Diundangkan di Telukbetung Padatanggal 8 Agustus 2006 SEKRETARIS DAERAH PROVINST |.AMPUNG, Ir, RACHMAT ABDULLAH BAKU MUTU AIR LIMBAH USAHA DAN/ATAU KEGIATAN DI PROVINS! LAMPUNG LAMPIRAN | : PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG TAHUN 2006 NOMOR TANGGAL 2006 BATASAN KADAR DAN DEBIT BUANGAN AIR LIMBAH YANG DIZINKAN No | JENIS USAHA DAN ATAU KEGIATAN Sianida| Nitto | Fen’ | Ch | Fe] Mn Debit Maksimal mot_|_ mot | mgt |mgt| moa [Nia Saluan [1 | 14_| 15 | 16 | a7] te | 19 20 1_|TAPIOKA = = f= f= [20 Tinton proc 2 |@uta = L- ~- -— LL _[|_ miter prowux 3_|KELAPA SAWIT (CPO), (Non.L.A) so | — | — |—| — | 25 | minon prowux KARET (Non L.A) 4. |A.LATEKS PEKAT ami | 6-2 | 100 | -- | 100 | 250] — | - | —| — | 25 | ozs | — | — | ~| ~ | 20 | mitonpromk B. CRUMB RUBBER atari | 6-9 | 100 -~ [efa{—|—-|—|[— [0 | o | — | —- |-| | 2 | mitonprouk ASAM SITRAT aami | 6-9 | 6 | -— | eo |io| — | -|—-| —-|-]| —~ | - | -~[—| —| 7% | mtonproax MONO SODIUM GLUTAMAT (MSG) alemni co | — |elim| —-|-|-| —-|—- - |= | = [= [= [2 [mito proaux KERTAS > [A:KASAR alam 100 -_| 100 | 200 ~f=} =] - | =~ |= | ~ |=} =] © | mtonprosk | I, HALUS alam 17 | — SLs Le = =f = [= [= [0 _|métton procuk [CLAINNYA alam ioe [ete fe fe | ee | ee | 28 _| _miton produk PENYAMAKAN KULIT | 8. |A. MENGGUNAKAN KROM alami_ | _6- ies ess se aoe 1 en es Fst eee =| =e fs imtton produ IB. MENGGUNAKAN DAUN alam | 6- = meton produk_| 9 [aLKoHoL (eTANOL) alam | 6-8 | 10 [| im®Aon produk PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN 10 |A.NENAS alami < 60 a m*/ton bhn bak IB. BUAH-BUAHAN LAINNYA 60 maiton bhn baku DAGING & UNGGAS JA. DAGING MERAH PENYEMBELIHAN Lvkg berat hidup 11 [B-DAGING MERAH PEMAS DAGING Leg borat hicup IC. DAGING MERAH PASRIK TERPADU Livkg berat hicup ID. PEMROSESAN UNGGAS Livkg berat hicup le. RENDERING Lig berat hicup BATASAN KADAR DAN DEBIT BUANGAN AIR LIMBAH YANG DIIZINKAN No | JENISUSAHADAN ATAUKEGIATAN [~Sunu | pH | PTT | MLomak]&OD,] COD |sianida] H,S | Po, | MBAS] NHN] NirTot | Fonol] cl | Fe | Mn Debit Maksima’ °C. | met | mga | mgt] mgt | mgt | mgt mgit_| mgt | mg. [4 2 3 4 5 6 7 8 9 10 18 12 [SABUN aiami | 6-9 | 60 15 75 | 1o | ~ | — DETERJEN aiami | 6-9 | 60 15 | 75 | 180 5 14 |MINYAK NABATI alami | 6-9 60 15 75 | 180 - m/ton produk PENGOLAHAN KACANG KEDELE tg A-PEMBUATAN TAHU alami | 6-9 | 50 = 75 | 200 | -~- = 15 _|_m®on bhn baku B. PEMBUATAN TEMPE alami | 6-9 | 50 - 75 | 200 =| 8] mifon bin aku Cc. KECAP alami [ 6-9 | 50 75_|_200 ‘m/ton bhn baku MAKANAN SPESIFIK 16 [A:KOPL aiami | 6-9 | 100 | 20 | 75 | 200} ~ mon produ IB. KEMBANG GULA/PERMEN alami | 6-9 [ 100 | 20 | 75 | 20 | — mon produk IC. MIE alami | 6-9 100 20 75 | 200 _ m*fon produk MINUMAN RINGAN JA. DENGAN PENCUCIAN BOTOL LYLt Produk DAN DGN PEMBUATAN SIROP B. DENGAN PENCUCIAN BOTOL sweat | ea. | ga a - ne 17 |_DANOGN PEMBUATAN SIROP IC. DENGAN PENCUCIAN BOTOL sen | sess | a a wapeaK DAN DGN PEMBUATAN SIROP ID. DENGAN PENCUCIAN BOTOL casen | een | =e ‘ = LULt Produk DAN DGN PEMBUATAN SIROP 18 |KAYU LAPIS & PAPAN PARTIKEL alami | 6-9 | 50 75 ri/m’ produk RUMAH POTONG HEWAN to {A-SAPI. KERBAU & KUDA alami | 6-9 | 100 15 | 100] 200] ~ | -~ | —- | -- | as - = ~ | ~ | = | 15 | mekorman IB. KAMBING & DOMBA alami | 6-9 | 100 1s | 100[ 20f ~ | -[-][ = | a ~ - | = [f= [015 T mitexorman [C. BABI alami [ 6-9 | 100 1s | 100] ao [ - [| - | ~ | - 25 ~ ee PENGOLAHAN IKAN DAN JENIS LAIN | |A. PENGOLAHAN IKAN. alami | 6-9 | 30 6s | 65] to] ~ | - -| - : - =~ | - | | — | 2 | miton brn baku 2p |8-PENGOLAHAN KEPITING/LOBSTER alami | 6- ia 20__ | 100 | 250 - - = ~ [| =f [te [ miton bin baku [C. PENGOLAHAN UDANG alami | 6-9 | 125 [30 = = | = [| [25 [itor bin baku 0. PENGOLAHAN KERANG/KEONG, alami | 6-9 | 100 [20 ~ ~ -| = 12 __| m®fton bhn baku €. PENGOLAHAN MAKANAN IKAN aiami | 6-9 | 100 | 33 - ~ 12_|_m’iton bhn baku SAN RROAW OAH OEBT BUANGRY RUAN VAG BRERA sesusana oan atauxeciatan [Sau [px] PF [icons] B06,] 600 [Sinan] RS] Pox [ons | WAT neta PFs] Gy] Fo | Ww [DST © oot. | mgt | mot | apt | mgt | not | not | mot | mot | mot _| mot | not |mot| not | Maa | — sat 2 statete triste tole eta] weet ele o te BERGOLAnaN EATURI aan [6-0 | oo oft] a = [3 _[neemnta reawasan iste (px TenBAGI) | aan [eo | am || > | eo | : TT TEPUNG NELAPA wm feof o] ew [w]—[-[- 75 ate nan Soon sxcawer ones >= | — [w]e [= 6 [te ak HOTEL inal arg) an [es[s] = [so] =]— ual ee 8 : UWA KT (on oc oan ce Sele : fam cean comes TemPA0U a KarAsan pemuna sam | 0-2 | 100 | 1 | 10 | 20 ele | als se | | ee a [B_KAWASAN PEPKANTORAN ‘aami [6-8 | 100 10 100 | 250 = - ~ = = = -RAWASAN APARTEVEN amt [6-6 [100 [0] 10 | 20 = =e z : : D-RAWASAN PERRIN aren ew wll Slo Teepe te te t= ete mannan os tas iooe [aa [6-0 [100 [9 Poo [ao [ff Plepere = fa nRAWAKAPASTTAG> oooRaNG [aan [ ene [vw | [woe [ [| — : PENGELOLAAN BATUBARA s PenANansans smi | -0 | wo | - | ~| - |= - 1 Pala B-PeNCUCANPENSCLATAN aam_[ve-a [20 : = =1= Bo [eeec [on fac [aah epee INeTAcAs oEPoTa TenunaLT@nvAR | anni [oo | [a] heen See : GUBERNUR LAMPUNG, SJACHROEDIN Z.P. LAMPIRAN Il: PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG. NOMOR TAHUN 2006 TANGGAL 2008 BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN ATAU KEGIATAN LAINNYA DI PROVINS! LAMPUNG ig PABRETER “SATUAN [ake Mit Limba cout [| Gouw FISIKA 1 [Femperatur eG 38 20 2 [zai Pacat teria (TOS) rag 2000 4000 '3_|Zat Pacal trsuspensi (PTHTSS) agit 200 “400 [waa mot 200 300 5_{Rexerunan NTU) 100 200 KA (et = ‘GO sampa 80 2 [esi terianst Fe) no 3 io 3 [Wangan tertarut Min) malt 2 5 4 [Barium (Ba) gl 2 2 5_[Tombaga (Cu) git 2 2 6_|Seng (en) git 5 10 7_|krom heksavaien GF) magi om 05 [Krom tota (cr) Tage 05 1 8 [Camm (Ca mgt 0,05) oA 10 _|faksa (Hg) git 0,002 0,005 11_[Timbal (Po) mot oa 1 712 _|Stanum (Sa) git 2 3 13_[arsen (As) git or o5 14 [Selenium (Sa) Tg 0.05 05 45 [Nike (NH) git 02 05 46 [Kobalt (Co), mgt 04 08 17 |Senida (GND mgt 0.05) 05 16 |Sutica (HS) mgt 0.05 out 18 _|Fuorida (7 Toit 2 3 20_[Kicrin bobas (Ch) mgt ie 21_[Amoniak bobas (NAN) molt + 5 22_[Niat Narogen (NO,N) Tight 20 30 23 [Nit Nirogen (NO_-N) mg 4 2 2a [BoD git 30 150 25 [cop mgt 00) 00 26_|Senyawa ad? bro metion (MBAS) git 5 10 27_[Feno1 1 magi 08 1 28 _|wnyak Naa mgt s 10 28 [lunyak mineral git 10 30 20_[Rasioaktvias 7 git = = ‘alatan: *) Untuk romanuhi BMAL lorscbut kadar paremtolimbah tidak eiparbolebkan cieapel dengan cara ‘pengenceren dengan alrsacaralangeung diam dat sumbor air. Kadat parartor man toreabut alah imben maksimum yang dperbotkan *) Kader radoektvies menghatl peraturan yang bert, GUBERNUR LAMPUNG, SJACHROEDIN Z.P.

Anda mungkin juga menyukai