PPKN Pasal 34
PPKN Pasal 34
Anggota tim:
1. Celine Natalie Devina Tedjo (05)
2. Immanuel Luther Siahaan (13)
3. Jessica Anastasia Kang (14)
4. Maria Bertilla Krisanty Utomo (21)
5. Nicolas Simanungkalit (24)
6. Valencia Florensia Usman (28)
1. Analisis Kasus Yang Menyimpang Dari Pasal 34 ayat 1 mengenai fakir miskin
dan anak terlantar
Pada akhir April 2021,
Padahal anak dibawah umur APALAGI ANAK TK, belum diperbolehkan bekerja
2. Fakir Miskin
Seseorang yang tidak dapat Mencukupi setengah dari kebutuhan pokoknya dan
tanggungannya istri dan anak) seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
Pada kasus ini nenek ini bisa disebut fakir miskin karena dia tidak memiliki
kemampuan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Cucu si nenek (8) termasuk anak terlantar
Kronologi Kasus
Eksploitasi anak adalah pelanggaran HAM, baik itu anak kandung maupun adopsi, miskin
maupun kaya, anak berhak sekolah daripada mengemis di jalan.
Pasal 88 UU 35 Tahun 2014
Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76l yang berisi
"setiap orang dilarang membiarkan, menempatkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau
ikut serta melakukan eksploitasi pada anak secara ekonomi dan/atau seksual.", akan
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak
Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah).
3. Anak Terlantar
Sesuai dengan Undang Undang no 23
Anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik fisik,
mental, spiritual, maupun sosial. Arti anak sendiri dalam undang undang ini adalah
seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan.
Menurut KBBI
Arti telantar di KBBI adalah: terhantar; terletak tidak terpelihara
Faktor penyebab
- Kemiskinan
- Penculikan
- Korban perceraian
- Kurangnya kesadaran tentang pendidikan / putus sekolah
Dampak dari eksploitasi anak :
1.) Anak berbohong, ketakutan, kurang kasih sayang, dan sulit percaya.
2.) Harga diri anak rendah dan menunjukkan perilaku yang destruktif.
3.) Mengalami gangguan dalam perkembangan psikologis dan interaksi sosial.
4.) Tingkat pendidikan yang rendah, karena di usia yang harusnya belajar, malah dipakai
waktunya untuk bekerja.
5.) Masa depan rusak akibat pemerkosaan, kelumpuhan mental
6.) Marak tindak kenakalan remaja karena tidak teredukasi mengenai bahaya kenakalan
remaja
7.) Anak tersebut menjadi kriminal karena disuruh menghalalkan segala cara untuk
mendapat uang seperti mencuri
8.) Tidak sekolah membuat anak itu tidak memiliki kesempatan yang besar untuk mengubah
nasibnya
4. Solusi Pemerintah
Berdasarkan UU RI Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin, yaitu fakir miskin
memiliki hak untuk :
3.) Mendapatkan perlindungan dan pelayanan sosial, seperti jaminan pemberdayaan dan rehabilitasi
sosial
Berdasarkan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
pasal 3. Dalam memelihara anak terlantar, pemerintah wajib memberikan :
1.) Identitas
6.) Pendidikan luar biasa bagi yang berkebutuhan khusus, pendidikan unggulan bagi anak yang
unggul
9.) Jaminan sosial (pelayanan kesehatan, rehabilitasi, bantuan sosial, pemeliharaan sosial)
Tidak semua anak terlantar lahir dalam keluarga miskin, namun mayoritas
begitu……
Kenyataan satu ini tidak dapat kita hindari, pasalnya tidak sedikit pula anak yang terlantar merupakan
anak dari keluarga yang cukup secara ekonomi, namun terdapat berbagai penyebab/alasan mereka
menjadi anak terlantar.
5. Faktor Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan memiliki beberapa faktor penyebab diantaranya:
Kenapa anak terlantar mau tinggal dijalanan? Bukannya mereka bisa saja
tinggal dirumah perlindungan sosial?
Dari beberapa pernyataan anak yang terlantar, perlakuan dinperlindungan sosial terhadap mereka
yang membuat mereka tidak nyaman. Kehidupan di perlindungan sosial, dimana terdapat berbagai
aturan yang ketat membuat mereka anak-anak terlantar merasa tertekan dan tidak betah sehingga
tidak sedikit yang kabur demi mendapatkan hidup yang bebas sekalipun tidak memiliki tempat
tinggal.
6. Rumah Swadaya untuk warga miskin
"Yang katanya dilakukan pembinaan di Dinas Sosial itu tidak ada, pemerintah itu bohong,
Kecamatan, Pol PP itu semua bohong,"
4.) melakukan upaya bantuan dan pengoptimalan dan bantuan stimulan untuk fakir miskin;
5.) melakukan usaha dalam rangka meningkatkan pemberdayaan keluarga fakir miskin serta
mendekatkan fakir miskin ke potensi sumber bantuan;
6.) melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan seksi; dan
7.) melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugasnya.
3.) Proses seleksi penerima donasi yang sangat lama dan bersyarat banyak.
"Kami yakini anak jalanan punya keluarga. Beda kalau anak terlantar, tentu akan kami cari
keluarganya selama dititipkan ke Panti Inderalaya."
Syarat Masuk Panti Jompo:
1.) Umur 60 tahun atau lebih.
2.) Surat Keterangan Kurang Mampu dari Kelurahan.
3.) Surat tidak ada sanak keluarga (bagi lansia terlantar) • Foto copy KTP / KK.
4.) Surat keterangan dokter tidak mengidap penyakit menular.
5.) Surat Pengantar atau Rekomendasi masuk Panti dari Dinas Sosial setempat.
Tetapi ada pula beberapa panti jompo yang dikenakan biaya seperti contohnya panti jompo
werdha dharma bhakti di Charitas Hospital Km 7, Palembang.
Namun seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan modern dengan
tuntutan hidup yang semakin banyak sehingga menyebabkan keberadaan para lansia
menjadi memprihatinkan dikarenakan banyak dari mereka yang terlantar hidupnya seperti
ditinggalkan anak dan keluarganya sehingga mereka hidup dijalanan dengan bergantung
pada kebaikan orang lain (meminta-minta) hal ini disebabkan oleh keadaan fisik, psikis dan
social nya yang semakin menurun seiring bertambahnya usia mereka yang menua sehingga
memperlambat proses intereksi mereka dengan lingkungan social. Berdasarkan hasil
pengamatan penulis selama 40 hari berada di panti social lanjut usia harapan kita kota
Palembang dimana para lansia yang masuk ke dalam panti ini disebabkan oleh berberapa
faktor permasalahan seperti angota keluarga yang sudah tidak ada lagi, ada yang hidupnya
tinggal sebatang kara, serta ada juga yang mengasingkan diri atau menghindar dari anggota
keluarganya dengan alasan agar tidak menyulitkan mereka dalam mengurus nya.
Syarat Masuk Panti Asuhan:
1.) Anak-anak terlantar karena yatim piatu/yatim/piatu, ekonomi lemah, broken home,
bencana alam, daerah pertikaian & yang serupa dengan itu.
2.) Sehat jasmani & rohani.
3.) Sudah usia masuk sekolah TK/SD. Jika keadaan keluarga sudah bisa hidup mandiri lagi,
orang tua/wali wajib mengambil kembali.
4.) Jika Panti Asuhan mengalami kesulitan dalam mendidik, orang tua/wali bersedia
menerima anak kembali.
5.) Selama Panti Asuhan mampu, anak akan disekolahkan sampai tingkat SLTA.
6.) Melampirkan Surat Keterangan Kesehatan, Kartu Keluarga, Surat Kelahiran/Akte. Bagi
yang beragama Katholik/Kristen melampirkan Surat Baptis.
7.) Menerima kembali setelah anak selesai pendidikan.
Namun, seperti sudah menjadi pola kebiasaan, anak-anak telantar itu kerap kabur dan
memilih untuk kembali hidup menggelandang di jalan. Pihak pengurus panti mengklaim
bahwa anak-anak jalanan memang sulit diatur dan lebih senang hidup tanpa aturan di jalan
raya. Bisa mendapat uang di jalan menjadi motivasi anak-anak itu kabur dari panti dan
kembali ke jalan. Beberapa anak penghuni panti mengeluhkan minimnya fasilitas dan
pelayanan bagi mereka di panti sosial. Banyak dari mereka yang tak betah dan memilih
kabur.
Sebagai contoh seorang anak remaja dilaporkan kabur dari panti asuhan di Palembang dan
ditemukan tertidur di sebuah warung pecel lele. Anak tersebut bernama Miki Nurwahid (15).
Ia nekat kabur dari panti asuhan tempat tinggalnya karena tak betah sering dimarahi.
Panti Asuhan Fisabilillah Al- Amin, Palembang, Sumatra Selatan ditutup untuk sementara waktu
setelah pemiliknya ditetapkan sebagai tersangka kasus kekerasan terhadap 18 anak asuh. Polrestabes
Palembang telah menangkap dan menetapkan pemilik Panti Asuhan Fisabilillah Al Amin Palembang
sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap beberapa anak asuh. Tersangka mengaku melakukan
perbuatan itu dengan alasan kedisiplinan anak-anak panti yang sering tidak patuh.
Kebiasaan bekerja sejak kecil. Munculnya fenomena anak jalanan, tidak terlepas dari adanya
kebiasaan-kebiasaan yang telah ditanamkan sebelumnya dari orang tua. Sebuah keluarga tidak jarang
mengajarkan anak untuk melakukan suatu pekerjaan sejak usia muda. Tanpa disadari hal ini juga
menjadi salah satu hal yang membuat anak yang seharusnya belum waktunya untuk bekerja. Mereka
betah di jalanan karena mereka yakin dan percaya rakyat Indonesia akan memberi bantuan. Seperti
yang kita ketahui rakyat Indonesia dikenal ramah.
10.
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa pengemis bisa jadi menghasilkan uang lebih banyak
daripada bekerja untuk orang yang tidak punya skill dan materi untuk bekerja lebih layak.Dan alasan
mengemis disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal
seperti kemiskinan individu dan keluarga, lanjut usia (lansia), cacat fisik, pribadi yang malas, pasrah
menerima nasib. mengemis dianggap bagian dari pekerjaan, dan mengemis bukan pekerjaan yang
hina.Lalu faktor eksternal seperti lingkungan, letak geografis dan lemahnya penanganan
gelandangan dan pengemis.
Lalu kenapa orang seperti itu lebih memilih untuk mengemis daripada bekerja lebih layak?
Karena mereka ingin lebih cepat dapat duit untuk kebutuhan mereka dan mereka juga:
Pada grafik juga menunjukkan dari Maret Tahun 2018-2022 bahwa fakir miskin dan anak terlantar di
Indonesia masih banyak dan di setiap daerah juga masih banyak.
Lalu kenapa fakir miskin dan anak terlantar selalu ada dan masih banyak?
disebabkan oleh kemiskinan, penyimpangan kepribadian, dan faktor luar dari anak tersebut.
Mereka memiliki tatanan hidup sendiri dan seringkali dianggap sebagai sampah
masyarakat.Bisa juga karena faktor keretakan rumah tangga, kemiskinan dan rendahnya
kesadaran orang tua terhadap kasih sayang dan pendidikan anak.