Anda di halaman 1dari 2

Nilai

Nilai merupakan sasaran hidup yang penting dan standar keperilakuan. Nilai
dinyatakan penting karena nilai meletakkan dasar untuk memahami sikap serta motivasi dan
karena nilai mempengaruhi persepsi manusia. Dari adanya nilai orang-orang
mengorientasikan diri mereka ke arah sasaran yang lebih tinggi dan mereka membedakan apa
yang bermanfaat dan indah dan apa yang tidak bermanfaat dan tidak sopan.
Permasalahan profesi akuntan di seluruh dunia adalah merosotnya etika bisnis,
permasalahan profesi, krisis kepercayaan, dan sebagainya. Timbulnya krisis kepercayaan
seharusnya menjadi pelajaran bagi anggota profesi akuntan untuk berbenah diri, memperkuat
kedisiplinan, dan menjaga hubungan yang baik dengan klien. Jasa profesi memiliki tingkat
intelektual yang lebih tinggi jadi sudah seharusnya masyarakat menaruh kepercayaan kepada
profesi akuntan untuk bertindak demi kepentingan klien. Oleh karena itu, nilai nilai yang
dianut profesi akuntan hendaknya dapat meminimalisir masalah kemerosotan etika tersebut.
Emosi
Emosi adalah perasaan intens atau reaksi yang diarahkan pada seseorang atau sesuatu.
Contohnya kita akan menunjukkan emosi ketika bahagia, marah kepada seseorang, takut akan
sesuatu, dan lainnya. Penelitian telah mengindetifikasi enam komponen emosi secara
universal. Enam emosi tersebut dapat dikonsepkan sebagai suatu continuum, artinya semakin
dekat dua emosi satu sama lain maka akan semakin sulit dibedakan. Hal ini ditunjukkan pada
model di bawah ini.

Kebahagiaan Kejutan Ketakutan Kesedihan Kemarahan Rasa Jijik

Seseorang harus mengatur emosinya karena diatur oleh norma tempat kerja dan
tuntutan dari keadaan tertentu. Misalnya saja, tangisan umumnya dipandang sesuatu yang
tidak pantas di tempat kerja, terutama ketika hal tersebut merupakan suatu tanggapan atas
kritik. Tangisan akan lebih dapat diterima jika seseorang diberi tahu soal kematian keluarga
terdekatnya.
Emosi tenaga kerja mengacu pada kebutuhan bahwa karyawan mengungkapkan emosi
tertentu ditempat kerja guna memaksimalkan produktivitas organisasi, produktivitas,
kepuasan pelanggan, efisiensi, bahkan profitabilitas. Sebagai contoh, pramugari diharapkan
ceria dan dokter diharapkan netral secara emosional, keceriaan pegawai toko grosir dan
penata rambut, serta sikap menjijikan dari para kolektor. Orang-orang yang mengetahui
emosi mereka sendiri dan ahli membaca emosi orang lain mungkin lebih efektif dalam
pekerjaan mereka karena emosi positif dan negatif di tempat kerja sangatlah berpengaruh.
Emosi negatif dapat mengarah pada sejumlah penyimpangan perilaku di tempat kerja
misalnya iri yang merupakan emosi yang terjadi ketika melihat orang lain memiliki sesuatu
yang sangat kita inginkan. Hal ini dapat mengarah pada perilaku dengki yang berujung pada
Tindakan yang menyimpang di tempat kerja.
Intelegensi emosional mengacu pada berbagai keterampilan non-kognitif,
kemampuan, serta kompetensi yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil
dalam tuntutan lingkungan dan tekanan. Hal ini disusun dari lima dimensi yaitu sebagai
berikut.
a. Kesadaran diri, selalu sadar dengan apa yang dirasakan. Hal ini digambarkan oleh
keyakinan diri, penilaian diri yang realistis.
b. Manajemen diri, kemampuan mengatur emosi diri yang digambarkan oleh
kepercayaan dan integritas yang disertai dengan ambiguitas dan keterbukaan untuk
berubah.
c. Motivasi diri, kemampuan berkeras dalam menghadapi kemunduran dan kegagalan
yang digambarkan oleh optimisme dan komitmen organisasional yang tinggi.
d. Empati, kemampuan memahami perasaan orang lain yang digambarkan oleh keahlian
membangun sensitivitas lintas budaya dan jasa terhadap klien.
e. Keterampilan social, kemampuan menangani emosi orang lain yang digambarkan oleh
kemampuan membujuk dan memimpin kelompok.

Anda mungkin juga menyukai